Komunikasi Antarpribadi Pasangan III:

Universitas Sumatera Utara bentuk melingkar budaya C dan jarak fisik dari budaya A dan budaya B. Dalam setiap budaya ada bentuk lain yang agak serupa dengan bentuk budaya. Ini menunjukkan individu yang telah dibentuk oleh budaya. Bentuk individu sedikit berbeda dari bentuk budaya yang mempengaruhinya. Ini Budaya A Budaya B Budaya C menunjukkan dua hal. Pertama, ada pengaruh –pengaruh lain di samping budaya yang membentuk individu. Kedua, meskipun budaya merupakan sesuatu kekuatan dominan yang mempengaruhi individu, orang –orang dalam suatu budaya pun mempunyai sifat –sifat yang berbeda. Penyandian dan penyandian balik pesan antarbudaya dilukiskan oleh panah –panah yang menghubungkan budaya –budaya itu. Panah–panah ini menunjukkan pengiriman pesan dari budaya yang satu ke budaya lainnya. Ketika suatu pesan meninggalkan budaya dimana ia disandi, pesan itu mengandung makna yang dikehendaki oleh penyandi encoder. Ini ditunjukkan oleh panah yang meninggalkan suatu budaya yang mengandung pola yang sama seperti pola yang ada dalam individu penyandi. Ketika suatu pesan sampai pada budaya dimana pesan itu harus disandi balik, pesan itu mengalami suatu perubahan dalam arti pengaruh budaya penyandi balik decoder telah menjadi bagian dari makna pesan. Makna yang terkandung dalam pesan yang asli telah berubah selama fase penyandian balik dalam komunikasi antarbudaya, oleh karena perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki decoder tidak mengandung makna –makna budaya yang sama seperti yang dimiliki encoder. Model tersebut menunjukkan bahwa terdapat banyak ragam perbedaan budaya dalam komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya terjadi dalam banyak ragam situasi yang berkisar dari interaksi –interaksi antara orang –orang yang berbeda secara ekstrem hingga interaksi–interaksi antara orang –orang yang mempunyai budaya dominan yang sama tetapi mempunyai subkultur dan subkelompok yang berbeda Mulyana dan Rakhmat, 1998 : 20.

2.3 Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi merupakan suatu bidang ilmu komunikasi, bidang ini setiap hari hadir dalam setiap hubungan antar manusia kapan dan dimana saja. Seorang tukang kayu, tukang foto, dramawan dan sastrawan, pastor dan haji, profesor dan musikus, pelajar dan mahasiswa dalam dunianya sendiri maupun dunia bersamanya melakukan komunikasi antar manusia. Dari jenis Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pekerjaan dan profesi seseorang kepada orang lain, mungkin masih ditambah lagi dengan cara berpikirnya, melahirkan perasaannya dan perilaku nyatanya. Ilmu komunikasi, khususnya komunikasi antar pribadi mempelajari objek hubungan antara manusia. Meskipun demikian banyak ahli juga berpendapat bahwa semua yang menjadi tekanan dalam komunikasi antar pribadi akhirnya bermuara pada: perspektif situasi. Perspektif situasi merupakan suatu perspektif yang menekankan bahwa sukses tidaknya komuniksi antar pribadi sangat tergantung pada situasi komunikasi, mengacu pada hubungan tatap muka antara dua orang atau sebagian kecil orang dengan mengandalkan suatu kekuatan yang segera saling mendekati satu dengan yang lain pada saat itu juga daripada memperhatikan umpan balik yang tertunda misalnya dalam hal komunikasi antar manusia bermedia seperti surat menyurat, percakapan, telepon, faximile, menurut De Haan dalam Liliweri, 1991: 31. Masih dalam buku Alo Liliweri 2003: 31, ada tujuh sifat yang menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua orang merupakan komunikasi antar pribadi dan bukan komunikasi lainnya yang terangkum dari pendapat- pendapat Reardon. Sifat-sifat komunikasi antar pribadi itu adalah: 1. Melibatkan didalamnya perilaku verbal dan non verbal. 2. Melibatkan pernyataanungkapan yang spontan, scripted dan contrived. 3. Komunikasi antar pribadi tidaklah statis melainkan dinamis. 4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi dan koherensi pernyataan yang satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya. 5. Dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. 6. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu kegiatan dan tindakan. 7. Melibatkan didalamnya bidang persuasif. Disamping itu, Halloran dalam Liliweri, 2003: 48 mengemukakan bahwa manusia sebenarnya berkomunikasi dengan orang lain karena beberapa faktor, yaitu: 1. Perbedaan antar pribadi. 2. Manusia meskipun merupakan makhluk yang utuh namun tetap mempunyai kekurangan. 3. Adanya perbedaan motivasi antar manusia. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4. Kebutuhan akan harga diri yang harus mendapat pengakuan dari orang lain. Masih dalam buku Alo Liliweri 2003: 48, Cassagrande juga berpendapat hampir senada, bahwa orang berkomunikasi dengan orang lain karena: 1. Setiap orang memerlukan orang lain untuk saling mengisi kekurangan dan membagi kelebihan. 2. Setiap orang terlibat dalam proses perubahan yang relatif tetap. 3. Interaksi hari ini merupakan spektrum pengalaman masa lalu, dan buat orang mengantisipasi masa depan. 4. Hubungan yang diciptakan kalau berhasil merupakan pengalaman yang baru. Kita akhirnya dapat mengatakan bahwa komunikasi antar pribadi tidak dapat dielakkan dalam hidup bermasyarakat itu. Suatu kesadaran akan kekurangan yang dimiliki, suatu perbedaan kesadaran akan adanya perbedaan yang hakiki antar pribadi, perbedaan dalam motif dorongan-dorongan untuk mencapai kebutuhan yang berbeda baik kebutuhan biologis, sosiologis keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain menyebabkan setiap orang mencari relasi dengan orang lain. Relasi, interaksi itu dapat dimulai oleh setiap orang mulai dari dalam rumah, tetangga, kemudian meluas ke bidang pekerjaan. Saling melengkapi kekurangan atas perbedaan tersebut senantiasa dialami karena masyarakat terus berubah untuk memenuhi kebutuhan yang satu terhadap kebutuhan lainnya yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Ia, manusia mencatat pelbagai pengalamannya masa lalu dari relasinya dengan orang lain kemudian mengantisipasikan, memperkirakan apakah komunikasi masih relevan dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan di masa datang. Oleh karena itu, pada saat sekarang para ahli komunikasi menghendaki supaya seorang yang berkomunikasi harus mampu mengubah cara berpikir, perasaan atau perilaku sesama, hal itu akan tercapai kalau ia juga memberikan kesempatan pada pihak lain untuk dapat mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan dan perilakunya. Menurut Devito 2007: 259-266 terdapat sepuluh karakteristik komunikasi interpersonal yang efektif yaitu: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

1. Keterbukaan