Hubungan Hukum Antara Perusahaan Pemberi Pekerjaan Dengan Perusahaan Penyedia Jasa PekerjaBuruh

pekerjaburuh hanya bertindak sebagai kasir juru bayar yang tugasnya membayarkan upah kepada pekerjaburuh. Hal ini disebabkan karena upah yang dibayarkan tersebut sebenarnya diperoleh dari perusahaan pemberi pekerjaan melalui perjanjian penyediaan jasa pekerjaburuh, dimana sebelumnya upah telah dipotong oleh perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh. Sedangkan unsur pekerjaan dan perintah baru ada setelah pekerjaburuh melakukan pekerjaan di perusahaan pemberi pekerjaan. Dengan demikian, hubungan hukum antara pekerjaburuh dengan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh tidak sesuai dengan definisi hubungan kerja yang terdapat dalam Pasal 1 angka 15 yang menyatakan hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerjaburuh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah. 76

2. Hubungan Hukum Antara Perusahaan Pemberi Pekerjaan Dengan Perusahaan Penyedia Jasa PekerjaBuruh

Hubungan hukum semestinya terjadi antara pekerjaburuh dengan perusahaan pemberi pekerjaan, dimana unsur perintah dan unsur pekerjaan didapat dari perusahaan pemberi pekerjaan. Sedangkan unsur upah sebenarnya juga didapat dari perusahaan pemberi pekerjaan bukan dari perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh. Dengan demikian, Pasal 66 ayat 2 huruf a tidak konsisten dengan Pasal 1 angka 15 Undang-Undang No.13 Tahun 2003. Hubungan hukum yang terjadi antara perusahaan pemberi pekerjaan dengan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh tercipta dengan lahirnya perjanjian 76 Pasal 1 angka 15 Undang-Undang No. 13 Tahun tentang Ketenagakerjaan. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA penyediaan jasa pekerjaburuh. Isi perjanjian itu secara umum menyatakan bahwa pihak perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh berkewajiban untuk menyediakan sejumlah pekerja buruh dengan kriteria tertentu dan pihak perusahaan pemberi pekerjaan akan membayar sejumlah uang berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya dalam perjanjian penyedia jasa pekerja buruh. Perjanjian ini menimbulkan hubungan hukum antara para pihak. Dalam hukum perjanjian berlaku asas konsensualitas yang berarti suatu perjanjian lahir karena adanya kesepakatan. Perjanjian tersebut lahir karena adanya kesepakatan seperti yang tercantum dalam Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuat”. Selain kesepakatan sesuai Pasal 1320 KUH Perdata, kecakapan para pihak, hal tertentu serta sebab yang halal adalah syarat sahnya suatu perjanjian. Pengaturan mengenai isi perjanjian kerjasama terdapat dalam Pasal 4 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. KEP.101MENIV2004 tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa PekerjaBuruh yaitu: a. Jenis Pekerjaan yang akan dilakukan oleh pekerjaburuh dari perusahaan jasa; b. Penegasan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dengan angka 1, hubungan kerja yang terjadi adalah antara perusahaan penyedia jasa dengan pekerjaburuh yang dipekerjakan perusahaan penyedia jasa sehingga perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat – syarat kerja serta perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh; UNIVERSITAS SUMATRA UTARA c. Penegasan bahwa perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh bersedia menerima pekerjaburuh di perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh sebelumnya untuk jenis – jenis pekerja yang terus menerus ada di perusahaan pemberi pekerjaan dalam hal terjadi penggantian perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh.

3. Hubungan Hukum Antara Perusahaan Pemberi Pekerjaan Dengan PekerjaBuruh

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Perjanjian Kerja Dengan Sistem Outsourcing Di Indonesia

1 47 91

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA PT. DIAN YOGYA PERDANA DENGAN CALON Tanggung Jawab Hukum Terhadap Perjanjian Kerja Antara Pt.Dian Yogya Perdana Dengan Calon Tenaga Kerja Indonesia Serta Realisasinya Terhadap Tenaga Kerja Indonesia D

0 1 16

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 1 11

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 2

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 23

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 44

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 4

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Grup Dengan PT. ISS Indonesia

0 0 11

BAB II PENGATURAN HAK DAN KEWAJIBAN ANTARA PEKERJA OUTSOURCING PT. ISS INDONESIA DAN PERUSAHAAN PENGGUNA JASA OUTSOURCING PT. MAHKOTA GROUP A. Outsourcing di Indonesia 1. Gambaran Umum Pelaksanaan Outsourcing - Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing

0 1 44

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Grup Dengan PT. ISS Indonesia

0 0 23