concern pada periode sebelumnya akan mengalami kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor,
kreditur, pelanggan, dan karyawan. Bahkan yang lebih parah lagi adalah timbulnya persepsi manajemen bahwa suatu laporan yang dimodifikasi dapat
mempercepat perusahaan mengalami kebangkrutan jones, 1996. Perusahaan dengan opini going concern akan semakin mengalami
keterpurukan baik dari segi keuangan maupun ketenaran di mata masyarakat dan kesulitan keuangan financial distressed pada perusahaan yang menerima
opini audit going concern akan semakin parah apabila tidak ada tindakan perbaikan yang radikal dan efektif sesuai dengan permasalahan yang sedang
dihadapai perusahaan. Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis untuk opini audit tahun
sebelumnya adalah:
H
2
: Opini Audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern.
2.1.6 Pertumbuhan Perusahaan
Menurut penelitian Setyarno 2006 pertumbuhan perusahaan menunjukkan pertumbuhan kekuatan perusahaan dalam industri dan
mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin
besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk
Universitas Sumatera Utara
menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi.
Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar RD cost-nya maka berarti ada prospek
perusahaan untuk tumbuh. Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya
dengan melihat pertumbuhan penjualannya. Pengukuran ini hanya dapat melihat pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan saja. Menurut
Fabozzi 2002, pertumbuhan penjualan merupakan perubahan penjualan pada laporan keuangan pertahun. Pertumbuhan penjualan yang diatas rata-rata bagi
suatu perusahaan pada umumnya didasarkan pada pertumbuhan yang cepat yang diharapkan dari industri dimana perusahaan itu beroperasi. Perusahaan
dapat mencapai tingkat pertumbuhan diatas rata-rata dengan jalan meningkatkan pangsa pasar dari permintaan industry. Pertumbuhan laba yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan biaya akan mengakibatkan kenaikan laba perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara
teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan perusahaan untuk tetap survive.
Dalam penelitian ini, untuk mengukur pertumbuhan perusahaan peneliti menggunakan rasio pertumbuhan laba. Rasio pertumbuhan laba digunakan
karena dapat menggambarkan keadaan perusahaan yang sedang baik. Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan laba negatif berpotensi besar
Universitas Sumatera Utara
mengalami penurunan laba sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Penjualan merupakan kegiatan operasi utama auditee. Auditee yang mempunyai rasio pertumbuhan laba yang
positif mengindikasikan bahwa Auditee dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya going concern.
Penjualan yang terus meningkat dari ketahun akan memberikan peluang Auditee untuk memperoleh peningkatan laba. Semakin tinggi rasio
pertumbuhan penjualan Auditee, akan semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern GCAO. Rasio pertumbuhan
perusahaan digunakan untuk mengukur kemampuan auditee dalam
pertumbuhan tingkat penjualan. Data ini diperoleh dengan menghitung sales growth ratio berdasarkan laporan labarugi masing-masing auditee.
Penelitian yang dilakukan oleh Ulkri 2013, pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan negatif terhadap opini audit going concern, sedangkan
penelitian Putri 2008, menyatakan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini going concern.
Perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang laba tidak
akan mengalami kebangkrutan karena kebangkrutan merupakan salah satu dasar bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern maka perusahaan
Universitas Sumatera Utara
yang mengalami pertumbuhan perusahaan yang negatif akan makin tinggi kecenderungan untuk menerima opini going concern Arga dan Linda, 2007
Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis adalah:
H
3
: Pertumbuhan
Perusahaan berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit
going concern 2.1.7. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total
aktiva dari suatu perusahaan Riyanto, 2001. Ukuran perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, atau modal dari perusahaan
tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aset dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset besar
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap
memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dibandingkan perusahaan dengan total aset yang kecil. Perusahaan besar juga dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
mengelolah perusahaan dan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas Juanidi dan Hartono, 2010.
Universitas Sumatera Utara
Mutchler 1985 menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan kecil, karena auditor mempercayai
bahwa 15 perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil. Mc Keown et.al. 1991 dalam
Santosa dan Wedari 2007 mengatakan bahwa perusahaan besar lebih banyak menawarkan fee audit tinggi daripada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil.
Dalam kaitannya mengenai kehilangan fee audit yang signifikan tersebut, menyebabkan auditor mungkin menjadi ragu untuk mengeluarkan opini audit
going concern pada perusahaan besar. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini
disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah
dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi Halim, 2007. Pada penelitian ini ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan
Ln total aset. Penggunaan natural log Ln dalam penelitian ini untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih, tanpa mengubah proporsi dari nilai
yang sebenarnya. Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar atau kecilnya suatu
perusahaan. Mutchler 1985 dalam Setyarno et.,al 2006 menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan
kecil. Santosa dan Wedari 2007 serta Alichia 2013 menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap opini going concern, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
Januarti dan Fitrianasari 2008 dan Kristiana 2012 mendapatkan bukti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini going concern
oleh auditor. Penelitian Santosa dan Wedari 2007 memberikan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dengan penerimaan opini audit
going concern. Hal ini menunjukkan bahwa auditor dalam memberikan opini audit going concern akan mempertimbangkan ukuran perusahaan. Ukuran
perusahaan adalah besarnya sebuah perusahaan yang dilihat dari total asset yang dimilikinya. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total asset, penjualan,
dan kapitalisasi pasar Kristiana,2012. Perusahaan dengan total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan karena
dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif panjang.
Mutchler 1985 menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan kecil, karena auditor mempercayai
bahwa perusahaan besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis adalah:
H
4
: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern
Universitas Sumatera Utara
2.1.8. Solvabilitas