5.2.1. Pengujian Asumsi Klasik Model 1 Sub-Struktur 1
5.2.1.1 Normalitas data Uji statistik untuk menguji normalitas residual pada penelitian ini dengan
menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnof 1-sample K-S test Hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Kriteria: 1. Ho diterima apabila nilai signifikan asymp. Sig 0,05
2. Ha diterima apabila nilai signifikan asymp. Sig 0,05
Tabel 5.2. One-Sampel Kolmogrov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N 42
Mean .0000000
Normal Parameters
a,,b
Std. Deviation .38565860
Absolute .136
Positive .130
Most Extreme Differences Negative
-.136 Kolmogorov-Smirnov Z
.880 Asymp. Sig. 2-tailed
.420 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Lampiran 7 Dari hasil uji statistik diperoleh nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,880 dan
tidak signufikan pada
α
= 0,05 asymp. Sig = 0,420 0,05 sehingga hipotesis Ho
Universitas Sumatera Utara
diterima, yang mengatakan data residual berdistribusi normal. Dengan demikian model regresi memenuhi asumsi normalitas.
5.2.1.2. Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas pada penelitian ini bertujuan untuk untuk menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar
variabel independen. Nilai cut off umumnya digunakan untuk menunjukkan tidak adanya multikolonearitas apabila nilai Tolerance
≥ 0,01 atau sama dengan nilai VIF
≤10
Tabel 5.3. Collinearity Statistics
Coefficienta
a. Dependent Variabel : BM_Y
Collineariti Statistics
Model Tolerance VIF
1 DAU_ XI
.6,41 1,559
DAK_X2 .615
1,576 PAD_X3
.932 1,073
Sumber: Lampiran 7 Hasil uji statistik nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10, dan demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF lebih kecil dari 10.
Universitas Sumatera Utara
5.2.1.3. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini bertujuan menguji apakah dalam
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Grafik scaterplots pada Gambar 5.1 menunjukkan bahwa titik menyebar
secara acak serta tersebaar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola teratur, yang mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sumber: Lampiran 7
Gambar 5.1. Scatterplot Model
5.2.1.4. Uji autokorelasi Uji autokorelasi pada penelitian ini bertujuan menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Pengambilan keputusan ada tidaknya
Universitas Sumatera Utara
autokorelasi menurut santoso 2002:218 dengan cara melihat besaran Durbin Watson DW sebagai berikut: a Angka DW -2, berarti autokorelasi Positif; b Angka
DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi;c Angka DW diatas +2, berarti ada autokorelasi negative;
Tabel 5.4. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .608
a
.370 .320
.40059 1.712
a. Predictors: Constant, LN_PAD, LN_DAU, LN_DAK b. Dependent Variable: LN_BM
Sumber: Lampiran 7 Jika nilai Durbin Watson diantara -2 sampai 2 maka tidak Autokorelasi. Dari
output SPSS nilai Durbin Watson 1.712 maka model ini terbebas dari asumsi klasik autokorelasi. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa DW didaerah tidak
Autokorelasi. Sehingga disimpulkan bahwa model regresi linear terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.
5.2.2. Pengujian Asumsi Klasik Sub-Struktur 2