48
tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah markisa ungu dalam sediaan lipstik, maka semakin sedikit dasar lipstik yang digunakan. Hal ini menyebabkan lipstik dengan
ekstrak kulit buah markisa ungu 40 lebih mudah patah dibandingkan dengan sediaan lipstik yang menggunakan ekstrak kulit buah markisa ungu dengan
konsentrasi yang lebih rendah. Berdasarkan hasil pemeriksaan kekuatan lipstik diketahui bahwa sediaan
lipstik patah pada penambahan beban 76,06 – 96,06 g. Hal ini menunjukkan
bahwa sediaan yang dibuat memilliki kekuatan yang baik. Kesimpulan ini diambil berdasarkan perbandingan antara berat beban yang digunakan pada sediaan lipstik
yang menggunakan ekstrak kulit buah markisa ungu dengan berat beban yang digunakan pada sediaan lipstik yang beredar dipasaran yang patah pada
penambahan beban 86,06 g. Hasil pemeriksaan kekuatan lipstik dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Data pemeriksaan kekuatan sediaan lipstik kulit buah markisa ungu Sediaan
Penambahan berat g
Berat alat g Penambahan
berat g + alat
Pembanding 80
6,06 86,06
1 110
6,06 116,06
2 90
6,06 96,06
3 80
6,06 86,06
4 80
6,06 86,06
5 70
6,06 76,06
Keterangan : 1 = sediaan lipstik tanpa ekstrak kulit buah markisa ungu. 2, 3, 4 dan 5 = sediaan lipstik ekstrak kulit buah markisa ungu dengan
konsentrasi berturut-turut 25, 30, 35 dan 40.
4.4.4 Hasil stabilitas sediaan
Hasil uji stabilitas sediaan lipstik menunjukkan bahwa seluruh sediaan yang
Universitas Sumatera Utara
49
dibuat tetap stabil dalam penyimpanan pada suhu kamar selama 90 hari pengamatan. Parameter yang digunakan dalam uji kestabilan fisik meliputi
perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Dari penyimpanan suhu kamar. Bau sediaan tetap stabil dalam
penyimpanan selama 90 hari hasil pengamatan bentuk dan warna, didapatkan hasil bahwa seluruh sediaan lipstik yang dibuat memiliki bentuk dan warna yang
baik, yaitu tidak keluar minyak dan tidak meleleh pada pengamatan pada suhu kamar adalah bau khas dari parfum strawberry. Hasil uji stabilitas fisik dapat
dilhat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Data pengamatan perubahan bentuk, warna dan bau sediaan lipstik kulit
buah markisa ungu.
Pengamatan Sediaan Lama pengamtan hari
1 15
30 45
60 75
90
Bentuk 1
b b
b b
b b
b 2
b b
b b
b b
b 3
b b
b b
b b
b 4
b b
b b
b b
b 5
b b
b b
b b
b
Warna 1
p p
p p
p p
p 2
c c
c c
c c
c 3
c c
c c
c c
c 4
ckm ckm
ckm ckm
ckm ckm
ckm 5
ckm ckm
ckm ckm
ckm ckm
ckm
Bau 1
bk bk
bk bk
bk bk
bk 2
bk bk
bk bk
bk bk
bk 3
bk bk
bk bk
bk bk
bk 4
bk bk
bk bk
bk bk
bk 5
bk bk
bk bk
bk bk
bk
Universitas Sumatera Utara
50
Keterangan : 1 = sediaan lipstik tanpa ekstrak kulit buah markisa ungu. 2, 3, 4 dan 5 = sediaan lipstik ekstrak kulit buah markisa ungu dengan
konsentrasi berturut-turut 25, 30, 35 dan 40. b = baik, p = putih, c = coklat, ckm = coklat kemerahan, bk = bau
khas.
4.4.5 Hasil pemeriksaan pH
Hasil pemeriksaan pH menunjukkan bahwa sediaan tanpa pewarna ekstrak kulit buah markisa ungu memiliki pH 6,3 sedangkan sediaan yang dibuat dengan
menggunakan pewarna ekstrak kulit buah markisa ungu dengan konsentrasi 25 adalah 4,03, konsentrasi 30 adalah 3,97, konsentrasi 35 adalah 3,86 dan
konsentrasi 40 adalah 3,8. Hasil pemeriksaan pH sediaan dapat di lihat pada Tabel 4.6. Perbedaan pH sediaan disebabkan oleh perbedaan konsentrasi pewarna
ekstrak kulit buah markisa ungu yang digunakan karena ekstrak kulit buah markisa ungu mempunyai pH asam yaitu 3,5. Konsentrasi ekstrak kulit buah
markisa ungu yang digunakan semakin tinggi, maka semakin rendah pH sediaan lipstiknya. Sediaan lipstik yang dihasilkan mempunyai pH mendekati pH
fisiologis kulit bibir yaitu ± 4, dengan demikian formula tersebut dapat digunakan untuk sediaan lipstik Balsam dan Sagarin, 1972.
Tabel 4.6 Data pemeriksaan pH sediaan lipstik kulit buah markisa ungu Sediaan
Pengukuran pH pH rata-rata
I II
III
1 6,4
6,3 6,3
6,3 2
4,1 4
4 4,03
3 4
3,9 4
3,97 4
3,9 3,8
3,9 3,89
5 3,8
3,8 3,8
3,8
Universitas Sumatera Utara
51
Keterangan : 1 = sediaan lipstik tanpa ekstrak kulit buah markisa ungu. 2, 3, 4 dan 5 = sediaan lipstik ekstrak kulit buah markisa ungu dengan
konsentrasi berturut-turut 25, 30, 35 dan 40.
4.4.6 Hasil uji oles