Perlindungan Terhadap PekerjaBuruh Dalam Hukum Ketenagakerjaan Indonesia

BAB IV UPAYA YANG DILAKUKAN OLEH PT. ISS INDONESIA DALAM

MELAKUKAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA OUTSOURCING YANG DITEMPATKAN PADA PT. MAHKOTA GROUP

A. Perlindungan Terhadap PekerjaBuruh Dalam Hukum Ketenagakerjaan Indonesia

Perbedaan kedudukan secara ekonomi dan sosial antara pekerjaburuh dengan pengusaha menimbulkan hubungan subordinatif yang terbingkai dalam hubungan kerja, perlindungan hukum bagi pekerjaburuh diberikan mengingat adanya perbedaan kedudukan tersebut yang menjadikan pekerjaburuh dipihak yang lemah. Dengan adanya perlindungan hukum diharapkan adanya keseimbangan hak-hak dan kewajiban dari setiap pihak terutama dalam hal ini pekerjaburuh sebagai pihak yang lebih lemah dalam hubungan kerja dengan pengusaha sehingga kedudukan pekerjaburuh dan pengusahamajikan dapat sejajar sebagai mitra kerja. Pada bagian menimbang huruf d Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan “bahwa perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak hak dasar pekerjaburuh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.” UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Menurut Adrian Sutedi ada dua cara melindungi pekerjaburuh 80 Imam Soepomo dikutip dari Zaeni Asyhadie membagi menjadi 3 tiga macam perlindungan pekerja yaitu : : pertama melalui Undang-Undang Ketenagakerjaan, karena dengan Undang-Undang berarti ada jaminan negara untuk memberikan pekerjaan yang layak, melindungi pekerja ditempat kerja kesehatan, keselamatan kerja dan upah yang layak sampai dengan pemberian jaminan sosial; kedua, melalui serikat pekerjaburuh karena melalui serikat pekerjaburuh dapat menyampaikan aspirasinya, berunding dan menuntut hak-hak yang seharusnya diterima oleh pekerjaburuh. Serikat pekerjaburuh mewakili pekerjaburuh dalam membuat Perjanjian Kerja Bersama PKB yang mengatur hak- hak dan kewajiban pekerjaburuh dengan pengusaha melalui suatu kesepakatan umum yang menjadi pedoman dalam hubungan industrial. 81 1 Perlindungan sosial, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan kerja, dan kebebasan berserikat dan perlindungan hak untuk berorganisasi. Perlindungan sosial ini disebut juga dengan kesehatan kerja yang mencakup perlindungan terhadap pekerja anak, pekerja perempuan, waktu kerja dan waktu istirahat cuti. 2 Perlindungan teknis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan keselamatan kerja. Perlindungan teknis ini sering disebut dengan 80 Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan,Jakarta:Sinar Grafika,2009, hal. 13 81 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta : Rajawali Pers,2008, hal 86. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA keselamatan kerja mencakup syarat-syarat keselamatan kerja, serta kewajiban pengusaha dan pekerja berkaitan dengan keselamatan kerja. 3 Perlindungan ekonomis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak mampu bekerja di luar kehendaknya. Perlindungan ekonomis ini biasa disebut dengan jaminan sosial selain berkaitan dengan upah juga mencakup jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Pengaturan mengenai perlindungan pekerjaburuh dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan meliputi: 1 Perlindungan Pekerja Penyandang Cacat “Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya.” 82 Perlindungan sebagaimana dimaksud misalnya, penyediaan aksesibilitas, pemberian alat kerja, alat pelindung diri yang disesuaikan dengan jenis dan derajat kecatatan pekerjaburuh tersebut 83 . Perlakuan yang sama terhadap setiap pekerja baik penyandang cacat maupun pekerja normal harus diberikan, perlakuan yang sama ini misalnya kesamaan pengupahan untuk pekerjaan dan jabatan yang sama. 84 2 Perlindungan Pekerja Anak 82 Pasal 67 ayat 1 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 83 Agusmdiah, Op. Cit., hal. 62. 84 Ibid, hal. 64. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Pasal 68 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan “Pengusaha dilarang mempekerjakan anak”. Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 delapan belas tahun. 85 3 Perlindungan Pekerja Perempuan Perlindungan larangan memperkerjakan anak itu diberikan agar anak dapat memperoleh haknya untuk mengembangkan dirinya serta memperoleh pendidikan yang diwajibkan oleh pemerintah, namun ketentuan itu dikecualikan bagi anak yang berumur 13 tiga belas tahun sampai dengan 15 lima belas tahun dapat melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak menggangu perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosial. Perlindungan pekerja perempuan diatur dalam Pasal 76 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan antara lain : pertama pengusaha dilarang mempekerjakan buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 delapan belas tahun antara pukul 23:00 s.d 07:00; kedua pengusaha dilarang memperkejakan pekerjaburuh wanita yang sedang hamil antara pukul 23:00 s.d 07:00 bila menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungan maupun diri pekerjaburuh wanita tersebut; ketiga pengusaha yang memperkerjakan pekerjaburuh wanita antara pukul 23:00 s.d 07:00 wajib memberikan makanan dan minuman bergizi dan menjaga kesusilaan dan keamanan selama ditempat kerja, keempat pengusaha 85 Pasal 1 angka 26 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerjaburuh wanita yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23:00 sampai dengan pukul 05:00. 4 Perlindungan waktu kerja dan istirahat Dalam Pasal 77 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ketentuan mengenai waktu kerja adalah sebagai berikut: a. 7 tujuh jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu; atau b. 8 delapan jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu. Dalam Pasal 78 disebutkan pengusaha yang mempekerjakan pekerjaburuh melebihi waktu kerja sebagimana dimaksud pasal 77 diatur dengan syarat sebagai berikut: a. Ada persetujuan pekerjaburuh yang bersangkutan b. Waktu lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 tiga jam dalam 1 satu hari dan 14 empat belas jam dalam 1 satu minggu c. Pengusaha yang memperkerjakan pekerjaburuh melebihi waktu kerja dalam Pasal 77 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, wajib membayar upah kerja lembur sesuai dengan peraturan. Dalam pasal 79 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan pengusaha memberikan waktu istirahat dan cuti kepada pekerjaburuh yang meliputi: UNIVERSITAS SUMATRA UTARA a. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 empat jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; b. Istirahat mingguan 1 satu hari untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu atau 2 dua hari untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu; c. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 dua belas hari kerja setelah pekerjaburuh yang bersangkutan bekerja selama 12 dua belas bulan secara terus – menerus; dan d. Istirhat panjang sekurang-kurangnya 2 dua bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 satu bulan bagi pekerjaburuh yang telah bekerja selama 6 enam tahun secara terus menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerjaburuh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 dua tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 enam tahun. Khusus bagi pekerjaburuh wanita mendapat perlindungan waktu kerja dan istirahat sebagai berikut: a. “Pekerjaburuh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari UNIVERSITAS SUMATRA UTARA pertama dan kedua” 86 ketentuan ini diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama 87 b. “Pekerjaburuh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 satu setengah bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 satu setengah bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.” 88 c. “Pekerjaburuh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperolehistirahat 1,5 satu setengah bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.” 89 d. “Pekerjaburuh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.” 90 PekerjaBuruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. 91 Upah adalah hak pekerjaburuh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi pekerjaan kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaan danatau jasa yang telah atau akan dilakukan. 92 86 Pasal 81 ayat 1 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 87 Pasal 81 ayat 2 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 88 Pasal 82 ayat 1 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 89 Pasal 82 ayat 2 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 90 Pasal 83 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 91 Pasal 1angka 3 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 92 Pasal 1angka 30 Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Dengan demikian upah merupakan komponen yang tidak bisa pisahkan dari perlindungan terhadap pekerjaburuh. Pengaturan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maupun keputusan Menteri Tenaga Kerja sebagai pengaturan lebih lanjut terhadap penerapan Undang-Undang Ketengakerjaan mengatur kebijakan mengenai upah antara lain sebagai berikut : 1 Upah minimum; Upah minimum ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi, upah minimum terdiri atas: pertama upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupatenkota; kedua upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupatenkota. Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum. 2 Upah kerja lembur; Perhitungan upah lembur ditetapkan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 102MENIV2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur. Waktu kerja lembur adalah waktu kerja yang melebihi 7 tujuh jam sehari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu atau 8 delapan jam sehari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 5 lima hari kerja dalm 1 satu minggu, atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libir resmi yang ditetapkan pemerintah 93 93 Pasal 1angka1 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. Kep. 102MENVI2004. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Adapun cara perhitungan upah kerja lembur sebagai berikut: 94 Apabila lembur dilakukan pada hari kerja a. Lembur jam pertama dibayar sebesar 1,5 satu setengah kali upah lembur sejam; b. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya dibayar 2 dua kali upah lembur sejam. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari libur istirahat mingguan danatau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 enam hari kerja 40 empat puluh jam seminggu cara perhitungan upah lembur : a. Upah lembur untuk 7 tujuh jam pertama dibayar 2 dua kali upah sejam, dan jam kedelapan dibayar 3 tiga kali upah sejam dan jam lembur kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 empat jam kali upah sejam b. Bila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek, perhitungan upah lembur 5 lima jam pertama dibayar 2 dua kali upah sejam, jam keenam dibayar 3 tiga kali upah sejam dan jam ketujuh dan jam kedelapan dibayar 4 empat kali upah sejam Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan danatau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 lima hari kerja dan 40 empat puluh jam seminggu, maka perhitungan upah lembur untuk 8 delapan jam pertama 94 Pasal 11 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. Kep. 102MENVI2004. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA dibayar 2 dua kali upah sejam, jam kesembilan dibayar 3 tiga kali upah sejam dan jam kesepuluh dan kesebelas 4 empat kali upah sejam. Adapun cara perhitungan upah sejam adalah 1173 satu per seratus tujuh puluh tiga kali upah sebulan 95 3 Upah tidak masuk kerja karena berhalangan; , dimana upah sebulan terdiri dari komponen gaji pokok ditambah dengan tunjangan – tunjangan lainnya yang bersifat tetap. Upah pekerjaburuh tetap harus dibayarkan oleh pengusaha walaupun pekerjaburuh tidak masuk kerja karena disebabkan oleh hal – hal sebagai berikut : a. Pekerjaburuh tidak masuk bekerja karena pekerjaburuh menikah, menikahkan, mengkhitankan, membabtiskan anaknya, isteri pekerja buruh melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah pekerjaburuh meninggal dunia; b. Pekerjaburuh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; c. Pekerjaburuh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan perkerjaan; Besaran upah yang dibayarkan kepada pekerjaburuh yang tidak masuk bekerja adalah sebagai berikut : a. Pekerja buruh menikah, dibayar untuk selama 3 tiga hari; 95 Pasal 8 ayat 1 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. Kep. 102MENVI2004. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA b. Menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 dua hari; c. Mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 dua hari; d. Membabtiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 dua hari; e. Isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 dua hari; f. Suamiisteri, orang tuamertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar selama 2 dua hari; dan g. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 satu hari. Besaran upah yang dibayarkan kepada pekerjaburuh yang sakit adalah sebagai berikut : a. Empat bulan pertama upah dibayarkan 100 seratus persen dari upah; b. Empat bulan kedua, upah dibayarkan 75 tujuh puluh lima persen dari upah ; c. Empat bulan ketiga, upah dibayarkan 50 lima puluh persen dari upah; d. Untuk bulan berikutnya dibayar 25 dua puluh lima persen dari upah, sampai ada pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh pengusaha. 4 Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain diluar pekerjaannya; UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Upah akan tetap dibayarkan pengusaha karea pekerja melakukan kegiatan lain diluar pekerjaannya meliputi : a. Pekerjaburuh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena ibadah yang diperintahkan agamanya; b. Pekerjaburuh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara; c. Pekerjaburuh melaksanakan tugas serikat pekerjaserikat buruh atas persetujuan pengusaha. 5 Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya; Upah selama pekerjaburuh menjalankan hak waktu istirahat kerjanya yang diatur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan wajib dibayarkan pengusaha.

B. Perlindungan PekerjaBuruh Outsourcing PT. ISS Indonesia yang ditempatkan Pada PT. Mahkota Group

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Perjanjian Kerja Dengan Sistem Outsourcing Di Indonesia

1 47 91

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA PT. DIAN YOGYA PERDANA DENGAN CALON Tanggung Jawab Hukum Terhadap Perjanjian Kerja Antara Pt.Dian Yogya Perdana Dengan Calon Tenaga Kerja Indonesia Serta Realisasinya Terhadap Tenaga Kerja Indonesia D

0 1 16

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 1 11

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 2

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 23

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 44

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 4

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Grup Dengan PT. ISS Indonesia

0 0 11

BAB II PENGATURAN HAK DAN KEWAJIBAN ANTARA PEKERJA OUTSOURCING PT. ISS INDONESIA DAN PERUSAHAAN PENGGUNA JASA OUTSOURCING PT. MAHKOTA GROUP A. Outsourcing di Indonesia 1. Gambaran Umum Pelaksanaan Outsourcing - Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing

0 1 44

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Grup Dengan PT. ISS Indonesia

0 0 23