Persamaan Perbedaan Persamaan dan Perbedaan

commit to user 78 administrasi pemerintah atau departemen wilayah meminta, protektorat atau koloni. Sertifikat otentikasi juga dapat dilakukan oleh seorang sekretaris dari kedutaan atau kedutaan, Konsul Jenderal, Konsul, Konsul wakil, agen konsuler atau petugas apapun dalam pelayanan asing Filipina ditempatkan di Negara asing di mana catatan disimpan, dan disahkan oleh segel kantornya. 10 Ekstradisi. Filipina harus bernegosiasi untuk penyertaan tindak pidana pencucian uang sebagai tindak pidana terdefinisikan antara diekstradisi dalam semua perjanjian di masa depan.

3. Persamaan dan Perbedaan

a. Persamaan

Persamaan terhadap konsep pembukaan rahasia bank dalam penyelidikan tindak pidana pencucian uang antara Undang-Undang No.25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang dan Republic of the Philippines code No. 9160 in Anti Money Loundering Act of 2001 pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka memberikan mekanisme atau fasilitas kepada penegak hukum untuk dapat membuka rekening setiap orang yang diduga atau didakwa melakukan tindak pidana pencucian uang. Kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang yang ada di Indonesia dan di Filipina diserahkan kepada penegak hukum untuk membuka rekening setiap orang yang telah dilaporkan, tersangka atau terdakwa, dengan tujuan selain memudahkan dalam penanganan perkara, juga dimaksudkan untuk mengatur kewenangan penyidik, penuntut umum dan hakim dalam melakukan pemeriksaan dalam perkara tindak pidana pencucian uang. Selain itu kedua ketentuan dalam pembukaan rahasia bank terhadap penyelidikan tindak pidana pencucian uang yang ada di Indonesia dan di Filipina, apabila commit to user 79 diindikasi adanya tindak pidana pencucian uang terhadap rekening tersebut akan dilakukan pemblokiran atau pembekuan.

b. Perbedaan

Dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang yang ada di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, maka dibentuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Laporan Keuangan PPATK, sedangkan dalam rangka pencegaan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang yang ada di Filipina sesuai dengan Republic of the Philippines code No. 9160 in Anti Money Loundering Act of 2001 , maka dibentuk sebuah dewan yang disebut dengan Anti- Money Laundering Council AMLC . Dimana peran PPATK dalam pencegahan dan penanganan tindak pidana pencucian uang PPATK mempunyai tugas sebagai berikut: 1 Mengumpulkan, menyimpan, menganalis, mengevaluasi informasi yang diperoleh oleh PPATK sesuai dengan Undang-undang ini; 2 Memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh Penyedia Jasa Keuangan; 3 Membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan; 4 Memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi yang berwenang tentang informasi yang diperoleh oleh PPATK sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini; 5 Mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada Penyedia Jasa Keuangan tentang kewajibannya yang ditentukan dalam Undang- undang ini atau dengan peraturan perundang-undangan lain, dan membantu dalam mendeteksi perilaku nasabah yang mencurigakan; commit to user 80 6 Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenai upaya- upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang; 7 Melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang kepada kepolisian dan kejaksaan; 8 Membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi keuangan dan kegiatan lainnya secara berkala 6 enam bulan sekali kepada Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Penyedia Jasa Keuangan. Sedangkan Anti-Money Laundering Council AMLC dalam menjalankan perannyannya dalam pencegahan dan penanganan tindak pidana pencucian uang mempunyai fungsi : 1 Untuk meminta dan menerima laporan transaksi tertutup dari lembaga tertutup; 2 Untuk memberi perintah ditujukan kepada Otoritas Pengawas sesuai atau lembaga tertutup untuk menentukan identitas sesungguhnya dari pemilik instrumen moneter atau properti subyek laporan transaksi yang ditutupi atau permintaan bantuan dari suatu Negara asing, atau diyakini oleh Dewan, berdasarkan bukti-bukti substansial, harus, secara keseluruhan atau sebagian, dimanapun berada, mewakili, melibatkan, atau terkait dengan, langsung atau tidak langsung, dengan cara apapun atau dengan cara apapun, hasil dari kegiatan yang melanggar hukum; 3 Untuk menjalankan proses perampasan sipil dan semua proses perbaikan lainnya melalui Kantor Pengacara Umum; 4 Menyebabkan pengajuan keluhan dengan Departemen Kehakiman atau Ombudsman untuk penuntutan tindak pidana pencucian uang; 5 Untuk melakukan investigasi terhadap transaksi meliputi, kegiatan pencucian uang dan pelanggaran lain undang-undang ini; commit to user 81 6 Untuk membekukan instrumen moneter atau properti diduga hasil kegiatan yang melanggar hukum; 7 Untuk melaksanakan tindakan yang dianggap perlu dan dibenarkan di bawah Undang-undang ini untuk melawan pencucian uang; 8 Untuk menerima dan mengambil tindakan sehubungan dengan, setiap permintaan dari negara asing untuk bantuan dalam operasi mereka sendiri anti pencucian uang yang disediakan dalam Undang-undang ini; 9 Untuk mengembangkan program pendidikan tentang efek merusak pencucian uang, metode dan teknik yang digunakan dalam pencucian uang, berarti layak untuk mencegah pencucian uang dan cara yang efektif untuk mengadili dan menghukum pelaku dan 10 Untuk meminta bantuan dari setiap cabang, departemen, biro, kantor, badan atau perangkat dari pemerintah, termasuk BUMN dan dikendalikan, dalam melakukan setiap dan semua operasi anti- pencucian uang, yang mungkin termasuk penggunaan nya personil, fasilitas dan sumber daya untuk pencegahan yang lebih tegas, deteksi dan penyidikan tindak pencucian uang dan penuntutan pelanggar. Terdapat perbedaan waktu dan besarnya nominal dalam penyelidikan dan penuntutan terhadap adanya indikasi tindak pidana pencucian uang yang pada Undang-Undang No. 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Republic of the Philippines code No. 9160 in Anti Money Loundering Act of 2001 . Pembukaan rahasia bank yang ada pada ketentuan hukum yang ada di Indonesia melalui Undang-Undang No. 25 Tahun 2003 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang dan Republic of the Philippines code No. 9160 in Anti Money Loundering Act of 2001 pada dasarnya merupakan pengecualian dari pengecualian terhadap berlakunya ketentuan rahasia bank yang telah diatur dalam ketentuan hukum yang commit to user 82 berlaku. Dimana ketentuan terhadap rahasia bank dalam rangka pemberantasan tindak pidana pencucian uang hanya dapat diberikan apabila pemeriksaan tindak pidana pencucian uang telah memasuki tahap penyidikan. Apabila masih dalam tahap penyelidikan, maka keterangan tentang nasabah tidak boleh diungkap oleh pihak bank.

4. Pembahasan