Perkembangan Imajinasi TINJAUAN PUSTAKA

C. Perkembangan Imajinasi

Pengertian perkembangan dapat dilihat kembali pada pengertian sebelumnya. Mengenai fase-fase perkembangan anak, tiap-tiap penulis mengajukan pendapat dengan argumentasinya sendiri-sendiri, menurut kepentingannya sendiri-sendiri, dan meletakkan titik berat sesuai dengan teorinya sendiri-sendiri. Hal kedua dalam usaha menghubungkan antara batas umur dan kecakapan anak, sebab perkembangan anak ini kecuali dipengaruhi oleh faktor-faktor intern, juga mereka anak-anak iu memperoleh pengaruh dari luar, sehingga sukar mencapai kesepakatan untuk menghubungkan antara kedua hal yang telah disebutkan tadi. Penulis hanya memberikan sedikit perkembangan mengenai fase anak-anak dari masa kandungan sampai anak tersebut dapat dikatakan masih dalam masa anak-anak. Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian. Sejak penggunaan istilah ini bertentangan dengan yang dipunyai bahasa biasa, beberapa psikolog lebih menyebut proses ini sebagai menggambarkan atau gambaran atau sebagai suatu reproduksi yang bertentangan dengan imajinasi produktif atau konstruktif. Imajinasi adalah sebuah kerja akal dalam mengembangkan suatu pemikiran yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat, dengar, dan rasakan. Dengan imajinasi, manusia mengembangkan sesuatu dari kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam pikiran. Ia dapat mengembangkan sesuatu dari Ciptaan Tuhan dalam pikirannya. Dengan tujuan untuk mengembangkan suatu hal yang lebih bernilai dalam bentuk benda, atau sekedar pikiran yang terlintas dalam benak. Risky Nasution 2001. http:id.wikipedia.orgwikiImajinasi . oleh Risky Nasution 2001 Nurgiyantoro, 2005: 39-40 menyebutkan bahwa berhadapan dengan sastra, baik itu yang berwujud suara maupun tulisan, sebenarnya kita lebih berurusan dengan masalah imajinasi, sesuatu yang abstrak yang berada Universitas Sumatera Utara di dalam jiwa, sedang secara fisik sebenarnya tidak terlalu berarti. Bagi anak usia dini yang belum dapat membaca dan hanya dapat memahami sastra lewat orang lain, cara penyampaiannya masih amat berpengaruh sebagaimana halnya orang dewasa mengapresiasi poetry reading atau deklamasi. Sastra yang notabene adalah karya yang mengandalkan kekuatan imajinasi menawarkan petualangan imajinasi yang luar biasa kepada anak. Jadi, imajinasi akan memancing tumbuh dan berkembangnya daya kreativitas. Imajinasi dalam pengertian ini jangan dipahami sebagai khayalan atau daya khayal saja, tetapi lebih menunjuk pada makna creative thingking, pemikiran yang kreatif, jadi ia bersifat produktif. Oleh karena itu, sejak dini potensi yang amat penting itu harus diberi saluran agar dapat berkembang secara wajar dan maksimal antara lain lewat penyediaan bacaan sastra. Perkembangan imajinasi anak akan terstimulasi dengan video dan lagu sehingga akan tercipta daya imajinasi creative thinking yang akan berkorelasi dengan daya cipta ,dan daya kreativitas.Muallifah S.Psi menyampaikan dalam bukunya yang berjudul Psycho Islamic Smart Parenting, kreativitas adalah kemampuan menghasilkan suatu pekerjaan atau hasil karya yang baru dan bermanfaat. http:yubane- 2w.blogspot.com201106analisis-lagu-dan-video-anak.html Contoh: Pada syair lagu “Ibu kita Kartini” karangan WR. Supratman. Penulis kutip dari http:id.wikibooks.orgwikiLirik_Lagu-lagu_Anak_Indonesia Ibu kita Kartini, putri sejati Putri Indonesia, harum namanya Ibu kita Kartini, pendekar bangsa Pendekar kaumnya untuk merdeka Wahai ibu kita Kartini Putri yang mulia Sungguh besar cita-citanya Bagi Indonesia Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Sosok seorang pejuang seperti Ibu Kartini telah diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini, agar anak-anak mengerti bahwa tidak hanya pria yang menjadi pahlawan tetapi juga wanita bisa. Lagu ini menuntun anak-anak membayangkan bagaimana sosok seorang Kartini yang memperjuangkan hak asasi kaum wanita. Seorang putri bangsa Indonesia Universitas Sumatera Utara yang membuat perubahan untuk kaum wanita. Anak-anak mulai berimajinasi bagaimana sosok Ibu Kartini, bagaimana perilakunya, dan perjuangannya yang tidak pantang menyerah untuk perubahan kaum wanita yang dapat dijadikan panutan.

D. Pertumbuhan Rasa Sosial