Analisis Nilai Personal Sastra Anak Dalam Syair Lagu يا طيبة / Ya Taibat Pelantun Hadad Alwi Dan Sulis

(1)

ANALISIS NILAI PERSONAL SASTRA ANAK DALAM SYAIR LAGU YA

ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/

ṬAYYIBAT / PELANTUN HADAD ALWI DAN SULIS

SKRIPSI SARJANA

OLEH

NAMA : UCHALIMATUN SA’DIAH NIM : 060704024

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB

MEDAN

2013


(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, dan tidak lupa salawat serta salam kita hanturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat.

Terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis nilai personal sastra anak dalam syair lagu ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/

ya ṭaibat pelantun Hadad Alwi dan Sulis “. Skripsi adalah tugas akhir yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana pada Ilmu Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini membahas dan menguraikan analisis nilai personal pada sebuah syair lagu yang mengisahkan perjuangan nabi besar Muhammad SAW dalam memperjuangkan agama Allah yaitu islam.

Nilai personal tersebut adalah Perkembangan emosional, Perkembangan intelektual, Perkembangan imajinasi, Pertumbuhan rasa sosial, Pertumbuhan rasa etis dan religius. Lima hal tersebut terdapat dalam syair lagu ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ / ya ṭaibat pelantun Hadad Alwi dan Sulis yang penulis teliti.

Banyak hal yang penulis hadapi dalam penyusunan skripsi ini, baik dari hal lain maupun dari diri penulis sendiri. Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini dan tak lupa juga atas dorongan kedua dosen pembibing, kedua orang tua, saudara-saudari kandung, dan para sahabat yang senantiasa memberikan dukungan kepada beliau.

Penulis sangat sadar bahwasanya skripsi ini masih jauh dari sempurna, dengan kerendahan hati penulis senantiasa menerima khritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan kepada penulis khusunya. Amin.


(3)

Medan, Penulis,

060704024


(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat ridha dan rahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Drs. H. Kasfuddin M.A dan Ibunda Hj. Fatmah Radiah yang selalu memberikan semangat yang luar biasa kepada penulis. Terima kasih yang sebesar-besarnya karena memberikan begitu banyak cinta dan kasih sayang. Terima kasih untuk support moril yang tiada henti. Terima kasih selalu ada untuk penulis disaat penulis membutuhkan sokongan moril dan materil. Dan Terima kasih atas do’a dari keduanya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Beribu kata terima kasih mungkin tak cukup untuk membalas segala kebaikan dan kasih sayang yang Ayahanda dan Ibunda berikan, hanya doa setulus hati penulis panjatkan siang dan malam untuk Ayahanda dan Ibunda semoga Allah memberikan kesehatan fisik dan jasmani, dan keberkahan hidup dunia dan akhirat. Amin ya rabbal’alamin.

2. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr. M. Husnan Lubis, M.A selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Samsul Tarigan selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Pujiati, M. Soc.Sc.Ph.D selaku Ketua Departemen Bahasa Arab dan Ibu Dra. Fauziah, M.A selaku Sekretaris Departemen Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Nur Sukma selaku Dosen Pembimbing I, Bapak Drs. Bahrum Saleh M.Ag selaku Dosen Pembimbing II, Bapak suwarto selaku dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih kepada Bapak dan Ibu yang dengan penuh perhatian telah memberikan dukungan, bimbingan dan pengarahan bagi penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

5. Kepada seluruh Staf Pengajar Departemen Bahasa Arab khusunya, dan Staf Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara pada umumnya


(5)

yang telah memberikan didikan dan memeberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Ucapan terima kasih kepada Bang Andika selaku Staf Administrasi Departemen Bahasa Arab yang sudah membantu penulis dalam hal administrasi dan memberikan dukungan kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Buat Abangda Adwin Syahputra dan Muhammad sayuti terima kasih telah memberikan dukungan moril dan materil. Terima kasih atas kasih sayang yang diberikan sehingga penulis merasa lengkap memiliki keluarga dengan adanya kedua abang seperti kalian.

8. Buat Kakanda Chairunnisa “icha”, terima kasih telah menjadi teman curhat terbaik penulis, mendengarkan keluh kesah selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi, dan terima kasih atas nasihat yang bijak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dan menikmati setiap prosesnya. 9. Buat adikku Indah wahyuni, terima kasih telah memberikan lelucon

terbaiknya disaat penulis mulai give up, hadir disaat penulis membutuhkan teman sehingga tak merasa kesepian. Terima kasih telah menjadi adik yang baik meskipun manja dan keras kepala 

10. Terima kasih kepada Mentor tercinta Bpk. H. Doddy Ferdinarta dan Ibu Hj. Lisa Nasution yang selalu memberikan nasehat-nasehatnya, pelajaran hidup, dan kata-kata motivasi sehingga penulis selalu ingin menjadi anak yang lebih baik dan berguna untuk orang tua dan orang lain.

11. Buat sahabat-sahabat terbaikku Edy zhambe, Deddy cemet, Widya ashenk, dan Nuenk. Terima kasih atas persahabatan yang kalian berikan. Terima kasih karena tak pernah meninggalkan penulis disaat senang maupun sedih. Terima kasih untuk semuanya.

12. Untuk teman-temanku stambuk 2006 Rodhiah, Fatimatuzzahra, Ika Ramadhani, Sarah Dinyati, Haris P. Lubis, dan tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Penulis akan selalu ingat akan kebaikan dan kenangan kalian semua selama masa perkuliahan.


(6)

13. Untuk saudariku sekaligus sahabatku Ade Yusnita Putri, terima kasih selalu membantu penulis memberikan masukan untuk penyelesaian skripsi penulis, dan juga support yang tiada henti.

14. Teman-teman Nerts gamers kak Erin Stella, bang Aci, adek Maes dan Ican, Winda. Terima kasih karena selalu memberikan hal-hal yang baru buat penulis, pelajaran berharga menjadi seorang teman.

15. Dan terakhir terima kasih penulis ucapkan kepada siapa saja yang berperan dalam pengerjaan skripsi penulis baik masukan materi analisis sampai bantuan jasa.


(7)

SINGKATAN

H : Tahun Hijriyah M : Tahun Masehi Q.S : Al-qur’an Surah SWT : Subhanahu wa Ta’ala

SAW : Sallallahu ‘alaihin wa Sallam t.th : tanpa tahun


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

UCAPAN TERIMA KASIH iii

SINGKATAN vi

DAFTAR ISI vii

ABSTRAK viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Perumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 6

1.5 Metode Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Sastra Anak 7

2.2 Pengertian Nilai Personal 10

2.1.1 Pembagian Nilai Personal 11

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Lirik Lagu 21

3.1.1 Perkembangan Emosional 24

3.1.2 Perkembangan Intelektual

3.1.3 Perkembangan Imajinasi 29

3.1.4 Pertumbuhan Rasa Sosial 32

3.1.5 Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius 33 BAB IV PENUTUP

4.1 kesimpulan 36

4.2 Saran 41

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

ABSTRAK

Analisis nilai sastra anak dalam syair lagu ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/ ya

ṭaibat pelantun

Hadad Alwi dan Sulis Oleh : Chalimatun sa’diah

NIM : 060704024

Pengajukan mengajukan skripsi ini dengan judul “Analisis nilai sastra anak dalam syair lagu ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/ ya

ṭaibat pelantun Hadad Alwi dan Sulis” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ijazah di departemen bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam menganalisis, penulis menggunakan metode deskriptif dengan melalui perpustakaan (library research).

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui nilai personal pada sebuah syair lagu yang berjudul ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/

ya ṭaibat pelantun Hadad Alwi dan Sulis dengan mengacu kepada teori Nurgiyantoro (2005).

Adapun nilai personal dalam syair lagu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan emosional:

Dalam hal ini, pembaca diajak untuk ikut merasakan emosional anak-anak/pendengar yang mampu menimbulkan perasaan bahagia maupun sedih. 2. Perkembangan intelektual:

Pada tahap ini anak-anak/pendengar diajak untuk berpikir tentang hubungan sebab-akibat pada bait satu dengan bait lain, begitu pula tentang alur dari syair lagu yang penulis teliti.

3. Perkembangan imajinasi:

Anak-anak dituntun imajinasinya untuk membayangkan hala-hal yang belum pernah mereka temui di dunia nyata, dalam hal ini imajinasi tiap anak pasti berbeda-beda dan secara tidak langsung kreativitasnya akan berkembang pula. Misalnya tentang penerapan imajinasi ke dalam sebuah prosa atau bentuk karya sastra yang lain.

4. Pertumbuhan rasa sosial:

Adalah dimana kesadaran anak-anak/pendengar dibangun untuk hidup bermasyarakat dan bersosial.

5. Pertumbuhan rasa etis dan religius adalah dimana nilai-nilai sosial, moral, etika, dan religius perlu ditanamkan kepada anak sejak dini secara efektif lewat sikap dan perilaku hidup keseharian.


(10)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif - Tidak dilambangkan

Ba B Be

Ta T Te

Sa ṡ Es (dengan titik di atas)

Jim J Je

Ha ḥ Ha (dengan titik di bawah)

Kha Kh Ka dan Ha

Dal D De

Zal

ż

Zet (dengan titik di atas)

Ra R Er

Zai Z Zet

Sin S Es

Syin Sy Es dan Ye

Sad ṣ Es (dengan titik di bawah)

Dad ḍ De (dengan titik di bawah)

Ta ṭ Te (dengan titik di bawah)

Za ẓ Zet (dengan titik di bawah)

‘ain ‘ Koma terbalik (di atas)

Gain G Ge

Fa F Ef

Qaf Q Ki

Kaf K Ka

Lam L El

Mim M Em

Nun N En

Waw W We

Ha H Ha

Hamzah ‘ Apostrof


(11)

Vokal panjang ā ī ū a i u Ditandai dengan garis di atas vokal

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap Contoh :

ﺔﻣﺪﻗﻣ : muqaddimah

ﺓﺮﻭﻨﻤﻠ ﺍﺔﻨﻴﺪﻤﻠﺍ : al- madīnah al- munawwarah

C. VOKAL 1. Vokal Tunggal

/fathah/ ditulis “a” contoh: ﺡﺗﻓ : fataha /kasrah/ ditulis “i” contoh: ﻢﻟﻋ: ‘alima /dammah/ ditulis “u” contoh: ﺐﺗﻜ : kutub 2. Vokal rangkap

Vokal rangkap /fathah dan ya/ ditulis “ai” contoh:

ﻦﻴﺃ

= aina Vokal rangkap /fathah dan waw/ ditulis “au” contoh: ﻞﻮﺤ = haula

D. VOKAL PANJANG

/fathah/ ditulis “ ā” contoh : ﺍﺬﺎﻤ = māżā /kasrah/ ditulis “ ī “ contoh : ﻦﻴﻜﺴ = sikkīn /dammah/ tulis “ ū “ contoh : ﻦﻮﻠﻋ = ‘ulūmun

E. HAMZAH

Huruf hamzah (ء) di awal kata ditulis dengan vocal tanpa didahului oleh tanda apostrof (‘)

Contoh: ﻦﺎﻤﻴﺇ = īmān

F. LAFZUL-JALALAH

Lafzul-jalalah kata () yang berbentuk frase nomina ditransliterasikan tanpa hamzah


(12)

Contoh: ﷲ ﺐﺘﻜ= kitabullah

G. KATA SANDANG “ al- “

1. Kata sandang “al-“ tetap ditulis “al-“, baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariah maupun syamsiah.

Contoh : ﺔﺴ ﺩﻗﻤﻟﺍ ﻦﻜﺎﻤﻷﺍ= al-‘amākin al-muqaddasah ﺔﻴﻋﺭﺸﻟﺍ ﺔﺴ ﺎﻴﺴﻟﺍ= al-siyasāh al-syar’iyyah

2. Huruf “ a “ pada kata sandang “ al- “ tetap ditulis dengan huruf kecil meskipun merupakan nama diri.

Contoh : ﻱﺪﺭﻭﺍﻤﻟﺍ = al-māwardī

ﺮﻫﺯﻷﺍ = al-‘azhar

ﺭﻭﺼﻧﻤﻠﺍ = al-manṣūr

3. Kata sandang “ al- “ di awal kalimat dan pada kata “ al-Qur’an “ ditulis dengan huruf kapital.


(13)

ABSTRAK

Analisis nilai sastra anak dalam syair lagu ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/ ya

ṭaibat pelantun

Hadad Alwi dan Sulis Oleh : Chalimatun sa’diah

NIM : 060704024

Pengajukan mengajukan skripsi ini dengan judul “Analisis nilai sastra anak dalam syair lagu ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/ ya

ṭaibat pelantun Hadad Alwi dan Sulis” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh ijazah di departemen bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan. Dalam menganalisis, penulis menggunakan metode deskriptif dengan melalui perpustakaan (library research).

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui nilai personal pada sebuah syair lagu yang berjudul ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/

ya ṭaibat pelantun Hadad Alwi dan Sulis dengan mengacu kepada teori Nurgiyantoro (2005).

Adapun nilai personal dalam syair lagu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan emosional:

Dalam hal ini, pembaca diajak untuk ikut merasakan emosional anak-anak/pendengar yang mampu menimbulkan perasaan bahagia maupun sedih. 2. Perkembangan intelektual:

Pada tahap ini anak-anak/pendengar diajak untuk berpikir tentang hubungan sebab-akibat pada bait satu dengan bait lain, begitu pula tentang alur dari syair lagu yang penulis teliti.

3. Perkembangan imajinasi:

Anak-anak dituntun imajinasinya untuk membayangkan hala-hal yang belum pernah mereka temui di dunia nyata, dalam hal ini imajinasi tiap anak pasti berbeda-beda dan secara tidak langsung kreativitasnya akan berkembang pula. Misalnya tentang penerapan imajinasi ke dalam sebuah prosa atau bentuk karya sastra yang lain.

4. Pertumbuhan rasa sosial:

Adalah dimana kesadaran anak-anak/pendengar dibangun untuk hidup bermasyarakat dan bersosial.

5. Pertumbuhan rasa etis dan religius adalah dimana nilai-nilai sosial, moral, etika, dan religius perlu ditanamkan kepada anak sejak dini secara efektif lewat sikap dan perilaku hidup keseharian.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini, sebagian besar kehidupan kita tidak pernah lepas dari sastra. Selain menghibur, sastra memberikan juga pengajaran yang berupa pesan, amanat, dan nilai moral yang dapat kita petik, dan berguna bagi kehidupan.

Begitu juga dengan anak-anak sebagai penikmat sastra. Mereka juga membutuhkan hiburan dan pembelajaran yang baik yang dapat mereka gunakan untuk tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Untuk itu, perlu diciptakan karya sastra yang khusus untuk anak-anak. Karya sastra tersebut haruslah sesuai dengan perkembangan anak-anak terutama perkembangan kognitifnya.

Sastra tidak harus berwujud sastra tulis dengan buku-buku yang berhalaman tebal dan sering dikonotasikan sulit dipahami. Sastra adalah sesuatu yang menarik, yang memberi hiburan, yang mampu untuk menanamkan dan memupuk rasa keindahan, maka sastra haruslah sudah diperkenalkan kepada anak usia dini. (Nurgiyantoro, 2005 : 100).

Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh pernyataan diatas bahwa sastra mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan sebuah yang berupa syair, prosa dalam bentuk fiksi, novel, cerpen, dan sebagainya. Pengkajian terhadap karya sastra seperti pengkajian terhadap karya fiksi berarti penelaahan, penyelidikan, atau mengkaji, menelaah, menyelidiki karya sastra, khususnya fiksi, pada umumnya kegiatan tersebut disertai oleh kerja analisis.

Puisi tidak semata-mata rangkaian kata-kata indah hasil dari kreatifitas merangkai kata dan berimajinasi, tapi ia juga merupakan cara seseorang untuk menyatakan perasaan dan pemikirannya tentang masyarakat. Dengan kata lain puisi berfungsi tidak hanya sekedar hiburan, tetapi juga pengajaran dan pewarisan nilai-nilai yang bekerja dan berkembang dalam masyarakat. Demikian juga dengan puisi sebuah lagu yang berjudul (ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ / yāṭayyibat ).


(15)

Menurut Mitchell (2003:73) dalam buku Nurgiyantoro, 2005. Puisi, syair lagu, dan tembang-tembang berisi permainan bahasa yang enak didengar dan menyentuh rasa keindahan kita. Permainan bahasa misalnya yang diperoleh lewat sarana-sarana aliterasi, asonansi, rima, dan irama, akan membuat anak menjadi senang, merasa nimat, menghilangkan kecemasan, dan menumbuhkan kesadaran diri untuk belajar. Inilah saat-saat yang baik untuk belajar karena hambatan akan tereliminasi dan informasi dapat dinikmati dan diserap. Lewat permainan bahasa itu anak memperoleh sensitivitas yang tinggi terhadap bunyi-bunyi bahasa dan pada giliran selanjutnya mereka menyadari fungsi dan kekuatan kata. Pada saat-saat inilah, baik secara sadar maupun tidak sadar, kita telah memperkenalkan sastra dan menanamkan rasa keindahan kepada anak.

Penanaman nilai-nilai dapat dilakukan sejak anak masih belum dapat berbicara dan belum dapat membaca. Nyanyian-nyanyian yang biasa didendangkan seorang ibu untuk membujuk agar si buah hati segera tertidur atau sekedar untuk menyenangkan, pada hakikatnya juga bernilai kesastraan dan sekaligus mengandung nilai yang besar andilnya bagi perkembangan kejiwaan anak, misalnya nilai kasih sayang dan keindahan (Nurgiyantoro, 2005:35-36).

Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi, dan drama. Jenis prosa dan puisi dalam sastra anak sangat menonjol. Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra anak dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu :

(1) sastra anak yang mengetengahkan tokoh utama benda mati,

(2) sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk hidup selain manusia,

(3) sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang berasal dari manusia itu sendiri.

Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya.


(16)

18 Maret 2009, Wahidin. Kumpulan Makalah Bantuan Bahan Makalah Pendidikan.

Terdapat lima manfaat bagi kehidupan ketika mengapresiasi sastra anak, yaitu

(a) manfaat estetis, (b) manfaat pendidikan,

(c) manfaat kepekaan batin atau sosial, (d) manfaat menambah wawasan, dan

(e) manfaat pengembangan kejiwaan atau kepribadian.

18 Maret 2009, Wahidin. Kumpulan Makalah Bantuan Bahan Makalah Pendidikan.

Penelitian sastra anak juga menunjukkan pengakuan kita atas pentingnya anak dan kehidupannya. Maka ketika kita memikirkan masa depan, kita dapat melihat kembali bacaan apa saja yang telah diberikan kepada anak-anak pada masa tertentu.

Penulis merasa tertarik meneliti hal tersebut karena peneliti sebelumnya sudah pernah membahas mengenai Analisis Nilai Sastra Dalam cerita ﻦﺋﺎﺨﻟﺍ ﺐﺋﺬﻟﺍ Aż-żi’bu Al-khāinu/ Serigala Pengkhianat/ karya Imān

Ṭaha oleh saudari Devi fajarwati (070704005), yang membahas nilai pendidikan saja dan tidak membahas nilai personal.

Alasan pemilihan judul antara lain adalah Video dan lagu anak arab ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ / yā ṭayyibat / dipilih menjadi objek material dari tulisan ini karena memenuhi beberapa syarat yang dapat disebut sebagi sastra anak, yaitu video dan lagu anak Arab ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ / yā ṭayyibat / menjadikan anak sebagai pengamat utama sebagaimana definisi sastra anak yang disampaikan Tarigan pada bukunya Dasar Dasar Psikosastra, Sastra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak masa kini, yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata anak anak. Memberikan pemahaman tentang kisah rasul dan kehidupannya. Video dan lagu anak arab ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ / yā

ṭaibat ini dipublikasikan dalam bentuk kaset, cd, dan dvd. Album-album Cinta Rasul sendiri merupakan Album fenomenal, terutama Cinta Rasul pertama, yang penjualannya berada dalam puncak penjualan album musik Indonesia. Berita ini penulis dapatkan pada situs web:


(17)

Adapun teori yang penulis terapkan untuk Analisis Nilai Personal Sastra Anak dalam Syair Lagu ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ / ṭayyibat / Pelantun Hadad Alwi dan Sulis adalah teori nilai sastra anak karya Burhan Nurgiyantoro.

Arti kata dari ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/

ṭayyibat /ini diartikan sang penawar yang bermakna rasul sebagai penawar dikala umatnya menderita oleh kekejaman kaum Quraisyi. Tidak hanya itu, dengan sering bersalawat ke atas nabi, maka rasa sedih perlahan akan terobati, tentunya diiringi pula dengan keimanan kepada Allah Swt.

Syair lagu ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/

ṭayyibat ini kisahnya para pendeta Yahudi dan Nasrani yang mendustakan kenabian dan kerasulan rasulullah Saw, mendatangi nabi untuk berhujjah, berargumentasi. Namun tetap saja mereka mendustakan/mengingkari kebenaran kerasulan Muhammad Saw. Saat itulah turun ayat yang berbunyi:

َﻓ

َﻙ َ◌ٌﺝﺂَﺣ ْﻦَﻣ

ﺎَﻣ ِﺪْﻌَﺑ ۢ ْﻦِﻣ ِﻪْﻳِﻓ

ﺎَﻧَﺄَﺴِﻧ َﻭ ْﻡُﻛَﺄَﻨْﺑﺃﻭ َﺎﻧ َﺀﺂَﻨْﺑﺃ ُﻉْﺪَﻧ ﺍْﻮُﻠَﻌَﺗ ْﻞُﻘَﻓ ِﻡْﻠِﻌْﻟﺍ َﻦِﻣ َﻙﺎَﺟ

ْﻦْﻳِﺒْﻳ ِﺬَﻜﻟﺍ َﻰَﻟَﻋ ِﷲﺍَ ﺖَﻨْﻌَﻟ ﻞَﻬْﺠَﻨَﻓ ْﻞِﻬَﺘْﺒَﻧ َﱠﻡُﺛ ْﻡُﻛَﺴُﻔْﻧَﺃ َﻭ ﺎﻨَﺴُﻔْﻧﺃ َﻭ ْﻡُﻛَﺄَﺴِﻧَﻭ

)

٦۱

(

ﻥﺍﺭﻤﻋ ﻝ

Artinya: “ Siapa yang berhujjah (mendustakan/mengingkari) kenabianMu/kerasulanMu) setelah datang ilmu (wahyu) kepadamu katakanlah: marilah kita ajak putera-putera kami dan putera-putera kamu, wanita-wanita kami dan wanita-wanita kamu, diri kami dan diri kamu, kemudian marilah kita bermubahalah (doa permohonan kepada Allah agar Allah menjatuhkan kutukan kepada siapa yang berdusta diantara kita)”. (Q.S Ali – imran 61)

Album “Cinta Rasul” (1999) terlaris sepanjang masa di kategori album religius. Penjualan album ini menorehkan rekor fantastis: laku hingga 1,3 juta kopi. Hingga saat ini, belum ada album lain di kategori sama yang bisa menyamai album Haddad Alwi — yang menyanyikannya bersama artis cilik Sulis. Haddad Alwi terus aktif mengeluarkan album religius hingga sekarang.


(18)

Berikut adalah beberapa judul lagu dalam album pertam a cinta rasul:

• Akhlaaqul karimah • Asmaul husna • Lil abi wal Ummi • Sholawat badar • Yaa nabi salam alaika • Yaa robbi bil mustofa • Al-I'tirof

• Yaa thoybah

Penulis tidak menemukan pencipta dari syair lagu tersebut. Namun, Rasul pertama, judul lagu ke-2, Dirilis tahun : 1999, direkam tahun : 1999, genre : pop, religi, label : Sony BMG, produser : Hadad Alwi. Album studio oleh Hadad penulis menemukan data mengenai album ṣhalawat tersebut yaitu di album cinta Alwi dan Sulis.

1.2 Perumusan Masalah

Agar pembahasan ini tidak menyimpang dari pembahasan yang dikehendaki, maka penulis membuat batasan masalah. Adapun batasan masalah tersebut adalah :

Nilai personal apa saja yang terdapat di dalam syair lagu ( ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ / ṭayyibat ) ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui nilai personal anak-anak dalam syair lagu ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ / ṭayyibat.

1.4 Manfaat Penenlitian

Adapun manfaat penelitian ini diharapakan dapat memberi manfaat dalam memperkaya pengetahuan kesusastraan kita, antara lain :

1. Untuk menjadi referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya yang ingin meneliti aspek yang sama dalam penerapan teori sastra untuk penelitian berikutnya.


(19)

1.5. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research)

dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan mendeskripsikan data dalam fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya untuk kemudian dianalisis.

Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin peneliti memakai pedoman transliterasi Arab-latin yang diterbitkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, bekerja sama dengan Menteri Agama yang tertuang dalam SK No. 158 tahun 1987 dan No. 0543b/ U/1987 pada tangggal 22 Januari 1988.

Adapun tahap-tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data dari lirik lagu “

(

ﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ

/ yā ṭayyibat )” 2. Mengumpulkan referensi yang relevan dengan objek yang diteliti 3. Mengklasifikasi data sesuai dengan apa yang akan diteliti.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Sastra Anak

Menurut Nurgiyantoro (2005:6) sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak, dan itu pada umunya berangkat dari fakta yang konkrit dan mudah diimajinasikan. Sebab bagaimanapun, isi kandungan sastra anak dibatasi oleh pengalaman dan pengetahuan anak, pengalaman dan pemahaman yang dapat dijangkau dan dipahami anak, pengalaman dan pemahaman yang sesuai dengan dunia anak sesuai dengan perkembangan emosi dan kejiwaannya.

Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya. (Wahidin, 2009)

Sastra anak adalah sastra yang berbicara tentang apa saja yang menyangkut masalah kehidupan ini sehingga mampu memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik tentang kehidupan kepada anak. Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karateristik umum, atau kategori pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan style, bentuk, atau isi. Hal itu membawa konsekuensi pemahaman bahwa dalam sebuah genre sastra terdapat sejumlah elemen yang memiliki kesamaan sifat, dan elemen-elemen itu menunjukkan perbedaan dengan dengan elemen padagenre yang lain. Walau mengaku sering terjadi ketumpangtindihan, Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu realisme, fiksi formula, fantasi,


(21)

sastra tradisional, puisi, dan nonfiksi dengan masing-masing memiliki subgenre. Dasar pembagiannya adalah bentuk pengungkapan dan isi yang diungkapkan. Sebagaimana Lukens dan dengan argumentasi yang sama, genre drama sementara tidak dimasukkan dalam pembagian genre ini. Dilihat dari waktu kemunculannya, genre fiksi dan puisi dapat dibedakan ke dalam fiksi dan puisi tradisional serta fiksi dan puisi modern. Penulis megutip dari

Pembagian masa yang sampai sekarang masih secara teoritis dipergunakan di dalam pembahasan, yaitu sebagai berikut:

I. Masa kanak-kanak, yaitu sejak lahir sampai 5 tahun II. Masa anak, yaitu umur 6 sampai 12 tahun

III. Masa pubertas, yaitu umur 13 tahun sampai kurang lebih 18 tahun bagi anak putri dan sampai umur 22 tahun bagi anak putera

IV. Masa Adolesen, sebagai masa transisi ke masa dewasa. Untuk mudah mengingatnya, masa kanak-kanak, masa anak atau masa anak sekolah, berakhir dengan tamat dari Sekolah Dasar, dan masa pubertas, berakhir dengan anak tamat dari sekolah lanjutan.

( Sujanto, 1996: 1)

Ada tiga batasanapresiasi sastra anak, yaitu

(a) Apresiasi sastra anak adalah penghargaan (terhadap karya sastra anak) yang didasarkan pada pemahaman;

(b) Apresiasi sastra anak adalah penghargaan atas karya sastra anak sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmatan yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra anak; dan

(c) Apresiasi sastra anak adalah kegiatan menggauli cipta sastra anak dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra anak.

Dalam melaksanakan apresiasi sastra anak itu kita dapat melakukan beberapa kegiatan, antara lain :

(a) kegiatan apresiasi langsung, yaitu membaca sastra anak, mendengar sastra anak ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan menonton pertunjukan sastra anak dipentaskan;

(b) kegiatan apresiasi tidak langsung, yaitu mempelajari teiri sastra, mempelajari kritik dan esai sastra, dan mempelajari sejarah sastra;

(c) pendokumentasian sastra anak, dan

(d) melatih kegiatan kreatif mencipta sastra atau rekreatif dengan mengungkapkan kembali karya sastra yang dibaca, didengar atau ditontonnya.

2. Ada tiga tingkatan atau langkah dalam apresiasi sastra anak, yaitu : (a) seseorang mengalami pengalaman yang ada dalam cipta sastra anak, ia terlibat secara emosional, intelektual, dan imajinatif;


(22)

(b) setelah mengalami hal seperti itu, kemudian daya intelektual seseorang itu bekerja lebih giat menjelajahi medan makna karya sastra yang diapresiasinya; dan

(c) seseorang itu menyadari hubungan sastra dengan dunia di luarnya sehingga pemahaman dan penikmatannya dapat dilakukan lebih luas dan mendalam.

Sastra anak terdiri dari berbagai genre dan dapat berwujud lisan dan tulisan. Ia membentang dari lagu-lagu ninabobo, puisi lagu,

tembang-tembang dolanan, huruf-huruf, buku-buku bergambar, sampai berbagai

cerita petualangan yang khas anak dan berbagai cerita tradisional. Selain itu, sastra hadir ditengah masyarakat antara lain difungsikan sebagai sarana untuk memberikan dan atau memperoleh hiburan. Maka, melihat lingkup dan fungsi sastra anak tersebut tidaklah berlebihan jika sastra sudah dapat diperkenalkan kepada anak sejak mereka dilahirkan, sejak mereka belum tahu apa-apa dan sedang belajar mengenal dunia di sekelilingnya. Untuk keperluan ini, tentu saja sastra lisan yang tepat diberikan, dan kita belum perlu berpikir tentang sastra tulis. Sastra lisan dapat diberikan kepada bayi, misalnya, oleh ibu hamil menggendong, menyusui, atau menimang-nimangnya. (Nurgiyantoro, 2005:99)

Seperti pada jenis karya sasrta umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya. Penulis mengutip dar

Kejiwaan anak ternyata masih labil. Sebenarnya sastra yang memuat moral dan budi pekerti dapat disemaikan. Langsung ataupun tidak anak akan


(23)

menyerap secara psikis kandungan moral dan budi pekerti dalam sastra. Ketika anak melihat televisi yang memuat drama, film, teater, baca puisi dan sebagainya psikis akan terbuka. Begitu pula saat mendengar ataupun membaca dongeng, kejiwaan akan mekar. (Endrawarsa, TT: 243)

Syair lagu atau tembang tidak lain adalah puisi. Jadi, lagu dan tembang dapat pula disebut sebagai puisi yang dilakukan, puisi lagu. Sebagai sebuah karya seni, puisi, termasuk puisi anak, mengandung berbagai unsur keindahan, khususnya keindahan yang dicapai lewat bentuk-bentuk kebahasaan. Keindahan bahasa puisi lagu, juga lagu-lagu dan

tembang-tembang dolanan, terutama dicapai lewat permainan bahasa yang

antara lain berupa berbagai bentuk paralisme struktur dan perulangan bunyi pada kata-kata terpilih akan dapat dibangkitkan aspek persajakan dan irama puisi yang menyebabkan puisi menjadi ibadah dan melodius. (Nurgiyantoro, 2005: 103), Nurgiyantoro (2005:41) menyatakan nilai sastra untuk anak-anak terbagi ke dalam dua bagian besar nilai personal dan nilai pendidikan. 2.2 Pengertian Nilai Personal

Nilai sastra anak terbagi ke dalam dua bagian besar yaitu nilai personal dan nilai pendidikan. Pada penelitian ini penulis hanya membahas mengenai nilai personalnya saja.

Nilai personal adalah nilai yang ditumbuhkan dari diri seseorang. Nilai personal dalam (Nurgiyantoro,2005:37-41) terbagi atas 5 hal yaitu perkembangan emosional, perkembangan intelektual, perkembangan imajinasi, pertumbuhan rasa sosial, dan pertumbuhan rasa etis dan religius.

Nilai personal seseorang dapat ditentukan dari cara seseorang bersikap dan bertingkah laku. Nilai personal seseorang sangat penting dalam pergaulan sehari-hari karena nilai personal dapat menentukan baik atau tidaknya seseorang bergaul dalam masyarakat.

Penanaman nilai-nilai dapat dilakukan sejak anak masih belum dapat berbicara dan belum dapat membaca. Nyanyian-nyanyian yang biasa didendangkan seorang ibu untuk membujuk agar si buah hati segera tertidur atau sekedar untuk menyenangkan, pada hakikatnya juga bernilai kesastraan dan sekaligus mengandung nilai yang besar andilnya bagi perkembangan kejiwaan anak, misalnya nilai kasih sayang dan keindahan. Anak tidak dapat tumbuh secara wajar tanpa dukungan kasih sayang, dan kasih sayang itu, antara lain, dapat diekspresikan lewat nyanyian yang bernilai keindahan. Anak memiliki potensi keindahan, potensi yang bernilai seni dalam dirinya, baik dalam pengertian menikmati maupun berekspresi. Dalam hal ini si ibulah yang mula-mula berjasa menggali potensi itu, berjasa menanamkan


(24)

dalam jiwa, menikmati adlam rasa dan indera, dan mengekspresikan dalam bentuk tingkah laku verbal dan nonverbal. (Nurgiyantoro, 2005 : 35-36).

2.1.1 Pembagian Nilai Personal

Nurgiyantoro (2005:41) menyatakan nilai sastra untuk anak-anak terbagi ke dalam dua bagian besar, nilai personal dan nilai pendidikan. Nilai perosnal terbagi atas perkembangan emosional, perkembangan intelektual, perkembangan imajinasi, pertumbuhan rasa sosial, dan pertumbuhan rasa etis dan religius. Berikut adalah penjelasan dari pembagian nilai personal:

A. Perkembangan Emosional 1. Pengertian perkembangan

Apa sebenarnya pengertian perkembangan itu? Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi karena adanya proses kematangan dan belajar. Perkembangan bukan sekedar penambahan tinggi badan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari organisasi atau struktur dan fungsi tingkah laku yang komplek dari individu yang bersangkutan, mengarah pada tingkat yang lebih tinggi dan bersifat menetap serta tidak dapat diputar kembali.

(jtptunimus-gdl-jumiatig2a-5475-3-babII.pdf)

2. Pengertian perkembangan emosional

Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi karena adanya proses kematangan dan belajar dan emosi berasal dari kata emotus atau emovere atau mencerca (to stir up) yang berarti sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu, missal emosi gembira mendorong untuk tertawa, atau dengan perkataan lain emosi didefinisikan sebagai suatu keadaan gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hampir keseluruhan diri individu (Sujiono, 2005). Dapat disimpulkan bahwa perkembangan emosi adalah bentuk perubahan progresif yang terjadi karena adanya proses kematangan dan belajar yang didorong oleh suatu hal misalnya seperti perasaan emosi gembira, yang menimbulkan efek tawa, atau hal lainnya.

Nurgiyantoro, (2005:37) Menjelaskan, anak usia dini yang belum dapat berbicara, atau baru berada dalam tahap perkembangan bahasa satu kata atau kalimat dalam dua tiga kata, sudah ikut tertawa-tawa ketika diajak bernyanyi bersama sambil bertepuk tangan. Anak tampak menikmati


(25)

lagu-lagu bersajak yang ritmis dan larut dalam kegembiraan. Hal itu dapat dipahami bahwa sastra lisan yang berwujud puisi-lagu tersebut dapat merangsang kegembiraan anak, merangsang emosi anak untuk bergembira, bahkan ketika anak masih berstatus bayi. Emosi gembira yang diperoleh anak tersebut penting karena hal itu juga akan merangsang kesadaran bahwa ia dicintai dan diperhatikan. Pertumbuhan kepribadian anak tidak akan berlangsung secara wajar tanpa cinta dan kasih sayangoleh orang disekelilingnya.

Contoh:

Dalam contoh syair lagu anak berikut yang berjudul “Bunda piara” yang penulis ambil dari kutipan lagu anak Indonesia.

Bila kuingat lelah Ayah bunda Bunda piara piara akan daku Sehingga aku besarlah

Waktuku kecil hidupku Amatlah senang Senang dipangku dipangku dipeluknya Serta dicium dicium dimanjakan Namanya kesayangan

Pada syair lagu tersebut, dapat dilihat bahwa lagu tersebut mengajarkan tentang kasih sayang orangtua kepada anaknya. Lewat lagu tersebut terjalinlah emosi si anak dengan kedua orangtuanya tentunya dengan diperdendangkan secara terus menerus melalui proses yang singkat maupun panjang.

B. Perkembangan Intelektual

Intelektual :/intelEktual/ (1) cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan; (2) (yg) mempunyai kecerdasan tinggi; cendekiawan; (3) totalitas pengertian atau kesadaran, terutama yg menyangkut pemikiran dan pemahaman.

(file://localhost/I:/Definisi%20intelektual%20%20Kamus%20Bahasa% 20Indonesia.htm)

Dapat disimpulkan bahwa perkembangan intelektual adalah perubahan progresif yang terjadi pada setiap diri individu yang dalam


(26)

perkembangan tersebut mulai tercipta kecerdasan, dan totalitas kesadaran terutaman menyangkut pemikiran dan pemahaaman.

Perkembangan intelektual dalam (Nurgiyantoro, 2005:) menyatakan bahwa Hubungan yang dibangun dalam pengembangan alur pada umumnya berupa hubungan sebab akibat. Artinya, suatu peristiwa terjadi akibat atau mengakibatkan terjadinya peristiwa (-peristiwa) yang lain.

Hal itu berarti secara langsung atau tidak langsung anak “mempelajari” hubungan yang terbangun itu, dan bahkan juga ikut mengkritisinya. Mungkin saja anak mempertanyakan alasan tindakan-tindakan tokoh, reaksi tokoh, menyesalkan tindakan-tindakan tokoh, dan lain-lain yang lebih bernuansa “mengapa”-nya. Pembelajaran seni yang antara lain bertujuan untuk menanam, memupuk, dan mengembangkan daya apresiasi sejak anak usia dini, juga diyakini berperan besar dalam menunjang perkembangan kemampuan diri. Penelitian tentang pembelajaran seni di Amerika anak-anak sekolah dasar yang diajari seni dalam tiga bidang tersebut lebih tinggi dari pada kemampuan anak yang tidak diajar seni. Hal itu disebabkan pembelajaran apresiasi terhadap seni menunjang peningkatan kreativitas, dan aspek kreativitas merupakan sesuatu yang esensial dalam pembelajaran bidang apapun.

Contoh:

Pada syair lagu anak berikut yang berjudul “Bangu pagi” yang penulis ambil

dari kutipan lagu anak Indonesia

Satu dua, Tiga empat, Lima Enam, Tujuh delapan Siapa rajin kesekolah

Cari ilmu sampai dapat

Sungguh senang Amat senang Bangun pagi pagi Sungguh senang

Dalam syair lagu ini jelas terlihat, bahwa syair lagu ini secara tidak langsung mengajarkan sang anak berhitung, dengan membiasakan mendengarkan lagu tersebut kepada anak, maka sedikit demi sedikit intelektual sang anak akan terbangun dan tidak pula mengajarkan kepada anak menjadi anak yang disiplin yaitu pada bait lagu yang mengajarkan untuk selalu bangun pagi untuk berangkat ke sekolah.


(27)

C. Perkembangan Imajinasi

Pengertian perkembangan dapat dilihat kembali pada pengertian sebelumnya. Mengenai fase-fase perkembangan anak, tiap-tiap penulis mengajukan pendapat dengan argumentasinya sendiri-sendiri, menurut kepentingannya sendiri-sendiri, dan meletakkan titik berat sesuai dengan teorinya sendiri-sendiri. Hal kedua dalam usaha menghubungkan antara batas umur dan kecakapan anak, sebab perkembangan anak ini kecuali dipengaruhi oleh faktor-faktor intern, juga mereka (anak-anak) iu memperoleh pengaruh dari luar, sehingga sukar mencapai kesepakatan untuk menghubungkan antara kedua hal yang telah disebutkan tadi. Penulis hanya memberikan sedikit perkembangan mengenai fase anak-anak dari masa kandungan sampai anak tersebut dapat dikatakan masih dalam masa anak-anak.

Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide. Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi pengertian. Sejak penggunaan istilah ini bertentangan dengan yang dipunyai bahasa biasa, beberapa psikolog lebih menyebut proses ini sebagai "menggambarkan" atau "gambaran" atau sebagai suatu reproduksi yang bertentangan dengan imajinasi "produktif" atau "konstruktif".

Imajinasi adalah sebuah kerja akal dalam mengembangkan suatu pemikiran yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat, dengar, dan rasakan. Dengan imajinasi, manusia mengembangkan sesuatu dari kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam pikiran. Ia dapat mengembangkan sesuatu dari Ciptaan Tuhan dalam pikirannya. Dengan tujuan untuk mengembangkan suatu hal yang lebih bernilai dalam bentuk benda, atau sekedar pikiran yang terlintas dalam benak. Risky Nasution (2001).

Nurgiyantoro,( 2005: 39-40) menyebutkan bahwa berhadapan dengan sastra, baik itu yang berwujud suara maupun tulisan, sebenarnya kita lebih berurusan dengan masalah imajinasi, sesuatu yang abstrak yang berada


(28)

di dalam jiwa, sedang secara fisik sebenarnya tidak terlalu berarti. Bagi anak usia dini yang belum dapat membaca dan hanya dapat memahami sastra lewat orang lain, cara penyampaiannya masih amat berpengaruh sebagaimana halnya orang dewasa mengapresiasi poetry reading atau deklamasi. Sastra yang notabene adalah karya yang mengandalkan kekuatan imajinasi menawarkan petualangan imajinasi yang luar biasa kepada anak.

Jadi, imajinasi akan memancing tumbuh dan berkembangnya daya kreativitas. Imajinasi dalam pengertian ini jangan dipahami sebagai khayalan atau daya khayal saja, tetapi lebih menunjuk pada makna creative thingking, pemikiran yang kreatif, jadi ia bersifat produktif. Oleh karena itu, sejak dini potensi yang amat penting itu harus diberi saluran agar dapat berkembang secara wajar dan maksimal antara lain lewat penyediaan bacaan sastra.

Perkembangan imajinasi anak akan terstimulasi dengan video dan lagu sehingga akan tercipta daya imajinasi ( creative thinking) yang akan berkorelasi dengan daya cipta ,dan daya kreativitas.Muallifah S.Psi menyampaikan dalam bukunya yang berjudul Psycho Islamic Smart Parenting, kreativitas adalah kemampuan menghasilkan suatu pekerjaan atau hasil karya yang baru dan bermanfaat.

Contoh:

Pada syair lagu “Ibu kita Kartini” karangan WR. Supratman. Penulis kutip

da

Ibu kita Kartini, putri sejati Putri Indonesia, harum namanya

Ibu kita Kartini, pendekar bangsa Pendekar kaumnya untuk merdeka

Wahai ibu kita Kartini Putri yang mulia Sungguh besar cita-citanya Bagi Indonesia

Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh

perempua diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini, agar anak-anak mengerti bahwa tidak hanya pria yang menjadi pahlawan tetapi juga wanita bisa. Lagu ini menuntun anak-anak membayangkan bagaimana sosok seorang Kartini yang memperjuangkan hak asasi kaum wanita. Seorang putri bangsa Indonesia


(29)

yang membuat perubahan untuk kaum wanita. Anak-anak mulai berimajinasi bagaimana sosok Ibu Kartini, bagaimana perilakunya, dan perjuangannya yang tidak pantang menyerah untuk perubahan kaum wanita yang dapat dijadikan panutan.

D. Pertumbuhan Rasa Sosial

Tumbuh : 1 timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna (benih tanaman; bagian tubuh spt rambut, gigi, penyakit kulit spt bisul, jerawat); 2 sedang berkembang (menjadi besar, sempurna, dsb): badan dan jiwa anak sedang -- jangan sampai terganggu; 3 timbul; terbit; terjadi (sesuatu); bertumbuh tumbuh; bertumbuhan banyak tumbuh di mana-mana: pd musim hujan, jamur mulai tampak ; mempertumbuhkan : menambah cepat (lancar) jalannya pertumbuhan; menumbuhi : tumbuh pd:

hanya alangalang yg tanah luas itu; menumbuhkan : 1 menjadikan

(menyebabkan) tumbuh: lidah buaya gunanya untuk ~ rambut; 2 memelihara dsb supaya tumbuh (bertambah besar, sempurna, dsb); memperkembangkan: pelatihan itu untuk ~ bakat yg telah ada pd anak anak; 3 menimbulkan (kebencian, perselisihan, dsb); tumbuhan1 sesuatu yg tumbuh; 2 tumbuh-tumbuhan: ubi termasuk ~menjalar; 3 makhluk hidup yg berinti sel mengandung klorofil;

(Kamus-Besar-Bahasa-Indonesia.pdf)

Sosial ialah kata yang merujuk kepada hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat dan kemasyarakatan.

Dapat disimpulkan, Pertumbuhan rasa sosial adalah bertambahnya suatu rasa yang berkaitan dengan hal-hal kemasyarakatan.

Nurgiyantoro, (2005: 40) menjelaskan kesadaran untuk hidup bermasyarakat atau masuk dalam kelompok tertentu pada diri anak semakin besar melebih pengaruh lingkungan di keluarga, misalnya dalam penerimaan konsep baik dan buruk. Anak pada usia 10-12 tahun sudah mempunyai citarasa keadilan dan peduli kepada orang lain yang lebih tinggi. Bacaan cerita sastra yang “mengeksploitasi” kehidupan bersosial secara baik akan mampu menjadikannya sebagai contoh bertingkah laku sosial kepada anak sebagaimana aturan sosial yang berlaku.

Contoh:

Pada syair lagu “ Pergi belajar “ karangan Ibu Sud (1943). Penulis

kutip dari

Oh, ibu dan ayah, selamat pagi Kupergi sekolah sampai kan nanti


(30)

Ibu dan ayah:

Selamat belajar nak penuh semangat Rajinlah selalu tentu kau dapat Hormati gurumu sayangi teman Itulah tandanyakau murid budiman

Pada potongan bait syair lagu ini di alenia kedua berbunyi: “Hormati gurumu sayangi teman, itulah tandanya kau murid budiman”. Kelihatannya memang sangat sederhana. Tapi, jika diperhatikan kembali, bait ini mengajarkan kepada anak-anak agar menhormati gurunya dan menyayangi temannya agar ia menjadi anak yang budiman, baik, dan disukai oleh para guru dan teman-temannya. Karena anak yang baik, akan menjadi pribadi yang baik juga dalam bergaul, dan bersosialisasi. Dari syair lagu ini anak-anak mulai ditanamkan tumbuhnya rasa sosial di dalam diri mereka.

E. Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius

Etis adalah 1. berhubungan (sesuai) dng etika; source: 2. sesuai dng asas perilaku yg disepakati secara umum.

(Definisi etis, Arti Kata etis.htm)

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.


(31)

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

(Etika - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm)

Religi /réligi/ : kepercayaan akan adanya Tuhan. religius /réligius/ taat pd agama; saleh.

(Kamus-Besar-Bahasa-Indonesia.pdf)

Kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah suatu keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan, sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mangun Wijaya: Pada awalnya segala sastra adalah religius. Istilah “religius” yang berkonotasi pada makna agama. Religius dan agama memang berkaitan erat, bahkan dapat melebur dalam suatu kesatuan, namun sebenarnya keduanya mempunyai makna yang berbeda. Agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi. Religius, di pihak lain, melihat aspek yang ada di lubuk hati, riak getaran nurani pribadi manusia. Dengan demikian religius bersifat lebih dalam, dan lebih luas dari agama yang tampak, formal, resmi. (Mangunwijaya dalam Nurgiyantoro: 326-327)

Dapat disimpulkan, pertumbuhan rasa etis dan religius adalah terbentuknya sikap atau tingkah laku manusia dengan sudut pandang yang baik, baik kepada sesama manusia ataupun kepada Tuhannya.

Nurgiyantoro, (2005: 41) menjelaskan selain menunjang pertumbuhan dan perkembangan unsur emosional, intelektual, imajinasi, dan rasa sosial, bacaan cerita sastra juga berperan dalam pengembangan aspek personalitas yang lain, yaitu rasa etis dan religius. Demonstrasi kehidupan yang secara konkret diwujudkan dalam bentuk tingkah laku tokoh, di dalamnya juga terkandung tingkah laku yang menunjukkan sikap etis dan religius. Dalam sebuah cerita keseluruh aspek personalitas manusia ditampilkan, hanya masalahnya aspek mana yang mendapat penekanan sehingga tampak dominan. Dalam cerita yang dimaksudkan untuk menunjang perkembangan perasaan dan sikap etis dan religius, kedua aspek tersebut terlihat dominan. Bahkan dalam cerita anak, mengingat masih terbatasnya jangkauan berpikir dan bernalar, penyampaian nilai-nilai pembentukan kepribadian tersebut terlihat langsung atau sedikitterselubung dalam karakter dan tingkah laku tokoh.


(32)

Nilai-nilai sosial, moral, etika, dan religius perlu ditanamkan kepada anak sejak dini secara efektif lewat sikap dan perilaku hidup keseharian. Hal itu tidak saja dapat dicontohkan oleh dewasa di sekeliling anak, melainkan juga lewat bacaan cerita sastra yang juga menampilkan sikap dan perilaku tokoh. Contoh sikap dan perilaku tokoh cerita yang diberikan kepada anak, lewat cerita ibu (pencerita) atau membaca sendiri jika sudah bisa, dapat dipandang sebagai salah satu cara penanaman nilai-nilai tersebut kepada anak. Pada umunya anak akan mengidentifikasikan diri dengan tokoh-tokoh yang baik itu, dan itu berarti tumbuhnya kesadaran untuk meneladani sikap dan perilaku tokoh tersebut.

Contoh:

Penulis ambil dari potongan lagu Yā nabī salam ‘alaika yang artinya Ya nabi, salam untukmu, berikut ini potongan syair lagu tersebut:

ﻚْﻴَﻟَﻋ ْﻢَﻼَﺴ ْﻲِﺒَﻨ ﺎَﻴ // Yā nabi salām ‘alaika // Ya nabi salam untukmu َﻚْﻴَﻠَﻋ ْﻢَﻼَﺴ ْﻞُﺴَﺭ ﺎَﻴ± // Yā rasul salām ‘alaika// Ya rasul kedamaian untukmu

Kedua baris syair lagu tersebut jelas menanamkan kepada anak pentingnya sering mengucap ṣalawat keatas nabi. Dengan seringnya lagu ini didendangkan maka rasa religius sang anak akan tumbuh. Dan dengan ajaran dari guru, sang anak juga mengenal sosok rasulnya yang berhati mulia dan memiliki rasa etis dan sosial yang tinggi.


(33)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Lirik Lagu

Adapun syair lagu

ﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ

/ yā ṭaibat adalah sebagai berikut:

ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

U

/ y

ā

aibat

ﺎَﻨﺎَﻴَﻌْﻠﺍﺀﺍَﻮ َﺪ ﺎَﻴ ْﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ ْﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ

//

yā ṭaybat yā ṭaybat yā da wā al’ayā nā // Wahai yang baik hati, Wahai pengobat mata.

ﻚِﻟ ﺎَﻨْﻘَﺘْﺸﺇ )

x ﺎﻨﺍَﺪَﻨ ﻯَﻭَﻬْﻟﺍَﻭ ٦

( // isytaqnā lik ( wa al-hawā nā dānā 2x ) //. Yang merindukanmu ( dan kemegahanmu serulah kami 2x ).

ْﺐِﻠﺎَﻄ ﻰِﺒﺃ َﻦْﺒﺍ ﻰِﻠَﻋ ﺎَﻴ

,

ْﺐِﻫﺍَﻮَﻤْﻠﺍ ُﺮَﺪْﺼَﻤ ُﻢُﻜْﻨِﻤ

//

yā ‘ali abna abīṭālib, minkumu maṣdaru almawāhib //. Wahai ‘Ali ibnu abi thalib, darimu sumber keutamaan.

ْﺐِﺠﺎﺤ ﻲﻠ ﻯَﺭُﺃ ْﻞَﻫ ﻯَﺭُﺘﺎَﻴ , ﻢﻜ َﺪْﻨِﻋ ) َﺃ ْﻞَﺿْﻓَﺃ َﻦﺎَﻤْﻠِﻐْﻠ ۲ x

( //Yā turā hal ura lī hā jib, ‘indakum ( afḍal algilmān 2x) //. Wahai yang hebat apakah aku dapat melihatmu, disisimu ( sebaik-baik pemuda 2x ).

ِﻦْﻴَﺴُُﺤْﻟﺍَﻭ ْﻦَﺴَﺤﻟﺍ ﻱِﺪ ﺎَﻴْﺴَﺃ ,

ِﻦْﻴَﻋ ْﺓَّﺮُﻗ ﻰِﺒّﻧَﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ //asyā dī alhasan wa alhusain , ila

annabī qurat ‘aini//. Yang dimuliakan Hasan dan Husain, buah hati nabi. ِﻦْﻴﺗﱠﻧَﺠْﻟﺍ َﺐﺎَﺒَﺸﺎﻴ

, ْﻢُﻜ ُّّﺪَﺠ ) x َﻦﺁْﺮُﻘْﻠﺍ ُﺐِﺤﺎَﺼ ۲

( //Yā syabā aljannataini , jaddu kum (ṣā hibu alqurāna 2x). Wahai dua pemuda penghuni surga, kakekmu pendamping Al-qur’an.

Adapun arti teks yang terdapat dalam album lagu tersebut adalah sebagai berikut:

U

SANG PENAWAR

Wahai sang penawar derita Kami merindukanmu


(34)

Wahai sang penawar

Wahai Ali putera Abi Tholib Darimulah sumber keutamaan Aduhai, mungkinkah aku, (mendapatkan petunjukmu) Sementara tirai menghalangiku Sedang disisimulah sebaik-baik Tempat pengabdian

Wahai Al-Hasan dan Al Husain Cahaya mata Rasul Allah Wahai penghulu pemuda sorga Kakekmu penyampai

Firman Allah, Al-qur’an

BIOGRAFI PELANTUN

Biografi pelantun dari lagu yang berjudul

ﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ

/ yā ṭaibat penulis dapatkan dari penelusuran melalui internet dan ditemukan data pelantun sebagai berikut.

Haddad Alwi Assegaf atau yang lebih dikenal dengan nama Haddad Alwi lahir di Jakarta pada 13 Maret 1966. Ia mengawali kiprahnya di tahun 1997 sebagai penyanyi reliji dengan membuat dua buah album shalawat berjudul 'Nur Muhammad' dan 'Ziarah Rasul'. Namanya baru mulai mencuat ke publik pada tahun 1999 saat berkolaborasi dengan penyanyi cilik bernama Sulis, membawakan lagu Islami yang sebagian besar bertema kecintaan terhadap Rasulullah, Nabi besar Muhammad SAW.

Dalam kurun waktu lima tahun tepatnya sejak 1999 hingga 2004, di bawah naungan Sholla Studio, Haddad dan Sulis menelurkan 6 album shalawat & nasyid berjudul 'Cinta Rasul' (Cinta Rasul 1,2,3,4,5, dan 6). Selain itu ia juga pernah merilis satu album shalawat spesial dalam bentuk orchestra berjudul 'Love for the Messenger'.

Sejak tahun 2004, setelah Sulis beranjak remaja, Haddad mulai menggandeng artis lain untuk berkolaborasi dengannya. Seperti yang terekam dalam album bertitel 'Jalan Cinta 2', ayah Yasmin Haddad Assegaf ini berkolaborasi dengan Tasya dan Gita Gutawa. Selain album tersebut, hingga tahun 2005 Haddad juga meluncurkan dua album lainnya yakni 'Shimthud-Durar' dan 'The Way of Love'.


(35)

Setelah hampir 5 tahun tak menelurkan album, mengambil momentum bulan suci Ramadhan 1430 H, Haddad kembali menyapa penggemar setianya dengan merilis album berjudul '12 Lagu Pilihan Haddad Alwi'. Album yang rilis tahun 2009 itu kembali hadir dengan syair-syair yang sarat pujian kepada Sang Khalik dan RasulNya.

Album tersebut yang menjadi andalan adalah 'Marhaban Ya Ramadhan', sebuah pujian menyambut bulan suci Ramadhan. Sama seperti album-albumnya terdahulu, lagu Haddad masih diisi suara anak-anak kecil yang membuat lagu ini terasa sangat membumi dan menyejukkan.

Ramadhan berikutnya, Haddad kembali mengeluarkan karya teranyarnya dengan judul 'Rindu Muhammadku' berkolaborasi dengan seorang gadis kecil, Vita. Lagu berirama riang yang rilis tahun 2010 itu tampil beda dari lagu-lagu Haddad yang terdahulu. Ia memberi sentuhan baru dengan menggaet rapper Ebith Beat A. Selain dalam rangka penyegaran, ia juga bermaksud menunjukkan bahwa lagu shalawat juga bisa dikemas dengan sentuhan modern tanpa mengurangi makna dari pesan yang hendak disampaikan.

Melihat berbagai album yang sudah dihasilkannya, Haddad termasuk penyanyi reliji yang kerap tampil dengan penyanyi cilik. Hal itu pun diamini Haddad. Menurutnya, ia justru lebih bersemangat jika berpartner dengan anak-anak. Selain itu, ia juga merasa prihatin dengan minimnya lagu khusus anak-anak. Apalagi sekarang ini, televisi banyak menyuguhkan tayangan musik yang hanya diisi oleh band-band dan penyanyi dewasa. Anak-anak pun tak memiliki pilihan tontonan yang sesuai usianya dan bermanfaat bagi perkembangan mental dan spiritualnya. Ia juga merasa galau mengingat jarangnya anak-anak zaman sekarang yang mengenal shalawat.

Sulistyowati yang lebih dikenal sebagai Sulis (lahir di Solo, Jawa Tengah, 23 Januari 1990; umur 21 tahun) adalah penyanyi lagu-lagu religius. Nama Sulis melejit setelah berduet bersama penyanyi religius Haddad Alwi dalam album-album Cinta Rasul.

Bungsu tiga bersaudara pasangan Sumadi dan Siti Satinem ini senang menyanyi sejak kecil. Keberuntungan datang saat penyanyi Hadad Alwi mencari pelantun shalawat anak-anak untuk duet dengannya. Nama Sulis langsung melejit setelah membawakan lagu-lagu pujian sholawat nabi yang berhasil mengambil hati para penggemarnya. Pengalaman rekaman pertamanya adalah saat dia masih berusia 9 tahun kelas III SD. Kini tak terasa, gadis kecil yang memulai debut bernyanyi sejak tahun 1999 itu sudah beranjak dewasa. Delapan tahun menekuni dunia tarik suara, 12 album sudah ia hasilkan, termasuk single dan kompilasi. Namanya pun kini identik dengan lagu-lagu religi.


(36)

Pada tahun 2007, Sulis merilis album solo keduanya. Album bertajuk Ya Allah ini merupakan album ke-12. Tak seperti lazimnya lagu religi Islam lainnya yang diwarnai dengan musik gambus dan rebana, dalam album ini menggantikannya dengan drum dan gitar bahkan lebih nge-beat. Sebelumnya, Sulis juga pernah merilis album solo Cinta Rasul 4 (2004).

Beberapa album duet Sulis bersama Hadad Alwi adalah Cinta Rasul 1, Cinta Rasul 2, Cinta Rasul 3, Cinta Rasul 5, Cinta Rasul 6, Cinta Rasul 7 serta Sulis With Orchestra. Meski telah merilis belasan album, Sulis tetap berusaha meningkatkan kualitas bernyanyinya. Ia berguru pada Anwar Fauzi yang juga pencipta beberapa lagu yang dia bawakan. Saat ini Sulis terlibat dalam pembuatan film Baik-baik Sayang bersama Wali Band. Ini merupakan film perdananya bagi Sulis setelah sekian lama dikenal publik sebagai penyanyi religi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sulis).

3.1.1 Perkembangan Emosional

Kompetensi emosional merupakan kompetensi untuk memahami diri sendiri dan orang lain. Kemampuan ini bisa diasah melalui sastra. Kemampuan untuk memahami orang lain memungkinkan peserta didik untuk bekerja sama dengan orang lain secara multikultural dengan baik.(Siswanto, 2008: 172)

Emosi terbagi atas rasa senang, sedih, takut, gembira, marah, cinta, terkejut, malu dan msih banyak perasaan emosi lainnya. Dalam mengkaji tentang perkembangan emosional dalam syair lagu

ﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ

/ yā ṭaibat / yaitu meneliti perasaan emosi si anak. Berikut ini penggalan syair lagu tersebut:

ْﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ ْﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ

َﻮ َﺪ ﺎَﻴ

ﺎَﻨﺎَﻴَﻌْﻠﺍﺀﺍ

/

yā ṭayyibat yā ṭayyibat yā da wā al’ayā nā /. ‘Wahai yang baik hati, Wahai pengobat mata.’

Secara teks bebasnya berarti “ Wahai sang penawar derita, kami merindukanmu.”

Kalimat “Wahai sang penawar derita” dari potongan syair lagu anak arab ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/

ṭayyibat / artinya adalah rasul sebagai manusia yang berhati mulia, semua kebaikan ada pada diri rasul. Kemuliaan yang rasul miliki menjadikan rasul sebagai sang penawar derita bagi umatnya dikala umatnya


(37)

mengalami kebingungan atau goyah dari pegangan hidup. Dapat juga dikatakn rasul sebagai penawar derita ketika umatnya dalam kelemahan menghadapi kekejaman kaum Quraisyi yang kafir, rasul dapat membangkitkan harapan umatnya untuk menghilangkan rasa takut mereka, karena Allah SWT akan melindungi orang-orang lemah dan menyukai orang-orang yang sabar. Rasulullah Saw tidak hanya sekedar memberikan harapan tetapi juga benar-benar menolong mereka (dengan izin Allah Swt) dengan perbuatannya bahkan rasul rela berperang demi melawan kejahatan mereka. Potongan bait ini “ Wahai yang baik hati, Wahai pengobat mata” juga merupakan bentuk perasaan yang ingin disampaikan untuk rasul bahwa umatnya memuji dengan begitu tulus.

Lalu dilanjutkan lagi dengan kalimat “kami merindukanmu” yang maksudnya adalah semua umat rasulullah Saw yang mencintai rasul pasti akan sangat merindukan rasul. Kalimat “kami merindukanmu” jika diartika secara harfiah maka maknanya adalah “wahai pengobat mata” dimana Rasulullah Saw menjadi pengobat mata untuk umatnya di kala umat manusia dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya. Maka lahirlah sosok rasulullah Saw yang kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Rasulullah Saw dari keluarga sederhana dan merupakan keturunan para nabi yang sebelumnya, Rasulullah lahir di Mekkah. Rasulullah lahir dalam keadaan yatim, Ayahnya yang bernama Abdullah meninggal ± 7 bulan sebelum beliau lahir. Kehadiran rasulullah disambut oleh kakeknya Abdul muṭalib dengan penuh kasih sayang dan kemudian saat rasullullah masih bayi, beliau dibawa oleh kakeknya ke kaki ka’bah. Di tempat suci inilah beliau diberi nama Muhammad, yaitu suatu nama yang belum pernah ada sebelumnya. (Rahimsyah, t.th: 98).

Dari syair lagu tersebut secara tidak langsung para guru menceritakan sedikit banyaknya mengenai silsilah atau kelahiran rasulullah SAW. Dengan membiasakan mendendangkan lagu tersebut kepada anak secara terus-menerus maka kedekatan hati dan perasaan si anak dengan rasulnya mulai ditumbuhkan.


(38)

ﻚِﻟ ﺎَﻨْﻘَﺘْﺸﺇ )

x ﺎﻨﺍَﺪَﻨ ﻯَﻭَﻬْﻟﺍَﻭ ٦

( // isytaqnā lik ( wa al-hawā nā dānā 2x ) //. Yang merindukanmu ( dan kemegahanmu serulah kami 2x ).

Kata rindu dari kalimat “Yang merindukanmu” disini termasuk salah satu bentuk emosi. Perasaan rindu kepada rasulullah berbeda dengan perasaan rindu kepada saudara atau kepada sesuatu yang kita sukai. Pada lagu anak arab ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ / ṭaibaT / ini menunjukkan kerinduan yang amat sangat. Kerinduan dan kecintaan yang begitu kuat kepada rasul dan ingin disampaikan kepada siapa saja yang mendengar.

Emosi yang ditimbulkan pada bait-bait berikutnya adalah perasaan mendalam yang ditujukan kepada rasul, baik itu kerinduan, kesedihan karena begitu merindukan rasul, dan juga pujian yang tulus untuk rasul. Maka, dapat disimpulkan bahwa syair lagu anak arab ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ / ṭaibat /ini terdapat perkembangan emosional dalam nilai personal.

3.1.2 Perkembangan Intelektual

Kompetensi intelektual antara lain berupa kemampuan berfikir dan bernalar, kemampuan kreatif dan inovatif (memperbarui, meneliti, dan menemukan), kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan strategis yang mendukung kehidupan global. kemampuan anak akan hal ini bisa diasah melalui pembelajaran sastra. (Siswanto, 2008: 172)

Pada tahap ini anak-anak/pendengar diajak untuk berpikir tentang hubungan sebab-akibat, dan mencermati isi syair lagu pada bait satu dengan bait yang lain, begitu pula tentang alur dari syair lagu yang penulis teliti.

Berikut ini adalah potongan bait syair lagu

ﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ

/ yā ṭaibat : ﻚِﻟ ﺎَﻨْﻘَﺘْﺸﺇ

) x ﺎﻨﺍَﺪَﻨ ﻯَﻭَﻬْﻟﺍَﻭ ٦

( / isytaqnā lik ( wa al-hawā nā dānā 2x ) /. Yang merindukanmu ( dan kemegahanmu serulah kami 2x ).

Kata kemegahanmu dari kalimat “dan kemegahanmu serulah kami” dapat dikaji melalui perkembangan intelektual. Kata megah dalam Kamus-Besar-Bahasa-Indonesia adalah 1 tampak mengagumkan (besarnya, indahnya, dsb); gagah; kuat; mulia; masyhur: Gunung Singgalang tampak


(39)

berdiri dng --nya; 2 bangga: ia merasa --ketika duduk di dl mobilnya yang baru; bermegah 1 mempunyai sifat megah; mengagumkan; 2 membanggakan (membesarkan, menyombongkan) diri; berlaku ingin lebih megah dp yang lain: perkakas rumah dan perhiasan yg semata-matauntuk ~ memegahkan membanggakan; kemegahan hal (keadaan) megah; kemuliaan; kemasyhuran; kebesaran 2 megah ark a berani; tidak takut-takut; sangat angkuh.

Kata megah diperlukan intelektual seseorang untuk memahaminya karena tidaklah mudah mengartikan kata megah yang sebenarnya.. Kata megah disini mengandung arti yan begitu luas. Pujian kepada rasul dari hati yang tulus, tidak sekedar dibuat-dibuat. Dan menginginkan panggilan rasul kepada umatnya di akhirat kelak. Itulah maksud dari kata serulah kami yang berarti pangillah kami.

ْﺐِﻠﺎَﻄ ﻰِﺒﺃ َﻦْﺒﺍ ﻰِﻠَﻋ ﺎَﻴ

,

ْﺐِﻫﺍَﻮَﻤْﻠﺍ ُﺮَﺪْﺼَﻤ ُﻢُﻜْﻨِﻤ

//

yā ‘ali abna abī ṭālib,

minkumu maṣdaru almawāhib //. Wahai ‘Ali ibnu abi thalib, darimu sumber keutamaan.

‘Ali ibnu abi thalib adalah salah seorang pemeluk

juga keluarga dari nabi

bahwa ia adalah

Rasulullah Muhammad SAW. Uniknya meskipun

konse

sehingga Ali menjadi satu-satunya

adalah sepupu dari Muhammad, dan setelah menikah dengan

ia menjadi menantu nabi SAW.

dibutuhkan intelektual/kecerdasan seseorang dalam mempelajari silsilah keluarga nabi.

Bait berikutnya dalam syair lagu ini mengatakan ْﺐِﺠﺎﺤ ﻲﻠ ﻯَﺭُﺃ ْﻞَﻫ ﻯَﺭُﺘﺎَﻴ ,

ﻢﻜ َﺪْﻨِﻋ ) َﻦﺎَﻤْﻠِﻐْﻠَﺃ ْﻞَﺿْﻓَﺃ ۲

x


(40)

2x) /. Wahai yang hebat apakah aku dapat melihatmu, disisimu ( sebaik-baik pemuda 2x ).

Kata hebat dari kalimat “Wahai yang hebat apakah aku dapat melihatmu, disisimu ( sebaik-baik pemuda 2x ) ini tidaklah hanya sekedar hebat saja, jika dilihat pada Kamus-Besar-Bahasa-Indonesia.pdf arti kata hebat adalah terlampau; amat; sangat (dahsyat, ramai, kuat, seru, bagus, menakutkan, dsb). Namun jika di telaah lagi dengan ke-intelektual-an seseorang, kata hebat disini mengandung makna yang lebih dari sekedar hebat dalam kekuatan, tetapi juga hebat dalam tingkah laku dan berfikir. Jika dilihat lagi sejarah rasulullah pada buku Kisah 25 Nabi, beliau adalah makhluk Allah yang memang dipilih untuk menjadi contoh yang baik untuk seluruh hambaNya. Beliau tidak hanya pandai dalam berdagang, perang, dan bersosial kepada sesama, tetapi beliau juga sangat pandai memilih kata-kata yang baik untuk menegur umatnya apabila umatnya melakukan kesalahan sehingga umatnya tidak tersinggung dan paham akan kesalahan yang ia perbuat. Rasulullah bersabda, "Setiap keturunan anak Adam melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang yang bertaubat". (HR.Ath-Tirmidzi). Hadits ini menerangkan bahwa rasul tidak langsung menghakimi umatnya yang melakukan kesalahan tetapi juga tidak memberikan peluang kepada umatnya untuk melakukan kesalahan. Begitulah hebatnya rasul menegur umatnya, memberikan nasihat tanpa harus menyakiti hati umatnya. Hadits ini menjelaskan bahwa manusia pasti pernah melakukan kesalahan bahkan nabi pun pernah melakukan kesalahan namun jika manusia itu mau bertaubat dan tidak mengulang perbuatannya maka ia termasuk manusia yang sebaik-baiknya manusia. Dan masih banyak kehebatan-kehebatan rasul lainnya.

ِﻦْﻴَﺴُُﺤْﻟﺍَﻭ ْﻦَﺴَﺤﻟﺍ ﻱِﺪ ﺎَﻴْﺴَﺃ

,

ﺍ ﻰَﻟِﺇ

ﻦْﻴَﻋ ْﺓَّﺮُﻗ ﻰِﺒّﻧَﻟ

ِ◌

/ asyā dī alhasan wa

alhusain , ila annabī qurat ‘aini /. Yang dimuliakan Hasan dan Husain, buah hati nabi.

Hasan dan Husain adalah kedua cucu nabi, diperlukan intelektual seorang anak untuk bisa mengetahui siapa kedua pemuda ini. Tentunya


(41)

dengan bertanya kepada guru atau orang tua atau mencari informasi dengan membaca buku dan lain-lain.

Maka dapat disimpulkan bahwa bait dari lagu anak arab ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/

ṭaibat ini terdapat perkembangan intelektual dalam nilai personal.

3.1.3 Perkembangan Imajinasi

Imajinasi adalah sebuah kerja akal dalam mengembangkan suatu pemikiran yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat, dengar, dan rasakan. (Ufile://localhost/I:/Imajinasi%20%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%2 0ensiklopedia%20bebas.htmU )

Jadi, Imajinasi disini adalah anak-anak dituntun untuk dapat membayangkan hal-hal yang sudah, sedang ataupun yang akan terjadi namun belum/tidak pernah mereka rasakan di kehidupan mereka, dalam hal ini imajinasi tiap anak pasti berbeda-beda dan secara tidak langsung kreativitasnya akan berkembang pula. Misalnya tentang penerapan imajinasi ke dalam sebuah prosa atau bentuk karya sastra yang lain.

Berikut adalah potongan syair lagu

ﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ

/

yā ṭayyibat:

ﺎَﻨﺎَﻴَﻌْﻠﺍﺀﺍَﻮ َﺪ ﺎَﻴ ْﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ ْﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ

/

yā ṭayyibat yā ṭayyyibat yā da wā al’ayā nā / Wahai yang baik hati, Wahai pengobat mata.

Kalimat yang menyatakan Wahai yang baik hati, Wahai pengobat mata memerlukan imajinasi seorang anak untuk membayangakan bagaimana baiknya sosok rasul sehingga beliau menjadi pengobat bagi siapa saja yang membutuhkan kehadiran rasul disaat sedih, bingung maupun terpuruk.

ﻚِﻟ ﺎَﻨْﻘَﺘْﺸﺇ )

x ﺎﻨﺍَﺪَﻨ ﻯَﻭَﻬْﻟﺍَﻭ ٦

( // isytaqnā lik ( wa al-hawā nā dānā 2x ) //. Yang merindukanmu ( dan kemegahanmu serulah kami 2x ).

Seperti yang dijelaskan pada perkembangan intelektual, kata megah menjadi hal yang luar biasa yang ditujukan kepada rasul. Hal ini pun menuntun perkembangan imajinasi seorang anak tentang arti kata megah itu


(42)

sendiri, anak akan mulai meng-imajinasi-kan bagaimana kata megah yang biasanya diperuntukkan untuk hal-hal yang mewah kali ini kata megah ini ditujukan kepada rasulullah SAW. Hal ini bukan berarti megah dalam kehidupan rasul karena rasul termasuk manusia yang hidup dengan kesederhanaa. Kata megah yang ditujukan kepada rasul lebih kepada perangai, sikap, dan karisma yang dimiliki oleh rasul. Tentu butuh imajinasi untuk membayangkan hal ini.

ْﺐِﻠﺎَﻄ ﻰِﺒﺃ َﻦْﺒﺍ ﻰِﻠَﻋ ﺎَﻴ

,

ﺐِﻫﺍَﻮَﻤْﻠﺍ ُﺮَﺪْﺼَﻤ ُﻢُﻜْﻨِﻤ

ْ◌

//

yā ‘ali abna abī

ṭālib, minkumu maṣdaru almawāhib //. Wahai ‘Ali ibnu abi thalib, darimu sumber keutamaan.

Pada bait ini di sebutkan nama ‘Ali ibnu abi thalib, beliau adalah pemeluk islam pertama dan kemudian menjadi menantu nabi Muhammad SAW. Anak –anak tentu saja akan membayangkan sosok ‘Ali ibnu abi thalib. Bagaimana ia menjadi orang pertama yang memeluk islam dan seperti apa perangai dari sosok ‘Ali ibnu abi thalib.

ْﻦَﺴَﺤﻟﺍ ﻱِﺪ ﺎَﻴْﺴَﺃ

ِﻦْﻴَﺴُُﺤْﻟﺍَﻭ

,

ﻦْﻴَﻋ ْﺓَّﺮُﻗ ﻰِﺒّﻧَﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ

ِ◌ / asyā dī alhasan wa

alhusain , ila annabī qurat ‘aini /. Yang dimuliakan Hasan dan Husain, buah hati nabi.

Hasan dan Husain adalah nama kedua cucu nabi. Dikeluarkan oleh Ibnu Sa’di dari Imran bin Sulaiman dia berkata : Hasan dan Husain dua nama dari nama ahli surga, dan bangsa Arab Jahiliyyah tak pernah memakai nama tersebut. Berkata abu Ahmad Alaskary: nama tersebut tak pernah di kenal di masa Jahiliyyah. Berkata al Mufaddhal Allah Swt menyembunyikan nama Hasan dan Husain sampai nabi Muhammad Saw menamakan cucunya dengan nama tersebut. Pada awalnya imam Ali Radiyallahu Anhu tidak menamai anaknya dengan nama Hasan begitu pula Husain tetapi rasul sendirilah yang langsung memberikan nama tersebut, ini sebagaimana diriwayatkan oleh imam Ahmad rahimahullah dalam musnadnya dari imam Ali radiyallahu anhu dia berkata: Tatkala Hasan lahir maka aku menamainya dengan Hamzah, dan tatkala Husain dilahirkan maka


(43)

dinamai dengan pamannya ja’far. Kemudian beliau berkata: Rasulullah memanggilku dan bersabda kepadaku “ aku memerintahkan untuk mengganti nama keduanya “ maka aku berkata Allah dan rasulnya lebih mengetahui. Senada dengan riwayat Imam Tabrani dan jalan Abdullah bin Aqil dari Muhammad bin Ali dari Ali radiyallahu anhu bahwa beliau menamai anak sulungnya dengan Hamzah, dan menamai Husain dengan nama Ja’far dengan nama pamannya, lalu rasulullah menamai keduanya dengan Hasan dan Husain.

Hal ini tentu mengasah perkembangan imajinasi anak mengenai cerita silsilah dari keturunan nabi Muhammad Saw.

Bait selanjutnya dapat kita lihat sebagai berikut: ِﻦْﻴﺗﱠﻧَﺠْﻟﺍ َﺐﺎَﺒَﺸﺎﻴ

, ْﻢُﻜ ُّّﺪَﺠ ) x َﻦﺁْﺮُﻘْﻠﺍ ُﺐِﺤﺎَﺼ ۲

( /Yā syabā aljannataini ,

jaddu kum (ṣā hibu alqurāna 2x). / Wahai dua pemuda penghuni sorga, kakekmu pendamping Al-qur’an.

Secara teks bebas berarti: “Wahai penghulu pemuda sorga, kakekmu penyampai firman Allah, Al-qur’an”.

Anak-anak dituntun imajinasinya untuk membayangkan hal-hal yang terjadi pada masa kerasulan, misalnya membayangkan sosok seorang rasul yang mulia sehingga beliau diberikan mu’jizat yaitu kitab suci Al-qur’an. Karena tidakla mudah untuk menyebarkan agama Allah yaitu islam melalui apa yang diajarkan oleh Al-qur’an. Banyak rintangan yang rasul hadapi misalnya perjuangan rasul menghadapi musuh-musuhnya kaum quraisyi yang ingin menghalangi rasul menyebarkan agama Allah melalui dakwah dan jihad, yang tentunya hal tersebut melalui proses pembelajaran yang diajarkan oleh para guru.


(44)

Pertumbuhan rasa sosial adalah dimana kesadaran anak-anak/pendengar dibangun untuk hidup bermasyarakat dan bersosial.

Hal ini ditunjukkan pada potongan syair lagu tersebut: ْﺐِﺠﺎﺤ ﻲﻠ ﻯَﺭُﺃ ْﻞَﻫ ﻯَﺭُﺘﺎَﻴ

, ﻢﻜ َﺪْﻨِﻋ ) َﻦﺎَﻤْﻠِﻐْﻠَﺃ ْﻞَﺿْﻓَﺃ ۲

x

( /Yā turā hal ura lī hā jib, ‘indakum ( afḍal algilmān 2x) /. Wahai yang hebat apakah aku dapat melihatmu, disisimu ( sebaik-baik pemuda 2x ).

"Sebaik-baik pemuda”, Kata ini menyiratkan kebaikan rasulullah SAW dalam segala hal, salah satunya adalah baik dalam bergaul dan bersosial kepada sesama. Bahkan beliau baik kepada kaum Nasrani dan juga Yahudi pada masanya. Pernah suatu hari beliau ingin berangkat ke masjid lalu ada seorang yahudi yang selalu meludahi beliau. Namun beliau tidak pernah marah. Sampai suatu hari tidak didapatinya lagi seorang yahudi tersebut meludahinya lalu beliau mengetahui bahwa orang tersebut sakit dan beliau dengan senang hati menjenguk orang tersebut. Seperti inilah rasa sosial yang beliau tanamkan kepada umatnya agar jangan pernah membenci makhluk Allah SWT karena tidak patut rasanya membenci apapun yang Allah ciptakan, yang boleh tidak kita sukai hanya perangai yang tidak baik saja bukan personalnya. Dan Syair lagu tersebut juga secara tidak langsung mengenalkan kepada anak bagaimana sosok rasul sebagai pembela kaum yang tertindas dan lemah. Oleh karena itu, pada puisi lagu ini disebutlah sanah rasul sebagai penawar derita. Begitu tingginya rasa kemanusiaan dan sosial rasullullah SAW sehingga ia berani membela dan menolong kaum yang lemah. Maka dapat disimpulkan bahwa syair lagu anak arab ﺔﺒﻴﻁ ﺎﻳ

/

ṭayyibat dalam bait ini terdapat pertumbuhan rasa sosial dalam nilai personal.

3.1.5 Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius

Syair lagu ini menerapkan sisi religius yang diajarkan kepada anak-anak. Yaitu bagaimana si anak di perkenalkan siapa rasulnya yaitu nabi besar Muhammad SAW.


(45)

Terlihat pada sebagian bait syair lagu sebagai berikut:

ﺍَﻮ َﺪ ﺎَﻴ ْﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ ْﺔَﺒْﻴَﻂﺎَﻴ

ﺎَﻨﺎَﻴَﻌْﻠﺍﺀ

/

yā ṭayyibat yā ṭayyibat yā da wā al’ayā nā / Wahai yang baik hati, Wahai pengobat mata.

ﻚِﻟ ﺎَﻨْﻘَﺘْﺸﺇ

)

x ﺎﻨﺍَﺪَﻨ ﻯَﻭَﻬْﻟﺍَﻭ

٦

( / isytaqnā lik ( wa al-hawā nā dānā 2x ) /. Yang merindukanmu ( dan kemegahanmu serulah kami 2x ).

ﻱِﺪ ﺎَﻴْﺴَﺃ

ِﻦْﻴَﺴُُﺤْﻟﺍَﻭ ْﻦَﺴَﺤﻟﺍ

,

ﻦْﻴَﻋ ْﺓَّﺮُﻗ ﻰِﺒّﻧَﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ

ِ◌ / asyā dī alhasan wa

alhusain , ila annabī qurat ‘aini/ . Yang dimuliakan Hasan dan Husain, buah hati nabi.

ِﻦْﻴﺗﱠﻧَﺠْﻟﺍ َﺐﺎَﺒَﺸﺎﻴ

,

ْﻢُﻜ ُّّﺪَﺠ

)

x َﻦﺁْﺮُﻘْﻠﺍ ُﺐِﺤﺎَﺼ

۲

(

/Yā syabā aljannataini ,

jaddu kum (ṣā hibu alqurāna 2x). / Wahai dua pemuda penghuni surga, kakekmu pendamping Al-qur’an.

Kata Wahai dalam sayair ini adalah bentuk rasa etis atau etika yang baik saat menyebutkan mengandaikan rasul sebagai sosok yang baik hati.

Pada potongan syair lagu tersebut di bait pertama, terdapat kerinduan kepada rasul kita, bait kedua memperkenalkan kedua cucu nabi yang akhlaknya baik untuk ditiru oleh anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa sekalipun. Pada bait ketiga syair lagu ini menunjukkan bahwasanya kakek Hasan dan Husain yaitu rasul adalah seorang nabi dengan mu’jizat yang diberikan Allah SWT berupa kitab suci al-qur’an, dan arti kata lain dari pendamping dapat juga kita katakan sebagai sahabat Al-qur’an, yang artinya rasul tidak hanya hafal mengenai isi al-qur’an tetapi juga rasul dapat mengerti betul isi kandungan al-qur’an dan dapat mengamalkannya di kehidupan sehari-hari rasul.

Potongan syair berikutnya menyatakan “Yang dimuliakan Hasan dan Husain, buah hati nabi. Hasan dan Husain memiliki etika yang baik. Akhlak mereka sepatutnya dicontoh oleh anak-anak zaman sekarang ini. Ingatkah kita pada sebuah cerita dimana ketika saat Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain (yang saat itu masih anak-anak) melihat seorang kakek yang sedang berwudhu dengan cara yang salah. Muncullah keinginan dari dua cucu Rasulullah SAW ini untuk bisa mengingatkan orang tua tersebut, agar amal ibadahnya benar tanpa menyinggung perasaanya.


(46)

Kemudian Sayyidina Hasan bersepakat dengan Sayyidina Husain untuk berlomba berwudhu dan menjadikan sang kakek sebagai juri yang akan menilai kebenaran wudhu mereka. Lomba berwudhupun dimulai. Dan di akhir perlombaan tersebut, sang kakekpun tersadar bahwa wudhu Sayyidina Hasan dan Husain lebih benar dan sempurna dari wudhunya sendiri.

Ini adalah pelajaran dakwah dari cucu Rasulullah Saw, dengan menyertakan kemuliaan akhlak dan tatakrama dalam mengingatkan orang lain khususnya yang lebih tua. Mengingatkan orang lain artinya mengajak orang lain agar bisa lebih baik dan benar, bukan untuk menghukuminya sebagai yang salah dan terhinakan. Melihat orang lain dengan penuh kasih sayang dan menghargainya adalah pancaran ketulusan seorang penyeru kebaikan. Dari situlah kejayaan dihadapan Allah akan di peroleh.

Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain dalam usianya yang masih amat dini ini sangat paham makna hikmah berdakwah karena mereka adalah cucu dari sumber hikmah Rasulullah Saw. Beliau berdua tidak ingin menyakiti hati orang tua tersebut dengan “salah menegur” saat sang kakek salah didalam berwudhu. Maka dengan ketulusan dan kerendahan hati, mereka berperan sebagai orang yang ingin benar didalam berwudhu padahal sebenarnya mereka ingin membenarkan wudhu orang lain.

Alangkah mulianya akhlak cucu rasulullah Saw. Dan alangkah indahnya siapapun yang ingin mengajak kebaikan lalu mengajak dengan penuh kasih sayang.

Posted on September 22, 2012. Ihya Ulumuddin, Menghidupkan Ilmu-Ilmu Islam.

Hal ini menunjukkan sikap etis dan religius yang harus ditanamkan kedalam diri anak-anak sejak dini. Sebagaimana yang tertera pada puisi lagu tersebut jika ingin menjadi penghuni surga maka jadilah anak-anak yang baik seperti kedua cucu nabi yaitu Hasan dan Husain. Dan bagaimana


(1)

namun beliau sangat percaya kepada rasulullah disebabkan kenabian yang ditetapkan kepadanya dan juga perangainya yang jujur baik sikap maupun lisannya. Rasa sosial yang tinggi yang dimiliki oleh rasul menjadikan rasul sahabat yang terbaik bagi sahabat-sahabatnya dan terbaik untuk seluruh umatnya. Rasul juga tidak akan pernah tinggal diam dengan kekerasan dan penindasan, itu disebabkan karena rasa sosial rasul yang begitu tinggi dan kasih sayang yang selalu ia berikan kepada siapa saja.

Hal ini ditunjukkan pada potongan syair lagu tersebut:

ْﺐِﺠﺎﺤ ﻲﻠ ﻯَﺭُﺃ ْﻞَﻫ ﻯَﺭُﺘﺎَﻴ

,

ﻢﻜ َﺪْﻨِﻋ

)

َﻦﺎَﻤْﻠِﻐْﻠَﺃ ْﻞَﺿْﻓَﺃ

۲

x

(

/Yā turā hal ura lī hā

jib, ‘indakum ( afḍal algilmān 2x) /. Wahai yang hebat apakah aku dapat melihatmu, disisimu ( sebaik-baik pemuda 2x ).

"Sebaik-baik pemuda”, Kata ini menyiratkan kebaikan rasulullah SAW dalam segala hal, salah satunya adalah baik dalam bergaul dan bersosial kepada sesama. Bahkan beliau baik kepada kaum Nasrani dan juga Yahudi pada masanya. Pernah suatu hari beliau ingin berangkat ke masjid lalu ada seorang yahudi yang selalu meludahi beliau. Namun beliau tidak pernah marah. Sampai suatu hari tidak didapatinya lagi seorang yahudi tersebut meludahinya lalu beliau mengetahui bahwa orang tersebut sakit dan beliau dengan senang hati menjenguk orang tersebut. Seperti inilah rasa sosial yang beliau tanamkan kepada umatnya agar jangan pernah membenci makhluk Allah SWT karena tidak patut rasanya membenci apapun yang Allah ciptakan, yang boleh tidak kita sukai hanya perangai yang tidak baik saja bukan personalnya. Dan Syair lagu tersebut juga secara tidak langsung mengenalkan kepada anak bagaimana sosok rasul sebagai pembela kaum yang tertindas dan lemah. Oleh karena itu, pada puisi lagu ini disebutlah sanah rasul sebagai penawar derita

5. Pada perkembangan rasa etis dan religius menanamkan rasa religius kepada anak-anak. Bagaimana si anak di perkenalkan sosok rasulnya. Tentu saja rasul selalu mengajarkan untuk lebih mendekatkan diri dan mencintai Allah SWT. Dengan mencintai rasul secara otomatis sifat religius seorang anak akan muncul, karena dengan mencintai Allah SWT


(2)

sebagaimana yang telah rasul ajarkan maka kita juga akan mencintai nabi besar kita Muhammad SAW.

Rasa etis disini maksudnya adalah terbentuknya sikap atau tingkah laku manusia dengan sudut pandang yang baik, baik kepada sesama manusia ataupun kepada Tuhannya. Seperti yang selalu baginda rasul ajarkan dan amalkan.


(3)

4.2 SARAN

Penelitian tentang Sastra Anak dewasa ini tidaklah banyak, referensi yang di dapat juga tidak sebanyak meneliti mengenai sastra saja. Peneliti berharap kepada peneliti-peneliti berikutnya yang ingin mebahas mengenai sastra anak harusla lebih konkrit dalam pengumpulan data dan perbanyak dalam pengumpulan buku-buku referensi. Peneliti berikutnya juga harus lebih teliti dalam penulisan dan memilih objek kajian yang akan di bahas sehingga tidak terjadi kekeliruan di kemudian hari.

Peneliti juga berharap semoga tulisan ini dapat menjadikan sumbangan baru untuk karya sastra terutama satra anak, bukan hanya pada nilai personal saja tetapi juga pada kajian lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Nurgiayanto, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Gadjah Mada University Press.

Wirartha, Made I. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Andi.

Rahimsyah, MB. Kisah 25 Nabi dan Rasul. Solo: Delima Solo.

K. Toha, Risir – Sarumpaet. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sunarto, Ahmad. 2002. Kamus Lengkap Al-Fikr. Surabaya: Halim Jaya.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Psikologi Sastra.

Yogyakarta: Media Presindo.

Sujanto, Agus. 1977. Psikologi Perkembangan. Surabaya: Rineka Cipta.

Tim Pustaka Widyatama. 2007. EYD (Ejaan yang Disempurnakan).

Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Nasution, S. 1994. Buku Penuntun Membuat Tesis Skripsi Disertasi Makalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi.Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Faruk, DR. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI).

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Gramedia.


(5)

Sutiasumarga, Males. 2001. Kesusastraan Arab Asal Mula dan Perkembangannya. Jakarta: Zikrul Hakim.

Endrawarsa, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra Epitemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: FBS Universitas Negeri.

Teeuw, Dr. A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra.

Bandung:Pustaka Jaya.

Guntur, Henry Tarigan. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Said, Fuad. 1984. Pengantar Sastra Arab. Medan: Mestika.

Saryono, Djoko. 2009. Dasar Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

Waren Austin, Wellek Rene. 1988. Teori Kesusastraan.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo

Fajarwati, Devi. 2011. Analisis Nilai Sastra Dalam Cerita

ﻦﺋﺎﺨﻟ

ﺐﺋﺬﻟ

Aż-żi’bu Al-khāinu/ Serigala Pengkhianat/ karya Imān Ṭaha. Skripsi Sarjana.

~localhost/I:/BidanQ%20%20NILAI%20PERSONAL%20DAN%20NILAI%20LUHUR%20

DALAM%20PELAYA NAN%20KEBIDANAN.htm

~ PENGERTIANPERKEMBAN_HjSriSuryantiniSPd_535.pdf ~jtptunimus-gdl-jumiatig2a-5475-3-babII.pdf


(6)

~file://localhost/I:/Definisi%20intelektual%20%20Kamus%20Bahasa%20Indonesia.h tm

~file://localhost/I:/Imajinasi%20%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,%20ensi klopedia%20bebas.htm

~ Kamus-Besar-Bahasa-Indonesia.pdf