Informan Utama 1 Hasil Temuan

55

5.2 Hasil Temuan

5.2.1 Informan Utama 1

Nama : Ilham Umur : 28 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Riwayat pendidikan : SMP Agama : Islam Suku : Melayu Ilham merupakan seorang nelayan tradisional, ia sudah menikah selama 5 tahun dan ia mempunyai seorang istri dan seorang anak yang masih balita. Saat peneliti mendatangi lokasi penelitian untuk wawancara beliau sedang duduk di perahu miliknya. Ilham sudah 18 tahun menjadi nelayan, ia bertahan menjadi nelayan dikarenakan tidak ada lagi pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya. Untuk sekali pergi melaut ia membutuhkan waktu 10 jam, yaitu berangkat pukul 12 malam dan baru pulang pukul 10 pagi. Ilham melaut tidak sendirian tetapi bersama satu orang temannya. Sebagai nelayan, ilham selalu mendapat kendala-kendala di laut seperti kencangnya angin dan air pasang yang menyebabkan gelombang tinggi. Ilham mendapatkan pendapatan Rp. 200.000 per minggu nya. Itupun dalam sebulan hanya dua minggu saja ia melaut. Hal ini sesuai yang dikatakan informan “saya bertahan menjadi nelayan dikarenakan tidak ada lagi pekerjaan lain, sedangkan mau bekerja cari duit malah ngeluarin duit kalau sekarang ini dek. Jadi, mau tidak mau saya harus menjadi nelayan untuk biaya hidup keluarga. Saat melaut, saya selalu mendapat kendala-kendala seperti kencangnya angin dan air pasang yang menyebabkan gelombang tinggi.” Universitas Sumatera Utara 56 Saat menangkap ikan-ikan di laut, ilham menggunakan alat tangkap ambai apung. Berdasarkan kebijakan menteri No. 02 Tahun 2015 tentang larangan alat tangkap cantrang, ilham mengetahui tentang kebijakan tersebut. Tetapi dari pihak Dinas Pertanian dan Kelautan tidak pernah mensosialisasikan kebijakan tersebut kepada mereka para nelayan dan tidak adanya sanksi yang diberikan kepada nelayan yang melanggar kebijakan tersebut. Dalam mencari mata pencaharian, ia menerapkan kebijakan ini walaupun tidak adanya sosialisasi dari Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan maupun dari instansi lainnya. Karena ia memang tidak pernah memakai alat tangkap yang tidak ramah lingkungan seperti cantrangpukat layang. Hal ini seperti yang dikatakan informan “Sehari-hari untuk mendapatkan ikan saya memakai alat tangkap ambai apung dek. Kalau tentang peraturan menteri kelautan itu saya tau dek, tapi dari pihak Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan tidak pernah ada mensosialisasikan kebijakan tentang larangan alat tangkap cantrangpukat layang itu disini dek dan tidak adanya sanksi yang diterapkan. Tapi walaupun tidak adanya sosialisasi tentang larangan alat tangkap cantrangpukat layang itu, saya menerapkan kebijakan tersebut dalam mencari mata pencaharian saya sehari-sehari, karena saya dari dulu tidak pernah menggunakan alat tangkap yang merusak ekosistem laut itu.” Ilham menyetujui dengan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, karena dengan kebijakan ini bisa menghentikan pengoperasian alat tangkap yang merusak biota dalam laut. Kebijakan ini berpengaruh terhadap pendapatan Ilham, karena kebijakan ini tidak diterapkan di Universitas Sumatera Utara 57 wilayah tersebut. Sehingga alat tangkap cantrangpukat layang masih tetap beroperasi, maka pendapat Ilham menurun. Berikut penuturannya “saya menyetujui dengan adanya kebijakan ini dek, karena kebijakan ini bisa menghentikan pengoperasian alat tangkap yang merusak ekosistem laut. Karena masih adanya nelayan modern yang menggunakan pukat layangcantrang, jadi kebijakan ini berpengaruh terhadap pendapatan saya dek. Apalagi mereka mendapatkan lebih banyak ikan dengan menggunakan alat tangkap itu, sedangkan kami ikan nya tidak tentu dapatnya dek.” Istri Ilham bernama Santi membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan bekerja membuka warung di depan rumah mereka, dari warung itulah mereka mendapatkan tambahan penghasilan dimana ia menjual jajanan. Pendapatan yang ia dapat dari warungnya berkisar dari 20 ribu hingga 40 ribu per harinya dan menurutnya dirasa masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ia melakukan segala upaya untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari hari. Berikut penuturan Santi saat peneliti mewawancarai : “Karena pekerjaan sebagai nelayan tidak mencukupi kebutuhan sehari- hari, saya membuka warung kecil-kecilan didepan rumah dek, dari warung inilah saya memperoleh pendapatan yang sebenarnya masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan. Tapi saya akan melakukan segala upaya untuk memenuhi kehidupan kami sebagai keluarga nelayan dek.” Ilham dan Santi memiliki keinginan kuat untuk pendidikan anaknya kelak, walaupun anak mereka sekarang masih usia 4 tahun. Karena menurut mereka pendidikan sangat penting untuk anaknya kelak. Meskipun dari keluarga nelayan, Universitas Sumatera Utara 58 tetapi Santi punya keinginan untuk menyekolahkan anaknya sampai Perguruan Tinggi. Berikut penuturan Santi : ”Pendidikan buat anak kami itu penting, walaupun sekarang anak kami masih kecil. Meskipun kami dari keluarga nelayan, tapi kami punya keinginan menyekolahkan anak kami sampai perguruan tinggi dek. Dan dia harus bisa jadi lebih dari mamak dan bapaknya lah pokoknya dek.” Rumah yang di tempati Santi merupakan rumah semi permanen hal ini peneliti lihat pada saat wawancara dirumah beliau dimana lantainya dari terbuat dari semen dan belum di keramik, kemudian dindingnya sebagian sudah di semen dan sebagian lagi masih terbuat dari kayu dan beratapkan genteng. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah orang tua Ilham. Saat adanya pasang air laut rumah mereka terendam air dan harus menguras rumahnya yang terkena air pasang. Pengeluaran yang dikeluarkan keluarga ini diantaranya ialah untuk membayar uang listrik tiap bulannya juga untuk belanja kebutuhan mereka sehari hari. Disini tidak tersedianya koperasi untuk para nelayan, jadi jika sewaktu-waktu perlu uang ia meminjam kepada tetangganya ataupun kerabatnya. Pendapatan yang diterima menjadi nelayan dan dari warung , dirasa masih kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Keluarga ini tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui program beras untuk rakyat miskin RASKIN. Saat peneliti bertanya apakah penghasilan dari keluarga ini bisa mencukupi jaminan kesehatan keluarga nya bila nanti ada yang sakit. Keluarga tidak memiliki tabungan khusus untuk kesehatan namun untungnya keluarganya mengikuti program jaminan kesehatan BPJS dari pemerintah ia mengikuti program ini karena ia ingin kelak jika sakit nanti ia dan keluarga sudah memiliki jaminan kesehatan. Namun bila hanya Universitas Sumatera Utara 59 sakit biasa seperti demam dan flu mereka hanya mengonsumsi obat obat biasa yang bisa di beli di warung warung tanpa harus ke klinikpuskesmas. Ilham dan keluarga nya juga jarang membeli pakaian, mereka membeli pakaian biasanya pada saat hari besar seperti hari raya Idul Fitri, mereka berpendapat bila pakaian mereka masih layak pakai maka tidak perlu beli yang baru karena hal tersebut merupakan pemborosan mengingat kondisi ekonomi yang mereka hadapi. Menurut Ilham, dampak dari kebijakan ini sebenarnya mengarah positif terhadap sosial ekonomi nelayan-nelayan tradisional jika kebijakan ini dilaksanakan dengan baik. Tetapi karena tidak dijalankan dengan baik maka kebijakan ini menjadi negatif terhadap para nelayan tradisional. Kemudian nelayan tradisional juga meminta kepada aparat agar benar-benar melaksanakan kebijakan tersebut. Karena selama ini, nelayan tradisional di kelurahan ini dari tahun ke tahun terus menjadi korban pembiaran bagi kapal-kapal dengan alat tangkap trawl dan cantrang.

5.2.2 Informan Utama 2

Dokumen yang terkait

Analisis Karakteristik Nelayan dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan

8 101 124

Analisis Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Produksi Ikan Tangkap Studi Kasus : (Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kotamadya Medan)

4 63 52

Dampak Implementasi Kebijakan Larangan Penggunaan Alat Tangkap Cantrang Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan Tradisional di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan

0 0 10

Dampak Implementasi Kebijakan Larangan Penggunaan Alat Tangkap Cantrang Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan Tradisional di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan

0 0 2

Dampak Implementasi Kebijakan Larangan Penggunaan Alat Tangkap Cantrang Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan Tradisional di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan

0 0 14

Dampak Implementasi Kebijakan Larangan Penggunaan Alat Tangkap Cantrang Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan Tradisional di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan

1 1 24

Dampak Implementasi Kebijakan Larangan Penggunaan Alat Tangkap Cantrang Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan Tradisional di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan

0 0 2

Dampak Implementasi Kebijakan Larangan Penggunaan Alat Tangkap Cantrang Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan Tradisional di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan

0 0 6

I. PENDAHULUAN - Analisis Karakteristik Nelayan dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan Kota Medan

0 0 7

ANALISIS KARAKTERISTIK NELAYAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN DI KELURAHAN BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN KOTA MEDAN TESIS

0 0 16