Konsumen KOLABOLATOR Pengembangan Infrastruktur, sarana dan prasarana Obyek

commit to user DISPARBUD merupakan birokrasi dalam lingkungan yang sangat kompleks dengan berbagai pihak yang berkepentingan . pihak-pihak yang berkepentingan dalam DISPARBUD antara lain

1, Konsumen

Konsumen dalam industri pariwisata adalah wisatawan yang membeli produk baik itu jasa maupun barang hasil dari produksi. Pengenalan dan identifikasi terhadap konsumen sangatlah penting dalam rangka memperoleh segmentasi pasar. Dengan segmentasi yang luas maka akan memberikan peluang bagi obyek pariwisata pengging dalam pangsa pasar pariwisata di Boyolali dan daerah lainya. Permintaan wisatawan yang berkunjung disayangkan hanya wisatawan domestik saja hal itu dikarenakan kurangnya optimal promosi dan kinerja yang dilakukan. Padahal pariwisata pengging mempunyai potensi pariwisata budaya, untuk lebih jelasnya jumlah pengunjung dapat dilihat dalam table berikut Tabel 4.8 Jumlah Pengunjung obyek Pariwisata Pengging commit to user No tahun Jumlah pengunjung ziarah pemandian 2008 53.745 0rang 11.358 orang 42.387orang 2009 59.509 orang 14.638 orang 44.871 orang 2010 67.197orang 18,458 orang 49.739 orang

2. KOLABOLATOR

Kegiatan pariwisata tidak mungkin oleh satu pihak saja oleh DISPARBUD , melainkan membutuhkan keterlibatan dari pihak lain di dalam pengembangan obyek pariwisata Pengging . DISPARBUD melibatkan kolaborator antara lain kolaborator internal dan kolabarator eksternal. Kolabolator internal meliputi keterlibatan antar instansi pemerintah boyolali di dalam pengembangan obyek pariwisata Penngging . Instansi-Instansi tersebut antara lain Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan dan Industri. Sedangkan Kolabarator eksternal meliputi kerjasama dengan kelompok-kelompok lain di luar kabupaten boyolali antara lain dengan menyusun paket wisata yang melibatkan daerah lain di luar kabupaten Boyolali dan menitipkan brosur kepada dinas pariwisata lain diluar daerah Boyolali.

3. Kompetitor

commit to user Kompetitor utama obyek pariwisata Pengging terbagi menjadi dua yaitu competitor yang berasal dari obyek pariwisata boyolali lainya baik itu yang dikelola swasta maupun DISPARBUD sendiri seperti Tlatar, Waterboom, pemancingan janti yang semuanya ini merupakan obyek pariwisata sejenis, tapi dalam hal ini Pengging masih mempunyai keunggulan yaitu pengging mempunyai obyek wisata ziarah, kebudayaan dan event-even pariwisata. sedangkan untuk competitor dari luar daerah meliputi obyek pariwisata yang berada di luar kabupaten Boyolali sepaerti daerah Surakarta, Klaten, Magelang, Semarang memiliki obyek pariwisata yang hampir sama dengan obyek pariwisata Pengging.

C. Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

Analisis Swot Dari berbagai analisa factor lingkungan DISPARBUD baik factor lingkungan internal yang menimbulkan kekauatan dan kelemahan maupun lingkungan eksternal yang berupa peluang dan ancaman akan dilakukan analisi swot yaitu membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

a. Analisis Kekuatan-Kekuatan Disparbud

1 Struktur organisasi yang baik commit to user Struktur organisasi yang dimiliki oleh Disparbud mulai dari hierarki kepala staf dan tenaga operasional memiliki tugas masing-masing sesuai dengan Keputusan Bupati Nomor 512 tahun 2001 Rencana Strategis DISPARBUD 2006-2010 , hal tersebut menjadi kekuatan bagi DISPARBUD dalam menjalankan tugasnya di bidang pariwisata yang sangat komplek dan bertambahnya beban tugas sebagai implikasi dari pelimpahan kewenangan di bidang pariwisata 2 Kuantitas Pegawai yang cukup memadai Dari data menunjukkan bahwa jumlah pegawai DISPARBUD yang cukup banyak yaitu sejumlah 136 orang dengan komposisi PNS 57 orang, CPNS 4 orang, PTT 65 orang. Dari jumlah pegawai yang 136 orang tersebut dirasakan sudah sangat mewadai mengingat tugas-tugas yang ada baik tugas structural, fungsional maupun operasional. 3 Etos Kerja dilihat dari intensitas kerja dan disiplin kerja semangat pegawai DISPARBUD relative cukup baik, hal tersebut merupakan suatu kekuatan bagi DISPARBUD dalam upaya pengembangan obyek pariwisata Pengging 4 Lokasi pariwisata Pengging yang Strategis commit to user Lokasi merupakan salah satu factor penting di dalam pariwisata untuk menarik wisatawan, hal itu juga dimiliki oleh obyek pariwisata pengging dengan letak di antara jalan Solo-Jakarta dan Solo Yogyakarta maka obyek pariwisata pengging mempunyai letak yang strategis yang menjadi modal kekuatan untuk pengembanganya.

b. Analisa Kelemahan DISPARBUD

1 Kualitas Sumber Daya manusia Yang masih rendah dari data menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai DISPARBUD berpendidikan SMA sederajat yaitu sebanyak 63 orang dan terdapat pendidikan SD sampai SMP sebanyak 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pegawai DISPARBUD masih rendah, karena dengan kemajuan jaman dan persaingan yang semakin ketat ini tugas dibidang pariwisata semakin kompleks pula sehingga dibutuhkan pegawai-pegawai yang berpendidikan tinggi 2 Sumber Daya Keuangan Terbatas Berdasarkan pembahasan mengenai sumber daya keuangan kegiatan-kegiatan pengembangan pariwisata tergantung pada APBD Kabupaten Boyolali yang jumlahnya relatif terbatas.padahal dana yang dibutuhkan untuk pengembangan obyek pariwisata pengging sangatlah banyak mengingat masih commit to user banyaknya obyek pariwisata yang belum dikembangkan di daerah obyek pariwisata Pengging. 3 Fasilitas kantor masih kurang memadai Dari data menunjukkan bahwa jumlah sarana yang penting dalam menunjang kegiatan organisasi seperti halnya computer , namu dalam hal ini pegawai berusaha dengan baik untuk memanfaatkan fasilitas yang ada guna menunjang aktivitas kerjanya. 4 Pemasaran dan Promosi yang dilakukan belum optimal Berdasarkan anlisa bahwa yang dilakukan DISPARBUD dalam promosi dan pemasaran obyek pariwisata pengging kurang optimal Karen ahanya menjangkau wisatawan domestic itupun sebagian besar hanyalah wisatawan yang bertempat tinggal di boyolali ataupun sekitar boyolali saja.

c. Analisi peluang DISPARBUD

1 Diterapkan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 yang diperbarui dengan UU no 32 tahun 2004 dan PP No. 25 tahun 2000 Dengan ditetapkanya Undang—Undang no 22 tahun 1999 dan no 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang commit to user berimplikasi pada penyerahan wewenang sector pariwisata pada Pemerintah Kabupaten Boyolali memberikan peluang bagi DISPARBUD dalam pengembangan Pariwisata Pengging dengan mengambil kebijakan-kebijakan dalam pengembanganya sesuai dengan karakteristik daerah obyek pariwisata Pengging.sedangkan dengan diterapkan PP no 25 tahun 2000 memberikan batasan-batasan yang jelas mana yang menjadi wewnwngpemerintah kabupaten, provinsi dan pusat sehingga tidak terjadi tumpang tindih. 2 Medan yang mudah ditempuh Medan yang mudah ditempuh oleh semua kendaraan darat sangatlah memberikan peluang bagi Pariwisata Pengging di dalam pengembanganya. Dengan medan yang mudah akan memudahkan bagi para pengunjung untuk mendatanginya dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum, sehingga pengunjung tidak susah mencapai Obyek Pariwisata Pengging.

d. Analisi Ancaman DISPARBUD

1 Sadar Wisata Masyarakat Masih rendah Salah satu factor sosial yang mempengaruhi pengembangan Wisata Pengging adalah sikap masyarakat terhadapa pariwisata. menurut penilaian Disparbud sadar wisata masyarakat pengging masih rendah ini menjadi salah satu ancaman bagim commit to user upaya pengembangan pariwisata , karena upaya pengembangan pariwisata tidak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat sekitar 2 Kompetisi dari obyek pariwisata lain Adanya persaingaan industri pariwisata yang pesat, Pengging mengalami dampaknya yaitu terdapat persaingan dari obyek pariwisata lain yang sejenis dengan Obyek Pariwisata Pengging baik itu berasal dari dalam Daerah Boyolali maupun yang berada diluar Daerah Boyolali. Hal ini akan menjadi ancaman bagi obyek pariwisata pengging jika tidak bisa memperbaiki dalam segi pelayanan, pengelolaan serta pembangunan hal ini memerlukan pengembangan lebih lanjut. Dari analisa diatas dapat dibuat analisis swot sebagai berikut berdasarkan rencana strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali Tahun Anggaran 2006-2010

D. Analisis SWOT a. Kekuatan Strenght :

- Obyek Pariwisata Pengging sangat vareatif pemandian,budaya, ziarah,buatan commit to user - Struktur organisasi dinas pariwisata dan kebudayaan yang baik - letak kantor yang strategis - semangat dan etos kerja yang baik - Kuantitas SDM yang cukup memadai - Letak obyek pariwisata yang starategis

b. Kelemahan Weakness :

- Kualitas SDM kurang memadai - Sarana prasarana kurang memadai - Pemasaran Obyek pariwisata pengging kurang efektif Anggaran kecil - anggaran terbatas

c. Peluang Opportunity :

- Adanya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah - Pengembangan obyek wisata sangat luas - Komitmen Pemerintah Daerah tenteng Dikeluarkannya Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerinthan Daerah - Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang penyerahan Sebagaian wewenang pemerintah pusat ke commit to user pemerintah daerah sebagai daerah otonom Untuk menangani urusan dan penyelengaraan kepariwisataan. - Jaringan kerja sama antar daerah dan pusat sangat mendukung

d. Ancaman Threat :

- Persaingan industri pariwisata yang sangat luas - Stabilitas politik - Sadar wisata masyarakat rendah Untuk mengetahui keterkaitan antara kedua lingkungan yang menimbulkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, berikut disajikan bagan Matrik SWOT commit to user Dari analisi SWOT tersebut maka dapat diidentifikasi isu-isu strategis yang dihadapi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali berkaitan dengan pengembangan Obyek Pariwisata Pengging Isu starategis yang diperoleh dari kekuatan dan peluang SO adalah sebagai berikut commit to user 1. Peningkatan manajemen dan pengelolaan obyek dan daya tarik wisata pembangumnan infrastruktur, sarana dan prasarana obyek pariwisata Isu Strategis yang diperoleh dari kelemahan dan peluang WO adalah sebagai berikut 2. Peningkatan manajemen pemasaran dan promosi obyek pariwisata Pengging Isu strategis yang diperoleh dari kekuatan dan ancaman ST adalah sebagai beriku 3. Peningkatan kemitraan dengan unsur pelaku pariwisata antar daerah Isu Strategis yang diperoleh dari kelemahan dan ancaman WT adalah sebagai berikut 4. Peningkatan Sumber Daya Manusia SDM 5. Optimalisasi peningkatan sadar wisata masyarakat guna nmendukung penegembangan potensi pariwisata Identifikasi Isu-isu Strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali Untuk menetapkan strategi, maka isu-isu strategi yang telah didentifikasi harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan test limuts. Setiap isu yang diidentifikasi dikenai 13 pertanyaan dan kemudian diberikan penilaian atas commit to user jawaban dari berbagai pertanyaan tersebut. Isu dengan nilai tertinggi adalah isu yang strategis. Penentuan skor sebagai berikut : · Skor 1 untuk yang bersifat operasional · Skor 2 untuk isu yang cukup strategis · Skor 3 untuk isu yang sangat startegis Dari hasil peralian antara jumlah soal dan skor diperoleh nilai tertinggi 35 dan terendah 28 sehingga diterapkan kategorisasi sebagai berikut : · Nilai 13-21 untuk isu kurang strategis · Nilai 22-30 untuk isu cukup strategis · Nilai 31-39 untuk isu yang sangat strategis Tabel 4.10 Tes Litmus No. Pertanyaan Isu 1 Isu 2 Isu 3 Isu 4 Isu 5 1 Kapan tantangan atau peluang isu-isu strategis ada dihadapan anda? 1 1 1 1 1 2 Seberapa luas isu akan berpengaruh pada organisasi anda? 2 3 2 2 1 3 Seberapa banyak resikopluang keuangan 3 3 1 1 3 commit to user organisasi anda? 4 Apakah strategi bagi pemecahan membutuhkan: a Pengembangan sasaran program? 3 1 3 3 1 b Perubahan signifikan dalam sumber-sumber atau jumlah pajak 1 1 1 1 1 c Perubahan signifikan dalam ketepatan peraturan? 1 1 1 1 1 d Penambahan modifikasi fasilitas? 1 3 1 3 1 e Penambahan staff yang signifikan? 1 3 3 3 1 5 Bagaimana pendekatan terbaik bagi pemecahan isu? 2 1 1 1 2 6 Tingkat manajemen manakah yang dapat menetapkan bagaimana menanggulangi isu? 2 3 3 2 3 7 Konsekuensi apakah yang mungkin terjadi bila isu tidak diselesaikan? 3 2 3 1 1 8 Seberapa banyak departemen lain dipengaruhi oleh isu ini dan harus dilibatkan dalam pemecahan? 3 2 2 2 2 9 Bagaimana sensitifitas isu ini terhadap nilai sosial, politik, religius, dan kultural? 2 3 1 3 2 Jumlah 25 27 23 24 20 Dari hasil test limuts diatas dapat diketahui kesetrattegian masing-masing sebagai berikut 1. Isu strategis pengembangan infrastruktur , sarana dan prasarana memiliki nilai total 25 berarti isu ini merupakan isu yang cukup starategis, strategis karena di dalam peningkatan daya tarik dan pelayanana pada konsumen dibutuhkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana commit to user 2. Isu strategis pengembangan pemasaran dan promosi obyek pariwisata pengging mendapatkan nilai total 27 berarti isu ini cukup strategis karena untuk pengembangan pariwisata sangatalah penting dibutuhkan pemasaran dan promosi merupakan hal yang utama yang harus dilakukan. Dalam hal ini penyajian isi dalam pemasaran dan promosi sangat berpengaruh secara signifikan terhadapa pembaca untuk mengunjungi obyek pariwisata. 3. Isu strategis kerjasama di bidang kepariwisataan mendapatkan skor total 23, isu ini dikatakan cukup strategis. Dengan kerjasama di bidang kepariwisataan dapat besama-sama dengan stakeholder untuk saling membantu dan mendorong dalam pengembangan Obyek Pariwisata Pengging 4. Isu peningkatan sumber daya manusia mendapatkan nilai total 24, ini menunjukkan isu ini cukup strategis. Karena di dalam pelaksanaan pengembangan Obyek pariwisata Pengging sangat dibutuhkan SDM yang berkualitas selain Sumber daya yang alain. Hal itu dikarenakan SDM merupakan pengegrak dari Sumber Daya yang lain 5. Isu peningkatan Pemberdayaan masyarakat Setempat mendapatkan nilai total 20, berarti isu ini kurang strategis. Isu ini dikatakan kurang strategis karena di dalam prosesnya tergantung dari kesaaran masyarakat masing- masing. Walaupun dengan demikaian isu ini harus perlu diperhatikan, karena pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu tujuan penegembangan pariwisata commit to user

E. Strategi yang dilakukan Dinas Pariwista dan Kebudayaan Boyolali

1. Pengembangan Infrastruktur, sarana dan prasarana Obyek

pariwisata Pengging a. Pengembangan Infarsturktur Pariwisata Di dalam pengembangan infrastuktur pariwisata Pengging terbagi menjadi dua, yaitu yang dilakukan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan dan yang dilakukan Oleh pemerintahan pusat.

1. Pengembangan Infrastruktur yang dilakukan oleh Dinas