Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis menguraikan pada bab-bab sebelumnya yang menjadi materi penulisan skripsi ini, maka pada bab ini yaitu bab terakhir penulis akan membuat kesimpulan. Kesimpulan dari bab-bab sebelumnya, dan pada bab ini juga penulis akan mengemukakan beberapa saran yang nantinya penulis mengharapkan agar saran-saran ini dapat berguna bagi kita semua.

A. Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Proses terjadinya penyelenggaraan pengangkutan melalui laut dilakukan dengan adanya perjanjian pengangkutan yang menunjuk pada serangkaian perbuatan tentang penawaran dan penerimaan yang dilakukan oleh pengangkut dan pengirim atau penumpang secara timbal-balik yang tidak ada pengaturannya secara khusus dalam undang-undang, melainkan ada dalam kebiasaan yang hidup dalam praktek pengangkutan. 2. Prinsip tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan laut menurut KUHD, terdapat 3 tiga prinsip tanggung jawab yaitu: a Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Kesalahan Pasal 468 ayat 2. b Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Praduga Bersalah Pasal 468 ayat 2. c Prinsip Pembatasan Tanggung Jawab Pengangkut Pasal 474 sampai 476. Kemudian prinsip tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan laut menurut The Hague Rule, antara lain: a Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Kesalahan Pasal 2. b Prinsip Pembatasan Tanggung Jawab Pengangkut Pasal 4 bis. c Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Praduga Tidak Bersalah Pasal 4. Universitas Sumatera Utara Sedangkan prinsip tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan laut menurut The Hamburg Rules, diantaranya: a Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Kesalahan Pasal 5. b Prinsip Tanggung Jawab Mutlak Pasal 5 ayat 1. c Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Praduga Tidak Bersalah Pasal 5 ayat 1. d Prinsip Pembatasan Tanggung Jawab Pengangkut. e Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Praduga Bersalah. 3. Prinsip tanggung jawab pengangkut dalam pengangkutan laut menurut Undnag-Undang Nomor 17 Tahun 2008, juga dikenali adanya 3 tiga prinsip tanggung jawab yaitu: a Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Kesalahan Pasal 40 ayat 1 dan Pasal 41 ayat 1 b Prinsip Tanggung Jawab Berdasarkan Praduga Bersalah Pasal 41 ayat 2 c Prinsip Pembatasan Tanggung Jawab Pengangkut Pasal 40 ayat 2 dan Pasal 41 ayat 2

B. Saran-Saran

Dokumen yang terkait

Perkawinan Campuran Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Tentang Perkawinan

2 93 97

Perkawinan Dibawah Umur Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Hukum Adat Serta Kompilasi Hukum Islam

6 131 125

Sinkronisasi Antara Hukum Pajak Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

1 75 183

Tinjauan Yuridis Pernikahan Siri Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam

3 77 140

Mediasi Di Pengadilan Pasca Keluarnya Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan

0 24 135

Tanggung Jawab pengangkut Dalam pengangkutan semen curah Melalui Laut Pada PT. Pelayaran Parnaraya Nusantara cabang Padang.

0 0 6

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT DALAM PENGANGKUTAN BARANG MELALUI LAUT UNTUK MENYEDIAKAN KELAIKLAUTAN KAPAL YANG MENINGKAT STANDARNYA SESUAI DAERAH PELAYARAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 17 TAHUN.

0 0 1

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PENGANGKUT ATAS BARANG KIRIMAN APABILA KAPAL TENGGELAM AKIBAT BERTABRAKAN DENGAN KAPAL LAIN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN DAN UNDANG-UNDAN.

0 1 1

IMPLIKASI HUKUM PENERAPAN ASAS CABOTAGE DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PELAYARAN TERHADAP OPERASI DAN PENGANGKUTAN DI SEKTOR MIGAS.

0 0 2

Pertanggungjawaban PT Pelayaran Sakti Inti Makmur atas barang kiriman yang rusak/hilang melalui pengangkutan laut ditinjau dari undang-undang nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 13