Universitas Sumatera Utara
2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan
itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.
4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat
sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi
responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.
6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan
suasana situasi sosial yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang yang utama
adalah observasi dan wawancara. Dalam praktiknya kedua metode tersebut dapat digunakan secara bersama-sama, artinya sambil wawancara juga melakukan
observasi atau sebaliknya Sugiyono, 2010: 239. Dalam penelitian ini, observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses
terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek
selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
3.7 Penentuan Informan
Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Kendarso Usman, 2009: 56 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat
generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Oleh karena itu, pada
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara
sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.
Orang-orang yang dapat dijadikan informan adalah orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan masalah penelitian, orang-orang dengan peran tertentu
dan tentu saja yang mudah diakses Bogdan, 1992: 5. Informan merupakan orang yang dianggap menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari
suatu objek penelitian. adapun informan dalam penelitian ini adalah pasangan suamiistri yang berbeda kebangsaan.
Menurut Bungin 2010: 108 dalam wawancara mendalam peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang informan berganti-ganti. Penentuan
informan dilakukan secara snowball sampling. Teknik pengambilan informan secara snowball sampling akan berhenti jika data yang didapatkan sudah jenuh
atau sudah tidak ada data yang dianggap baru lagi.
3.8 Keabsahan Data
Pendekatan penelitian ini merupakan pendekatan deskriptif, maka dalam menganalisis data yang berhasil dikumpulkan, tidak digunakan uji statistik
melainkan non statistik. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian deskriptif kualitatif menurut Moleong 2007: 323 yaitu :
1. Perpanjangan Keikutsertaan Dalam penelitian, keikutsertaan peneliti sangat menentukan pada saat
pengumpulan data. Moleong 2007: 318 berpendapat : “Dengan perpanjangan keikutsertaan pada penelitian, dapat menguji
ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik berasal dari diri sendiri maupun dari informan dan membangun kepercayaan
subjek. Perpanjangan keikutsertaan menurut peneliti dapat berupa tindakan untuk melihat ke lokasi secara berulang-ulang dan mengambil data-data
yang dianggap penting serta memperhitungkan distorsi yang mungkin mengotori data. Selain itu, perpanjangan keikutsertaan dapat dimaksudkan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
untuk membangun kepercayaan pada subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti itu sendiri”.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya perpanjangan keikutsertaan peneliti sangat menentukan hasil pada saat pengumpulan data.
Dengan adanya perpanjangan keikutsertaan, data yang diperoleh dan dikumpulkan setelah berulang kali ke lokasi penelitian dapat dipilih kembali dari gangguan atau
distorsi yang dapat ditemukan dalam penelitian. 2. Triangulasi
Menurut Moleong dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif 2007, yang dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan
harus memenuhi : 1. Mendemonstrasikan nilai yang benar
2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan 3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi
dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan- keputusannya.
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data yang diperoleh adalahh menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah
teknik pemeriksa keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain Moleong, 2007: 330. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber yang
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian kualitatif dapat mempertinggi validitas, memberi kedalaman hasil penelitian, serta sebagai
pelengkap apabila data yang diperoleh masih ada kekurangan. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu. Wiersma Sugiyono, 2010: 125 mendefinisikan triangulasi sebagai
berikut : “triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data source of multiple data
collection procedures”. Triangulasi adalah validasi silang secara kualtitatif.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Triangulasi menilai kecukupan data berdasarkan keabsahan berbagai sumber data maupun prosedur pengumpulan data.
Sugiyono 2010: 241 mengatakan bahwa “teknik triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama”. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2 Teknik Triangulasi Sumber: Sugiyono, 2010: 240.
Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan data pada penelitian kualitatif. Menurut Moleong 2007: 330 dapat dilakukan dengan jalan sebagai berikut :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu tertentu. 4. Membandingkan keadaan atau perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang
berkaitan. Jadi, triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-
perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai
pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapan me- recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber,
metode, atau teori.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3.9 Teknik Analisis Data