TANGGUNG JAWAB HUKUM PT. ISS INDONESIA TERHADAP PEKERJA

BAB III TANGGUNG JAWAB HUKUM PT. ISS INDONESIA TERHADAP PEKERJA

OUTSOURCING YANG MELANGGAR PERATURAN KERJA PT. MAHKOTA GROUP A. Hubungan Hukum Dalam Outsourcing 1. Hubungan Hukum Antara PekerjaBuruh Dengan Perusahaan Penyedia Jasa PekerjaBuruh Hubungan hukum yang terjadi antara pekerjaburuh dengan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh berdasarkan perjanjian kerja. Hal ini mengacu pada Pasal 66 ayat 2 huruf a Undang-Undang No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan penyediaan jasa pekerjaburuh untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi harus memenuhi syarat adanya hubungan kerja antara pekerjaburuh dengan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh. Dengan demikian, hubungan kerja terjadi antara pekerjaburuh dan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh di wujudkan melalui adanya perjanjian kerja di antara pekerjaburuh dengan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh. Dengan adanya hubungan kerja ini, perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh. Hubungan hukum antara pekerjaburuh dengan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh tidak hanya terbatas pada pemberian upah dan pesangon ketika terjadi pemutusan hubungan kerja dengan pekerjaburuh, melainkan juga perlindungan hak- UNIVERSITAS SUMATRA UTARA hak pekerjaburuh lainnya seperti keikutsertaan pekerjaburuh dan keluarganya dalam program jaminan sosial tenaga kerja dan lain-lain. Dengan kata lain, perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh harus bertanggung jawab dalam memenuhi hak-hak normatif pekerjaburuh. Dalam hal tertentu, tidak tertutup kemungkinan untuk menuntut perusahaan pemberi pekerjaan untuk bertanggung jawab terhadap pemenuhan hak-hak pekerjaburuh. Ini dimungkinkan apabila perusahaan pemberi pekerjaan memberikan pekerjaan kepada perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh yang tidak mempunyai badan hukum. Dalam kasus demikian, akibat kelalaian perusahaan pemberi pekerjaan telah merugikan hak-hak pekerja, maka perusahaan tersebut diwajibkan mengambil tanggung jawab tersebut. 74 Perlindungan atas pekerjaburuh mutlak harus dipahami dan dilaksanakan sebaik-baiknya oleh pengusaha penyedia jasa pekerjaburuh. Sedangkan lingkup perlindungan terhadap pekerjaburuh menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 meliputi: Hal ini menyebabkan tujuan utama dari penyerahan pekerjaan kepada perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh tidak tercapai. Agar terhindar dari hal tersebut diatas penting bagi perusahaan pemberi pekerjaan pada saat awal sebelum membuat perjanjian penyerahan sebagian pekerjaan melalui perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh untuk memastikan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh merupakan perusahaan yang memiliki badan hukum dan memiliki izin dari instansi yang bertanggung jawab dalam bidang ketenagakerjaan. 74 Sehat Damanik, Op. cit, hal. 99-100. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA a. Perlindungan atas hak-hak dasar pekerjaburuh untuk berunding dengan pengusaha; b. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja; c. Perlindungan khusus bagi pekerjaburuh perempuan, anak, dan penyandang cacat; dan d. Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga kerja. Berdasarkan Pasal 65 ayat 2 Undang-undang No. 13 Tahun 2003, pekerjaan yang dapat diserahkan kepada pemborongan pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama; b. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan; c. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan; dan d. Tidak menghambat proses produksi secara langsung. Pasal 66 ayat 2 huruf a Undang-undang No. 13 Tahun 2003 menyatakan penyedia jasa pekerjaburuh untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi harus memenuhi syarat adanya hubungan antara pekerjaburuh dan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh. 75 75 Pasal 66 ayat 2 huruf a Undang-Undang No. 13 Tahun tentang Ketenagakerjaan. Perjanjian kerja yang menjadi dasar adanya hubungan kerja, dibuat antara pekerjaburuh dengan perusahan penyedia jasa pekerja buruh sebenarnya hanya terdapat unsur upah. Kenyataan dalam praktiknya, perusahaan penyedia jasa UNIVERSITAS SUMATRA UTARA pekerjaburuh hanya bertindak sebagai kasir juru bayar yang tugasnya membayarkan upah kepada pekerjaburuh. Hal ini disebabkan karena upah yang dibayarkan tersebut sebenarnya diperoleh dari perusahaan pemberi pekerjaan melalui perjanjian penyediaan jasa pekerjaburuh, dimana sebelumnya upah telah dipotong oleh perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh. Sedangkan unsur pekerjaan dan perintah baru ada setelah pekerjaburuh melakukan pekerjaan di perusahaan pemberi pekerjaan. Dengan demikian, hubungan hukum antara pekerjaburuh dengan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh tidak sesuai dengan definisi hubungan kerja yang terdapat dalam Pasal 1 angka 15 yang menyatakan hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerjaburuh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah. 76

2. Hubungan Hukum Antara Perusahaan Pemberi Pekerjaan Dengan Perusahaan Penyedia Jasa PekerjaBuruh

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja Dalam Perjanjian Kerja Dengan Sistem Outsourcing Di Indonesia

1 47 91

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA PT. DIAN YOGYA PERDANA DENGAN CALON Tanggung Jawab Hukum Terhadap Perjanjian Kerja Antara Pt.Dian Yogya Perdana Dengan Calon Tenaga Kerja Indonesia Serta Realisasinya Terhadap Tenaga Kerja Indonesia D

0 1 16

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 1 11

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 2

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 23

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 44

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Group Dengan PT. Iss Indonesia

0 0 4

Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Grup Dengan PT. ISS Indonesia

0 0 11

BAB II PENGATURAN HAK DAN KEWAJIBAN ANTARA PEKERJA OUTSOURCING PT. ISS INDONESIA DAN PERUSAHAAN PENGGUNA JASA OUTSOURCING PT. MAHKOTA GROUP A. Outsourcing di Indonesia 1. Gambaran Umum Pelaksanaan Outsourcing - Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing

0 1 44

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Perjanjian Kerja Outsourcing Studi Pada Perjanjian Kerja Antara PT. Mahkota Grup Dengan PT. ISS Indonesia

0 0 23