commit to user 2. Staf UPT Pengging Kabupaten Boyolali
3. Masyrakat b. Dokumen atau arsip
Dokumen atau arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Banyak peristiwa yang
telah lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar kajian dari dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti H.B. Sutopo, 2002:54. Dalam penelitian ini dokumen atau arsip yang digunakan, antara
lain : Profil Dinas Pariwisata Kabupaten Boyolali dan Obyek Pariwisata Pengging, Laporan Berkala pengunjung dan pendapatan dari Obyek
Pariwisata Pengging Tahun 2009, Laporan Akhir Tahun Seksi UPT Pengging
Tahun 2009, Laporan Kegiatan Pengembangan dan Pembangunan Obyek Pariwisata Pengging Tahun 2009
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara mendalam
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
commit to user interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu Lexy J.
Moleong, 2000:135. Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan
konstruksi saat sekarang dalam suatu konsep mengenai pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan
dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dengan
harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang H.B Sutopo, 2002:58.
Dalam penelitian ini peneliti bertanya langsung kepada informan dalam bentuk wawancara mendalam dengan menggunakan kerangka atau daftar
pertanyaan sebagai pedoman mengenai apa yang akan ditanyakan supaya lebih terarah. Peneliti melakukan wawancara dengan Staf Seksi
pengembangan Obyek Pariwisata Kabupaten Boyolali dan Staf Seksi UPT Pariwisata Pengging Kabupaten Boyolali
2. Observasi
Kegiatan observasi meliputi melakukan pengamatan, pencatatan secara sistemik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan
hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan Iskandar, 2009:121. Dalam hal ini peneliti mendatangi secara
langsung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali dan Kantor UPT Pengging yang berada di Lokasi Objek Pariwisata untuk
commit to user melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek yang diteliti.
3. Telaah Dokumen
Teknik pengumpulan data dengan cara analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang
berada di tempat penelitian ataupun yang berada di luar tempat penelitian, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut Iskandar,
2009:134. Peneliti mengumpulkan dan memahami data-data yang diperoleh dari dokumen dan arsip sebagai pendukung dan pelengkap data
penelitian yang ada di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali Kabupaten Boyolali.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan snowball sampling dimana pemilihan informan berdasarkan petunjuk dari
informan sebelumnya dan seterusnya sehingga didapatkan data yang lengkap dan akurat. Seperti yang diungkapkan Susanto 2006:121 bahwa :
“Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-
temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Jadi penarikan sampel dilakukan melalui
beberapa tahap, ibarat bola salju yang bila menggelinding, makin lama makin besar.
commit to user
F. Validitas Data
Pengembangan validitas data dapat digunakan dengan pemilihan teknik trianggulasi. Trianggulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
trianggulasi data. Patton dalam H.B Sutopo, 2002:79 menyatakan bahwa dalam trianggulasi data, peneliti menggunakan beberapa sumber data yang
berbeda untuk mengumpulkan data yang sama. Dalam penelitian ini, trianggulasi data dilakukan dengan menggunakan sumber data yang berbeda-
beda sehingga sumber data yang satu dan yang lainnya dapat saling melengkapi untuk kemudian dapat dibandingkan dan diuji.
G. Teknik Analisis Data
Dalam proses analisis terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan menentukan hasil akhir, tiga komponen tersebut menurut H.
B. Sutopo 2002:91-94 adalah : a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data
dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan
data. Artinya, rreduksi data sudah berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus,
menyusun pertanyaan penelitian, dan juga waktu cara menentukan cara
commit to user pengumpulan data yang akan digunakan.
Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh dilapangan.
Dalam menyusun ringkasan tersebut peneliti juga membuat coding, memusatkan tema dan menentukan batas-batas permasalahan, dan juga
menulis memo. Proses reduksi data berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian selesai disusun.
b. Penyajian Data Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi,
deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian ini merupakan kalimat yang disusun secara logis
dan sistematis, sehingga bila dibaca, akan bias mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada
analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannnya tersebut. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah
dirumuskan sebagai petanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan
menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar atau
skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan, dan juga table sebagai pendukung narasinya.
commit to user c. Penarikan Simpulan
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantab dan benar-benar bias dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas
pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, mungkin sebagai akibat fikiran kedua yang timbul melintas pada
peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis ,yaitu: reduksi data, sajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi
berjalan bersama pada waktu kegiatan pengumpulan data sebagai satu siklus yang berlangsung sampai akhir penelitian. Untuk lebih jelasnya
dapat terlihat skema bagan model analisis interaktif berikut ini
commit to user
Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif
H.B. Sutopo, 2002:96
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
Penarikan Simpulan Verifikasi
commit to user
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DISKRIPSI LOKASI
A.1 DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAAN KABUPATEN BOYOLALI
Boyolali merupakan Kabupaten yang memiliki beberapa potensi unggulan yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, salah
satu potensi tersebut adalah potensi pariwisata yang siap untuk dikembangkan. di Boyolali Potensi Pariwisata belum berkembang secara optimal, hal itu tampak
masih sedikitnya jumlah wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan mancanegara yang berkunjung ke obyek-obyek wisata di kabupaten
Boyolali. Padahal pariwisata di Kabupaten Boyolali mempunyai peranan Strategis antara lain peningkatan PAD Kabupaten Boyolali, peningkatan taraf hidup
masyarakat sekitar obyek pariwisata melalui kegiatan perekonomian, serta mengurangi pengangguran.
Banyak usaha selama ini yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali dalam mengembangkan Pariwisata Boyolali baik dalam
unsur internal kelembagaan maupun unsur eksternal dalam kelembagaan. Dalam menjalankan fungsinya sebagai Dinas yang memayungi kepariwisataan dan
commit to user kebudayaan daerah Kabupaten Boyolali, Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Boyolali mempunyai Visi dan Misi: 1. VISI Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali
“Terwujudnya Kabupaten Boyolali sebagai daerah tujuan Wisata yang Kompetitif melalui Pengembangan “.
Sedangkan Misinya adalah : 1. Meningkatkan kualitas produk pariwisata dan deversifikasi produk
wisata serta pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha pariwisata 2. Menguatkan SDM pariwisata melalui pelatihan yang relevan dan
Berkelanjutan. 3. Meningkatkan upaya konservasi Budaya
4. Meningkatkan pemasaran dan 5. Meningkatkan jaringan kerja sama antar daerah dalam bidang promosi
pariwisata
2. Tujuan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali 1. Meningkatkan dan promosi daerah tujuan pariwisata serta
bertambahnya kerjasama antar daerah dalam bentuk paket-paket wisata
2. Meningkatkan kerjasama
antar daerah
se- SUBOSUKOWONOSRATEN antara lain Surakarta, Boyolali,
commit to user Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, dan Klaten sesuai dengan
keputusan bersama 3. Meningkatkan mutu pelayanan dan deversifikasi produk wisata
yang dapat menaikkan daya tarik obyek wisata 4. Meningkatkan kualitas pelayanan pada setiap obyek wisata
5. Melestarikan budaya daerah Kabupaten Boyolali hingga mampu dijadkan salah satu daya tarik wisata.
3. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu rangka yang menunjang
dan menunjukkan alur distribusi fungsi, tugas, dan wewenang dari seluruh sumber daya manusia yang ada dalam sebuah organisasi.
Tugas dan wewenang masing-masing jabatan sesuai dengan tingkatan dalam struktur organisasi.
Berdasarkan Perda Nomor 2 Tahun 2001. Struktur organisasi dan Kebudayaan Boyolalali Kabupaten Boyolali sebagai berikut :
1. Kepala Dinas 2. Bagian Tata Usaha;
a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Kepegawaian dan Keuangan
c. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan 3. Bidang Obyek dan daya tarik Wisata terdiri :
a. Seksi Obyek dan Atraksi Wisata
commit to user b. Seksi Usaha Rekreasi dan Hiburan
4. Bidang Sarana Pariwisata Terdiri dari : a. Seksi Tenaga Kerja
b. Seksi Akomodasi c. Seksi Restoran dan Makanan
5. Bidang Pemasaran Terdiri dari: a. Seksi Promosi
b. Seksi Informasi c. Seksi Bimbingan Wisata
6. Bidang Kebudayaan terdiri dari: a. Seksi Kesenian, bahasadan satra daerah
b. Seksi Akomodasi c. Seksi Bimbingan Wisata
7. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas UPTD terdiri dari : a. UPTD Obyek Wisata Kawasan Pengging
b. UPTD Arga Merapi Merbabu c. UPTD obyek Wisata Tlatar
d. UPTD Pengeloal Lapangan dan Olahraga Berikut ini adalah uraian tugas pokok dan fungsi dari Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali : 1. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali
Tugas pokok Dinas pariwisata dan Kebudayaan Boyolali melaksanakan kewenagna otonomi daerah di bidang
commit to user Pariwisata
dan Kebudayaan
yang menjadi
tanggungjawabnya berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas-tugas lain
yang diberikan Bupati. Untuk melaksanakan sebagaimana yang dimaksud di atas
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali mempunyai fungsi :
a. Perumusan Teknis
pemberian bimbingan
dan pembinaan terhadap urusan objek wisata, pramuwisata
khusus, penginapan remaja, urusan rumah makan restoran, usaha rekreasi dan hiburan umumserta atraksi
pariwisata, promosi pariwisata serta urusan kebudayaan b. Perencanaan teknis operasional dan pengembangan
urusan-urusan kepariwisataan dan kebudayaan yang menjadi
tanggungjawabnya sesuai
dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Pelaksanaan tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
d. Pemberian perijinan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh Bupati
berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
commit to user e. Pengawasan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan
tugas pokok sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan
oleh Bupati
berdasarkan peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku f. Penyusunan dan pelsksanaan tugas administrasi Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan. 2. Bagian Tata Usaha
Bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga, perencanaan dan pelaporan keuangan dan
umum. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,
bagian tat usaha mempunyai fungsi : a. Pengelolaan perencanaan dan pelaporan
b. Pengelolaan kepegawaian c. Pengelolaan keuangan
d. Pengelolaan urusan umum 3. Sub Dinas Obyek dan Daya Tarik Wisata
Sub Dinas Obyek dan Daya Tarik Wisata mempunyai tugas pemimpin dan membina kegiatan penyiapan bahan pembinaan,
pengembangan dan pemantauan obyek wisata, atraksi wisata, rekreasi dan hiburan umum.
Dalam melaksanakan tugasnya di atas sub dinas obyek dan daya tari wisata mempunyai fungsi
commit to user a. Perumusan perencanaan dan pelaksanaan penyiapan bahan
pembinaan, pengembangan , dsn pemantauan obyek wisata dan atraksi wisata, rekreasi dan hiburan umum
b. Penyiapan perijinan di bidang pengembangan obyek wisata, atraksi wisata rekreasi dan hiburan
c. Pengawasan dan
pengendalian kegiatan
obyek wisata,atraksi wisata, rekrasidan hiburan umum
4. Sub Dinas Sarana Pariwisata Sub dinas sarana pariwisata mempunyai tugas memimpin dan
membina kegiatan penyiapan bahan pembinaan, pengembangan dan pemantauan pengusaha akomodasi rumah makan dan
restoran serta tenaga kerja pariwisata Dalam melaksanakan tugasnya diatas sub dinas sarana
pariwisata mempunyai fungsi a. Perumusan perencanaan dan pelaksanaan penyiapan bahan
pembinaan pengembangan perijinan dan pemantauan pengusaha akomodasi, rumah makan dan restoran serta
tenaga kerja pariwisata b. Pengawasan
dan pengendalian
atas pembinaaan
pengembangan perijinan dan pemantauan pengusaha akomodasi, rumah makan dan restoran serta tenaga kerja
pariwisata
commit to user 5. Sub Dinas Pemasaran dan Penyuluhan
Sub dinas pemasaran dan penyuluhan mempunyai tugas memimpin dan membina penyiapan bahan pembinaan,
pengembangan dan pemantauan pemasaran dan penyuluhan wisata
Dalam melaksanakan tugasnya di atas Sub dinas pemasaran dan penyuluhan mempunyai fungsi :
a. Perumusan perencanaan dan pelaksanaan penyiapan bahan pembinaaan pengembangan pemasaran dan penyuluhan
pariwisata b. Pengawasan dan pengandalian dan pelaporan kegiatan
pemasaran dan penyuluhan pariwisata 6. Sub Dinas kebudayaan
Sub dinas Kebudayaan mempunyai tugas memimpin dan membina penyiapan bahan pembinaan , pengembangan
pelestarian dan pengelolaan kebudayaan Dalam melaksanakan tugasnya di atas sub dinas Pemasran dan
Penyuluhan mempunyai fungsi : a. Perumusan perencanaan dan pelaksanaan penyiapan bahan
kegiatan pembinaan, pengembangan, pelestarian dan pengelolaan kebudayaan
commit to user b. Pengawasan dan pengendalian dan pelaporan kegiatan
pembinaan, pengembangan pelestarian dan pengeloalaan kebudayaan
7. Unit Pelaksana Tekhnik Dinas Unit pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan, pengelolaaan obyek, pengawasan obyek dan memberikan informasi kepariwisataan serta melaksanakan
evaluasi dan melaporkan hasil evaluasi. A.2 Obyek wisata pengging
Obyek Wisata Pengging dterletak di Desa Dukuh Kecamatan Banyudono 12 KM sebelah timur Kota Boyolali atau 17 Km sebelah
barat Kota Surakarta. Obyek Pariwisata Pengging merupakan Obyek Pariwisata Tirta, Ziarah dan Kebudayaan.
Di dalam pengelolaannya Parwisata Pengging dikelola oleh UPTD Obyek Pariwisata Pengging yang merupakan bagian dari Sub Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali. Didalam UPT Bidang Obyek dan Daya Tarik Wisata mempunyai tugas memimpin dan membina kegiatan
penyiapan bahan pembinaan, pengembangan, dan pemantauan Atraksi Wisata, Rekreasi dan Hiburan Umum. Dibawah ini merupakan potensi
wisata yang dimiliki oleh Obyek Pariwisata Pengging
commit to user
Tabel 4.1 Daftar potensi yang dimilkiki oleh Obyek Pariwisata Pengging
Jenis Obyek Pariwisata Obyek Pariwisata
1. Pariwisata tirta Umbul
Penganten, Umbul
Ngabean, Umbul Dudo, Umbul Sungsang,
Umbul Ngendad,
Kolam ikan besar dan kecil 2. Pariwisata Ziarah
Makam Sri
Amangkurat Hadayaningrat,
Makam R.Ng
Yosodipuro, Makam Dyah Ayu Retno Kedaton Roro Kendad,
makam R.Ng kebo Kenongo 3. Atraksi Pariwisata budaya
Sebaran Apem,
Padusan, pertunjukkan Wayang Kulit dan
keroncong. 4. Bangunan Yang mempunayi
Unsur Budaya Masjid
besar tirto
mulya, bangunan
Umbul Nganten,
Bangunan Umbul Ngabean,
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali 2010
commit to user
A.2.1 Fungsi UPT Obyek Pariwisata Pengging
Dalam pelaksanaan tugas pokok UPT Obyek Pariwisata Pengging mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan teknis penerimaan jenis pendapatan yang berada di obyek wisata di wilayah kerjanya.
b. Pemeliharaan kekayaan yang berada di obyek wisata di wilayah kerjanya.
c. Pengaturan dan pengawasan pemanfaatan obyek wisata di wilayah kerjanya
A.2.2 Tugas UPT Pengging 1. Kepala UPT Obyek Pariwisata Pengging
Untuk kepala UPT Obyek Wisata mempunyai tugas pokok memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan sebagian
kegiatan operasional dan kegiatan teknis penunjang dalam urusan pengeloalan obyek wisata
Penjabaran tugas pokok sebagaimana dimaksud sebagai berikut a. Merumuskan kebijaksanaan teknis pada unit kerjanya
b. Menyusun rencana, program kerja, kegiatan, laporan kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
c. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pada unit kerjanya
d. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada atasan
commit to user e. Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan
kepada bawahan f. Menyiapkan sarana dan prasarana bagi pengunjung obyek
wisata g. Melaksanakan
pungutan retribusi
pengadministrasian retribusi pengunjung dan penyetoran hasil pendapatan ke
kas daerah h. Melakukan pemeliharaan, perawatan dan pengamanan asset
obyek wisata di wilayah kerjanya i. Pengaturan, pebgawasan dan pengendalian pemanfaatan
asset obyek wisata di wilayah kerjanya j. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja di unit kerjanya
k. Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan serta memberikan DP3
1. Sub Bagian Tat Usaha UPT Obyek Pariwisata Pengging
Sub bagian tata usaha pada UPT Obyek Wisata mempunyi tugas pokok untuk melaksanakan urusan rumah tangga ,
kepegawaian keuangan
umum, pengelolaan
barang, perencanaan dan pelaporan
Kepala Sub bagian Tata Usaha pada UPT Obyek Wisata mempunyai tugas pokok memimpin pelaksanaan urusan rumah
tangga, kepegawaian, keuangan umum, pengeloalan barang, perencanaan dan pelaporan
commit to user Penjabaran tugas pokok sebagaimana yang dimaksud sebagai
berikut : a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis pada
unitnya b. Menyusun rencana program kerja, kegiatan , laporan
kinerja dan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja c. Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas sub
bagian tat usaha unut kejanya d. Memberikan saran, pendapat dan pertimbangan kepada
atasanya e. Mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk dan arahan
kepada bawahan f. Menyelenggarakan urusan umum dan kepegawaian,
keuangan dan pengelolaan barang serta perencanaan dan pelaporan
g. Mengelola administrasi surat menyurat, pengarsipan pemeliharaan rumah tangga kantor
h. Melakuakan monitoring dan evaluasi kinerja sub bagian tat usaha unit kerjanya
i. Membina, mengawasi dan menilai kinerja bawahan serta memberikan DP3
commit to user
commit to user
B. Analisis Swot dan Strategi Pengembangan Obyek Pariwisata
Pengging oleh dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali
Pariwisata merupakan
salah satu
sektor strategis
bagi perekonomian daerah Kabupaten boyolali yang apabila dikembangkan
akan membuka peluang yang dapat mendorong kesejateraan masyarakat Kabupaten Boyolali khususnya pada masyarakat di dekat daerah obyek
pariwisata. Dalam pembahasan ini akan dibahas strategi pengembangan Obyek Pariwisata Pengging. Dalam pengembangan Obyek Pariwisata
Pengging pemerintahan kabupaten boyolali memberikan kewenangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, karena dinas ini
yang berkompeten untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang kepariwisataan seni, dan budaya termasuk dalam mengambil
kebijakan dalam bidang kepariwisataan. Dalam upaya pengembangan Pariwisata Pengging dibutuhkan
suatu strategi yang tepat yang didasarkan pada kondisi internal dan eksternal Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali dan
Obyek Pariwisata Pengging yang selalu berubah dengan cepat serta tidak terlepas dari misi dan visi yang diemban DISPARBUD . Sesuai dengan
pendapat para ahli Argrys, minzberg, steiner dan miner yang menyatakan strategi merupakan respon terus menerus maupun adaptif terhadap peluang
dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi dikutip dari Freddy Rangkuti, 2008 :4.
commit to user Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa di dalam
pengembangan obyek pariwisata pengging oleh dinas pariwisata dibutuhkan starategi dengan analisis lingkungan internal kelemahan
weaknessesWdan kekuatan StrengthS serta lingkungan eksternal peluang OpportunityOdan ancaman ThreatT atau sering disebut
dengan analisis SWOT.
B. 1 Analisis Factor Lingkungan DISPARBUD 1. Factor lingkungan Internal
Lingkungan internal merupakan situasi dan kondisi dalam organisasi yang saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan dan
tugas suatu organisasi. Analisa lingkungan internal ini bertujuan untuk mengidentifikasikelemahan dan kekuatan DISPARBUD yang merupakan
aspek untuk membantu dan menghalangi pencapaian misi dan visi DISPARBUD. Factor internal DISPARBUD yang dianalisa adalah sebagai
berikut
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan hal yang komplek untuk dimiliki karena keberadaan SDM merupakan sebagai
pelaku utama dalam melaksanakan aktifitas dalam organisasi . Dalam analisa SDM DISPARBUD dapat dilakukan pada dua aspek yaitu segi
kualitas dan segi kuantitas yang dimiliki.
commit to user
1 Segi kualitas SDM
Kualitas pegawai umumnya diukur dari tingkat pendidikan dan pengalaman kerja pegawai. Untuk kualitas dari SDM DISPARBUD
Kabupaten boyolali belum optimal jika dilihat dari segi pendidikan akan tetapi jika dilihat dari pengalaman kerja ada sebagian pegawai
yang mempunyai masa kerja yang lebih dari lima tahun. Sesuai dengan bapak Tubinu S. Sos selaku kepala sub bagian
umum dan kepegawaian “ memang mas jika dilihat dari tingkat pendidikan SDM yang kita
miliki mempunyai kualitas yang kurang karena masih banyak terdapat dari pegawai kita yang berpendidikan rendah dan
walaupun ada yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi masih banyak terdapat yang tidak sesuai dengan lulusan dan
penempatanya wawancara 12 oktober 2010”
Hal tersebut didukung oleh data tentang tingkat pendidikan pagawai DISPARBUD. Berikut ini perincian Pegawai Disparbud
Tabel 4.2 Tingkat pendidikan Pegawai DISPARBUD
Status SD SMP SMA
SMK D3 S1 S2
a. PNSCPNS b. PTT
1 3
1 15
21 42
5 4
29 1
4 -
Jumlah Pejabat Struktural 18 orang terdiri dari
commit to user · Esselon IIb : 1 orang
· Eselon III a : 5 orang · Eselon IV a : 18 orang
Dari table diatas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai yang mempunyai pendidikan sebagian besar adalah SMA atau SMK
sebanyak 63 orang dan disusul dengan S1 yang berjumlah 30 orang. Tetapi dari sekian bnayak pegawai tersebut semua jabatan struktural
dijabat oleh pegawai yang berpendidikan sarjana dan untuk yang berpandidikan
SD-SMKSMA hanya
pegawai yang
bersifat operasional. Semua itu termasuk staf UPT Pengging, untuk lebih
rincinya dapat dilihat dalam table sebagai berikut
Tabel 4.3
commit to user
Tabel Pendidikan Staf UPT PEngging
Dilihat dari tingkat pendidikanya dapat dikatakan bahwa kualitas SDM yang dimiliki oleh DISPARBUD dan UPT Pengging masih kurang
baik.
2 Segi Kuantitas SDM
no nama
pendidikan S2
S1 SMA SMP Jabatan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Sri Waliyanto Msi Siti Kostiyah SE
Saptono SE Supriyadi SE
Purwadi Sutiman
Joko Mulyono Kirman
Sri Suwarni Mardiningsih
Priyono Slameto
S2 Si
SI S1
SMA SMA
SMA SMA
SMA SMA
SMP SMP
Kepala UPT
Kasi TU Staf
Staf Staf
STaf Staf
Staf Staf
Staf Staf
Staf
1 3
6 2
12
commit to user Jumlah pegawai DISPARBUD Kabupaten Boyolali sebanyak
Jumlah SDM dinas Pariwisata dan Kabupaten Boyolali terdiri dari 136 orang dengan komposisi PNS 57 orang, CPNS 4 orang, PTT 65 orang.
Dari jumlah pegawai yang 136 orang tersebut dirasakan sudah sangat mewadai mengingat tugas-tugas dan tujuan yang ada
b, Sumber daya Keuangan
sumber daya keuangan merupakan sumber daya pendukung yang sangat penting dalam berjalanya organisasi di dalam membiayai aktivitas
organisasi dan program-program kerja yang disusun oleh DISPARBUD. Sumber daya keuangan Disparbud diperoleh sepenuhnya dari APBD
Kabupaten Boyolali. hal ini dikemukakan oleh Dra. Kristiana Purwanti selaku Sekretariat DISPARBUD
“selama ini alokasi dana yang diterima DISPARBUD memang berasal dari Alokasi APBD kabupaten Boyolali saja mas, untuk
sumber dana yang lain selama ini memang belum adamas, sehingga dengan dana yang terbatas harus dapat manfaatkan tepat
dengan sasaran”wawancara 12 Oktober 20100.
Hasil dari wawancara terebut didukung dengan rincian table sebagai berikut
Tabel 4.4 Rincian Anggaran Non Rutin Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Boyolali untuk Obyek
Pariwisata Pengging tahun 2006-2010
commit to user Memang hal tersebut sangatlah memprihatinkan dengan hanya
dana dari APBD tidaklah mungkin cukup untuk membiayai terhadap
no Rincian Penggunaaan
tahun Biaya
1 2
3 4
5 6.
7. 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 Saparan Pengging
Padusan Rehailitasi obyek pariwisata
Pengembangan obyek wisata pengging Pemasyarakatan sapta pesona
Saparan Pengging Padusan
Rehabilitasi padmanegara Pengadaan alat kesenian
Saparan Pengging Padusan
Pemberdayaan peran masyarakat pengging
Saparan Pengging Padusan
Rehabilitasi makam pamonegoro Padusan
Saparan 2006
2006 2006
2007 2007
2007 2007
2008 2008
2008 2008
2009 2009
2009 2009
2010 2010
21.828.000 12.260.000
100.000.000 800.000.000
10.000.0000 22.500.000
20.000.000 150.000.000
25.000.000 23.500.000
25.000.000
30.000.000 25.000.000
23.500.000 100.000.000
25.000.000 21.000.000
jumlah 1.425.088.0000
commit to user kebutuhan DISPARBUD dan pengembangan obyek Pariwisata terutama
Obyek Paeriwisata Pengging. Akan tetapi hal tersebut bukan berarti DISPARBUD tidak memiliki penerimaan dana. Disparbud sebenarnya
memiliki penerimaan dana yang berasal dari retribusi tempat rekreasi, akan tetapi dana tersebut tidak dikelola langsung oleh DISPARBUD
melainkan disetorkan langsung dan dikelola oleh DIPENDA Kabupaten Boyolali . berikut ini adalah pendapatan dari Pariwisata Pengging tiga
tahun terakhir
Tabel 4. 5 Table pendapatan Obyek Pariwisata Pengging
c. Sarana dan Fasilitas
Sarana dan fasilitas merupakan pendukung bagi kelancaran aktifitas organisasi. Sarana yang memadai akan mempelancar aktifitas
organisasi dan sebaliknya sarana yang tidak memadai akan menghambat jalanya proses organisasi, hal itupun juga akan terjadi dalam Disparbud.
Sarana yang dimiliki Disparbud dapat dilihat dalam table sebagai berikut
no Tahun
Target Realisasi
Persentase 1
2008 140.500.000
151.152.000 111,85
2 2009
152.000.000 155.354.000
100,21 3
2010 156.000.000
159.000.000 100,25
commit to user
Tabel 4.6 Sarana dan Prasara DISPARBUD
no Barang
tidak bergerak
Jumlah Barang bergerak jumlah
Tanah Bangunan air
Instalasi Jaringan
Bangunan gedung 8
4 38
3 43
Alat-alat besar Alat-alat angkutan
Alat kantor dan rumah tangga
Alat studio Alat kedokteran
Alat keamanan 5
15 1014
61 4
78
Dari sarana yang dimiliki Disparbud diatas masih terdapat sarana yang masih kurang di dalam mendukung aktivitas organisasi, seperti yang
diungkapkan ibu Kristiana Puwanti “ memang mas kami memiliki sarana kantor dan rumah tangga
sebanyak 1014 unit tapi itu sebagian besar berupa sarana yang tidak dapat mendukung aktifitas para pegawai disini, dan untuk sarana yang
penting bagi jalanya aktifitas masih terdapat kekurangan seperti computer mas, kami hanya memilki kurang dari sepuluh computer mas,
dan itu hanya terdapat satu computer yang dapat digunakan bagi internet. Dan semua computer itu hanya terdapat dim kantor pusat
sedangkan untuk kantor UPT seperti Kantor UPT pengging tidak ada computer jadi semuanya masih manual , hal itu sangat menghambat
kerja pegawai terutama dalam dokumentasi atau pengarsipan”
Sedangkan untuk sarana di dalam Objek Pemandian Pengging sendiri sebenarnya sudah mendukung aktifitas para wisatawan hal itu
commit to user dapat terlihat dari kondisi sarana dan fasilitas yang ada sangatlah
mencukupi akan tetapi dalam perawatanya sangat memprihatinkan. Hal itu diungkapkan oleh bapak Sri Waliyanto
“ sarana dan fasilitas pariwisata di Pengginng sebenarnya sudah memadai mas setelah adanya revitalisasi dan rehabilitasi akan tetapi
kuarngnya perawatan dari sarana dan fasilitas tersebut membuat terdapat sarana dan fasillitas yang rusak sehingga tidak dapat
digunakan”
Pernyataan tersebut didukung dengan data sebagai berikut
Tabel 4.7 Tabel sarana dan Prasarana obyek Pemandian Pengging
no jenis
Jumlah 1
Kamar mandi a.
Umbul sungsang 4
b. Umbul ngabean
6 c.
Umbul nganten 6
d. Umbul ngendad
- e.
Makam Yosodipuro 5
2 Tempat ganti pakaian
a. Umbul sungsang
2 b.
Umbul ngabean 3
c. Umbul siramandalem
3 d.
Umbul ngendad -
4 Tempat aula pertunjukkan
1 5
Tempat olahraga 2
commit to user
d. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan salah satu aspek internal yang kadang tidak diperhatikan keberadaanya, padahal budaya organisasi
merupakan sangat
berpengaruh terhadap
organisasi. Di
dalam DISPARBUD kabupaten Boyilali akan dianalisa mengenai etos kerja para
pegawai. Semangat etos kerja dapat diukur dari tingkat kehadiran dan disiplin pegawai dalam menjalankan tugasnya. Secara umum semangat
kerja pegawai DISPARBUD cukup baik , hal itu diungkapkan oleh Ibu Kristina Purwanti
“ semangat kerja para pegawai relative sudah baik mas, hal itu dapat dilihat dari tingkat kedisiplinan dan intensitas kehadiran pegawai.
Kalaupun ada pegawai yang keluar dan tidak masuk pasti ijin dahulu atau ada kerja lapangan yang diberikan oleh dinas” wawancara 12
oktober 2010
Hal itu sesuai dengan yang diungkapkan bapak Sri Waliyanto selaku Kepala UPT Pengging
“ untuk staf UPT Pengging Sendiri juga mempunyai semangat kerja yang tinggi hal itu dilihat dari tingkat kehadiran para staf setiap hari
padahal dalam UPT ini tidak ada hari libur, dan apabila tidak bisa datang pasti selalu meminta ijin kepada dinas dan kemudian memberitahu
saya sebagai kepala UPT di sini, selain absen di dinas di UPT sini pun juga saya adakan absen sebagai laporan ke dinas, hal itu saya lakukan
untuk menghindari ketidakdisiplinan pegawai”
e. Kegiatan Pemasaran dan Promosi Pariwisata
Kegiatan pemasaran
pariwisata meliputi
kegiatan untuk
mempengaruhi , menghimbau dan merayu wisatawan atau konsumen agar datang ketempat pariwisata. tujuan dari pemasran adalah agar para
commit to user wisatawan membeli produk industry pariwisata baik berupa jasa atau
barang. Unttuk pemasaran obyek pariwisata pengging penulis membatasi
pemasaran pariwisata menjadi dua yaitu promosi pariwisata pengging serta pelayanan dan informasi pariwisata. hal ini seperti yang djelaskan Drs. M
Basuni selaku seksi Promosi dan Informasi “ untuk pemasaran obyek wisata pengging kami hanya melakukan
promosi dan memberikan informasi pariwisata obyek pengging maupun even-even yang akan dilaksanakan di obyrek pariwisata Pengging”
wawncara 13 Oktober 2010
Kegiatan promosi sangatlah penting untuk memperkenalkan obyek pariwisata pengging ke seluruh masyarakat luas baik itu di dalam
kabupaten Boyolali maupun di luar kabupaten boyolali. di dalam melaksanakan kegiatan promosi pariwisata pengging DISPARBUD telah
menyiapkan bahan-bahan informasi pariwisata pengging. Untuk promosi sendiri diakui promosi pariwisata Pengging kurang optimal karena masih
terbatas ruang dan waktunyamasih terbatas.
f. Pengelolahan Obyek Pariwisata Pengging
Salah satu kewenangan Disparbud adalah mengelola obyek pariwisata termasuk obyek pariwisata pengging. Di dalam pengelolahanya
diserahkan kepada UPT Pemandian dan Ziarah Pengging yang berkantor
commit to user Di pengging tetapi masih berinduk pada Disparbud. Pengging merupakan
obyek pariwisata yan mempunyai keunggulan dalam segi atraksi dan variasi obyek pariwisata di banding dengan obyek lain yang ada di
boyolali. Pariwisata pengging di dalam pengelolahanya sebenarnya sudah cukup baik akan tetapi karena masih terganjal dalam keterbatasan
infrastruktur, sarana serta factor pendukung lain sedangkan jumlah dana untuk pengembanganya sangatlah terbatas, maka pariwisata pengging
masih kalah pendapatnya dari obyek pariwisata lain baik itu yang ada di boyolali maupun yang ada di luar kabupaten boyolali. hal itu dapat dilihat
dari beberapa obyek pariwisata pengging yang belum dikembangkan. Untuk masalah lokasi obyek pariwisata pengging sangat strategis
karena terletak diantara jalan SOLO- Semarang-Jakarta serta Solo – Jogja dan telah memiliki jaringan transportasi udara , darat serta medan yang
ditempuh sangatlah mudah. Dari segi itulah pengging merupakan Obyek Pariwisata yang sebenarnya sangat startegis dan potensial.
2. Faktor Lingkungan eksternal
Lingkungan eksternal merupakan lingkungan diluar organisasi yang tidak dikendalikan oleh organisasi tapi sangat berpengaruh terhadap
organisasi. Lingkungan eksternal DISPARBUD kabupaten Boyolali sangatlah komplek serta selalu berubah-ubah, agar DISPARBUD tidak
mengalami kemunduran maka harus dapat mengikuti perkembangan dan bias beradaptasi dengan keadaan lingkungan eksternal . Lingkungan
Eksternal ini dapat menimbulkan ancaman dan peluang.
commit to user
Factor eksternal yang dihadapi DISPARBUD Kabupaten Boyolali meliputi
a. Faktor politik
DISPARBUD sebagai organisasi public sangatlah dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan politik dari pemerintahan di atasnya. Factor
politik yang mempengaruhi DISPARBUD salah satunya adalah dinamika kewenangan penyelenggaraan kewenangan pemerintah
daerah di bidang pariwisata. sejalan dengan dilaksanakanya Undang- Undang No 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah , semua
sector pariwisata juga diserahkan kepada pemerintahan kabupaten atau kota . hal tersebut didasarkan pada PP No 25 tahun 2000 tentang
kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom yang salah satunya untuk mengurusi urusan dan
penyelenggaraan kepariwisataan Dengan pemberlakuan UU No 22 tahun 1999 dan PP No 25 tahun
2000 merupakan peluang bagi Kabupaten Boyolali melalui DIPARBUD dalam pengembangan pariwisata salah satunya dalam
pengembangan obyek pariwisata pengging sebagai asset Kabupaten boyolali di dalam bidang pariwisata terutama untuk Pendapatan Asli
Daerah PAD. Hal itu seperti yang diungkapkan ibu Dra. Kristiana Purwanti
commit to user “ dengan adanya otonomi daerah ini kami selaku dinas yang
diberikan wewenang dari PEMDA biasa bergerak lebih bebas dan leluasa
untuk menentukan
kebijakan-kebijakan dalam
pengembangan pariwisata, salah satunya pengging mas. Pengging merupakan objek wisata yang sangat potensial bagi Boyolali,
dengan adanya otonomi daerah ini maka kami lebih leluasa untuk mengambil program-program di dalam pengembangan pengging
walaupun ada sebagian di dalam pengembangan pengging masih ikut dengan kebijakan pemerintah pusat seperti program
revitalisasi. 12 Oktober 2010
b. Faktor Sosial
Masyarakat Boyolali khususnya Pengging dikenal dengan keramahanya . sopan santun, berbudi pekerti hal itu dikarenakan
pengging pada sejarahnya merupakan dekat denga keluarga keratin . hal di atas merupakan keunggulan yang dapat dijadikan modal bagi
kesiapan pengembangan
obyek pariwisata
pengging dengan
meningkatkan peran serta masyarakat bagi kegiatan kepariwisataan. Namun seiring dengan perkembangan jaman dan era globalisasi nilai-
nilai tersebut lama-lama luntur. Bahkan menurut DISPARBUD sikap masyarakat terhadap sadar wisata sangat rendah khusunya pada anak-
anak remaja. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan bapak Sri Waliyanto S.sos.Msi selaku kepala UPT obyek wisata Pengging
“ di dalam lingkungan wisata Pengging kami sadari tingkat kesadaran pariwisatanya sangat rendah, tapi kami juga berusaha
untuk pembentukan sadar wisata di masyarakat pengging ini melalui sapta pesona dengan memberikan penyuluhan kepada
masyarakat tentang pentingnya dan manfaat pariwisata dalam kesehjateraan rakyat.” 14 oktober 2010
c. Pihak-Pihak Berkepentingan
commit to user DISPARBUD merupakan birokrasi dalam lingkungan yang sangat
kompleks dengan berbagai pihak yang berkepentingan . pihak-pihak yang berkepentingan dalam DISPARBUD antara lain
1, Konsumen