Tujuan dan Manfaat Penulisan Tujuan Penulisan

2. Bagaimanakah prinsip tanggung jawab pengangkut dalam penyelenggaraan pengangkutan laut menurut KUHD dan Konvensi Internasional The Haque dan The Hamburg Rules? 3. Bagaimanakah prinsip tanggung jawab pengangkut menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Tujuan Penulisan

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, antara lain, yaitu : 1. Untuk mengetahui terjadinya penyelenggaraan pengangkutan melalui laut. 2. Untuk mengetahui prinsip tanggung jawab pengangkut dalam penyelenggaraan pengangkutan laut menurut KUHD dan Konvensi Internasional The Hague Rule dan The Hamburg Rule. 3. Untuk mengetahui pengaturan hukum tentang prinsip tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan laut menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang hendak diberikan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini antara lain : 1. Secara teoritis Pembahasan masalah dari penulisan skripsi ini akan memberikan pemahaman dan sikap kritis dalam menghadapi pengetahuan tentang prinsip tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan laut menurut KUHD, beberapa Konvensi Internasional The Hague Rule dan The Hamburg Rule, dan berdasarkan Undang-undang Pelayaran Nomor 17 Tahun 2008 tentang Universitas Sumatera Utara Pelayaran, selanjutnya hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam kajian mengenai prinsip tanggung jawab pengangkut terhadap pengangkutan laut serta untuk menambah wawasan bagi para mahasiswa Fakultas Hukum. Hasil tulisan ini juga diharapkan dapat menjadi pedoman bahan perbandingan dan juga bahan bagi peneliti yang mengkaji masalah sejenis. 2. Secara Praktis Diharapkan agar tulisan ini dapat menjadi masukan bagi para pembaca, baik di kalangan akademial maupun peneliti yang mengkaji masalah yang sejenis ke dalam suatu pemahaman yang komprehensif tentang sejauh mana prinsip tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan laut menurut KUHD, beberapa Konvensi Internasional The Hague Rule dan The Hamburg Rule, dan berdasarkan Undang-undang pelayaran Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan bagaimana isi perjanjian pengangkutan melalui laut menurut Undang-undang pelayaran Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran yang diharapkan dapat menambah wawasan tentang prinsip tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan laut.

D. Tinjauan Kepustakaan

Dokumen yang terkait

Perkawinan Campuran Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Tentang Perkawinan

2 93 97

Perkawinan Dibawah Umur Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Hukum Adat Serta Kompilasi Hukum Islam

6 131 125

Sinkronisasi Antara Hukum Pajak Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1 75 183

Tinjauan Yuridis Pernikahan Siri Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam

3 77 140

Mediasi Di Pengadilan Pasca Keluarnya Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan

0 24 135

Tanggung Jawab pengangkut Dalam pengangkutan semen curah Melalui Laut Pada PT. Pelayaran Parnaraya Nusantara cabang Padang.

0 0 6

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT DALAM PENGANGKUTAN BARANG MELALUI LAUT UNTUK MENYEDIAKAN KELAIKLAUTAN KAPAL YANG MENINGKAT STANDARNYA SESUAI DAERAH PELAYARAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 17 TAHUN.

0 0 1

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PENGANGKUT ATAS BARANG KIRIMAN APABILA KAPAL TENGGELAM AKIBAT BERTABRAKAN DENGAN KAPAL LAIN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN DAN UNDANG-UNDAN.

0 1 1

IMPLIKASI HUKUM PENERAPAN ASAS CABOTAGE DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN TERHADAP OPERASI DAN PENGANGKUTAN DI SEKTOR MIGAS.

0 0 2

Pertanggungjawaban PT Pelayaran Sakti Inti Makmur atas barang kiriman yang rusak/hilang melalui pengangkutan laut ditinjau dari undang-undang nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 13