Uji Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas Kesimpulan

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui jumlah perusahaan yang termasuk ke dalam kategori opini audit non going concern dari tahun 2012-2014 sebanyak 175 perusahaan 89,7 sementara perusahaan yang termasuk ke dalam kategori opini audit going concern sebanyak 20 perusahaan 10,3. 4.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.1. Multikolinearitas Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi adanya korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi Correlation Matrix Constant X1 X2 X3 X4 X5 Step 1 Constant 1.000 -.156 -.226 .205 -.895 .066 X1 -.156 1.000 -.066 -.010 .060 .108 X2 -.226 -.066 1.000 -.065 -.051 -.014 X3 .205 -.010 -.065 1.000 -.130 -.028 X4 -.895 .060 -.051 -.130 1.000 -.326 X5 .066 .108 -.014 -.028 -.326 1.000 Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa korelasi antara profitabilitas x1 dan opini audit x2 sebesar -0,066 korelasi profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan x3 sebesar -0,010 korelasi antara profitabilitas x1 dan ukuran Universitas Sumatera Utara perusahaan x4 sebesar 0,060 dan seterusnya. Dari hasil pengujian pada Tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independen. Gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,90 Ghozali, 2013. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa lolos dari uji gejala multikolinieritas.

4.3 Analisis Regresi logistik

Model regresi logistik dapat dibentuk dengan melihat pada nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation. Model regresi yang terbentuk berdasarkan nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation adalah sebagai berikut: GCO = -2,699 + 0,521ROA + 3,864OTS – 0,090PP – 0,131SIZE + 1,415DAR + ε Estimasi parameter dari model dan tingkat signifikasinya dapat dilihat pada table 4.11. Tabel 4.5 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. ExpB Step 1 a ROA .521 .612 .723 1 .395 1.683 OTS 3.864 .715 29.239 1 .000 47.671 PP -.090 .131 .466 1 .495 .914 SIZE -.131 .099 1.757 1 .185 .877 DAR 1.415 .489 8.365 1 .004 4.117 Constant -2.699 1.503 3.225 1 .073 .067 a. Variables entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5. Universitas Sumatera Utara

4.3.1. Pengujian Kelayakan Model Regresi

Langkah awal untuk mengetahui bahwa suatu model regresi logistik merupakan sebuah model yang tepat, terlebih dahulu akan dilihat bentuk kecocokan atau kelayakan model secara keseluruhan. Kelayakan model regresi Chi-Square pada Tabel Hosmer and Lemeshow Test Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig. 1 9.506 8 .301 Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui nilai statistik Chi-Square adalah 9,506. Gambar 4.1 Perhitungan Chi-Square Tabel dengan Microsoft Excel Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui nilai Chi-Square tabel bernilai 15,507. Untuk menentukan apakah model layak atau tidak, maka dapat diketahui dengan membandingkan nilai statistik Chi-square terhadap Chi- Square Tabel. ���� � ������ −����� ℎ�� 2 ≤ � ������ 2 , ���� ����� �����. ���� � ������ −����� ℎ�� 2 � ������ 2 , ���� ����� ������ �����. Universitas Sumatera Utara Perhatikan bahwa karena nilai statistik Chi-Square 9,506 lebih kecil dibandingkan nilai Chi-Square Tabel 15,507, maka disimpulkan bahwa model cukup layak dalam mencocokkanfit data. Tabel 4.7 Menguji Kelayakan Model Regresi dengan Pendekatan Nilai Chi-Square 4 4.3.2. Menilai Keseluruhan Model Uji ini digunakan untuk melihat model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal block number = 0 dengan nilai -2 log likelihood pada akhir block number = 1. Nilai -2log likelihood awal pada block number = 0, dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini Tabel 4.8 Tabel 4.8 Nilai -2 Log likelihood -2 LL Awal Iteration -2 Log likelihood Step 0 1 135.986 2 129.166 3 128.966 4 128.965 5 128.965 Chi Square Hitung Chi Square Tabel Keterangan 9,506 15,507 Perhatikan bahwa karena nilai statistik Chi-Square 9,506 lebih kecil dibandingkan nilai Chi-Square Tabel 15,507, maka disimpulkan bahwa model cukup layak dalam mencocokkanfit data. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Nilai -2 Log likelihood -2 LL Akhir Iteration -2 Log likelihood Step 1 1 89.843 2 66.499 3 61.068 4 60.287 5 60.258 6 60.258 7 60.258 Nilai -2 log likelihood akhir dapat dilihat pada Tabel 4.9 Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 0 iterasi 5, memperoleh nilai sebesar 128,965. Kemudian pada Tabel 4.6 dapat dilihat nilai -2 LL akhir, nilai -2log likelihood pada step 1 iterasi 7 adalah 60,258. Adanya penurunan nilai antara -2LL awal initial-2LL function dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya -2LL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2013. Penurunan nilai -2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu profitabilitas, opini audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan solvabilitas, ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Menguji Model Fit

4.3.3 Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square

Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik Nagelkerke’s � � 2 untuk mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari Nagelkerke’s � � 2 dapat diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan variabel- variabel bebas dalam menjelaskan atau menerangkan variabel tak bebas. Tabel 4.11 menyajikan nilai statistik dari Nagelkerke’s � � 2 . Tabel 4.11 Nagelkerke R Square Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 60.258 a .297 .614 a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001. Nilai - 2Loglikelihood Keterangan Awal Akhir 128,965 60,258 Adanya penurunan nilai antara -2LL awal initial-2LL function dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya -2LL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2013. Penurunan nilai -2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu profitabilitas, opini audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan solvabilitas, ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.11 nilai statistik Nagelkerke R Square 0,391. Nilai tersebut diinterpretasikan sebagai kemampuan seluruh variabel bebas secara bersama-sama dalam mempengaruhi penerimaan opini audit going concern sebesar 61,4, sisanya 38,6 dijelaskan oleh variabel-variabel atau faktor- faktor lain.

4.3.4. Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya pengungkapan atau tidak mengungkapkan RMC pada perusahaan. Tabel 4.12 Matriks Klasifikasi Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui perusahaan yang termasuk ke dalam kategori opini audit non going concern sebanyak 175 perusahaan. Dari 175 perusahaan tersebut, diprediksi 172 perusahaan termasuk ke dalam kategori audit non going concern, sedangkan 3 perusahaan diprediksi termasuk ke dalam kategori opini audit going concern. Diketahui perusahaan yang termasuk Classification Table a Observed Predicted Penerimaan Opini Audit Percentage Correct Opini audit non going concern Opini audit going concern Step 1 Penerimaan Opini Audit Opini audit non going concern 172 3 98.3 Opini audit going concern 6 14 70.0 Overall Percentage 95.4 a. The cut value is .500 Universitas Sumatera Utara ke dalam kategori opini audit going concern sebanyak 20 perusahaan. Dari 20 perusahaan tersebut, diprediksi 6 perusahaan termasuk ke dalam kategori audit non going concern, sedangkan 14 perusahaan diprediksi termasuk ke dalam kategori opini audit going concern. Diketahui angka ketepatan prediksi sebesar 95,4, hal ini menandakan tingkat keakuratan model regresi logistik dalam memprediksi sebesar 95,4, berdasarkan data penelitian. 4.4. Pengujian Hipotesis Penelitian 4.4.1. Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Uji Wald Dalam regresi linear, baik sederhana maupun berganda, uji � digunakan untuk menguji signifikansi dari pengaruh parsial. Pada regresi logistik, uji signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan uji Wald. Dalam uji Wald, statistik yang diuji adalah statistik Wald Wald statistic. Nilai statistik dari uji Wald berdistribusi chi-kuadrat. Tabel 4.13 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial B S.E. Wald Df Sig. Step 1 a X1 .521 .612 .723 1 .395 X2 3.864 .715 29.239 1 .000 X3 -.090 .131 .466 1 .495 X4 -.131 .099 1.757 1 .185 X5 1.415 .489 8.365 1 .004 Constant -2.699 1.503 3.225 1 .073 Berdasarkan Tabel 4.12, nilai probabilitas Sig. dari profitabilitas X1 pertumbuhan perusahaan X3 0,495 dan ukuran perusahaan X4 masing- masing adalah 0,395, 0,495, dan 0,185, yang mana lebih besar dari 0,05 Universitas Sumatera Utara sehingga pengaruh parsial dari variabel tersebut tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sementara nilai probabilitas Sig. dari opini audit tahun sebelumnya X2 adalah 0,000 dan nilai probabilitas Sig. dari solvabilitas adalah 0,004, yang mana lebih kecil dari 0,05 maka pengaruh parsial dari variabel tersebut signfiikan.

4.4.2. Uji Signifikansi Model secara Simultan

Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients Tabel 4.14 berfungsi untuk melihat hasil pengujian secara simultan pada regresi logistik, yakni melihat pengaruh variabel bebas independen secara bersama-sama simultaneously terhadap variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.14, diperoleh nilai probabilitas Sig. 0,000. Karena nilai probabilitas 0,006 lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh signifikan secara statistik, terhadap penerimaan opini audit going concern Tabel 4.14 Uji Signifikansi Model secara Simultan Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step 68.707 5 .000 Block 68.707 5 .000 Model 68.707 5 .000 Universitas Sumatera Utara 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1 Pengujian Pengaruh Profitabilitas terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Perusahaan yang beroperasi secara normal akan mendapatkan keuntungan yang nantinya akan digunakan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan total aktiva perusahaan merupakan salah satu ukuran profitabilitas Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset. Return on asset ROA adalah ratio yang diperoleh dengan membagi laba rugi bersih dengan total asset. Ratio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi nilai ROA semakin efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan. Dengan demikian semakin besar rasio profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik, sehingga auditor tidak memberikan opini going concern pada perusahaan yang memiliki laba tinggi. Diketahui nilai probabilitas Sig. dari profitabilitas X1 adalah 0,395 yakni lebih besar dari 0,05 maka profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ira 2012, Doris 2010, Putri Karina 2013 yang membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Tetapi Hasil penelitian ini bertentangan Universitas Sumatera Utara dengan penelitian Endra Ulkri 2013 yang menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai rasio profitabilitas suatu perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba sehingga tidak menimbulkan keraguan auditor akan kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya.

4.5.2. Pengujian Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern Auditee yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan dianggap memiliki masalah kelangsungan hidupnya, sehingga besar kemungkinan bagi auditor untuk mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan. Perusahaan yang apabila tahun lalu menerima opini audit going concern maka cenderung akan menerima kembali pada tahun berikutnya. Diketahui nilai probabilitas Sig. dari opini audit tahun sebelumnya X2 adalah 0,000 yakni lebih kecil dari 0,05 maka opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yashinta 2008, Arga dan Linda 2007 yang membuktikan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa auditor sangat memperhatikan audit yang diberikan pada tahun sebelumnya, walaupun penerbitan kembali opini audit Universitas Sumatera Utara going concern tidak hanya didasarkan pada opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya, namun penerimaan opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan publik akan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya sehingga hal ini akan semakin mempersulit perusahaan untuk bangkit dari keterpurukannya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Muthcler 1985 bahwa perusahaan yang menerima opini going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan.

4.5.3. Pengujian Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Diketahui nilai probabilitas Sig. dari pertumbuhan perusahaan X3 adalah 0,495 yakni lebih besar dari 0,05 maka pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, hasil Universitas Sumatera Utara penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Endra Ulkri 2013, Doris 2010, Ira 2012 yang membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Petronela 2004, dalam Santosa dan Wedari, 2007, dikarenakan adanya perusahaan yang memperoleh opini audit going concern maupun yang memperoleh opini audit non going concern sama-sama mengalami pertumbuhan laba yang regatif sehingga dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba yang negatif tidak selalu memperoleh opini audit going concern. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa terdapat perusahaan baik yang mendapat atau tidak mendapat opini audit going concern sama-sama mengalami pertumbuhan laba negatifpositif. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba negatif belum dapat dikatakan sebagai perusahaan yang memiliki indikasi ke arah kebangkrutan dan diragukan kelangsungan usahanya karena auditee yang memiliki pertumbuhan laba negatif bisa saja justru sebenarnya telah mengalami peningkatan pada labanya dari tahun sebelumnya, namun karena pada tahun sebelumnya auditee tersebut memiliki laba negatif, maka pertumbuhan perusahaan auditee pada tahun berjalan tersebut akan tetap terlihat menjadi negatif. Hal tersebut berarti, perusahaan yang memiliki pertumbuhan perusahaan negatif bukanlah jaminan bahwa perusahaan tersebut akan diberikan opini audit going concern. Pertumbuhan yang positif juga bukanlah suatu jaminan bahwa Universitas Sumatera Utara suatu perusahaan telah terlepas dari permasalahan keuangan yang dihadapi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kemungkinan auditee mendapatkan opini going concern dari auditor dan pertumbuhan laba yang tinggi positif atau pertumbuhan laba yang kecil negatif bukanlah jaminan untuk penerbitan opini audit going concern.

4.5.4. Pengujian Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penerimaan

Opini Audit Going Concern Penelitian ini menggunakan logaritma total aktiva sebagai proksi dari ukuran perusahaan. Penggunaan logaritma total aktiva dipandang dapat mewakili ukuran perusahaan karena dapat menggambarkan kemampuan perusahaan baik kemampuan untuk menyelesaikan kewajibannya maupun kemampuan perusahan untuk menghasilkan laba dengan aktiva yang dimiliki. Perusahaan yang kecil lebih sering mendapatkan going concern daripada perusahaan yang besar. Diketahui nilai probabilitas Sig. dari ukuran perusahaan X4 adalah 0,185 yakni lebih besar dari 0,05 maka ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putri 2013, Arga dan Linda 2007, Ira 2012 yang membuktikan bahwa ukuran perusahan tidak berpengaruh signfikan terhadap penerimaan opini audit ging concern. Hal tersebut terjadi karena pertumbuhan aktiva tidak diikuti dengan kemampuan auditee untuk meningkatkan labanya. Dari pengamatan yang Universitas Sumatera Utara dilakukan terhadap sampel penelitian dari 195 sampel 20 diantaranya mendapatkan opini audit going concern. Semua sampel yang mendapatkan opini audit going concern, diantaranya merupakan perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan dengan ukuran yang besar. Hal ini berarti, ukuran perusahaan tidak menentukan pemberian opini audit going concern. Besar kecilnya perusahaan tidak dapat dijadikan jaminan bahwa perusahaan tersebut tidak akan memiliki masalah going concern. Auditor akan memberikan opini audit going concern baik pada perusahaan besar maupun kecil jika memang perusahaan tersebut diragukan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor pada auditee.

4.5.5. Pengujian Pengaruh Solvabilitas terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh hutang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Solvabilitas dapat dihitung dengan total liabilities to total asset ratio. Total debt to total asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan beresiko, hal ini menyebabkan kreditur meminta imbalan. .Rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas ini, maka Universitas Sumatera Utara semakin pula menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit going concern. Diketahui nilai probabilitas Sig. dari solvabilitas X5 adalah 0,004 yakni lebih kecil dari 0,05 maka solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rezky dan Totok 2009, Putri 2013, yang menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai Debt to Total Asset Ratio DAR maka semakin besar kecenderungan auditor memberikan opini audit going concern. Perusahaan dengan nilai asset lebih kecil daripada hutangnya mengindikasikan bahwa perusahaan tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi total debt maka perusahaan dikatakan tidak solvabel karena perusahaan dinilai tidak mempunyai cukup kekayaan untuk membayar semua hutangnya yang memungkinkan dilakukannya restrukturisasi hutang yang nantinya akan mengarah pada kebangkrutan sehingga auditor cenderung memberikan opini audit going concern Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini merupakan studi yang menganalisis tentang factor keuangan dan non keuangan terhadap pemberian opini going concern. Dalam penelitian ini terdapat 1 variabel dependen yaitu penerimaan opini audit going concern dan 5 variabel independen yaitu terdiri dari 1 variabel non keuangan Opini Audit Tahun Sebelumnya dan 4 variabel keuangan Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan Perusahaan. Berdasarkan hasil uji analisis data serta pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : Kemampuan seluruh variabel bebas secara bersama-sama dalam mempengaruhi penerimaan opini audit going concern sebesar 61,4 sisanya 38,6 dijelaskan oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil pengujian pengaruh simultan dengan uji Omnibus Tests of Model Coefficients, diketahui pengaruh simultan seluruh variabel terhadap penerimaan opini audit going concern signifikan dengan nilai probabilitas Sig. 0,000 yakni lebih kecil dari 0,05. Sementara pada pengujian pengaruh parsial diketahui nilai probabilitas Sig. dari profitabilitas X1 pertumbuhan perusahaan X3 dan ukuran perusahaan X4 masing-masing adalah 0,395, 0,495 dan 0,185 yang mana lebih besar dari 0,05 sehingga pengaruh parsial dari variabel tersebut tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sementara nilai probabilitas Sig. dari opini audit tahun sebelumnya X2 adalah 0,000 dan nilai probabilitas Sig. dari Universitas Sumatera Utara solvabilitas adalah 0,004 yang mana lebih kecil dari 0,05 maka pengaruh parsial dari variabel tersebut signifikan. hal ini dikarenakan opini audit tahun sebelumnya apabila menerima opini audit going concern maka cenderung auditor akan memberikan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan dan semakin tinggi nilai debt to total asset ratio akan membuat auditor cenderung memberikan opini audit going concern.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

4 72 106

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 103 81

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern

6 92 17

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

0 0 13

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12