BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh dewasa tidak pernah mudah. Namun masa remaja tidak bisa diartikan sebagai saat pemberontakan, krisis, penyakit, dan penyimpangan. Visi yang jauh lebih
akurat mengenai masa remaja digambarkan sebagai waktu untuk evaluasi, pengambilan keputusan, komitmen, dan mencari tempatnya di dunia Samuel. 2003.hlm. 8.
Kebanyakan problema yang dihadapi kawula muda dewasa ini bukanlah dengan kaum muda itu sendiri. Yang dibutuhkan para remaja adalah akses terhadap berbagai
peluang yang tepat dan dukungan jangka panjang dari orang dewasa yang sangat menyayangi mereka Samuel. 2003.hlm. 8.
Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali menghadapi resiko-resiko kesehatan reproduksi. Kebutuhan
akan peningkatan pelayanan kesehatan dan sosial terhadap remaja semakin menjadi perhatian di seluruh penjuru dunia Triswan. 2000.hlm. 1.
Di negara berkembang, jutaan anak hidup dan bekerja di jalanan, dan banyak diantara mereka yang terlibat dalam “seks demi bertahan hidup “ survival sex dimana
mereka menukar seks untuk memperoleh makanan, uang, jaminan keamanan maupun obat-obatan terlarang Triswan. 2000.hlm. 3.
Sebuah survei di Guatemala City menemukan bahwa 40 dari 143 anak jalanan yang disurvei melakukan hubungan seks pertama dengan orang yang tidak mereka kenal
; semua pernah berhubungan seks demi uang, semua pernah dianiaya secara seksual, dan 93 pernah terinfeksi penyakit menular seksual PMS Triswan. 2000.hlm.3.
Universitas Sumatera Utara
Resiko remaja untuk tertular HIVAIDS juga meningkat. Perkiraan terakhir memperhitungkan bahwa 40 dari infeksi HIVAIDS terjadi pada kaum muda berusia
15-24 tahun, 7.000 dari 16.000 kasus infeksi baru yang terjadi setiap hari Triswan. 2000.hlm. 2.
Remaja Indonesia dewasa ini nampak lebih bertoleransi terhadap gaya hidup seksual pranikah. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh berbagai institusi di
indonesia selama kurun waktu 1994-2002, menemukan bahwa 5-10 wanita dan 18- 38 pria muda telah melakukan hubungan seksual pranikah dengan pasangan yang
seusia mereka. Temuan-temuan tersebut mengidentifikasikan bahwa 5-10 pria muda usia 14-24 tahun yang tidak atau belum menikah telah melakukan aktifitas seksual yang
beresiko Suryoputro et al. 2006.hlm. 30. Kurangnya pengetahuan tentang biologi dasar pada remaja mencerminkan
kurangnya pengetahuan tentang resiko yang berhubungan dengan tubuh mereka dan cara menghindarinya. Demikian juga halnya dengan pengetahuan mereka tentang masa subur
dan resiko kehamilan Pinem. 2009.hlm. 306. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Medan Tahun 2010 jumlah remaja laki-laki
204.272 jiwa dan perempuan 202.058 jiwa. Sedangkan penelitian awal yang dilakukan di PKPA Pusat Kajian dan Perlindungan Anak di kota Medan Tahun 2010 menunjukan
jumlah seluruh anak jalanan 501 orang, dimana jumlah Children on The Street sebanyak 373 orang dan Children of The Street 128 orang. Dari 128 jumlah Children of The Street
1 orang diantaranya adalah anak-anak, 122 orang adalah remaja, dan 5 orang diantaranya adalah dewasa.
Universitas Sumatera Utara
Dari survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18 Oktober 2010 di lampu merah simpang kampus USU Medan ternyata dari 5 orang remaja jalanan
yang diamati, 2 diantaranya membawa zat adiktif lem kambing dan dihirup secara bergantian, selain itu mereka kerap memperagakan perilaku seks menyimpang terhadap
sesama teman. Dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti “Pengetahuan dan Sikap
Remaja Jalanan tentang Kesehatan Reproduksi di Medan Tahun 2011”.
B. Rumusan Masalah