Teknik Analisis Data Analisis Deskriptif Pengujian Asumsi Klasik

Lanjutan Tabel 4.2 Variabel Intervening 5 Belanja Modal Pengeluaran yang dilakukan Dalam rangka Kegiatan, Pengadaan, sarana dan prasarana fisik. Diukur berdasarkan angka yang sebenarnya tercantum dalam dokumen realisasi pengeluaran Belanja Modal Pemerintah KabKot di NAD tahun 2006- 2007. Rasio 4.6. Metode Teknik Analisis Data

4.6.1. Teknik Analisis Data

Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis path analisis, model Trimming. Path Analisis digunakan untuk menganalisis pola hubungan variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung seperangkat variabel bebas eksogen terhadap variabel terikat endogen. Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan Heise, 1969: 59; Al-Rasyid Sitepu, 1994: Kusnendi, 2005:12. Jadi model trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada varaibel yang tidak signifikan. Pengolahan data menggunakan software SPSS. Pola hubungan yang sesuai adalah pola model struktural. Secara matematik analisis jalur mengikuti pola model struktural sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Z = P ZX1 X 1 + P ZX2 X 2 + P ZX3 X 3 2 2 . Y = P YX1 X 1 + P YX3 X 3 + P YZ Z + Py ε Keterangan : Variabel endogen terikat Variabel eksogen bebas Z = Belanja Modal X 1 = DAU Y= IPM X 2 = DAK X 3 = PAD

4.6.2. Analisis Deskriptif

Analisis ini menggunakan seperti rata-rata, nilai maksimum, minimum dan standar deviasi. Analisis ditujukan untuk memberi gambaran awal tentang dana alokasi umum, dana Alokasi khusus, pendapatan asli daerah, belanja modal dan indeks pembangunan manusia.

4.6.3. Pengujian Asumsi Klasik

Oleh karena itu pengujian asumsi klasik perlu dilakukan. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. 4.6.3.1. Uji normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji kenormalan data dan dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari residualnya. Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik penyebaran data dan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria: Universitas Sumatera Utara 1. Jika nilai signifikansi atau probabilitasnya dari 0,05 maka distribusi data adalah normal. 2. Jika nilai signifikansi atau probabilitasnya dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. 4.6.3.2 Uji multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka varabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama varabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonearitas didalam model regresi adalah sebagai berikut: a nilai R 2 tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen; b menganalisis matriks korelasi jika variabel independen ada korelasi cukup tinggi diatas 0.90 maka ada indikasi terjadi multikolonearitas; dan c jika nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 menunjukkan multikolonearitas. 4.6.3.3. Uji autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu Universitas Sumatera Utara sama lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Meskipun ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, tetapi penelitian ini akan memakai uji Durbin Watson. Uji Durbin waston hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan masyarakat adanya konstanta intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi antara variabel bebas. Menurut Erlina 2008: hal 107 pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai Durbin-Waston DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi positif. 2. Bila Nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti nol ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4 – DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4 – DU dan 4 – DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan Ghozali, 2001. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut santoso 2002: 218 dengan cara melihat besaran Durbin Watson DW sebagai berikut: a Angka DW -2, berarti autokorelasi Positif; b Angka DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi;c Angka DW diatas +2, berarti ada autokorelasi negative; Universitas Sumatera Utara 4.6.3.4. Uji heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar kemudian menyempit pada grafik plot scatter-plot antara nilai prediksi variabel terkait ZPRED dengan residualnya SRESID mengindikasikan adanya terjadi heteroskedastisitas. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Secara statistic uji heteroskedastisitas dapat di lakukan dengan uji park yaitu dengan melakukan transformasi logaritma terhadap residual

4.6.4. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Aceh

4 114 97

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Dan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Nanggroe Aceh Darussalam

10 90 104

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 66 78

Pengaruh Kemampuan Keuangan Daerah Terhadap Pendapatan Per Kapita Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera Utara

3 100 101

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Studi Empiris Di Kabupaten/ Kota Provinsi Aceh

1 53 124

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

1 2 12

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dan Dana Transfer Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Aceh

0 0 14