Saran PerspektifParadigma Kajian Pasangan III:

Universitas Sumatera Utara 3. Pasangan Atika Riama Siahaan dan Albert Schoonhoven menggunakan pola komunikasi pemisah tidak seimbang. Sebab, sang istri lebih dominan dalam hal mendidik anaknya. Seperti saat membawa anaknya, Alvino ke psikolog anak saat Al memiliki kepribadian yang cenderung introvert. Atika tetap membawa anak pertamanya Alvino ke psikolog anak, meskipun awalnya tanpa adanya pemberitahuan kepada suaminya, Albert. Kemudian, saat Atika melarang ketiga anaknya untuk tidak pulang di atas jam 10 malam. Keputusan Atika tersebut tidak dapat ditentang Albert, meskipun Albert mengaku tidak mempermasalahkannya jika ada alasan yang tepat, seperti sedang mengerjakan tugas kelompok di rumah temannya. Sebagai suami, Albert tidak mempermasalahkan tindakan sang istri dalam mendidik anak mereka. Albert mengaku setuju dengan istrinya karena keputusan istrinya dianggap untuk kebaikan anak-anaknya. Albert dan Atika adalah pekerja keras. Oleh karena itu, mereka mempercayakan anak-anaknya kepada pengasuh. Meskipun demikian, Atika tidak serta merta melepaskan statusnya sebagai ibu tangga. Dia juga membagi waktunya dalam mengurusi keperluan rumah tangga dan mendidik ketiga anaknya. Tanggung jawabnya sebagai seorang ibu dan seorang istri mengharuskannya membagi kesibukannya di kantor maupun di rumah. Dengan profesi yang dimiliki istrinya, Albert tidak membatasi karir istrinya karena dia mempercayai istrinya mampu membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Meskipun Atika berpenghasilan, finansial rumah tangga tetap diemban kepada sang suami, Albert. Albert tidak pernah mempermasalahkan keuangan dan melibatkan penghasilan istrinya dalam membiayai rumah tangga mereka. Serta, barang-barang yang dibeli Atika melalui hasil keringatnya sendiri juga tidak dipermasalahkan olehnya, meskipun barang-barang tersebut untuk anak-anak mereka. Albert mengaku bahwa dia mendukung karir istrinya selama sang istri mampu membagi waktu

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Pasangan Berbeda Kebangsaan Studi Deskriptif Pada Pasangan Berbeda Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kebangsaan di Kota Medan, peneliti memiliki beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun sarannya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini masih terbatas dan tidak mewakili setiap situasi yang dijadikan dasar dalam menilai setiap pasangan berbeda kebangsaan, terutama istri yang berkebangsaan Indonesia dan suami yang berkebangsaan Belanda menggunakan ketiga pasangan tersebut memiliki pola komunikasi pola pemisah tidak seimbang. Sebab, sang istri lebih dominan dalam mendidik anak mereka, sehingga peneliti mengharapkan adanya penelitian yang mengembangkan permasalahan ini dengan karakteristik yang lebih beragam. 2. Mengetahui fakta bahwa tingkat individualisme yang tinggi dalam sebuah keluarga mampu membuat jurang antara orangtua dan anak menjadi masalah tersendiri dalam sebuah rumah tangga. Oleh karena itu, disarankan agar orangtua memberikan perhatian dan pengawasan pada perkembangan anaknya, dan si anak membagi cerita kepada orangtuanya sehingga mereka tidak merasa sendirian, terlebih dalam menghadapi masalah. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 PerspektifParadigma Kajian

Konstruktivisme berada di titik temu dua aluran besar dalam sejarah sosiolog: sosiologi pengetahuan sociology of knowledge dan sosiologi sains sociology of science Kulka, 2003: 13. Istilah konstruksi sosial atas realitas social construction of reality, menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui bukunya yang berjudul “The Social Construction of Reality, a Treatise in the Sociological of Knowladge” pada tahun 1966. Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif Bungin, 2008: 189. Asal mula konstruksi sosial dari paradigma konstruktivisme, yang dimulai dari gagasan-gagasan konstruktif kognitif. Menurut Von Glaserfeld, pengertian konstruktif kognitif muncul pada abad ini. Dalam tulisan Mark Baldwin yang secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget. Namun, apabila ditelusuri, sebenarnya telah dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistimolog dari Italia, ia adalah cikal bakal konstruktivisme Suparno, 1997: 24. Semua orang bisa saja mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Karena setiap orang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu, dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu. Selain plural, konstruksi juga bersifat dinamis. Sebagai hasil dari konstruksi sosial maka realitas tersebut merupakan realitas subjektif dan sekaligus realitas objektif Eriyanto, 2002: 16. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Pola komunikasi antarpribadi pada pasangan berbeda kebangsaan di kota Medan menggunakan paradigma konstruktivisme karena masing-masing suami maupun istri yang berbeda kebangsaan mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Karena setiap orang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu, dan lingkungan pergaulan atau sosial tertentu. Hal tersebut jelas mempengaruhi sepasang suamiistri yang berbeda kebangsaan dalam mendidik anak mereka. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.2 Komunikasi Antarbudaya