Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui jumlah perusahaan yang termasuk ke dalam kategori opini audit non going concern dari tahun 2012-2014 sebanyak 175
perusahaan 89,7 sementara perusahaan yang termasuk ke dalam kategori opini audit going concern sebanyak 20 perusahaan 10,3.
4.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.1. Multikolinearitas
Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi
adanya korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
korelasi antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil uji gejala multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi Correlation Matrix
Constant X1
X2 X3
X4 X5 Step 1 Constant
1.000 -.156
-.226 .205
-.895 .066
X1 -.156
1.000 -.066
-.010 .060
.108 X2
-.226 -.066
1.000 -.065
-.051 -.014
X3 .205
-.010 -.065
1.000 -.130
-.028 X4
-.895 .060
-.051 -.130
1.000 -.326
X5 .066
.108 -.014
-.028 -.326
1.000 Berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa korelasi antara profitabilitas
x1 dan opini audit x2 sebesar -0,066 korelasi profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan x3 sebesar -0,010 korelasi antara profitabilitas x1 dan ukuran
Universitas Sumatera Utara
perusahaan x4 sebesar 0,060 dan seterusnya. Dari hasil pengujian pada Tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas antar
variabel independen. Gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel independen lebih besar dari 0,90 Ghozali, 2013. Berdasarkan hasil
ini dapat disimpulkan bahwa lolos dari uji gejala multikolinieritas.
4.3 Analisis Regresi logistik
Model regresi logistik dapat dibentuk dengan melihat pada nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation. Model regresi yang terbentuk
berdasarkan nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation adalah sebagai berikut:
GCO = -2,699 + 0,521ROA + 3,864OTS – 0,090PP – 0,131SIZE + 1,415DAR + ε
Estimasi parameter dari model dan tingkat signifikasinya dapat dilihat pada table 4.11.
Tabel 4.5 Variables in the Equation
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
Step 1
a
ROA .521
.612 .723
1 .395
1.683 OTS
3.864 .715
29.239 1
.000 47.671
PP -.090
.131 .466
1 .495
.914 SIZE
-.131 .099
1.757 1
.185 .877
DAR 1.415
.489 8.365
1 .004
4.117 Constant
-2.699 1.503
3.225 1
.073 .067
a. Variables entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1. Pengujian Kelayakan Model Regresi
Langkah awal untuk mengetahui bahwa suatu model regresi logistik merupakan sebuah model yang tepat, terlebih dahulu akan dilihat bentuk
kecocokan atau kelayakan model secara keseluruhan. Kelayakan model regresi Chi-Square pada Tabel Hosmer and Lemeshow Test Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square
Df Sig.
1 9.506
8 .301
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui nilai statistik Chi-Square adalah 9,506.
Gambar 4.1 Perhitungan Chi-Square Tabel dengan Microsoft Excel
Berdasarkan Gambar 4.1 diketahui nilai Chi-Square tabel bernilai 15,507. Untuk menentukan apakah model layak atau tidak, maka dapat
diketahui dengan membandingkan nilai statistik Chi-square terhadap Chi- Square Tabel.
���� �
������ −����� ℎ�� 2
≤ �
������ 2
, ���� ����� �����.
���� �
������ −����� ℎ�� 2
�
������ 2
, ���� ����� ������ �����.
Universitas Sumatera Utara
Perhatikan bahwa karena nilai statistik Chi-Square 9,506 lebih kecil dibandingkan nilai Chi-Square Tabel 15,507, maka disimpulkan bahwa
model cukup layak dalam mencocokkanfit data.
Tabel 4.7 Menguji Kelayakan Model Regresi dengan Pendekatan Nilai Chi-Square
4 4.3.2. Menilai Keseluruhan Model
Uji ini digunakan untuk melihat model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai
antara -2 log likelihood pada awal block number = 0 dengan nilai -2 log likelihood pada akhir block number = 1. Nilai -2log likelihood awal pada
block number = 0, dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini Tabel 4.8
Tabel 4.8 Nilai -2 Log likelihood -2 LL Awal
Iteration -2 Log
likelihood Step 0 1
135.986 2
129.166 3
128.966 4
128.965 5
128.965 Chi Square
Hitung Chi Square
Tabel Keterangan
9,506 15,507
Perhatikan bahwa karena nilai statistik Chi-Square
9,506 lebih kecil dibandingkan nilai Chi-Square Tabel
15,507, maka disimpulkan bahwa model cukup layak dalam mencocokkanfit data.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Nilai -2 Log likelihood -2 LL Akhir
Iteration -2 Log
likelihood Step 1
1 89.843
2 66.499
3 61.068
4 60.287
5 60.258
6 60.258
7 60.258
Nilai -2 log likelihood akhir dapat dilihat pada Tabel 4.9 Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal, yaitu model
yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 0 iterasi 5, memperoleh nilai sebesar 128,965. Kemudian pada Tabel 4.6 dapat dilihat nilai
-2 LL akhir, nilai -2log likelihood pada step 1 iterasi 7 adalah 60,258. Adanya penurunan nilai antara -2LL awal initial-2LL function dengan nilai -2LL pada
langkah berikutnya -2LL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2013. Penurunan nilai -2 log
likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu profitabilitas, opini audit,
pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan solvabilitas, ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Menguji Model Fit
4.3.3 Koefisien Determinasi Nagelkerke R Square
Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik Nagelkerke’s �
� 2
untuk mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau
menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari Nagelkerke’s �
� 2
dapat diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan variabel-
variabel bebas dalam menjelaskan atau menerangkan variabel tak bebas. Tabel 4.11 menyajikan nilai statistik dari Nagelkerke’s
�
� 2
.
Tabel 4.11 Nagelkerke R Square
Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox Snell
R Square Nagelkerke R
Square 1
60.258
a
.297 .614
a. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than
.001. Nilai -
2Loglikelihood Keterangan
Awal Akhir
128,965 60,258
Adanya penurunan nilai antara -2LL awal initial-2LL function dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya
-2LL akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2013.
Penurunan nilai -2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini dinyatakan fit, artinya
penambahan-penambahan variabel bebas yaitu profitabilitas, opini audit, pertumbuhan perusahaan,
ukuran perusahaan, dan solvabilitas, ke dalam model penelitian akan memperbaiki model fit dalam
penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.11 nilai statistik Nagelkerke R Square 0,391. Nilai tersebut diinterpretasikan sebagai kemampuan seluruh variabel bebas secara
bersama-sama dalam mempengaruhi penerimaan opini audit going concern sebesar 61,4, sisanya 38,6 dijelaskan oleh variabel-variabel atau faktor-
faktor lain.
4.3.4. Matriks Klasifikasi
Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya pengungkapan atau tidak
mengungkapkan RMC pada perusahaan.
Tabel 4.12 Matriks Klasifikasi
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui perusahaan yang termasuk ke dalam kategori opini audit non going concern sebanyak 175 perusahaan. Dari 175
perusahaan tersebut, diprediksi 172 perusahaan termasuk ke dalam kategori audit non going concern, sedangkan 3 perusahaan diprediksi termasuk ke
dalam kategori opini audit going concern. Diketahui perusahaan yang termasuk
Classification Table
a
Observed Predicted
Penerimaan Opini Audit Percentage
Correct Opini audit
non going concern
Opini audit going
concern Step
1 Penerimaan Opini
Audit Opini audit non going
concern 172
3 98.3
Opini audit going concern
6 14
70.0 Overall Percentage
95.4 a. The cut value is .500
Universitas Sumatera Utara
ke dalam kategori opini audit going concern sebanyak 20 perusahaan. Dari 20 perusahaan tersebut, diprediksi 6 perusahaan termasuk ke dalam kategori audit
non going concern, sedangkan 14 perusahaan diprediksi termasuk ke dalam kategori opini audit going concern. Diketahui angka ketepatan prediksi sebesar
95,4, hal ini menandakan tingkat keakuratan model regresi logistik dalam memprediksi sebesar 95,4, berdasarkan data penelitian.
4.4. Pengujian Hipotesis Penelitian 4.4.1. Uji Signifikansi Pengaruh Parsial Uji Wald
Dalam regresi linear, baik sederhana maupun berganda, uji � digunakan
untuk menguji signifikansi dari pengaruh parsial. Pada regresi logistik, uji signifikansi pengaruh parsial dapat diuji dengan uji Wald. Dalam uji Wald,
statistik yang diuji adalah statistik Wald Wald statistic. Nilai statistik dari uji Wald berdistribusi chi-kuadrat.
Tabel 4.13 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial
B S.E.
Wald Df
Sig. Step 1
a
X1 .521
.612 .723
1 .395
X2 3.864
.715 29.239
1 .000
X3 -.090
.131 .466
1 .495
X4 -.131
.099 1.757
1 .185
X5 1.415
.489 8.365
1 .004
Constant -2.699
1.503 3.225
1 .073
Berdasarkan Tabel 4.12, nilai probabilitas Sig. dari profitabilitas X1 pertumbuhan perusahaan X3 0,495 dan ukuran perusahaan X4 masing-
masing adalah 0,395, 0,495, dan 0,185, yang mana lebih besar dari 0,05
Universitas Sumatera Utara
sehingga pengaruh parsial dari variabel tersebut tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sementara nilai probabilitas Sig. dari
opini audit tahun sebelumnya X2 adalah 0,000 dan nilai probabilitas Sig. dari solvabilitas adalah 0,004, yang mana lebih kecil dari 0,05 maka pengaruh
parsial dari variabel tersebut signfiikan.
4.4.2. Uji Signifikansi Model secara Simultan
Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients Tabel 4.14 berfungsi untuk melihat hasil pengujian secara simultan pada regresi logistik, yakni melihat
pengaruh variabel bebas independen secara bersama-sama simultaneously terhadap variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.14, diperoleh nilai
probabilitas Sig. 0,000. Karena nilai probabilitas 0,006 lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama
berpengaruh signifikan secara statistik, terhadap penerimaan opini audit going
concern Tabel 4.14 Uji Signifikansi Model secara Simultan
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df
Sig. Step 1 Step
68.707 5
.000 Block
68.707 5
.000 Model
68.707 5
.000
Universitas Sumatera Utara
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1 Pengujian Pengaruh Profitabilitas
terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
Perusahaan yang beroperasi secara normal akan mendapatkan keuntungan yang nantinya akan digunakan untuk mempertahankan
kelangsungan usahanya. Besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan total aktiva perusahaan merupakan salah satu ukuran
profitabilitas Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset.
Return on asset ROA adalah ratio yang diperoleh dengan membagi laba rugi bersih dengan total asset. Ratio ini
digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Semakin tinggi nilai
ROA semakin efektif pula pengelolaan aktiva perusahaan. Dengan demikian semakin besar rasio profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin
baik, sehingga auditor tidak memberikan opini going concern pada perusahaan yang memiliki laba tinggi.
Diketahui nilai probabilitas Sig. dari profitabilitas X1 adalah 0,395 yakni lebih besar dari 0,05 maka profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ira 2012, Doris 2010, Putri Karina 2013 yang
membuktikan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Tetapi Hasil penelitian ini bertentangan
Universitas Sumatera Utara
dengan penelitian Endra Ulkri 2013 yang menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai rasio profitabilitas suatu perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan tersebut untuk
menghasilkan laba sehingga tidak menimbulkan keraguan auditor akan kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya.
4.5.2. Pengujian Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
Auditee yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan dianggap memiliki masalah kelangsungan hidupnya,
sehingga besar kemungkinan bagi auditor untuk mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan. Perusahaan yang apabila tahun lalu
menerima opini audit going concern maka cenderung akan menerima kembali pada tahun berikutnya.
Diketahui nilai probabilitas Sig. dari opini audit tahun sebelumnya X2 adalah 0,000 yakni lebih kecil dari 0,05 maka opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yashinta 2008,
Arga dan Linda 2007 yang membuktikan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern.
Hal ini menunjukkan bahwa auditor sangat memperhatikan audit yang diberikan pada tahun sebelumnya, walaupun penerbitan kembali opini audit
Universitas Sumatera Utara
going concern tidak hanya didasarkan pada opini audit going concern yang diterima pada tahun sebelumnya, namun penerimaan opini audit going concern
pada tahun sebelumnya akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan publik akan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya
sehingga hal ini akan semakin mempersulit perusahaan untuk bangkit dari keterpurukannya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Muthcler 1985 bahwa perusahaan yang menerima opini going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada
tahun berjalan.
4.5.3. Pengujian Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar
kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba.
Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga apabila manajemen tidak segera
mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Diketahui nilai probabilitas Sig. dari pertumbuhan perusahaan X3 adalah 0,495 yakni lebih besar dari 0,05 maka pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Endra Ulkri 2013, Doris 2010, Ira 2012 yang membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Petronela 2004, dalam
Santosa dan Wedari, 2007, dikarenakan adanya perusahaan yang memperoleh opini audit going concern maupun yang memperoleh opini audit non going
concern sama-sama mengalami pertumbuhan laba yang regatif sehingga dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba yang negatif
tidak selalu memperoleh opini audit going concern. Hal ini menunjukkan adanya indikasi bahwa terdapat perusahaan baik
yang mendapat atau tidak mendapat opini audit going concern sama-sama mengalami pertumbuhan laba negatifpositif. Perusahaan yang mengalami
pertumbuhan laba negatif belum dapat dikatakan sebagai perusahaan yang memiliki indikasi ke arah kebangkrutan dan diragukan kelangsungan usahanya
karena auditee yang memiliki pertumbuhan laba negatif bisa saja justru sebenarnya telah mengalami peningkatan pada labanya dari tahun sebelumnya,
namun karena pada tahun sebelumnya auditee tersebut memiliki laba negatif, maka pertumbuhan perusahaan auditee pada tahun berjalan tersebut akan tetap
terlihat menjadi negatif.
Hal tersebut berarti, perusahaan yang memiliki pertumbuhan perusahaan negatif bukanlah jaminan bahwa perusahaan tersebut akan diberikan opini audit
going concern. Pertumbuhan yang positif juga bukanlah suatu jaminan bahwa
Universitas Sumatera Utara
suatu perusahaan telah terlepas dari permasalahan keuangan yang dihadapi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kemungkinan auditee mendapatkan opini going concern dari auditor dan pertumbuhan laba yang tinggi positif atau pertumbuhan laba yang
kecil negatif bukanlah jaminan untuk penerbitan opini audit going concern.
4.5.4. Pengujian Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern
Penelitian ini menggunakan logaritma total aktiva sebagai proksi dari ukuran perusahaan. Penggunaan logaritma total aktiva dipandang dapat
mewakili ukuran perusahaan karena dapat menggambarkan kemampuan perusahaan baik kemampuan untuk menyelesaikan kewajibannya maupun
kemampuan perusahan untuk menghasilkan laba dengan aktiva yang dimiliki. Perusahaan yang kecil lebih sering mendapatkan going concern daripada
perusahaan yang besar.
Diketahui nilai probabilitas Sig. dari ukuran perusahaan X4 adalah 0,185 yakni lebih besar dari 0,05 maka ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Putri 2013, Arga dan Linda 2007, Ira 2012 yang
membuktikan bahwa ukuran perusahan tidak berpengaruh signfikan terhadap penerimaan opini audit ging concern.
Hal tersebut terjadi karena pertumbuhan aktiva tidak diikuti dengan kemampuan auditee untuk meningkatkan labanya. Dari pengamatan yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan terhadap sampel penelitian dari 195 sampel 20 diantaranya mendapatkan opini audit going concern. Semua sampel yang mendapatkan
opini audit going concern, diantaranya merupakan perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan dengan ukuran yang besar. Hal ini berarti, ukuran
perusahaan tidak menentukan pemberian opini audit going concern. Besar kecilnya perusahaan tidak dapat dijadikan jaminan bahwa perusahaan tersebut
tidak akan memiliki masalah going concern. Auditor akan memberikan opini audit going concern baik pada perusahaan besar maupun kecil jika memang
perusahaan tersebut diragukan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian
opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor pada auditee.
4.5.5. Pengujian Pengaruh Solvabilitas terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
melunasi seluruh hutang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Solvabilitas dapat dihitung dengan total liabilities to total asset
ratio. Total debt to total asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Semakin tinggi
rasio ini menunjukkan perusahaan beresiko, hal ini menyebabkan kreditur meminta imbalan. .Rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi
kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi rasio solvabilitas ini, maka
Universitas Sumatera Utara
semakin pula menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Hal
ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit going
concern.
Diketahui nilai probabilitas Sig. dari solvabilitas X5 adalah 0,004 yakni lebih kecil dari 0,05 maka solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rezky dan Totok 2009, Putri 2013, yang menunjukkan bahwa
solvabilitas berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai Debt to Total Asset
Ratio DAR maka semakin besar kecenderungan auditor memberikan opini audit going concern. Perusahaan dengan nilai asset lebih kecil daripada
hutangnya
mengindikasikan bahwa perusahaan tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya. Semakin tinggi total debt maka perusahaan dikatakan tidak solvabel
karena perusahaan dinilai tidak mempunyai cukup kekayaan untuk membayar semua hutangnya yang memungkinkan dilakukannya restrukturisasi hutang yang
nantinya akan mengarah pada kebangkrutan sehingga auditor cenderung memberikan opini audit going concern
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini merupakan studi yang menganalisis tentang factor keuangan dan non keuangan terhadap pemberian opini going concern. Dalam penelitian ini
terdapat 1 variabel dependen yaitu penerimaan opini audit going concern dan 5 variabel independen yaitu terdiri dari 1 variabel non keuangan Opini Audit Tahun
Sebelumnya dan 4 variabel keuangan Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan Perusahaan. Berdasarkan hasil uji analisis data serta pembahasan
yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : Kemampuan seluruh variabel bebas secara bersama-sama dalam
mempengaruhi penerimaan opini audit going concern sebesar 61,4 sisanya 38,6 dijelaskan oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil
pengujian pengaruh simultan dengan uji Omnibus Tests of Model Coefficients, diketahui pengaruh simultan seluruh variabel terhadap penerimaan opini audit
going concern signifikan dengan nilai probabilitas Sig. 0,000 yakni lebih kecil dari 0,05. Sementara pada pengujian pengaruh parsial diketahui nilai probabilitas
Sig. dari profitabilitas X1 pertumbuhan perusahaan X3 dan ukuran perusahaan X4 masing-masing adalah 0,395, 0,495 dan 0,185 yang mana lebih besar dari 0,05
sehingga pengaruh parsial dari variabel tersebut tidak signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sementara nilai probabilitas Sig. dari opini
audit tahun sebelumnya X2 adalah 0,000 dan nilai probabilitas Sig. dari
Universitas Sumatera Utara
solvabilitas adalah 0,004 yang mana lebih kecil dari 0,05 maka pengaruh parsial dari variabel tersebut signifikan. hal ini dikarenakan opini audit tahun sebelumnya
apabila menerima opini audit going concern maka cenderung auditor akan memberikan kembali opini audit going concern pada tahun berjalan dan semakin
tinggi nilai debt to total asset ratio akan membuat auditor cenderung memberikan opini audit going concern.
5.2. Keterbatasan Penelitian