Profitabilitas Landasan Teori 1. Teori Keagenan Agency Theory

2.1.4 Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba perusahaan pada masa yang akan datang, dimana laba perusahaan merupakan salah satu informasi penting sebagai pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut. Menurut Keown 2004:32 “laba atau profit diperoleh dari pendapatan bersih perusahaan dikurangi dengan beban yang dikeluarkan pada periode yang bersangkutan.” Jadi laba merupakan hasil akhir kinerja perusahaan. Perusahaan yang mampu menghasilkan laba disebut dengan perusahaan yang profitable. Brigham dan Houton 2001 menyatakan profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Rasio profitabilitas merupakan salah satu alat untuk mengukur kondisi keuangan perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri Sartono, 2001. Profitabilitas dianggap sebagai alat yang valid dalam mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi yang sesuai dengan tingkat risiko. Jumlah laba bersih seringkali dibandingkan dengan ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva, ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu persentase dari beberapa tingkat aktivitas atau investasi. Perbandingan ini disebut rasio profitabilitas profitability ratio. Analisa return on assets dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat Universitas Sumatera Utara penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruhkomprehensif. Return on assets adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntunganInvestor memiliki sejumlah harapan atas sejumlah pengembalian dari investasinya. Pengembalian itu tentunya tergambar jelas pada performa perusahaan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan Return On Assets ROA. ROA menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset atau total aktiva yang dimiliki perusahaan dalam periode tertentu. Perusahaan yang memiliki nilai ROA yang negatif dalam periode waktu yang berurutan akan memicu masalah going concern karena ROA yang negatif artinya bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian dan ini akan mengganggu kelangsungan hidup perusahaan tersebut Petronela 2004 dalam Setyarno, Januarti dan Faisal 2006 memberikan bukti bahwa profitabilitas berhubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap penerbitan opini audit going concern. Penelitian oleh Komalasari 2004 memberikan bukti bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai koefisien negatif yang menunjukkan bahwa semakin rendah ROA semakin tinggi probabilitas perusahaan untuk mendapat opini selain Unqualified Opinion. Universitas Sumatera Utara Menurut Keown 1991 “laba atau profit diperoleh dari pendapatan bersih perusahaan dikurangi dengan beban yang dikeluarkan pada periode yang bersangkutan”. Jadi laba merupakan hasil akhir dari kinerja perusaahaan. Perusahaan yang mampu menghasilkan laba disebut perusahaan yang profitable. Brigham dan Hounton 2001:89 menyatakan profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Dalam sebuah perusahaan laba adalah instrument yang terpenting dalam kelancaran kinerja perusahaan. Karena apabila sebuah perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba maka auditor cenderung akan memberikan opini audit going concern. Namun apabila laba perusahaan meningkat maka akan semakin kecil kemungkinan peusahaan mendapat unqualified opinion dan semakin kecil pula resiko perusahaan menerima opini audit going concern. Profitabilitas dalam penelitian ini di proksikan menggunakan ROA Return on Asset yang mengukur tingkat optimalisasi asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan laba. Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis untuk profitabilitas adalah: Universitas Sumatera Utara H 1: Profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. 2.1.5 Opini Audit Tahun Sebelumnya Opini audit tahun sebelumnya adalah opini yang diterima auditor pada tahun sebelumnya atau 1 tahun sebelum tahun penelitian dari auditor independen. Opini audit tersebut dapat dibedakan menjadi 2 yaitu opini going concern dan opini non going concern. Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukkan tanda – tanda perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Mutchler 1985 dalam setyarno 2006 menguji pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa model discriminant analysis yang memasukkan tipe opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model yang lain. Menurut Venuti 2007, penyebab masalah tersebut adalah adanya hipotesis self-fulfilling properchy yang menyatakan bahwa apabila auditor memberikan opini audit going concern, maka perusahaan akan menjadi cepat Universitas Sumatera Utara bangkrut karena perusahaan akan kehilangan kepercayaan investor yang akhirnya akan membuat para investor maupun kreditor menarik dananya. Perusahaan yang mendapatkan opini audit going concern akan mengalami kesulitan keuangan sehingga akan berdampak terhadap kelangsungan usahanya. Santosa dan Wedari 2007 menganalisis tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Sehingga apabila auditee menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya, maka kemungkinan auditee untuk menerima kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya akan semakin besar. Setyarno dkk 2006 serta Praptitorini dan Januarti 2007 menemukan adanya hubungan yang positif antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini audit tahun berjalan. Putri 2008, Ramadhany 2004, menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Hasilnya menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan positif terhadap opini audit going concern. Opini audit going concern tahun sebelumnya ini akan menjadi faktor pertimbangan penting auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan. Hal ini dikarenakan kegiatan usaha suatu perusahaan pada tahun berjalan tidak terlepas dari keadaan yang terjadi pada tahun sebelumya Tamba, 2009. Perusahaan yang menerima opini going Universitas Sumatera Utara concern pada periode sebelumnya akan mengalami kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditur, pelanggan, dan karyawan. Bahkan yang lebih parah lagi adalah timbulnya persepsi manajemen bahwa suatu laporan yang dimodifikasi dapat mempercepat perusahaan mengalami kebangkrutan jones, 1996. Perusahaan dengan opini going concern akan semakin mengalami keterpurukan baik dari segi keuangan maupun ketenaran di mata masyarakat dan kesulitan keuangan financial distressed pada perusahaan yang menerima opini audit going concern akan semakin parah apabila tidak ada tindakan perbaikan yang radikal dan efektif sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapai perusahaan. Dari uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis untuk opini audit tahun sebelumnya adalah: H 2 : Opini Audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

2.1.6 Pertumbuhan Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

4 72 106

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 103 81

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern

6 92 17

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 0 13

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12