commit to user
31 menghambat pertumbuhan bakteri. Laorpuksa 1988 membuktikan, estrak air
pegagan dapat melawan bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran napas. Pegagan yang tumbuh di alam, umumnya diperbanyak secara vegetatif
dengan menggunakan stolon atau tunas anakan, tetapi dapat pula diperbanyak dengan biji secara generatif. Benih yang akan ditanam sudah berstolon dengan
disertai minimal 2 calon tunas. Benih berasal dari induk yang telah berumur minimal setahun. Walaupun pegagan berbiji, perbanyakan dilakukan melalui bagian stolon
vegetatif, yang disemaikan terlebih dahulu selama 2 – 3 minggu. Persemaian menggunakan polibag kecil, diisi media tanam campuran tanah dan pupuk kandang
2 : 1, diletakkan di tempat dengan naungan yang cukup dan disiram setiap hari Januwati dan Yusron, 2005.
B. KULTUR JARINGAN
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.
Bibit dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain : mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah besar
sehingga tidak membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin
Hendaryono dan Wijayani, 1994. Objek dari kultur jaringan yang paling utama adalah organ tanaman dan sel
dari jaringan tanaman yang viable. Kultur jaringan memerlukan kondisi yang aseptik. Sel yang dikulturkan, tidak akan tumbuh dengan sempurna, apabila telah
terkontaminasi dengan mikroorganisme. Bekerja dengan kultur jaringan membutuhkan alat dan bahan yang steril Martin, 1994.
Teori totipotensi merupakan prinsip dasar yang digunakan dalam kultur jaringan seperti diisyaratkan oleh Schleiden dan Schwan, bahwa masing-masing sel
tumbuhan mengandung informasi genetik dan atau sarana fisiologis tertentu yang mampu membentuk tanaman lengkap bila ditempatkan dalam lingkungan yang
commit to user
32 sesuai. Bahan yang ditumbuhkan secara aseptik dalam media buatan dapat berasal
dari daun, akar, kambium dan bagian-bagian lainnya Watherell, 1992. Kemajuan teknologi yang didasarkan pada teknik kultur jaringan sangat nyata
dampaknya dalam peningkatan kualitas dan produksi pada komoditas pertanian. Kultur jaringan mempunyai dua kegunaan utama. Pertama adalah untuk
perbanyakan cepat dalam jumlah banyak dan seragam sesuai induknya dan kedua untuk menghasilkan kultivar-kultivar baru yang unggul dalam perbaikan tanaman
Mattjik, 2005. Komposisi dalam media kultur, mengandung lima kelompok senyawa.
Diantaranya garam an-organik, sumber karbon biasanya berupa sukrosa atau glukosa, vitamin, pengatur pertumbuhan serta ditambah dengan pelengkap
organik. Pelengkap organik dapat digunakan hidrolisat protein, ekstrak ragi, ekstrak tetes, air kelapa dan lain-lain. Ekstrak yang digunakan, dapat membantu dalam
memasok senyawa untuk membantu perkembangan eksplan. Pengatur tumbuh ZPT dibutuhkan dalam membantu pembelahan sel Wetter dan Constabel, 1991.
Kultur jaringan tanaman adalah suatu upaya mengisolasi bagian-bagian tanaman protoplas, sel, jaringan, dan organ. Bagian tersebut kemudian dikulturkan
pada nutrisi buatan yang steril. Serta dibawah kondisi lingkungan yang terkendali, sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat beregenerasi menjadi tanaman
lengkap kembali Zulkarnain, 2009.
C. PUPUK ORGANIK