60
membandingkan kinerja dengan pemerintah daerah untuk unit kerja yang sama atau dengan sektor swasta.
9. Keterkaitan Pengukuran Kinerja dengan Pemberian Reward
Pengukuran kinerja sebenarnya dapat menjadi instrumen langsung sebagai indikator prestasi dari pegawai pemerintah. Tetapi pemberian reward yang dimaksud
tidak diberlakukan dalam pemerintahan. Hal ini tidak didukung dalam penerapannya karena sistem pemerintahan yang bersifat sosial dan pengabdian. Pemberian reward
sebenarnya dapat sebagai pemacu terciptanya good governance.
10. Frekuensi Pengukuran Kinerja
Frekuensi pengukuran kinerja dilakukan sebagian besar setahun sekali. Jika evaluasi kinerja untuk level unit kerja dilakukan setahun sekali, maka sebenarnya
terlalu lama untuk memberikan feedback. Informasi kinerja menjadi kurang mutahir karena jarang dilakukan pemantauan.
11. Capaian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan daerah Pemkab Serdang Bedagai Tahun Anggaran 2006 merupakan bagian intergral dari kinerja Pemkab Serdang Bedagai secara keseluruhan. Analisis
dan evaluasi atas kineja keuangan Pemkab Serdang Bedagai Tahun Anggaran 2006 mencakup Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah yang dapat
diuraikan sebagai berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
61
a. Pendapatan Daerah
Pendapatan Pemkab Serdang Bedagai berasal dari 3 tiga sumber utama, yaitu:
1 Pendapatan Asli Daerah
2 Dana Perimbangan
3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Kinerja pendapatan daerah Pemkab Serdang Bedagai merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kinerja keuangan Pemkab Serdang Bedagai secara
keseluruhan. Kinerja pendapatan Pemkab Serdang Bedagai tahun 2006 merupakan prestasi Pemkab Serdang Bedagai dalam mencapai target anggaran pendapatan.
Berdasarkan perhitugan APBD Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Anggaran 2006 diperoleh ringkasan data jumlah anggaran dan realisasi pendapatan secara
keseluruhan capaian target APBD Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp412.857.454.475,00 atau 102,85 lebih positif sebesar Rp11.446.478.701,00
atau 2,85 dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp401.410.975.774,00.
b. Belanja Daerah
Analisis evaluasi kinerja belanja daerah lebih difokuskan atau dititikberatkan pada belanja daerah menurut kelompok dan jenis belanja untuk Tahun Anggaran
2006, dengan cara membandingkan anggaran dan realisasi belanja tahun 2006.
Universitas Sumatera Utara
62
1 Belanja Aparatur
Berdasarkan perhitungan APBD Tahun Anggaran 2006 realisasi belanaj aparatur sebesar Rp210.570.621.213,00 atau 95,83 lebih kecil dari jumlah yang
dianggarkan yaitu sebesar Rp219.743.375.044,00. oleh karena itu secara umu dapat dikatakan bahwa tercapai efisiensi belanja aparatur 4,17 atau Rp9.172.753.831,00
sehingga turut memberikan kontribusi terhadap surplus belanja daerah Tahun Anggaran 2006. Efisiensi belanja aparatur lebih disebabkan oleh 2 dua pos belanja
aparatur yang tidak mencapai target anggaran belanjanya atau 100 dari yang ditetapkan. Dengan demikian dapat dikatakan tercapai efisiensi atas 2 dua pos
belanja aparatur dalam Tahun Anggaran 2006, yaitu belanja administrasi umum dan belanja operasi dan pemeliharaan.
2 Belanja Pelayanan Publik
Berdasarkan perhitungan APBD Tahun Anggaran 2006 dapat diketahui bahwa realisasi jumlah belanja pelayanan publik sebesar 92,06 atau Rp153.088.274.143,00
lebih kecil dari jumlah yang dianggarkan yaitu sebesar Rp166.295.754.942,00. oleh karena itu secara umum dapat dikatakan bahwa tercapai efisiensi belanja pelayanan
publik sebesar 7,94 atau sebesar Rp13.207.480.799,00 sehingga turut memberikan kontribusi terhadap surplus belanja daerah Tahun Anggaran 2006. Efisiensi belanja
pelayanan publik ini lebih disebakan oleh 2 dua pos belanja pelayana publik tidak mencapai target anggaran belanja 100, yaitu belanja operasi dan pemeliharaan dan
belanja modal.
Universitas Sumatera Utara
63
3 Belanja Bantuan Keuangan
Anggaran belanja bantuan keuangan turun sebesar 16,31 atau Rp3.364.307.050,00 dari Rp20.632.045.00,00 tahun 2005 menjadi
Rp17.267.737.950,00 tahun 2006. Realisasi belanja bantuan keuangan turun sebesar 12,86 atau Rp2.394.543.954,00 dari Rp18.623.209.569,00 tahun 2005 menjadi
Rp16.228.665.615,00 tahun 2006. Besarnya atau cukup signifikannya penurunan anggaran dan realisasi belanja bantuan keuangan tahun 2006 ini disebabkan
penyesuaian dengan ketentuan yang memperbolehkan jenis dan besar bantuan. Realisasi belanja bantuan keuangan Tahun Anggaran 2006 sebesar
Rp16.228.665.615,00 atau sebesar 93,98 dari jumlah anggarannya sebesar Rp17.267.737.950,00. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan tercapainya
efisiensi belanja bantuan keuangan sebesar 6,02 atau Rp1.039.072.335,00.
4 Belanja Tidak tersangka
Anggaran Belanja tidak tersangka naik sebesar 900,00 atau Rp900.000.000,00 dari Rp100.000.000,00 tahun 2005 menjadi Rp1.000.000.000,00
tahun 2006. Realisasi belanja tidak tersangka naik sebesar Rp77.822.500,00 dari Rp0,00 tahun 2005 menjadi Rp77.822.500,00 tahun 2006. Realisasi belanja tidak
tersangka tahun 2006 sebesar Rp77.822.500,00 atau sebesar 7,78 dari jumlah anggaran Rp1.000.000.000,00 dan tercapai efisiensi belanja sebesar 92,22 atau
Rp922.177.500,00.
Universitas Sumatera Utara
64
c. Pembiayaan Daerah
Sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 29 Tahun 2002, bahwa pembiayaan daerah adalah transaksi keuangan daerah yang
dimaksud unutk menutupi selisih antara pendapatan daerah dengan belanja daerah. Sesuai dengan struktur APBd Kabupaten Serdang Bedagai dengan pola baru
komponen pembiayaan daerah terdiri dari sumber penerimaan daerah yang meliputi sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman dan obligasi,
transfer dari dana cadangan dan hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan. Sedangkan pengeluaran daerah meliputi pembayaran hutang pokok pinjaman yang
jatuh tempo, transfer ke dana cadangan, penyertaan modal dan sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan.
Dalam perhitungan APBD Tahun Anggaran 2006, anggaran dan realisasi pembiayaan daerah yang bersumber dari penerimaan daerah masing-masing sebesar
Rp23.932.776.620,00 dan Rp15.283.453.500,00 sedangkan yang bersumber dari pengeluaran daerah sebesar Rp23.932.776.620,00 dan Rp48.175.524.504,00. Dengan
demikian jumlah realisasi pembiayaan daerah dalam APBD Kabupaten Serdang Bedagai dalam tahun anggaran 2006 defisit sebesar Rp32.892.071.004,00
12. Contoh LAKIP Pemkab Serdang Bedagai
Contoh LAKIP Pemkab Serdang Bedagai dari Sasaran 4 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan ,Program Pengembangan
Komunikasi, Informasi dan Media Massa ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.1 Contoh LAKIP Pemkab Serdang Bedagai
Sumber : Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, 2006.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Istansi Pemerintah 2006, Sumatera Utara, Hal 72.
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Mass Program RPJMD Sub Program pengembangan penerangan dan komunikasi Program AKU Tahun 2006
Sub-Sub Program Prorgam SKPD
Indikator Kinerja Satuan
Target Realisasi
Capaian Pelayanan
inforamasi dan komunikasi
Cakupan upaya peningkatan
profesionalisme insan media massa
Cakupan penyediaan dan penyebaran
informasi kepada pihak yang
berkepentingan Meningkatnya
Kuantitas sarana dan prasarana komunikasi
Paket
Paket
Unit 3,00
3,00 100,00
4,00 4,00
100,00
1,00 1,00
100,00
Universitas Sumatera Utara
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan umum yang dapat dibuat dari penelitian ini adalah: 1.
Pengukuran kinerja pemerintah daerah Kabupaten Serdang Bedagai dilakukan karena adanya ketentuan dari pemerintah pusat untuk membuat laporan
akuntabilitas kinerja bagi setiap instansi pemerintah Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah AKIP.
2. Pengukuran kinerja Pemkab Serdang Bedagai dilakukan dengan
menggunakan metode perbandingan antara rencana kinerja performance plan
yang diinginkan dengan realisasi kinerja performance result yang dicapai organisasi. Hasil perbandingan tersebut selanjutnya dianalisis untuk
menjawab terhadap penyebab terjadinya celah kinerja performance gap
yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan di masa mendatang. 3.
Belum seluruh indikator kinerja mikro yang ditetapkan dapat dipenuhi, namun Pemkab Serdang Bedagai telah berhasil mewujudkan 35 tiga puluh lima dari
41 empat puluh satu sasaran prioritas yang ditetapkan. Sasaran yang belum tercapai antara lain, pada Bidang Pendidikan, diantaranya Terlaksananya
Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Sembilan Tahun, Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah, Tersedianya Prasarana dan Sarana yang Ideal.
Universitas Sumatera Utara