Universitas Sumatera Utara
bentuk melingkar budaya C dan jarak fisik dari budaya A dan budaya B. Dalam setiap budaya ada bentuk lain yang agak serupa dengan bentuk budaya. Ini
menunjukkan individu yang telah dibentuk oleh budaya. Bentuk individu sedikit berbeda dari bentuk budaya yang mempengaruhinya. Ini Budaya A Budaya B
Budaya C menunjukkan dua hal. Pertama, ada pengaruh –pengaruh lain di
samping budaya yang membentuk individu. Kedua, meskipun budaya merupakan sesuatu kekuatan dominan yang mempengaruhi individu, orang
–orang dalam suatu budaya pun mempunyai sifat
–sifat yang berbeda. Penyandian dan penyandian balik pesan antarbudaya dilukiskan oleh panah
–panah yang menghubungkan budaya
–budaya itu. Panah–panah ini menunjukkan pengiriman pesan dari budaya yang satu ke budaya lainnya. Ketika suatu pesan meninggalkan
budaya dimana ia disandi, pesan itu mengandung makna yang dikehendaki oleh penyandi encoder. Ini ditunjukkan oleh panah yang meninggalkan suatu budaya
yang mengandung pola yang sama seperti pola yang ada dalam individu penyandi. Ketika suatu pesan sampai pada budaya dimana pesan itu harus disandi balik,
pesan itu mengalami suatu perubahan dalam arti pengaruh budaya penyandi balik decoder telah menjadi bagian dari makna pesan. Makna yang terkandung dalam
pesan yang asli telah berubah selama fase penyandian balik dalam komunikasi antarbudaya, oleh karena perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang
dimiliki decoder tidak mengandung makna –makna budaya yang sama seperti yang
dimiliki encoder. Model tersebut menunjukkan bahwa terdapat banyak ragam perbedaan budaya dalam komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya
terjadi dalam banyak ragam situasi yang berkisar dari interaksi –interaksi antara
orang –orang yang berbeda secara ekstrem hingga interaksi–interaksi antara
orang –orang yang mempunyai budaya dominan yang sama tetapi mempunyai
subkultur dan subkelompok yang berbeda Mulyana dan Rakhmat, 1998 : 20.
2.3 Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi merupakan suatu bidang ilmu komunikasi, bidang ini setiap hari hadir dalam setiap hubungan antar manusia kapan dan
dimana saja. Seorang tukang kayu, tukang foto, dramawan dan sastrawan, pastor dan haji, profesor dan musikus, pelajar dan mahasiswa dalam dunianya sendiri
maupun dunia bersamanya melakukan komunikasi antar manusia. Dari jenis
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan dan profesi seseorang kepada orang lain, mungkin masih ditambah lagi dengan cara berpikirnya, melahirkan perasaannya dan perilaku nyatanya. Ilmu
komunikasi, khususnya komunikasi antar pribadi mempelajari objek hubungan antara manusia. Meskipun demikian banyak ahli juga berpendapat bahwa semua
yang menjadi tekanan dalam komunikasi antar pribadi akhirnya bermuara pada: perspektif situasi. Perspektif situasi merupakan suatu perspektif yang menekankan
bahwa sukses tidaknya komuniksi antar pribadi sangat tergantung pada situasi komunikasi, mengacu pada hubungan tatap muka antara dua orang atau sebagian
kecil orang dengan mengandalkan suatu kekuatan yang segera saling mendekati satu dengan yang lain pada saat itu juga daripada memperhatikan umpan balik
yang tertunda misalnya dalam hal komunikasi antar manusia bermedia seperti surat menyurat, percakapan, telepon, faximile, menurut De Haan dalam Liliweri,
1991: 31. Masih dalam buku Alo Liliweri 2003: 31, ada tujuh sifat yang
menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang merupakan komunikasi antar pribadi dan bukan komunikasi lainnya yang terangkum dari pendapat-
pendapat Reardon. Sifat-sifat komunikasi antar pribadi itu adalah: 1. Melibatkan didalamnya perilaku verbal dan non verbal.
2. Melibatkan pernyataanungkapan yang spontan, scripted dan contrived. 3. Komunikasi antar pribadi tidaklah statis melainkan dinamis.
4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya.
5. Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. 6. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan.
7. Melibatkan didalamnya bidang persuasif. Disamping itu, Halloran dalam Liliweri, 2003: 48 mengemukakan bahwa
manusia sebenarnya berkomunikasi dengan orang lain karena beberapa faktor, yaitu:
1. Perbedaan antar pribadi. 2. Manusia meskipun merupakan makhluk yang utuh namun tetap
mempunyai kekurangan. 3. Adanya perbedaan motivasi antar manusia.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Kebutuhan akan harga diri yang harus mendapat pengakuan dari orang lain.
Masih dalam buku Alo Liliweri 2003: 48, Cassagrande juga berpendapat hampir senada, bahwa orang berkomunikasi dengan orang lain karena:
1. Setiap orang memerlukan orang lain untuk saling mengisi kekurangan dan membagi kelebihan.
2. Setiap orang terlibat dalam proses perubahan yang relatif tetap. 3. Interaksi hari ini merupakan spektrum pengalaman masa lalu, dan
buat orang mengantisipasi masa depan. 4. Hubungan yang diciptakan kalau berhasil merupakan pengalaman
yang baru. Kita akhirnya dapat mengatakan bahwa komunikasi antar pribadi tidak
dapat dielakkan dalam hidup bermasyarakat itu. Suatu kesadaran akan kekurangan yang dimiliki, suatu perbedaan kesadaran akan adanya perbedaan yang hakiki
antar pribadi, perbedaan dalam motif dorongan-dorongan untuk mencapai kebutuhan yang berbeda baik kebutuhan biologis, sosiologis keinginan untuk
mendapatkan pengakuan dari orang lain menyebabkan setiap orang mencari relasi dengan orang lain. Relasi, interaksi itu dapat dimulai oleh setiap orang mulai dari
dalam rumah, tetangga, kemudian meluas ke bidang pekerjaan. Saling melengkapi kekurangan atas perbedaan tersebut senantiasa dialami
karena masyarakat terus berubah untuk memenuhi kebutuhan yang satu terhadap kebutuhan lainnya yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Ia, manusia mencatat
pelbagai pengalamannya masa lalu dari relasinya dengan orang lain kemudian mengantisipasikan, memperkirakan apakah komunikasi masih relevan dilakukan
untuk pemenuhan kebutuhan di masa datang. Oleh karena itu, pada saat sekarang para ahli komunikasi menghendaki supaya seorang yang berkomunikasi harus
mampu mengubah cara berpikir, perasaan atau perilaku sesama, hal itu akan tercapai kalau ia juga memberikan kesempatan pada pihak lain untuk dapat
mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan dan perilakunya. Menurut Devito 2007: 259-266 terdapat sepuluh karakteristik
komunikasi interpersonal yang efektif yaitu:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
1. Keterbukaan