Penentuan panjang gelombang serapan maksimum Analisis persen pemerangkapan radikal bebas Analisis nilai IC

30 masinglabu labu tentukur 25 mLuntuk mendapatkan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, kemudian ditambahkan 5 mL larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 200 ppm lalu volume dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Diamkan ditempat gelap selama 65 menit, lalu diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-visibel pada panjang gelombang 516 nm.

c. Larutan vitamin C

Sebanyak 25 mg serbuk vitamin C ditimbang, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL dilarutkan dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda konsentrasi 1000 ppm Larutan induk dipipet sebanyak 0,05 mL; 0,1 mL; 0,15 mL; 0,2 mL ke dalam labu tentukur 25 mL untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, kedalam masing-masing labu ukur ditambahkan 5 mL larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 200 ppm lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Diamkan ditempat gelap selama 65 menit, lalu diukur serapannya menggunakan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang 516 nm.

3.8.3 Penentuan panjang gelombang serapan maksimum

Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang gelombang 400-800 nm. Gambar seperangkat alat spektrofotometer UV-Visibel dapat dilihat pada lampiran 5, halaman 48. 3.8.4Waktu pengukuran Lama pengukuran metode DPPH menurut beberapa literatur yang direkomendasikan adalah selama 65 menit. Larutan sampel uji ekstrak etanol bunga pisang klutuk 50 ppm diukur pada panjang gelombang yang diperoleh 516nm.Sebanyak 1,25 mL larutan induk baku ekstrak etanol bunga pisang klutuk Universitas Sumatera Utara 31 dipipet ke dalam labu tentukur 25 mL, ditambahkan 5 mL larutan DPPH 0,5 mM lalu dicukupkan dengan metanol hingga garis tanda, dihomogenkan lalu diukur.

3.8.5 Analisis persen pemerangkapan radikal bebas

Penentuan persen pemerangkapan radikal bebas dihitung dengan rumus sebagai berikut: Aktivitas pemerangkapan radikal bebas = 100 x kontrol A sampel A - kontrol A Keterangan : A Kontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel

3.8.6 Analisis nilai IC

50 Nilai IC 50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50 mampu menghambat proses oksidasi sebesar 50. Nilai 0 berarti tidak mempunyai aktivitas antioksidan, sedangkan nilai 100 berarti peredaman total dan pengujian perlu dilanjutkan dengan pengenceran larutan uji untuk melihat batas konsentrasi aktivitasnya. Hasil perhitungan dimasukkan kedalam persamaan regresi dengan konsentrasi ekstrak ppm sebagai absis sumbu X dan nilai peredaman antioksidan sebagai ordinatnya sumbu Y Shirwaikar, dkk., 2006. Suatu senyawa secara spesifik dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC 50 kurang dari 50 ppm, kuat untuk nilai IC 50 bernilai 50-100 ppm, sedang jika IC 50 bernilai 101-150 ppm dan lemah jika IC 50 bernilai lebih dari 150 ppm Fidrianny, dkk., 2014 Universitas Sumatera Utara 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan diHerbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor adalah bunga pisang klutuk Musa balbisiana BB, suku Musaceae dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 43. 4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia 4.2.1 Hasil pemeriksaan makroskopik Hasil pemeriksaan makroskopik bunga pisang klutuk segar yaitu memiliki bentuk lonjong, dengan ujung meruncing, panjang 40-55 cm, lebar 10-15 cm, warna merah keunguan, memiliki bau yang khas. Gambar bunga pisang klutuk segar dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 45. Hasil pemeriksaan makroskopik serbuk simplisia yang diperoleh yaitu serbuk kasar, warna coklat, terdapatbanyak serat dan memiliki bau yang khas. Gambar serbuk simplisia bunga pisang klutuk dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 45. 4.2.2Hasil pemeriksaan mikroskopik Hasil pemeriksaan mikroskopik pada serbuk simplisia diperoleh adanya Sel batu, sklerenkim, Kristal kalsium oksalat, amylum. Gambar hasil mikroskopik serbuk simplisia dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 46. 4.2.3 Hasil pemeriksaan karakteristik Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut dan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

4 23 83

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 16

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 2

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kayu Siwak (Salvadora persica Wall.) Metode DPPH

0 0 5

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 0 15

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 0 2

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 0 5

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 1 14

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 0 3

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Simplisia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Bunga Pisang Klutuk (Musa Balbisiana) BB Dengan Metode DPPH

0 1 16