HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK PRODI D III KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

(1)

commit to user i

HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN

PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN

IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN

MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK

PRODI D III KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai Derajat S2

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Minat Utama : Pendidikan Profesi Kesehatan

Disusun Oleh : INDAH KUSMINDARTI

NIM. S.541.002052

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

TAHUN 2011


(2)

commit to user ii

HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO Disusun oleh :

Indah Kusmindarti S 541002052

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Dewan Pembimbing

Pembimbing I: Prof. Bhisma Murti, dr, M.Sc, MPH.,Ph.D...Mei ‘11 NIP : 195510211994121001

Pembimbing II: Putu Suriyasa, dr, MS.,PKK,SpOK...Mei ‘11 NIP : 194811051481111001

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Dr. Didik Tamtomo,dr.,MM.,M.Kes.,PAK NIP : 194803131976101001


(3)

commit to user iii

HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO TESIS

Disusun oleh : Indah Kusmindarti

S 541002052

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo,dr.,MM.,M.Kes.,PAK ... NIP 194803131976101001

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani,M.Pd ... NIP 19611081990032001

Anggota Prof. Bhisma Murti, dr, M.Sc, MPH.,Ph.D ... NIP : 195510211994121001

Anggota Putu Suriyasa, dr, MS.,PKK,SpOK ... NIP : 194811051481111001

Direktur PPS UNS Ketua Program Studi

Magister Kedokteran Keluarga

Prof. Drs. Suranto.M.sc,Ph.D Prof. Dr. Didik Tamtomo,dr,MM,M.Kes,PAK


(4)

commit to user iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : INDAH KUSMINDARTI

NIM : S 541002052

Dengan ini menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul HUBUNGAN ANTARA MINAT MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK PRODI DIII KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun. Hal-hal yang terdapat dalam tesis ini dan yang bukan karya saya diberi tanda kutipan yang ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Surakarta , Mei 2011 Yang Membuat Pernyataan


(5)

commit to user v

MOTTO

“ Jangan Anggap Tugas Belajarmu sebagai kewajiban, tetapi pandanglah itu sebagai kesempatan untuk menikmati indahnya dunia ilmu pengetahuan serta manfaat yang akan diterima oleh masyarakat apabila jerih payahmu berhasil “ ( Albert Einstain)

“ menjadi orang penting itu baik, tetapi lebih penting jadi orang baik “( Anonim)


(6)

commit to user vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan Kepada : Alloh SWT dan Rosulku

Ibunda Tercinta di SurgaNya Ayahanda Drs. H. Adi Sudardji

Suami Tercinta H. Maksun

Jagoan- jagoanq : Mas Naufal, Mas Fadhil & Adik Falah Seluruh keluarga besarq

Civitas Akademika STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

Dan seluruh teman – temanq yang tak dapat kusebut satu persatu, terima kasih atas doa dan supportnya...


(7)

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis dengan Judul “Hubungan Antara Minat Mahasiswa Dan Pencapaian Kompetensi Pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Tingkat Kecerdasan Mahasiswa Di Lahan Praktik Klinik PRODI DIII Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan S2, Magister Kedokteran Keluarga, Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan..

Dalam kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr.HM. Syamsulhadi,dr,SpKJ(K), Selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Suranto,Drs, M.Sc. PhD, Selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, MM, M Kes, PAK selaku Ketua Program Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. P Murdani K, dr, MHPEd selaku Ketua Minat Pendidikan Profesi

Kesehatan

5. Prof. Bhisma Murti, dr, M.Sc, MPH.,Ph.D selaku pembimbing I yang selalu memberikan waktu dan penuh kesabaran dalam membimbing


(8)

commit to user viii

6. Putu Suriyasa, dr, MS.,PKK,SpOK selaku pembimbing II yang selalu memberikan waktu dan penuh kesabaran dalam membimbing

7. Ketua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang memberikan ijin dalam penelitian ini.

8. Seluruh staf dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta

9. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis juga mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2011


(9)

commit to user ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO...v

PERSEMBAHAN...vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ..ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

ABSTRAK...xiv

ABSTRACT...xv

BABI PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1


(10)

commit to user x

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... ...6

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Konsep Minat ... 7

2. Konsep Pembelajaran Praktik ... 21

3. Konsep Kompetensi ... 25

4. Konsep Asuhan Kebidanan Kehamilan ... 27

5. Konsep tingkat kecerdasan...36

B. Penelitian yang relevan...56

C. Kerangka berpikir ... 58

D. Hipotesis Penelitian... 58

BAB III METODE PENELITIAN ... 59

A. Jenis Penelitian ... 59

B. Lokasi Penelitian ... 59

C. Waktu Penelitian ... 59


(11)

commit to user xi

E. Sampel ... 60

F. Kerangka Penelitian...61

G. Variabel Penelitian ... 61

H. Definisi Operasional ... 62

I. Instrumen Penelitian ... 63

J. Uji Reabilitas... 64

K. Teknik Analisis Data...64

L. Prosedur Penelitian...64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………66

A.Hasil Penelitian...66

B. Pembahasan...76

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI………...84

A. Kesimpulan...84

B. Saran...85

C. Implikasi...85

DAFTAR PUSTAKA...87


(12)

commit to user xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran penelitian hubungan antara minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan mahasiswa di lahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto ...58 Gambar 3.1 Kerangka kerja penelitian hubungan antara minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan mahasiswa di lahan praktik klinik Prodi D III

Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

... ...61 Gambar 4.1 Histogram data minat mahasiswa terhadap praktik klinik ………71 Gambar 4.2 Data kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil ……….72 Gambar 4.3 Data tingkat kecerdasan (IQ) mahasiswa………..72

Gambar 4.6 Hubungan antara minat dan kompetensi pada asuhan kebidanan

Ibu hamil ……….73

Gambar 4.7 Hubungan antara tingkat kecerdasan (IQ) dan kompetensi pada

asuhan kebidanan ibu hamil ……….75


(13)

commit to user xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1. Surat Permohonan ijin...90

2. Surat Balasan Permohonan ijin...91

3. Lembar Permohonan Responden Penelitian...92

4. Persetujuan menjadi Responden...93

5. Kuesioner Minat...94

6. Cheklist Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil...95

7. Kisi – kisi Jawaban SPM……….…..…..100

8. Lembar Jawaban SPM……….………101

9. Test SPM……….……102

10. Jadwal Penelitian………...103

11. Analisa Data……….…104


(14)

commit to user xiv ABSTRAK

Indah Kusmindarti. S.541002052. HUBUNGAN ANTARA MINAT

MAHASISWA DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN TINGKAT KECERDASAN MAHASISWA DI LAHAN PRAKTIK KLINIK PRODI D III KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO, Tesis Program Studi Magister Kedokteran Keluarga. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011

Latar Belakang : Minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.atau juga berarti suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Dengan minat yang tinggi atau baik seorang mahasiswa akan dapat dengan mudah mengerjakan semua kompetensi yang harus dikuasai sebagai seorang bidan.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil di Lahan Praktek klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Sampel sebesar 168 mahasiswa tingkat III Prodi DIII Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto, diambil secara sample rondom sampling. Variabel bebas adalah minat praktik klinik dan pencapaian kompetensi asuhan kebidanan ibu hamil sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat kecerdasan. Lembar chek list dan kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sudah diukur validitas dan reliabilitasnya dan selanjutnya data dianalisis dengan regresi logistic dengan bantuan komputer program SPSS.

Hasil : Analisis statistik menunjukkan bahwa hampir separuh mahasiswa (42,5%) minat terhadap praktik klinik tinggi, lebih dari separuh (87,5%) yang pencapaian kompetensinya baik,dan lebih dari separuh (52,5 %) yang tingkat kecerdasannya sangat baik. ((b= 0.62; p= <0.001; CI95% 0.53 hingga 0.71). mahasiswa yang minatnya tinggi, pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil dengan baik (r =0,01 dan p=0,03). Mahasiswa yang tingkat kecerdasannya sangat baik maka minat dan pencapaian kompetensinya juga baik R2= 0.83.

Kesimpulan : Ada hubungan Hubungan antara Minat Mahasiswa dan Pencapaian Kompetensi pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Tingkat Kecerdasan(IQ). Institusi pendidikan perlu melakukan penilaian minat mahasiswa terhadap praktik klinik sehingga dia mampu dan mau menjalankan praktik klinik dengan baik selama proses pembelajaran di lahan praktik serta pencapaian kompetensi yang maksimal..


(15)

commit to user xv ABSTRACT

Indah Kusmindarti. S.541002052. RELATIONSHIP BETWEEN THE

INTERESTS OF STUDENTS AND THE ACHIEVEMENT OF

COMPETENCE IN MIDWIFERY CARE OF PREGNANT WOMEN LEVEL INTELLEGENCE IN CLINICAL PRACTICE LAND Prodi D III MIDWIFERY STIKES BINA SEHAT PPNIMOJOKERTO, Thesis : Postgraduate Study Program of Medical Family Sebelas Maret University of

Surakarta .2011

Background : Interest is the combination of will and desire that can develop if there is motivasi.atau also means an activity will be carried out or not depends completely by one's interests against such activities, here it appears that interest is a strong motivator to perform an activity. With high interest or whether a student will be able to easily do all the competencies that must be mastered as a midwife. Objectives : this study To find out the relationship between student interest and achievement of competence in midwifery care of pregnant women in clinical practice Prodi D III Midwifery STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto. Methods : This study is a cross sectional analytic approach (cross sectional). The sample of 168 third level students Prodi DIII Midwifery STIKES Bina Sehat management & Mojokerto, rondom sample taken by sampling. The independent variable is the interest in clinical practice and the achievement of competence midwifery care of pregnant women while the dependent variable is the level of intelligence. Sheet check list and questionnaire used for data collection that has measured the validity and reliability and then the data were analyzed with logistic

regression with SPSS.

Result : Statistical analysis showed that almost half of students (42.5%) interest in clinical practice is high, more than half (87.5%) who achieve good competence, and more than half (52.5%) the level of intelligence is very good. ((B = 0.62, p = <0.001; CI95% 0:53 to 0.71). High student interest, achievement of competence in midwifery care of pregnant women with good (r = 0.01 and p = 0.03). Students whose level of intelligence very well then the achievement of competence is also

good (b = -0.01, p = 0956; CI95% -0.35 to 00:33)

Conclusion : study is no relationship between the interest Student Relations and the Achievement of Competence in Pregnant Women with Obstetric Care Level Intelligence (IQ). Education institutions need to make an assessment of student interest in clinical practice so that he is able and willing to run with good clinical practice during the learning process in land practices and the achievement of maximal competence ..


(16)

commit to user 1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah institusi pendidikan bidang kesehatan khususnya kebidanan sangat pesat. Dalam lima tahun terakhir, terdapat 52 universitas/Stikes di Indonesia yang melaksanakan program pendidikan bidan dan menghasilkan 3000 lebih bidan setiap tahunnya.Untuk menjaga mutu lulusan pendidikan bidan, organisasi profesi kebidanan telah menyusun standar pendidikan profesi bidan dan standar kompetensi bidan. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa dengan dikuasainya standar kompetensi oleh seorang bidan maka diharapkan seorang bidan dapat mengerjakan tugas profesinya, serta menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah di bidang profesinya.

Pembelajaran praktik klinik bertujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar serta dapat menerapkan ilmu dan ketrampilan yang telah diperoleh di kelas dari berbagai disiplin ilmu secara terintegrasi dalam situsi nyata. Hal ini agar mahasiswa lebih siap dan percaya diri dalam melakukan peran kemandirian, kolaborasi, serta merujuk dengan tepat dalam manajemen kasus disemua tatanan pelayanan kesehatan. Praktik klinik yang efektif dan efisien didapat dari pengalaman panjang lokal dan regional maupun internasional yang diterjemahkan dalam suatu standar baik berupa standar kebijakan ( Policy Guidelines ) dan standar pelayanan ( service delivery guidelines ). (Yessi,2009)


(17)

commit to user

Ketrampilan yang diperoleh mahasiswa secara langsung dapat menjadi bekal bagi mahsiswa untuk mencapai kompetensi sebagai seorang bidan sehingga dapat bersaing dengan lulusan dari institusi lain untuk memperoleh tempat di lingkungan kerja. Penerimaan pegawai baru dilingkungan pelayanan maupun pendidikan kebidanan saat ini telah menetapkan standar kriteria penerimaan calon pegawai yang memiliki indeks prestasi minimal 3,0 serta seleksi berdasarkan ketrampilan yang dimiliki oleh calon pegawai, sehingga calon pegawai yang memiliki syarat tersebut diatas yang mampu bersaing di dunia kerja.

Prodi Kebidanan Diploma Tiga (D–III) STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam hal ini Yayasan Kesejahteraan Warga Perawatan Perawat Nasional Indonesia, mendidik tenaga kesehatan dengan Program Studi Kebidanan, memiliki Visi mencetak bidan yang profesional dan mandiri. Pendidikan dengan jenjang Diploma III ditempuh minimal 6 semester maksimal 10 semester memiliki bobot pembelajaran 120 SKS meliputi kurikulum inti 110 SKS dan muatan lokal 10 SKS terdiri dari 40 % pembelajaran dikelas atau teori dan 60 % pembelajaran praktik laboratorium dan praktik lapangan meliputi praktik dasar kebidanan, praktik kebidanan komunitas dan praktik klinik. Praktik dasar kebidanan dan praktik klinik dilaksanakan oleh mahasiswa di rumah sakit umum, rumah sakit khusus ibu dan anak (RSAB), klinik bersalin dan bidan praktik swasta; sedang praktik kebidanan komunitas dilaksanakan di masyarakat ( Yayasan YKWKPPNI,


(18)

commit to user

2005). Salah satu target kompetensi dalam praktek klinik kebidanan yang diselenggarakan oleh Prodi Kebidanan Diploma Tiga ( D-III) STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto adalah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil . Gambaran kompetensi mahasiswa ini dapat diketahui melalui Ujian Tahap II yang diselenggarakan oleh institusi (Pusdiknakes, 2004 ).

Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Pada masa tersebut ibu hamil akan mengalami berbagai perubahan baik fisiologis maupun psikologis. Perubahan yang terjadi dari segi fisiologis antara lain, yaitu perubahan pada alat pencernaan, paru-paru, gastrointestinal, tulang, alat kelamin, dan berbagai organ-organ lainnya. Perubahan fisiologis pada ibu hamil mempengaruhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan yang sangat penting bagi janin untuk melangsungkan pertumbuhan di dalam rahim, maka seharusnya pola makan ibu hamil harus sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu meliputi jadwal makan, jenis makanan dan cara atau kebiasaan makan agar melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal (Prawirohardjo, 2009).

Prodi Kebidanan Diploma Tiga (D–III) STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto menetapkan ketentuan bahwa mahasiswa harus mampu menguasai ketrampilan sesuai dengan standart kompetensi yang telah ditetapkan dalam setiap praktik klinik. Ketrampilan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa berbeda. Berdasarkan studi awal, peneliti memperoleh temuan bahwa masih terdapat mahasiswa yang belum dapat mencapai


(19)

commit to user

ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai kompetensi yang ditetapkan dalam pelaksanaan ujian tahap II. Pada ujian tahap II tahun 2010 didapatkan hasil dari 180 mahasiswa yang mengikuti ujian tersebut 40 mahasiswa (22,2 %) yang mendapat nilai A, dan 130 mahasiswa ( 77,8 %) mendapat nilai B. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Minat Mahasiswa Dan Pencapaian Kompetensi Pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Tingkat Kecerdasan Mahasiswa di lahan Praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada Asuhan Kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan mahasiswa dilahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan mahasiswa di Lahan Praktek klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.


(20)

commit to user

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisa hubungan antara minat mahasiswa dengan kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil pada mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

b. Untuk menganalisa hubungan antara Pencapaian Kompetensi pada

Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Tingkat Kecerdasan mahasiswa di lahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

c. Untuk menganalisa hubungan antara Minat Mahasiswa dan

Pencapaian Kompetensi pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Tingkat Kecerdasan mahasiswa di lahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Dengan mengetahui minat mahasiswa dalam kegiatan praktik klinik kebidanan maka institusi dapat mengevaluasi kegiatan praktik sesuai dengan kompetensi dalam asuhan kebidanan ibu hamil yang telah ditetapkan serta upaya peningkatan ketrampilan mahasiswa sehingga dapat mencapai kompetensi yang diharapkan serta dapat melakukan evaluasi kepada mahasiswa setelah praktik klinik kebidanan dilaksanakan.

b. Dengan mengetahui praktik klinik dalam upaya pencapaian


(21)

commit to user

institusi dapat mengevaluasi pembelajaran klinik yang dilakukan untuk dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam asuhan kebidanan ibu hamil.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan untuk mengembangkan atau merumuskan khasanah

ilmu tentang hubungan minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan mahasiswa.

b. Sebagai wacana dan menjadi bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang minat mahasiswa dan pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan mahasiswa, sehingga perlu suatu alat evaluasi dapat didesain dengan lebih baik.


(22)

commit to user 7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Minat

Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Hal senada juga dikemukakan oleh Sandjaja (2005) bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Meichati (Sandjaja, 2005) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas.

Aiken (Ginting, 2005) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Ini berarti minat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunyai pilihan dalam hidupnya, hal tersebut diungkapkan oleh Anastasia dan Urbina (Ginting, 2005). Selanjutnya Ginting (2005) menjelaskan, minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik, lebih jauh lagi minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang.

Ditegaskan oleh Elliott dkk (2000) bahwa minat adalah sebuah karakteristik tetap yang diekspresikan oleh hubungan antara seseorang dan


(23)

commit to user aktivitas atau objek khusus

Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Nunnally (Sutjipto, 2001) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, sehingga kegiatan itu disukainya; sedangkan Guilford (Sutjipto, 2001) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis kegiatan tertentu. Sementara itu Sax (Sutjipto, 2001) mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatan yang lainnya. Sedangkan Crites (Sutjipto, 2001) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut.

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slamet,1995). Seseorang yang berminat terhadap suatu aktifitas akan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.

Menurut Soesilowindradini dalam Tuharjo (1989), “suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan prestasi yang kurang


(24)

commit to user

menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhnya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi. Slamet dalam Darmawan (2007) menyatakan “bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang munyuruh, minat pada hakikatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya, sebaliknya kurangnya minat dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan..

Suryanto (1969) memandang minat sebagai pemusatan perhatian yang tidak sengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan. Utami dan Fauzan dalam Darmawan (2007) memandang minat sebagai kecenderungan yang relatif menetap sebagai bagian diri seseorang, untuk tertarik dan menekuni bidang-bidang tertentu. Wingkel (1987) menyatakan “ bahwa minat merupakan kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada sesuatu.

Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat kerja adalah kecenderungan hati untuk bekerja. Menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh


(25)

commit to user

perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dipelajarinya.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas bekerja atau praktik klinik,dengan sungguh-sungguh seperti bekerja dan bahkan mahasiswa dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam kegiatan praktiknya yang diperoleh dengan mempelajari. Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Pekerjaan akan berjalan lancar bila disertai minat.

Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan suatu pekerjaan adalah :

1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta 2. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi 3. Minat mencegah gangguan dari luar

4. Minat memperkecil kebosanan bekerja diri sendiri.

Minat melahirkan perhatian yang memungkinkan terciptanya konsentrasi untuk waktu yang lama dengan demikian, minat merupakan landasan bagi konsentrasi. Minat bersifat sangat pribadi, orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri seseorang. Minat dan perhatian dalam pekerjaan mempunyai hubungan yang erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada bidang ilmu tertentu. Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara


(26)

commit to user

kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu, biasanya dapat membangkitkan minat pada objek tesebut.

Kalau seorang petugas mempunyai minat pada bidang pekerjaan tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika tidak berminat,

maka perhatian pada pekerjaannya biasanya dia malas untuk

melaksanakannya. Demikian juga dengan bidan yang tidak menaruh perhatian pada bidang pekerjaannya maka sukarlah diharapkan tersebut dapat bekerja

dengan baik. Hal ini tentu memepengaruhi hasil pekerjaannya

(Kartono,1995).

Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataaan yang menunjukkan bahwa petugas lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Bidan yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu bidan melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya.

Dengan demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap peningkatan minat bekerja Minat sebagai


(27)

commit to user

aspek kewajiban bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan, karena itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.

Minat bekerja dapat ditingkatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan.Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang kita hadapi.

Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal). Di lihat dari dalam diri bidan, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana, pergaulan dengan teman sejawat dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya (Slamet,1995).

Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, merenungkan nilai-nilai alam aktivitas bekerja. sangat berguna untuk membangkitkan minat.Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat ditemukan adanya beberapa unsur pokok dalam pengertian minat, yaitu


(28)

commit to user

adanya perhatian, daya dorong tiap-tiap individu dan kesenangan. Kesimpulan dari beberapa definisi di atas tentang minat, bahwa minat merupakan perhatian khusus terhadap suatu pekerjaan yang tercipta dengan penuh kemauan, yang dapat mendorong kemauan kerja karena adanya rasa ketertarikan, kesenangan dan adanya harapan yang tinggi terhadap pekerjaan tersebut

2.1.1 Pembagian Minat

Ditinjau dari asal mulanya, minat seseorang dapat dibedakan menjadi dua golongan, menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan dalam Darmawan (2007),yaitu:

a. Minat bawaan

Minat bawaan adalah minat yang muncul dengan sendirinya tanpa dipengaruhi oleh faktor lain, baik itu faktor lingkungan maupun kebutuhan. Minat ini biasanya dipengaruhi oleh keturunan atau bakat alamiah.

b. Minat yang muncul karena pengaruh dari luar

Minat seseorang ini dapat berubah karena pengaruh dari luar individu, seperti lingkungan dan kebutuhan. Minat ini dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan.

Witherington dalam Buchori (1990) membagi minat menjadi dua, yaitu:


(29)

commit to user

Minat yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan jaringan, yang secara langsung dapat langsung memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.

b. Minat Kultural

Minat kultural adalah minat yang berkisar tentang kebutuhan akan sesuatu hal yang tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Tetapi ada artinya karena ada nilai pembeda.

Menurut Cague dalam Permanik (1991), minat dibagi menjadi :

a. Minat Spontan

Minat spontan adalah minat yang tumbuh secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa terpengaruh pihak luar.

b. Minat terpola

Minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatn berencana yang terpola,

Surya dalam Susilaningsih (1993), menyebutkan adanya tiga minat, yaitu:

a. Minat Volenter

Minat Volunter adalah minat yang timbul secara sukarela dan muncul dengan sendirinya tanpa adanya pengaruh dari pihak luar.

b. Minat Involunter

Minat involunter adalah minta yang timbul dari diri dengan pengaruh suatu situasi yang diciptakan


(30)

commit to user

c. Minat Non Volunter

Minat non volunter adalah minat yang ditimbulkan secara sengaja dipaksakan atau diharuskan

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa minat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu minat yang tumbuh secara alami (pembawaan yang biasanya dipengaruhi faktor keturunan atau bakat alamiah), dan minat yang tumbuh karena proses pembelajaran (bisa berubah karena pengaruh dari lingkungan). Kedua minat tersebut sulit dipisahkan karena saling berperan dan saling mendukung dalam pembentukan minat individu terhadap sesuatu termasuk mendorong munculnya seseorang dalam pencapaian suatu cita-cita.

2.1.2 Indikator-indikator minat

Purnama (1994) menjabarkan karakteristik individu yang memilikki minat tinggi terhadap sesuatu yaitu: adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi pada keberhasilan, mempunyai kebanggaan, kesediaaan untuk berusaha dan mempunayi pertimbangan yang positif.

Ada tujuh ciri minat yang dikemukakan oleh Hurlock (1990), ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Minat juga berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental, contohnya perubahan minat karena perubahan usia.


(31)

commit to user

b. Minat tergantung pada persiapan diri untuk bekerja

Kesiapan bekerja merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya minat. Seseorang tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik maupum mental.

c. Minat bergantung pada kesempatan kerja

Minat anak-anak maupun dewasa bergantung pada kesempatan pekerjaan yang ada, sebagian anak kecil lingkungannya terbatas pada rumah. Dengan pertumbuhan di lingkungan sosial mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas

Hal ini disebabkan oleh keadaan fisik yang tidak memungkinkan. Seseorang yang cacat fisak tidak memiliki minat yang sama pada olah raga seperti teman sebayanya yang normal. Perkembangan minat juga dibatasi oleh pengalaman sosial terbatas.

e. Minat dipengaruhi oleh pengaruh budaya

Kemungkinan minat akan lemah jika tidak di beri kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak sesuai oleh kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot emosional

Minat berhubungan dengan perasaan, bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat berharga, maka timbul perasaan senang yang akhirnya diminatinya. Bobot emosional menentukan kekuatan minat tersebut, bobot


(32)

commit to user

emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan sebaliknya, bobot emosional yang menyenangkan menguatkan minat.

g. Minat dan egosentris

Minat berbobot egosentris jika seseorang terhadap sesuatu baik manusia maupun barang mempunayi kecenderungan untuk memilikinya.

Dari beberapa pendapat diatas, indikator-indikator minat pada penelitian ini adalah:

1. Adanya perhatian terhadap praktik klinik

2. Adanya ketertarikan untuk mau menerapkan ilmu yang didapat dalam praktik di lahan

3. Adanya harapan yang tinggi terhadap kompetensi asuhan kebidanan ibu hamil

4. Adanya kebanggaan/kepuasan yang berorientasi pada keberhasilan

2.1.3 Upaya-upaya meningkatkan Minat mahasiswa

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat yang timbul. Menurut Slamet (1988), suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Dapat pula dimanisfestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Seseorang yang


(33)

commit to user

minat terhadap objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tertentu.

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu yang dipelajari dan mempengaruhi pekerjaan selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki uantuk dapat mempelajari hal tersebut. Asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajari sesuatu (Slamet, 1988).

Mengembangkan minat bidan pada kegiatn praktek klinik ,khususnya untuk melaksanakan standart pemeriksaan kehamilan pada dasarnya adalah membantu mahasiswa dalam bekerja lebih profesional dan lebih tenang. Proses ini berarti menunjukkan pada mahasiswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan. Beberapa ahli

pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk

membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat yang telah ada (Slamet, 1988).

Di samping memanfaatkan minat yang telah ada, Tammer dalam Slamet (1988) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri sendiri.Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai hubungan antara suatu bahan


(34)

commit to user

pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi mahasiswa dimasa yang akan datang. Roijjakkers dalam Slamet (1988) berpendapat bahwa untuk menimbulkan minat-minat baru, dapat dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan.

Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil, pengajar dapat memakai insentif dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Insentif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukannya atau tidak dilakukannya dengan baik.

Menurut Efendi dalam Darmawan (2007), minat dapat ditimbulkan dengan cara:

a. Membangkitkan suatu kebutuhan, misalnya kebutuhan untuk menghargai, keindahan, pekerjaan, dan mendapatkan penghargaan.

b. Menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau.

c. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik karena mengetahui kesuksesan yang diperoleh akan menimbulkan kepuasan. 2.1.4 Metode Pengukuran Minat

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengadakan pengukuran minat, menurut Nurkancana dan Sumarta dalam Darmawan (2007), metode pengukuran minat yaitu:


(35)

commit to user

Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai satu keuntungan karena dapat mengamati dalam kondisi yang wajar, jadi tidak di buat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi dan pencatatan hasil-hasil observasi dapat dilakukan selama observasi dilakukan.

b. Interview

Pelaksanaan interview biasannya lebih baik dilakukan dalam situasi yang tidak formal, sehingga percakapan akan lebih bebas

c. Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu, isi pertanyaan dalam kuesioner pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan pertanyaan dengan interview.

d. Inventori

Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran sejenis kuesioner, perbedaannya dalam kuesioner responden menulis jawaban yang relatif panjang, sedangkan invetori responden memberi jawaban dengan memberi tanda cek, lingkaran atau tanda yang lain yamg berupa jawaban-jawaban singkat.

Metode pengukuran minat yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik angket atau kuesioner, karena teknik ini sangat efisien dan efektif dalam penggunaan waktu


(36)

commit to user 2.2 Konsep Pembelajaran Praktik

Pembelajaran praktik adalah penerapan dari laboratorium kelas,laboratorium klinik dan praktik klinik (Pusdiknakes,2005).

Reily dan Oermann sebagaimana dikutip dari hasil sister Scholl Program (Laporan SSP,2004), menyatakan bahwa pengalaman pembelajaran praktik (laboratorium kelas,laboratorium klinik dan praktik klinik di rumah sakit, komunitas dan unit pelayanan kesehatan lainnya) merupakan bagian penting dalam program pendidikan kesehatan. Hal ini memberikan pengalaman yang berharga bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan pada situasi nyata. Melalui pembelajaran praktik mahasiswa

mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya

(Pusdiknakes, 2005 ).

Pengelolaan pembelajaran praktik masih menemukan kendala yaitu perbedaan persepsi tentang praktek, jumlah pembimbing belum memadai baik kuantitas dan kualitas, perubahan status lahan praktek serta bertambahnya jumlah institusi Diknakes yang mempengaruhi ketersediaan lahan praktik. Hal ini akan mempengaruhi proses pembelajaran praktik yang kurang optimal dan akhirnya kompetensi mahasiswa tidak tercapai (Pusdiknakes, 2005).

1. Standart Pembelajaran Praktik a. Mahasiswa


(37)

commit to user

a) Menguasai pengetahuan yang menunjang ketrampilan yang akan

diajarkan pada saat praktik klinik disetiap semester melalui tes lisan atau tertulis.

b) Telah kompeten dilaboratorium kelas (model) dengan menggunakan standar pembelajaran laboratorium.

c) Siap melaksanakan praktik klinik.

2) Peran dan tanggung jawab mahasiswa

a) Menghadiri semua sesi dan berpartisipasi aktif dalam semua program pembelajaran di laboratorium klinik.

b) Membaca bahan/ buku referensi, panduan, penuntun belajar dan daftar tilik.

c) Membuat kontrak belajar.

d) Menyelesaikan dan mengumpulkan semua penugasan tepat waktu.

e) Latihan studi kasus.

f) Mengobservasi semua prosedur dan demonstrasi yang dilakukan oleh

dosen atau pengajar dengan menggunakan panduan atau daftar tilik. g) Mempraktikkan setiap ketrampilan padaa model, baik secara individu

maupun kelompok sampai tingkat profisien di model.

h) Mengatur waktu untuk bertemu dan berkonsultasi dengan dosen pengajar untuk mendiskusikan hal-hal yang belum dibahas.

i) Menyiapkan diri untuk ujian laboratorium klinik.

j) Mendiskusikan dengan dosen pengajar kesiapan untuk diuji dan menentukan waktu pelaksanaannya(Pusdiknakes,2005).


(38)

commit to user b. Pembimbing

1) Prasyarat

a) Pembimbing dari institusi pendidikan

(1) DIV Kebidanan Pendidik dengan pengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun

(2) D III Kebidanan + S1/S2 Kesehatan

(3) D III Kebidanan dengan pengalaman klinik minimal 2 (dua) tahun. b) Pembimbing dari lahan praktik

(1) D IV Kebidanan ( minimal pengalaman kerja 2 tahun) (2) D III Kebidanan ( minimal pengalaman kerja 2 tahun )

2) Peran dan tanggung jawab pembimbing

a) Memelihara, mempertahankan dan meningkatkan ilmu pengetahuan

dan ketrampilan berdasarkan evidence based dalam bidang kebidanan.

b) Menyiapkan PBM.

c) Menyiapkan peralatan dan bahan untuk mendukung PBM.

d) Melakukan kontrak belajar dengan mahasiswa.

e) Memeriksa jadwal praktik mahasiswa

f) Bekerjasama dengan pembimbing (CI) untuk merencanakan jadwal praktik klinik mahasiswa.

g) Memilih dan memberikan materi kebidanan berdasarkan evidence based.

h) Mengajarkan ketrampilan yang harus dipelajari dikelas dengan menggunakan model, roleplay.


(39)

commit to user

i) Mendemonstrasikan ketrampilan sesuai dengan langkah dalam

penuntun belajar.

j) Mendiskusikan demonstrasi yang telah dilakukan.

k) Memberikan kesempatan redemonstrasi ketrampilan pada mahasiswa.

l) Melatih mahasiswa sampai mampu melakukan sendiri prosedur

sampai tingkat profisien di model.

m) Memantau kemajuan ketrampilan mahasiswa dengan daftar tilik.

n) Memberikan umpan balik.

o) Memberikan tambahan penugasan atau latihan dan studi kasus pada mahasiswa yang belum mencapai kompetensi standar.

p) Berpartisipasi dan terlibat dalam kegiatan praktik klinik

(Pusdiknakes,2005) c. Tempat Praktik 1) Pengertian

Tempat praktik adalah tempat yang digunakan mahasiswa untuk melatih ketrampilan klinik dalam rangka mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, yaitu meliputi : ruang laboratorium kelas dan lahan praktik.

2) Kriteria

a) Laboratorium kelas

Kriteria laboratorium di set dengan kompetensi yang akan dicapai yaitu:


(40)

commit to user

(2) Laboratorium profesi : Lab Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi, senam hamil. Konseling, kesehatan reproduksi dan Keluarga Berencana

b) Lahan Praktik

(1) Mempunyai kasus sesuai dengan target kompetensi yang ditetapkan baik jumlah maupun jenisnya

(2) Memberi pelayanan kesehatan sesuai standar profesi

(3) Tersedianya sarana dan prasarana bimbingan antara lain ruang diskusi dan ruang seminar

(4) Memiliki pembimbing klinik sesuai dengan profesi dan kualifikasi (5) Mempunyai naskah kesepahaman (MoU) yang telah disepakati oleh

kedua belah pihak dalam pendayagunaan berbagai fasilitas lahan praktik (Pusdiknakes,2005)

2.3 Konsep Kompetensi

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemempuan untuk mengerjakan tugas- tugas dibidang pekerjaan tertentu ( Kepmendiknas 232/U/2000 dan 045/U/2002)

Kompetensi merupakan kemampuan yang didalamnya terkandung

pengetahuan dan ketrampilan yang didukung sikap dalam melaksanakan suatu tugas/ pekerjaan disuatu tempat kerja dengan mengacu kepada kriteria unjuk kerja yang ditetapkan.


(41)

commit to user

Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang difokuskan pada kemampuan individu untuk melakukan tugas berdasarkan standar kinerja dibidang tertentu( Pusdiknakes, 2005)

2.3.1 Dimensi Kompetensi

Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, ketrampilan dan sikap serta penerapannya dalam suatu pekerjaan berdasarkan pada kriteria unjuk kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan.

2.3.2 Penilaian pencapaian kompetensi

Untuk menetapkan seseorang dinyatakan kompeten, harus dilakukan melalui proses penilaian yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penilaian dapat mengungkapkan hasil penguasaan kompetensi baik pada aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan

2.3.2.1 Aspek yang dinilai

Aspek yang dinilai dari pencapaian kompetensi meliputi pengetahuan sikap dan ketrampilan (Taksonomi Bloom dan Crathwohl , 1980):

a.Pengetahuan

Meliputi kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi konsep/prinsip, menganalisis, mengevaluasi, menciptakan. Tes dilakukan secara lisan dan tertulis.

b.Ketrampilan

Aspek ketrampilan yang dinilai mencakup tingkatan :


(42)

commit to user

2) Kemampuan memanipulasi tindakan berdasar kansep

3) Kemampuan melakukan tindakan secara teliti dan benar

4) Kemampuan melakukan serangkaian tindakan secara berurutan secara teliti dan benar

5) Kemampuan melakukan tindakan secara wajar dan efisien.

2.4 Konsep Asuhan Kebidanan Kehamilan

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Sarwono, 2002).

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode antepartum (Varney, 2006).

Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu:

1. Trimester I : 0-12 minggu. 2. Trimester II : 13-28 minggu.

3. Trimester III : 29-40 minggu.

Tanda-tanda dan Gejala Kehamilan.


(43)

commit to user 1. Gejala kehamilan tidak pasti.

a. Tidak haid.

b. Mual dengan diikuti muntah ataupun tidak sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan.

c. Mengidam.

d. Gangguan buang air besar karena pengaruh hormonal. e. Sering kencing terutama bila kehamilan sudah besar.

f. Kadang-kadang wanita hamil bisa pingsan di keramaian terutama pada bulan awal kehamilan.

g. Tidak nafsu makan. 2. Tanda kehamilan tidak pasti.

a. Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap dari sebelumnya yang kira-kira terjadi di atas minggu ke-12 kehamilan.

b. Keputihan atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina karena pengaruh hormonal.

c. Gusi bengkak terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan. d. Perubahan payudara menjadi lebih tegang dan membesar.

e. Pembesaran perut terutama tampak jelas setelah kehamilan 14 minggu.

f. Tes kehamilan memberikan hasil positif. 3. Tanda pasti kehamilan.

a. Pada perabaan di bagian perut dirasakan adanya janin serta gerak janin.


(44)

commit to user

b. Bila didengarkan menggunakan alat Doppler, maka akan terdengar detak jantung janin.

c. Pada pemeriksaan USG dilihat gambaran janin.

d. Pada pemeriksaan rontgen terlihat gambaran rangka janin.

Pemeriksaan kehamilan adalah asuhan yang diberikan untuk ibu hamil sebelum kelahiran (JHPIEGO, 2001).

Pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Yasin S., 2006).

Pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang profesional seperti dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat terlatih yang sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal.

Tujuan dari pemeriksaan kehamilan antara lain:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.


(45)

commit to user

3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal. (Yasin, 2006)

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir, Keluarga berencana serta Kesehatan reproduksi.

Ibu hamil adalah seorang perempuan yang sedang mengandung (Sarwono, 2007). Ibu hamil adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah mengandung, wanita yang telah bersuami, panggilan yang lazim pada wanita hamil (Depdiknas, 2008).

1. Perkembangan, Perubahan Fisik dan Psikologis Ibu Hamil a. Perkembangan dan perubahan fisik pada ibu hamil meliputi : 1) Rahim atau uterus

Rahim yang semula beratnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia sehingga menjadi seberat 1000


(46)

commit to user

gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.

2) Vagina atau liang senggama

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.

3) Ovarium atau indung telur

Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu.

4) Payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan pemberian ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan somatomatotropin.

Penampakan payudara pada ibu hamil adalah sebagai berikut :

a) Payudara menjadi lebih besar

b) Areola payudara makin hiperpegmentasi / menghitam

c) Glandula montgomery makin tampak

d) Puting susu makin menonjol

e) Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum


(47)

commit to user

f) Setelah persalinan hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung.

5) Sirkulasi darah ibu

a) Volume darah

Volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada umur hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25 sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20 %.

b) Sel darah

Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dan rahim. Tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal.

6) Sistem respirasi

Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih sekitar 20 sampai 25% dari pernafasan


(48)

commit to user

biasanya. Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke sisi. Dan sesudah partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik.

7) Sistem pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan :

a) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva) b) Daerah lambung terasa panas

c) Terjadi pusing kepala

d) Muntah

e) Muntah berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. f) Gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan konstipasi. 8) Traktus urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing.

9) Perubahan pada kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada stria gravidarum, livida atau alba, areola mammae, papilla mammae, linea nigra, dan cloasma gravidarum.


(49)

commit to user

Dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.

Perubahan metabolisme adalah :

a) Metabolisme basal naik sebesar 15 % sampai 20% dari semula terutama pada trimester ketiga.

b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan yang disebabkan

oleh hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang dibutuhkan janin.

c) Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari.

11) Berat badan ibu hamil bertambah

Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu.

Memperhatikan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa ibu hamil memerlukan makanan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi. Oleh karena itu perlu diperhatikan susunan makanan empat sehat lima sempurna (Prawirohardjo, 2009).

b. Perkembangan psikologis 1) Trimester Pertama


(50)

commit to user

Pada trimester pertama ibu hamil mengalami perubahan emosional, hasrat seksual akan menurun karena lelah dan muntah. Perubahan emosi (suasana hati) mungkin lebih kelihatan, mulai dari kegembiraan sampai depresi karena letih, khawatir dan sakit. Ibu mulai merasa bahwa bentuk tubuh mulai berubah dan kurang menarik.

2) Trimester Kedua

Perubahan emosional, pada bulan kelima kehamilan sudah tampak nyata karena bayi sudah mulai bergerak. Perubahan emosi sudah mulai berkurang. Pada saai ini perhatian mulai tertuju pada bayi dan mulai banyak memikirkan apakah bayi akan dilahirkan dengan selamat dan sehat. Rasa cemas akan meningkat sejalan dengan usia kehamilan.

3) Trimester Ketiga

Perubahan emosional, pada bulan terakhir kehamilan biasanya terasa gembira bercampur takut karena kelahiran telah dekat. Kekhawatiran akan apa yang terjadi pada saat melahirkan, apakah bayi akan lahir sehat dan memikirkan tugas baru sebagai ibu. Pemikiran dan perasaan seperti ini sangat biasa terjadi pada ibu hamil. Kemukakan perasaan ini pada suami, jika ibu hamil mendengarkan cerita-cerita kuno mengenai melahirkan bayi, jangan dipikirkan terlalu serius, bila ibu merasa ragu, segera konsultasikan ke dokter (Solihah, 2006).

b. Hal yang harus dilakukan oleh ibu hamil :


(51)

commit to user b) Hindari pekerjaan yang berat

c) Cukup istirahat selama perjalanan : Ada baiknya tiap beberapa jam sekali berhenti untuk istirahat, buang air kecil dan makan. Berapa lama sekali harus berhenti, tergantung kondisi masing-masing, tapi sebaiknya tidak lebih dari 6 jam. Usahakan cukup tidur selama perjalanan.

d) Bila dirasa ada keluhan, sebaiknya segera kontrol ke dokter kandungan. Akibat kelelahan biasanya timbul keluhan berupa sakit perut bagian bawah atau kontraksi. Bila hal itu terus terjadi selama perjalanan, sebaiknya segera kontrol ke dokter.

e) Waspadai bila sampai keluar flek. Flek adalah tanda pertama terjadinya keguguran. Bila sampai ada flek, sebaiknya segera ke dokter kandungan.

f) Bawalah "bekal" obat yang dirasa perlu. Sebelum bepergian, saat berkonsultasi, sebaiknya minta dokter untuk membekali dengan obat tertentu, seperti penahan kontraksi, penghilang rasa sakit yang aman untuk ibu dan kehamilannya (Sarwono, 2005).

2.5 Konsep Kecerdasan Intelektual (IQ)

Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha


(52)

commit to user

membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.

Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total berat badan kita. Namun demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh. Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %. Sampai sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %.

Dewasa ini, kemapanan kecerdasan intelektual (IQ) sebagai tolok ukur tingkat kecerdasan seseorang tampaknya mulai “terusik” dengan munculnya berbagai macam konsep kecerdasan seperti EQ, SQ, ESQ, dan lain sebagainya. Sebagai konsekuensi logisnya, maka seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi belum tentu dapat


(53)

commit to user

dikatakan sebagai cerdas apabila belum memenuhi “kualifikasi” mengenai kecerdasan yang lain.

Pertanyaannya sekarang adalah apa sesungguhnya kecerdasan itu? Istilah kecerdasan (inteligensi) pertama kali diperkenalkan oleh Charles Spearman pada tahun 1904. Spearman mengungkapkan bahwa istilah inteligensi digunakan untuk mempermudah dalam mempelajari kemampuan individu, dan inteligensi ini merupakan apa yang diukur oleh tes inteligensi (kecerdasan) (Mangkunegara, 1993: 9).

Robert Sternberg, penulis buku “Successfull Intelligence” mengartikan inteligensi sebagai kapasitas belajar dari pengalaman dan kemampuan mengadaptasi lingkungan sekeliling (Atmosoeprapto, 2004: 147).

Menurut H.H. Goddard –sebagaimana dikutip oleh Azwar (2002: 5)– kecerdasan atau inteligensi adalah tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang.

Wechsler memberikan definisi kecerdasan/inteligensi sebagai suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan seseorang untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien (Mönks & Knoers, Haditono, 2006: 237).

C.P. Chaplin memberikan pengertian kecerdasan sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Sementara itu, Anita E. Woolfolk mengemukan bahwa menurut teori


(54)

commit to user

lama, kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu: (1) kemampuan untuk belajar; (2) keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan (3) kemampuan untuk beradaptasi dengan dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya (http://akhmadsudrajat.wordpress.com).

Pengertian yang lain dikemukakan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, AS, yang mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata (Baharuddin & Wahyuni, 2007: 146).

Pengertian yang diberikan Gardner ini berbeda dengan pengertian yang dipahami sebelumnya, dimana sebelum Gardner, pengukuran tingkat kecerdasan seseorang didasarkan pada tes IQ saja, yang menurutnya hanya menonjolkan kecerdasan matematis-logis dan linguistik.

Pemahaman Gardner tentang kecerdasan seseorang ini telah mengubah konsep kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang diukur bukan dengan tes tertulis, tetapi bagaimana seseorang dapat memecahkan problem nyata dalam kehidupan (Baharuddin & Wahyuni, 2007: 146). Bahkan ia juga berpendapat bahwa kecerdasan seseorang dapat dikembangkan melalui

pendidikan dan jumlahnya banyak, yaitu kecerdasan linguistik,

logika/matematika, interpersonal, intrapersonal, musik, naturalis, spasial dan kinestetik (Gunawan, 2003:142).


(55)

commit to user

Andrew crider (dalam Azwar, 2008:4) mengatakan bahwa intelegensi itu bagaikan listrik, gampang untuk diukur tapi hampir mustahil untuk didefinisikan. Kata- kata ini banyak benarnya. Tes intelegensi sudah dibuat orang sekitar diri sendiri delapan dekade yang lalu, akan tetapi sejauh ini belum ada definisi intelegensi yang dapat diterima secara universal. Alfred binet danTheodore simon tahun (1857-1911) mendefinisikan intelegensi sebagai terdiri atas tiga komponen yaitu (a) kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan (b) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan (c ) kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocritism.

Lewis Madison terman mendefinisikan intelegensi sebagai

kemampuan seseorang untuk berfikir secara abstrak. Sedangkan H.H Goddard mendefinisikan intelegensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah – masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah- masalah yang akan datang.

VAC Henmon salah seorang diantara penyusun tes intelegensi kelompok henmon- nelson, mengatakan bahwa intelegensi terdiri atas dua macam faktor yaitu (a) kemampuan untuk memperoleh pengetahuan, dan (b) pengetahuan yang telah diperoleh.


(56)

commit to user

Edward Lee Thorndike dalam (Azwar, 2008:6) seorang tokoh psikologi fungsionalisme mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.

Galton mendasarkan tes intelegensinya pada asumsi bahwa keunggulan intelegensi seseorang tercermin dalam keunggulan kekuatan fisiknya. Dengan demikian variabel yang diukur dalam tes intelegensinya adalah ukuran batok kepala, ketajaman penglihatan, ingatan terhadap bentuk visual, kemampuan bernafas, dan kekuatan genggaman tangan (Sobur, 2003:20).

George D Stoddard menyebut intelegensi sebagai bentuk kemampuan untuk memahami masalah – masalah yang bercirikan (a) mengandung kesukaran, (b) komplek yaitu mengandung bermacam jenis tugas yang harus dapat diatasi dengan baik dalam arti bahwa individu yang intelegen mampu menyerap kemampuan baru dan memadukannya dengan kemampuan yang sudah dimiliki untuk kemudian digunakan dalam menghadapi masalah (c) abstrak yaitu mengandung simbol-simbol yang memerlukan analisis dan interpretasi (d) ekonomis yaitu dapat diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang efesien dari segi penggunaan waktu (e) diarahkan pada suatu tujuan yaitu bukan dilakukan tanpa maksud melainkan mengikuti suatu arah atau target yang jelas (f) mempunyai nilai sosial yaitu cara dan hasil pemecahan masalah dapat diterima oleh nilai dan norma sosial (g)berasal dari sumbernya yaitu pola pikir yang membangkitkan kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru dan lain.(Azwar, 2008:51)


(57)

commit to user 2.5.1 Teori Intelegensi

Menurut sudut pandang mengenai faktor – faktor yang menjadi elemen intelegensi maka teori –teori intelegensi dapat digolongkan dalam paling tidak tiga golongan. Penggolongan pertama adalah teori –teori yang berorientasi pada faktor tunggal yang kedua adalah teori –teori yang berorientasi pada faktor ganda, dalam (Azwar, 2008:15) :

a. Afred Binet (1857-1911)

Menurut Binet intelegensi adalah merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan denagn proses kematangan seseorang.

b. Edward Lee Thondike (1916)

Pada dasarnya teori thorndike menyatakan bahwa intelegensi terdiri atas berbagai kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku intelegen.

c. Charles E Spearman (1927)

Teori menyatakan bahwa kemampuan mental yang popular dengan nama teori dua factor two factor theory.

d. Louis Leon Thurtone dan Thelma Gwinn Thurstone (1941)

Teori ini mengatakan bahwa kemampuan mental data dikelompokkan kedalam enam faktor dan bahwa intelegensi dapat diukur dengan sampel perilaku seseorang dalam keenam bidang termaksud.


(58)

commit to user

Dalam teori ini mengatakan bahwa kemampuan mental terbagi atas beberapa faktor yang berbeda pada tingkatan –tingkatan yang berbeda. Faktorfaktor tersebut adalah salah satu faktor umum (general) faktor- faktor kelompok besar (broad group) faktor- faktor kelompok kecil (narrow group) dan faktorfaktor spesifik (specific).

f. Philp Edward Vernon (1950)

Philp menjelaskan tentang model hierarkisnya

g. Joy Paul Guilford (1959).

Teori mengenai structure off intellect. Model ini diilustrasikan dalam bentuk kubus atau kotak berdimensi tiga yang masing – masing mewakili satu klasifikasi faktor-faktor intelektual yang bersesuaian satu sama lain (Azwar.S, 2008: 18)

2.5.2 Macam Tes Intelegensi

a) Stanford Binnet intelegence scale

Materi yang terdapat dalam Skala Stanford – Binet berupa sebuah kotak berisi bermacam-macam benda mainan tertentu yang akan disajikan kepada anak-anak, dua buah buku kecil yang memuat cetakan kartu-kartu, sebuah buku catatan untuk mencatat jawaban dan skornya, dan sebuah manual/petunjuk pelaksanaan pemberian tes. Tes-tes dalam skala ini dikelompokkan menurut berbagai level usia mulai dari Usia-II sampai dengan Usia Dewasa-Superior. Diantara Usia-II dan Usia-V, tesnya meningkat dengan interval setengah tahunan, sedangkan diantara Usia-V


(59)

commit to user

dan Usia-XIV, level usia mengingkat dengan interval satu tahunan. Level-level selanjutnya dimaksudkan sebagai Level-level Dewasa-Rata-rata dan Level-level Dewasa-Superior I, II, dan III. Setiap level usia dalam skala ini berisi enam tes, kecuali untuk level Dewasa-Rata-rata yang berisi delapan tes. Dalam masing-masing tes untuk setiap level usia terisi soal-soal dengan taraf kesukaran yang tidak jauh berbeda. Berdasarkan perbedaan taraf kesukaran yang kecil itulah disusun urutan soal dari yang paling mudah sampai yang paling sukar. Skala Stanford-Binet dikenakan secara individual dan soal-soalnya diberikan secara lisan oleh pemberi tes. Oleh karena itu, pemberian tes haruslah orang yang mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup di bidang psikologi, sangat terlatih dalam penyajian tesnya, dan mengenal betul isi berbagai tes dalam skala tersebut. Penyajian tesnya sendiri mengandung kerumitan yang spesifik bagi masing-masing individu yang dites. Tidak ada individu yang dikenai semua soal dalam tes karena setiap subjek diberi hanya soal dalam tes yang berada dalam cakupan level usia yang sesuai dengan level intelektualnya masing-masing.

Skala ini tidak cocok untuk dikenakan pada orang dewasa (Anastasi, 1976 dalam Azwar 1996) sekalipun terdapat level usia Dewasa Superior dalam tesnya, karena level tersebut merupakan level intelektual dan dimaksudkan hanya sebagai batas-batas usia mental yang mungkin dicapai oleh anak-anak. Untuk memperoleh angka IQ skor pada skala Stanford-binet diubah atau dikonversikan dengan bantuan suatu tabel konversi. IQ yang


(60)

commit to user

dihasilkan oleh skala ini merupakan IQ-deviasi yang mempunyai rata-rata (mean) sebesar 100 dan deviasi standar sebesar 16. Versi terbaru skala Stanford-Binet diterbitkan pada tahun 1986. Dalam revisi terakhir ini konsep inteligensi dikelompokkan menjadi emat tipe penalaran yang masing-masing diwakili oleh beberapa tes, yaitu penalaran verbal (kosakata, keganjilan), penalaran kuantitatif (tes kuantitatif, rangkaian angka), penalaran visual abstrak (melipat kertas, mengkopi), memori jangka pendek (memori kalimat, memori sajian urutan benda).

b) The Wechsler-intellegence scale for children revised (WISC-R)

Revisi skala WISC yang dinamai WISC-R diterbitkan tahun 1974 dan dimaksudkan untuk mengukur inteligensi anak-anak usia 6 sampai dengan 16 tahun. WISC-R terdiri atas 12 subtes yang dua diantaranya digunakan hanya sebagai persediaan apabila diperlukan penggantian subtes. Keduabelas subtes tersebut dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu skala Verbal (verbal) yang terdiri dari information (informasi),

comprehension (pemahaman), arithmetic (hitungan), similiarites

(kesamaan), vocabulary (kosakata), dan digit span (rentang angka). Golongan kedua adalah skala performansi (performance) yang terdiri dari picture completion (kelengkapan gambar), picture arrangement (susunan gambar), block design (rancangan balok), object assembly (perakitan

objek), coding (sandi), mazes (taman sesat).

Subtes Rentang Angka merupaka subtes pelengkap yang hanya dipergunakan apabila salah satu diantara subtes verbal lainnya, karena


(61)

commit to user

sesuatu hal semisal kekeliruan pemakaian, tidak dapat digunakan. Subtes Taman sesat dapat pula digunakan sebagai pengganti subtes Sandi atau dapat pula digunakan sebagai pengganti subtes performasi manapun yang tidak dapt dipakai. Dengan demikian, skor subjek tetap didasarkan atas lima subtes dari skala Verbal dan lima subtes dari skala Performasi.

Pemberian skor pada subtes WISC-R didasarkan atas kebenaran jawaban dan waktu yang diperlukan oleh subjek dalam memberikan jawaban yang benar tersebut. Melalui prosedur pemberian skor yang telah ditentukan, setiap subjek akan memperoleh skor pada masing-masing subtes. Skor tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk angka standar melalui tabel norma sehingga akhirnya diperoleh suatu angka IQ – deviasi untuk skala verbal, satu angka IQ-deviasi untuk skala verbal dan satu angka IQ-deviasi untuk skala performansi, dan satu angka IQ-deviasi untuk keseluruhan skala.

c) The Wechsler Adult-intellegence scale for revised (WAIS-R)

Skala Weschler pertama kali diterbitkan pada tahun 1939 dengan nama Weschler-Bellevue (W-B). Sasaran utama test ini adalah untuk menyediakan test intelegensi bagi orang dewasa. Test ini dirancang untuk anak-anak sekolah dan diadaptasikan untuk orang dewasa dengan menambahkan beberapa soal yang lebih sulit. Penekanan berlebihan pada kecepatan yang tidak menguntungkan bagi orang dewasa, manipulasi yang relatif rutin atas kata-kata, dan tidak dapat diterapkannya norma umur pada orang-orang dewasa membuat test W-B dikembangkan.


(62)

commit to user

Dalam bentuk dan isi, skala ini menetapkan pola dasar untuk semua skala Weschler, yang masing-masing akan menambah penyempurnaan. W-B itu sendiri ditambahkan paada tahun 1955 oleh WAIS, yang memperbaiki sejumlah kekurangan teknis skala terdahulu dalam kaitan dengan ukuran representativitas sampel normatif dan reliabilitas subtes-subtes.

WAIS telah mengalami revisi, dan diberi nama Weschler Adult Scale-Revised (WAIS-R) yang mencakup jangkauan umur 16 sampai 74 tahun. Sebagaimana versi WAIS sebelumnya, WAIS-R terdiri dari skala Verbal dan skala Performansi. Kedua skala tersebtu masing-masing menghasilkan IQ-verbal dan IQ-performansi, sedangkan kombinasi keduanya menjadi dasar untuk perhitungan IQ deviasi sebagai IQ keseluruhan. Masing-masing test memiliki minimal 5 subtes dan maksimal 7 subtes.

Secara lebih terperinci, isi masing-masing subtes dalam skala Verbal, yaitu subtes Informasi, berisi 29 pertanyaan mengenai pengetahuan umum yang dianggap dapat diperoleh oleh setiap orang dimana ia berada. Pertanyaan-pertanyaan tersebut disusun menurut taraf kesukaran yang semakin meningkat. Sedapat mungkin jenis pertanyaan yang diajukan tidak berkaitan dengan pengetahuan khusus yang dipelajari di sekolah.

Subtes Rentang Angka berupa rangkaian angka-angka yang terdiri atas tiga sampai sembilan angka yang disebutkan secara lisan dan kemudian subjek diminta mengulanlg menyebutkannya dalam urutan yang benar. Pada bagian kedua subtes ini pemberi tes menyebutkan rangkaian


(63)

commit to user

angka yang lain dan subjek diminta mengulang menyebutkannya dalam urutan yang terbalik. Subtes Kosa Kata berisi 40 kata yang disajikan dari yang paling mudah didefinisikan sampai kepada yang paling sulit. Pemberi tes menyebutkan secara lisan kata yang disajikan pada kartu kecil dan subjek diminta memberikan artinya.

Subtes Hitungan berupa problem hitungan yang setaraf dengan soal hitungan di sekolah dasar , karena itu sedikit sekali memerlukan kecakapan menghitung yang rumit. Empatbelas soal hitungan diberikan secara lisan dan harus dijawab oleh subjek secara lisan pula.

Isi subtes Pemahaman dirancang untuk mengungkap pemahaman umum. Subtes ini terdiri atas 14 soal yang menghendaki subjek untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu, mengapa aturan tertentu harus diikuti, apa arti peribahasa tertentu, dan sebagainya.

Subtes Kesamaan berisi 13 soal yang menghendaki subjek untuk menyatakan pada hal apakah dua benda memiliki kesamaan. Sedangkan untuk skala Performansi, subtes Kelengkapan Gambar berupa 21 kartu yang masing-masing berisi gambar. Pada setiap gambar terdapat bagian penting yang sengaja dihilangkan. Subjek diminta untuk menyebutkan bagian yang hilang tersebut.

Subtes Susunan Gambar berupa delapan seri cerita gambar yang masing-masing terdiri atas beberapa kartu yang disajikan dalam urutan


(1)

commit to user

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

a. Perlu melakukan peningkatan minat mahasiswa terhadap praktik klinik sehingga dia mampu dan mau menjalankan praktik klinik dengan baik selama proses pembelajaran di lahan praktik

b. Penyelenggaraan proses pembelajaran perlu didukung oleh sarana dan prasarana serta SDM yang memadai sehingga dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam menjalankan praktik klinik

c. Mengupayakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga meningkatkan minat mahasiswa dan mahasiswa kompeten dalam menyelesaikan semua tugasnya.

2. Bagi Mahasiswa

a. Hendaknya meningkatkan minat dalam menjalankan praktik klinik b. Hendaknya mengikuti kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di

laboratorium yang akan menambah wawasan mahasiswa.

c. Melakukan komunikasi atau minta bimbingan dosen apabila mempunyai kesulitan dalam mengikuti semua kegiatan perkuliahan d. Bagi mahasiswa tingkat III khususnya, perlu dipertahankan dan

ditingkatkan minat dalam menjalankan kegiatan praktik klinik, serta meningkatkan kompetensi/ skill yang akan bermanfaat.


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

C. Implikasi

1. Implikasi teoritis

Berdasarkan simpulan penelitian mengenai hubungan antara Minat Mahasiswa dan Pencapaian Kompetensi pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Tingkat Kecerdasan mahasiswa di lahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto yaitu adanya hubungan positif yang signifikan antara minat pada praktik klinik dan pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil dengan tingkat kecerdasan, maka dapat dikatakan kondisi internal mahasiswa yaitu tingkat kecerdasan dapat mendukung minat dan pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil

2. Implikasi managerial

Berdasarkan simpulan penelitian mengenai hubungan antara Minat Mahasiswa dan Pencapaian Kompetensi pada Asuhan Kebidanan Ibu Hamil dengan Tingkat Kecerdasan mahasiswa di lahan praktik klinik Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto, dapat dikatakan bahwa dengan tingkat kecerdasan yang tinggi akan didapatkan minat dan pencapaian kompetensi pada asuhan kebidanan ibu hamil yang optimal. Dengan demikian perlu disampaikan kepada semua dosen di Prodi D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto, bahwa mereka perlu menumbuhkan minat mahasiswa terhadap praktik klinik, yang wajib diselesaikan oleh mahasiswa mulai tingkat I sampai tingkat III dan mahasiswa perlu lebih memantapkan kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang bidan. Dengan demikian semua lulusan akan kompeten dan akan memudahkan bersaing di lapangan pekerjaannya.


(3)

commit to user

86

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arlene. 2004. Masalah Ibu Hamil. Bandung: Rosdakarya

Azwar, 1996, Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

_______________, 1996. Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Crow and Crow,1982. Faktor Timbulnya Minat, diunduh www.google.co.id 5 Januari 2011

Denias.2008. Permasalahan Dalam Kehamilan. Jakarta:PT. Rineka Cipta Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarta: Depdiknas

Depkes RI.2006. Gizi Pada Kehamilan. www.depkes.RI.co.id diakses tanggal 12 Februari 2011

Depkes RI.2006. Fungsi Nutrisi. www.depkes.RI.co.id diakses tanggal 12 Februari 2011

Dinkes, Jatim. 2009. Standar Pelayanan Minimal Tahun 2008.

http://www.dinkes-jatim.com.

Faradilla, 2006. Analisis Multivariat Lanjutan Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Fagerlin ,2011, http://www.ncbi.mln.nih.gov/pubmed/21442198/women interest in taking tamoxifen, diakses 27 April 2011

Gerungan, 1996. Psikologi Sosial. Yogyakarta : PT Eresco

Hartono, 2009. SPSS 16.0 Analisa Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Jang ,2010, http://www.ncbi.mln.nih.gov/pubmed/21441858/financial conflicts of interes, diakses 27 April 2011


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Kurikulum Pendidikan Program D III Kebidanan STIKES Bina Sehat PPNI Kerlinger dan Pedhazure, 1987. Korelasi dan analisis Regresi Ganda. Yogyakarta

: Nur Cahaya

Komahi,2011, http://komahi.umy.ac.id/2011/02/diklat-penelitian-2011-kembangkan minat mahasiswa hi dalam bidang penelitianl diakses 27 April 2011

Mathedu, 2009, http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html, di Akses 30 Januari 2011

Murti, 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Cetakan kedua (revisi).

Yogyakarta : UGM Press.

Pusdiknakes.2004. Petunjuk Teknis Ujian Tahap, Jakarta: Departemen Kesehatan __________. 2005. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi pendidikan

tenaga kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan

__________.2005. Standar pembelajaran praktik Kebidanan. Jakarta: Departemen Kesehatan

Prawirohardjo.2009. Ilmu kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prodi DIII Kebidanan Stikes Bina Sehat PPNI, 2005. Pedoman Ujian Tahap Tulis dan Praktek

Riwidikdo.2008. Statistik Kesehatan, Cetakan Kelima, Yogjakarta : Mitra Cendikia

Saifudin.2003. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:YBPSP

Saldiman,2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa

Santoso, 2005. Metodologi Penelitian, Jakarta : Prestasi Pustaka

Sarwono. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo


(5)

commit to user

Slameto,2003. Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Raja Grafindo Perkasa

Solihah.2006.Tips Menghadapi Kehamilan Sehat. Jakarta : ISBN.

Suciati, 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta : PAU.PPAI Univrsitas Terbuka Sucipto,2001. Jurnal Minat Manusia : Depdiknas

www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm)

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Bandung, CV. Alfabeta

Suryabrata, Sumadi.2005. Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Yogyakarta: Andi

WHO. JHPLEGO, 2007. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Pusdik Nakes

Yasril. 2009. Analisis Multivariat. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Mitra Cendekia


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMPETENSI DENGAN PERILAKU MAHASISWA D III KEBIDANAN DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL

0 8 111

HUBUNGAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PENCAPAIAN TARGET KOMPETENSI PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN MAHASISWA PRODI D3 KEBIDANAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN TAHUN 2009 2010

0 4 81

PENGARUH METODE BED SIDE TEACHING TERHADAP KOMPETENSI PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN I DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR PRA KLINIK II MAHASISWI DIII KEBIDANAN (DI STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO).

0 0 2

HUBUNGAN MINAT, MOTIVASI, DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PENCAPAIAN TARGET KOMPETENSI PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI PRODI DIII KEBIDANAN STIKES ABI SURABAYA.

0 0 1

HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI PRAKTIK KLINIK DENGAN HASIL EVALUASI ROTASI I PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN II MAHASISWA PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN.

0 0 12

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR TERHADAPPENGETAHUAN PEMASANGAN KONTRASEPSI IUD (PRODI D III KEBIDANAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO).

0 0 14

Praktek klinik kebidanan Dalam upaya pencapaian kompetensi Mahasiswa Pada asuhan kebidanan ibu bersalin 81

0 11 86

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN HAMIL PADA MAHASISWA PRODI D-III KEBIDANAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MENJADI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA MAHASISWA SEMESTER II PRODI DIII KEBIDANAN (STUDI DI STIKes ICMe JOMBANG) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 11

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MENJADI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA MAHASISWA SEMESTER II PRODI DIII KEBIDANAN (STUDI DI STIKes ICMe JOMBANG) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 0 9