Pengembangan Infrastruktur yang dilakukan oleh Dinas

commit to user

E. Strategi yang dilakukan Dinas Pariwista dan Kebudayaan Boyolali

1. Pengembangan Infrastruktur, sarana dan prasarana Obyek

pariwisata Pengging a. Pengembangan Infarsturktur Pariwisata Di dalam pengembangan infrastuktur pariwisata Pengging terbagi menjadi dua, yaitu yang dilakukan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan dan yang dilakukan Oleh pemerintahan pusat.

1. Pengembangan Infrastruktur yang dilakukan oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali Untuk yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali berupa pemugaran obyek pariwisata dan penataan obyek-obyek pariwisata serta sarana rekreasi pariwisata di lokasi pariwisata pengging. Obyek pariwisata yang terdapat di Pengging telah mengalami pemugaran dan pembagunan di dalam pengembanganya baik itu pariwisata yang sudah dikelola oleh Dinas Pariwisata maupun yang belum dukelola oleh Dinas Pariwisata dengan maksud ke depanya obyek pariwisata yang belum dikelola tersebut akan dikelola oleh dinas. Bentuk pengembangan infrastruktur Obyek Pariwisata Pengging yang dilakukan oleh dinas sebagai berikut.

1.1 Obyek pemandian NGABEAN

Kolam ini pada jaman sri paduka susuhuna Pakubuwono X khusus hanya dipergunakan mandi para keluarga kasunanan Surakarta. Untuk commit to user menjaga ketertiban dan keamanan serta kebersihan juga keindahan oleh raja ditugaskan seorang berpangkat Ngabehi sebagai penjaganya. Yang akhirnya umbul tersebut sampai sekarang disebut dengan nama umbul Ngabean Umbul ini adalah suatu kolam pemandian berpagar tembok berbentuk bulat dengan garis tengah sepanjang 26 meter dengan kedalaman 1,5 meter, dilengkapi dengan aula, panggung, ruang ganti pakean serta WC dan kamar mandi. Sebelum diadakan pengembangan kondisi umbul ini sangatlah memprihatinkan sebagai obyek tujuan pariwisata, dimana untuk tembok pagarnya yang banyak coretanya, kamar mandinya antara laki-laki dan perempuan menjadi satu dan lantainya berlubang dan kolam yang berlumut. Selain itu masih terdapat beberapa fasilitas yang rusak seperti pintu masuk umbul dan atap aula yang rusak dan tidak terawat. Dari kondisi inilah maka Dinas pariwisata dan kebudayaan boyolali mengambil stategi untuk melakukan pemugaran demi menarik para wistawan, upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki kondisi tembok dan mengecatnya putih bersih. Memperbaiki kamar mandi yang sudah ada serta membangun kamar mandi lagi guna memisahkan antara kamar mandi perempuan dan laki-laki dan mengganti ubin aula dari yang dulu hanya biasa menjadi keramik. Sedangkan untuk pintu dan genteng yang dulu berkesan tradisional diganti dengan pintu dan genteng yang lebih modern. Untuk mendukung keindahan sekarang di sekitar kolam commit to user diberi tempat duduk dan ditanami pohon perdu dan rumput, sehingga terkesan terdapat taman di sekitar kolam Hal itu sesuai dengan yang dipaparkan oleh Bapak Sutanto sebagi Kepala UPT obyek pariwisata pengging “ kondisi umbul Ngabean sebelum ada pemugaran memang memprihatinkan dan banyak pengunjung yang mengeluh tentang fasilitas yang kami sediakan, menurut saya kondisi tersebut tidak layak bagi tujuan pariwisata, sebenarnya kami sebagai pengelola langsung obyek pariwisata pengging berusaha untuk menjaganya, akan tetapi karena pengunjung kadang tidak mempunyai kesadaran untuk menjaga fasilitas tersebut diluar sepengetahuan kami mereka merusak fasilitas yang ada dan mencoret-coret tembok yang dapat merusak keindahan umum, tapi setelah pemugaran yang dilakukan keadaan berbalik 180 derajat, kondisi yang sekarang menjadi nyaman dan asri, untuk penggantian pintu dan atap sebenarnya sangat disayangkan, karena peninggalan yang mempunyai nilai budaya yang dapt menjadi daya tari tersendiri, akan tetapi hal itu tidak dapat dihindarkan karena pintu dan atap sudah terlalu rusak. Untuk bentuk bangunan tetap dipertahankan karena agar nilai kebudayaan yang ada tidak hilang” wawancara 13 oktober 2010 Dari wawancara tersebut dapat diketahui sebelum adanya pengembangan Umbul Ngabean kurang terawat dan belum sebagus sekarang. Dalam melakukan pengembanganya dinas pariwisata melakukan pemugaran dengan mempertahankan bentuk bangunan yang telah ada serta perbaikan fasilitas yang ada dan membangun fasilitas guna melengkapi fasilitas yang sudah ada.

1.2 UMBUL PENGANTEN

Umbul Nganten pada awalnya terdapat dua buah umbul yang pada saat kunjungan Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X di Sabda atau commit to user dicipta menjadi satu dan ternyata benar-benar menjadi satu. Karena dua umbul telah menjadi satu, sehingga umbul tersebut diibaratkansebagai sepasang mempelai yang hidup rukun menjadi satu. Sehingga akhirnya umbuk tersebut sampai sekarang dikenal dengan nama umbul penganten Umbul ini adalah suatu kolam pemandian yang berpagar tembok dengan ukuran lebar 24 meter, dan panjang 33 meter dengan kedalaman berturut-turut dari 0,7 m, 1,40 m, dan 1,80 m. fasilitas yang ada dalam umbul ini adalah bangunan ruang tungu, ruang ganti pakean, WC dan kamar mandi. Umbul ini tidak terlepas dari pemugaran yang dilakukan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan boyolali walaupun sebenarnya keadaan umbul ini tidak terlalu parah akan tetapi dari segi keamanan kondisi umbul ini kurang menjanjikan, karena tembok pagar yang sudah rapuh dan alas dari kolam renang yang masih berupa kerikil. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan melakukan pembangunan pagar tembok yang mengelilingi umbul dan mengganti ubin kolam renangnya dengan keramik. Hal itu dilakukan dinas dengan alasan keamanan, keindahan seta kenyamanan para pengunjung umbul Penganten. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Slameto sebagai salah satu staf UPT obyek pariwisata pengging yang bertugas dalam tiket masuk umbul penganten “ saya sebagai petugas yang menjaga tiket masuk umbul Penganten sangat merasakan perbedaan kondisi umbul anten yang commit to user sekarang terutama pada segi keamanan, dimana yang dulu pagarnya sangat rapuh dimana seolah-olah tinggal menunggu waktu untuk runtuhnya saja, sampai-sampai adsa larangan agar tidak dekat-dekat dengan pagar untuk menghindari kalau sewaktu- waktu akan roboh, tetapi dengan adanya pemugaran di Umbul Penganten ini hal kekahawatiran tersebut jadi hilang, emang disayangkan dengan adanya pemugaran ini tembok yang mempunyai nilai sejarah diganti, akan tetapi dinas di dalam pembangunan tersebut membagun sesuai bentuk sepeti seperti awalnya walupun sudah tidak asli lagi, yang terpenting keamanan dan kenyamanan pengunjung tercukupi” wawncara 13 Oktober 2010 Dari wawancara tersebut umbul penganten dilakukan pemugaran dengan alasan utama keamanan bagi para pengunjung, dengan pemugaran yang dilakuakn diharapkan agar keamanan di umbul penganten dapat terjamin, sehingga akan timbul kenyamanan.

1.3 Umbul Dudo

Awal mulanya terjadi umbul dudo adalah diketemukan seekor kura-kura Bulus dalam bahasa jawa cukup besar yang berjenis kelamin jantan. Oleh karena itu karena hanya diketemukan seekor kura-kura jantan diumbul tersebut, maka sampai sekarang dikenal dengan nama umbul dudo sebutan sesorang yang laki-laki yang telah ditinggal istrinya Umbul ini adalah suatu kolam pemandian, dengan ukuran lebar 8 m, panjang 12 m. dengan kedalaman 0.70 m yang di dalamnya terdapat sebuah batu yoni yang terbalik. Umbul dudo pada awalnya merupakan tempat untuk mencuci pakaian oleh warga setempat, tetapi setelah diadakan pemugaran umbul dudo dialihkan fungsi menjadi pemandian, commit to user dengan kelilingnya dibangun pagar dari besi yang tngginya Cuma 1, 5 m. untuk fasilitas yang lain di umbul ini tidak dilengkapi Seperti yang diungkapkan Bpk Sri Waliyanto “ umbul dudo merupakan peralihan fungsi setelah terjadi pemugaran, tetapi pemugaran yang dilakukan hanyalah sebatas pembangunan pagar dan fasilitas kamar mandi yang sederhana, pengelolahan yang dilakukan di umbul ini berbeda sendiri karena tidak dipunguti karcis masuk.Hal itu dikarenakan yang menggunakan umbul ini merupakan warga sekitar. Jadi pada intinya umbul ini merupakan obyek pelengkap umbul-umbul lain “wawancara 13 oktober 2010 Berdasarkan hasil wawancara di atas pemugaran umbul dudo merupakan peralihan fungsi dari yang semula untuk tempat mencuci warga sekarang dijadikan tempat pemandian yang pengelolaanya belum dikenakan biaya masuk karena hal tertentu.

1.4 Kolam ikan kecil dan Besar dan panggung kesenian

Kolam ikan kecil berukuran lebar 14 m, panjang 33 m, dengan kedalaman air 0,80 m. sedang kolam ikan besar berukuran lebar 45 m, panjang 65 m dengan kedalaman 2 m yang sumber airnya pelimpahan dari umbul penganten dan umbul Dudo. Dimana di tengah kolam ikan besar terdapat panggung kesenian yang berukuran 7x7 m. Kolam ini disediakan untuk umum dan sebagai tempat rekreasi pemancingan Setelah adanya pemugaran terjadi penataan di dalam fungsi kolam besar dan kecil tersebut, yaitu dinas pariwisata dan kebudayaan boyolali bekerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaanya. Dimana kolam tersebut sekarang dialih fungsikan dari tempat untuk commit to user umum sekarang sebagai restoran dan tempat pemancingan yang dikelola swasta. Seperti yang diungkapkan bapk Sri Waliyanto “ untuk pengalihfungsian kolam tersebut karena merupakan tuntutan kebutuhan obyek pariwisata akan fasilitas pendukung yaitu rumah makan. Untuk hal ini kami bekerjasama dengan pihak swasta sebagai mitra dalam pengembangan dan pengelolaanya dan pihak swasta pun juga memberikan semacam pajak kepada dinas setiap tahun sekali sebesar 5 juta” wawancara 13 oktober 2010 Sedangkan pengelola rumah makan mengemukakan “ dinas pariwisata dan kebudayaan Boyolali menyerahkan pengelolaan kola mini sebagai rumah makan kepada kami, hal itu dikarenakan agar fasilitas tertuma dalam rumah makan dapt terpenuhi, sehingga dapat menarik wisatawan. Namun dalam hal ini kami dengan dinas pariwisata mengadakan perjanjian yaitu enyerahkan pendapatan yang kami peroleh kepada dinas sebesar 5.0000.000 setiap tahunya. Pengelolaan yang kami lakukan nantinya akan dievaluasi dan diberi penyuluhan setiap satu tahun sekali” Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa pemugaran kolam besar dan kolam kecil dengan pengalih fungsian dikarenakan tuntutan peningkatan pemenuhan fasilitas para pengunjung akan runmah makan demi menambah daya tarik pariwisata. Dengan adanya pengalihfungsian ini akan menambah pendapatan yang diperoleh dari obyek pariwisata Pengging. Karena dengan pengelolaanya yang diserahkan kepada pihak swasta akan terjadi kemitraan yang saling menguntungkan antara dinas dan pihak swata. Dan untuk pemantauan pengelolaan yang dilakukan pihak swasta maka setiap satu tahun sekali Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali mengadakan evaluasi . commit to user Pengembangan potensi pariwisata yang belum dikelola dinas pariwisata dan kebudayaan boyolali berupa pembabangunan secara bekesinambungan dengan maksud apabila sudah memenuhi syarat sebagai obyek pariwisata akan dikelola oleh dinas pariwisata dan kebudayaan boyolali, Seperti yang diungkapkan oleh bapak Sri hartono , BA selaku kepala Sub Bagian Perencanaan, Penelitian, dan Pelaporan “ dinas pariwisata boyolali telah mengupayakan pembangunan potensi-potensi yang ada di pengging yang selama ini belum dikelola oleh dinas dengan cara pembangunan yang secara berkala, hal itu kita ketahui mas terdapat kendala yaitu keterbatasan anggaran yang diberikan pemerintahan Boyolali kepada dinas untuk pengembangan obyek Pariwisata. sedangkan syrat obyek wisata adalah harus mempunyai kaulitas baik dari segi keindahan, fasilitas, kebersihan serta kenyamana pengunjung pariwisata. sedangkan untuk membangun itu semua membutuhkan dana yang tidak sedikit wawancara 14 oktober 2010 Bapak menambahkan “ untuk potensi yang belum dikelola karena letaknya yang sedikit jauh dan berpisah dengan obyek utama pariwisata pengging, maka dinas pariwsata berencana untuk membangun sebuah jalan yang menghubungkan antara Umbul Ngendad, makam Kebo Kenongo, Makam Roro Kendad dan makam Sri Amangkurat Hadayaningrat,walupun sampai skarang belum terlaksana tapi rencana tersebut sudah diajukankepada pemerintahan daerah. Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pengembangan potensi pariwisata yang belum dkelola oleh dinas dengan melakukan pembangunan secara berkala. Hal itu dikarenakan keterbatasan anggaran yang diberikan oleh pemerintah daerah. commit to user

2. Pengembangan Infarstruktur yang dilakukan oleh pihak diluar