Fungsi LAKIP Indikator Kinerja yang Digunakan dalam Pencapaian Sasaran yang Permasalahan Pengukuran Kinerja

51

3. Fungsi LAKIP

LAKIP memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana bagi Pemkab Serdang Bedagai untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders Presiden, DPRD dan masyarakat. Kedua, laporan akuntabilitas kinerja merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemkab Serdang Bedagai sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa mendatang. Dua fungsi LAKIP tersebut merupakan cermin dari maksud tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP oleh setiap instansi pemerintah.

4. Capaian Kinerja MakroPenyelengggaraan Pemerintah Daerah

Dari 3 tiga parameter umum pengukuran kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, pada Tahun 2006 Pemkab Serdang Bedagai hanya menyajikan 2 dua parameter yaitu derajat kesejahteraan umum dan derajat palayanan publik, yang masing-masing dirinci lebih lanjut, sebagai berikut:

a. Derajat Kesejahteraan Umum

Derajat kesejahteraan umum sebagai bagian pengukuran kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah mencakup 2 hal yaitu Ekonomi dan Sosial. 1 Ekonomi Pemanfaatan aspek ekonomi sebagai bagian dari ukuran kinerja dalam pembangunan menjadi semakin penting sebab secara teknis operasional. Oleh karena Universitas Sumatera Utara 52 itu, untuk melihat keluaran, hasil dan manfaat serta dampak pembangunan yang telah dilaksanakan, sekaligus untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya, sangat lazim digunakan indikator makro perekonomian. Variabel yang digunakan adalah: a Produk Domestik Bruto PDRB PDRB Atas Dasar Harga Berlaku ADHB yang terbentuk pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 5.684,32 Milyar angka perkiraan sementara mengalami peningkatan Rp 624,55 Milyar atau 12,34 dibandingkan dengan tahun 2005 yang hanya mencapai sebesar Rp 5.059,77 Milyar angka sementara. PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK yang terbentuk pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 3.590,19 Milyar angka perkiraan sementara mengalami peningkatan sebesar Rp 210,42 Milyar atau 6,23 dibandingkan dengan tahun 2005 yang hanya mencapai sebesar Rp 3.379,77 Milyar angka sementara. Lapangan usaha yang memberikan kontribusi cukup besar tehadap pembentukan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai adalah sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan, sektor jasa-jasa, sektor angkutan dan sektor keuangan b PDRB Perkapita Pertumbuhan PDRB Perkapita baik ADHB maupun ADHK dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. PDRB Perkapita ADHB pada tahun 2004 sebesar 12,79, turun menjadi 11,26 pada tahun 2005 serta turun menjadi 9,11 pada akhir tahun 2006. Sedangkan PDRB Perkapita ADHK pada tahun 2004 sebesar 5,40, turun menjadi 5,00 pada tahun 2005 serta turun menjadi 3,16 pada akhir tahun 2006. Universitas Sumatera Utara 53 Hal ini disebabkan peningkatan pendapatan masyarakat tidak sebanding dengan peningkatan pertumbuhan. c Pertumbuhan Ekonomi inflasi, investasi, ekspor dan impor serta lain-lain Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2006 sebesar 6,22 lebih tinggi 0,31 dibandingkan tahun 2005 yang hanya 5,91. Pencapaian tahun 2006 tersebut, di atas proyeksi BPS Serdang Bedagai, namun masih di bawah proyeksitarget RPJMP tahun 2006-2010 sebesar 6,43. Hal ini disebabkan investasi yang masuk ke Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2006 hanya investasi dari sektor pemerintah, sedangkan investasi dari sektor swasta belum ada. 2 Sosial Perkembangan kinerja derajat sosial masyarakat di Serdang Bedagai ditunjukkan oleh variabel berikut ini: a Angka Pengangguran Terbuka Angka Pengangguran Terbuka pada tahun 2006 diperkirakan sebesar 8,58 menunjukkan kenaikan pencapaian tahun 2005 yang hanya mencapai 7,42. Pencapaian tahun2006 ini masih jauh di bawah target yang ingin dicapai yaitu sebesar 5,00. Universitas Sumatera Utara 54 b Angka Partisipasi Kerja Angka Partispasi Kerja pada tahun 2006 sebesar 88,02 menunjukkan perkembangan kinerja yang positif dibandingkan kondisi tahun 2005 yang hanya mencapai 70,86. c Indeks Pembangunan manusia IPM IPM pada tahun 2006 sebesar 71,98 menunjukkan perkembangan kinerja yang positif dibandingkan kondisi tahun 2005 yang hanya mencapai 71,20. Namun demikian masih di bawah IPM kumulatif Propinsi Sumatera Utara yang pada tahun 2006 mencapai 72,00. d Angka Kemiskinan Angka Kemiskinan pada tahun 2006 sebesar 12,34 menunjukkan kondisi yang konstan dengan tahun 2005. e Angka Kriminal Kondisi kejadian kriminal di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun2006 belum tercatat.

b. Derajat Pelayanan Publik

Perkembangan derajat pelayanan publik sebagai bagian dari pengukuran kinerja penyelengaraan pemerintah daerah ditinjau dari beberapa parameter, antara lain Infrastruktur dan Kebutuhan Dasar. Universitas Sumatera Utara 55 1 Infrastruktur a Jaringan Jalan Indikator yang dipergunakan untuk mengukur perkembangan kondisi jaringan jalan di Kabupaten Serdang Bedagai adalah: 1 Rasio Panjang Jalan dengan Luas Wilayah, tahun 2006 sebesar 0,05 sama seperti tahun 2005. 2 Rasio Panjang Jalan dengan kondisi tidak rusak per panjang jalan, tahun 2005 sebesar 39,61 meningkat menjadi 45,39 pada tahun 2006. b Sanitasi Indikator yang dipergunakan untuk mengukur kinerja ini adalah Persentase penduduk tanpa akses terhadap sanitasi. Sampai saat ini kondisinya belum tercatat. 2 Kebutuhan Dasar Capaian kinerja atas parameter kebutuhan dasar Kebupaten Serdang Bedagai selama periode tahun 2005 – 2006 adalah sebagai berikut: a Kesehatan Penilaian keberhasilan program-program pembangunan kesehatan di lingkungan Pemkab Serdang Bedagai dilakukan dengan mempedomani SK Menkes RI Nomor 1202MENKESSKVII2003 tanggal 21 Agustus 2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten Kota Sehat dan SK Menkes RI Nomor 1457MENKESSKX2003 Universitas Sumatera Utara 56 tanggal 10 Oktober 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di KabupatenKota, yaitu sebagai berikut: 1 Derajat Kesehatan Merupakan hasil akhir yang ingin dicapai terdiri dari indikator mortalitas kematian yang dipengaruhi oleh indikator morbiditas kesakitan dan status gizi. Pecapaian sampai akhir tahun 2006 adalah sebagai berikut: a Mortalitas Jumlah kematian bayi tahun 2006 adalah 6 jiwa dari 3.819 KH yang tercatat lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2005 sebesar 47 jiwa dari 12.427 KH. Sedangkan perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan menunjukkan kondisi yang konstan, yaitu pada tahun 2006 sebanyak 6 orang meningal dari 3.503 ibu melahirkan sedangkan tahun 2005 sebanyak 21 orang meninggal dari 12.573 ibu melahirkan. Kinerja yang baik juga ditunjukkan juga oleh indikator angka Angka Harapan Hidup Waktu Lahir yang meningkat 1,17 tahun dibandingkan tahun 2005. b Morbiditas dan Status Gizi Perkembangan tingkat morbiditas Kabupaten Serdang Bedagai menunjukkan perkembangan yang positif dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan status gizi, meski Balitas dengan gizi buruk pada tahun 2006 di bawah angka nasional namu n perlu mendapat perhatian yang lebih disebabkan terjadi kenaikan yang cukup besar yaitu sebesar 12,14 dibandingkan tahun 2005. Universitas Sumatera Utara 57 2 Hasil Antara Kinerja keadaan lingkungan, perilaku masyarakat serta akses dan mutu pelayanan kesehatan pada tahun 2006 lebih baik dibandingka tahun 2005. 3 Proses dan Masukan Indikator ini terdiri dari indikator pelayanan kesehatan, sumber daya kesehatan, manajemen kesehatan dan indikator kontribusi sektor-sektor terkait. b Pendidikan Penilaian keberhasilan program-program pembangunan pendidikan di Kabupaten Serdang Bedagai dilakukan dengan mempedomani SK Mendiknas Nomor:053U2001 tanggal 2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelengaraan Persekolahaan-Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah.

5. Indikator Kinerja yang Digunakan dalam Pencapaian Sasaran yang

Bersifat Mikro Dalam pencapaian sasaran mikro , walaupun belum seluruh indikator kinerja mikro yang ditetapkan dapat dipenuhi, namun Pemkab Serdang Bedagai telah berhasil mewujudkan 35 tiga puluh lima dari 41 empat puluh satu sasaran prioritas yang ditetapkan. Dengan beberapa sasaran yang telah tercapai tersebut, masih terdapat perbedaan yang diharapkan oleh masyarakat. Hal ini terlihat pada indikator kinerja yang digunakan dalam pencapaian sasaran adalah pada tingkat output, sedangkan yang diharapkan masyarakat adalah pada tingkat outcome. Walaupun sudah lebih baik dari tahun sebelumnya, tetapi organisasi belum sepenuhnya mampu Universitas Sumatera Utara 58 secara tegas mendefenisikan indikator kinerja outcome untuk seluruh sasaran yang ada dan sesuai dengan kondisi yang diharapkan masyarakat. Sasaran yang belum tercapai misalanya pada bidang Pendidikan, diantaranya: Sasaran 1 : Terlaksananya Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Sembilan Tahun, dimana pencapaian target hanya berada dalam skala kinerja 56,41 - 84,85. Sasaran 2 : Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah, dimana pencapaian target hanya berada dalam skala kinerja 32,66 - 40,84. Sasaran 3 : Tersedianya Prasarana dan Sarana yang Ideal, dimana pencapaian target hanya berada dalam skala kineja 15,80 - 72,60.

6. Permasalahan Pengukuran Kinerja

Penyusunan LAKIP bagi Pemkab Serdang Bedagai ini masih banyak dijumpai berbagai hambatan. Hambatan utama yang dijumpai dalam penyusunan LAKIP ini adalah pengumpulan data kinerja yang tersebar pada berbagai unit organisasi di lingkungan DinasBadanKantor. Akibat kesulitan dalam pengumpulan data kinerja ini, maka beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan tidak dapat terlihat kinerjanya, baik kinerja output maupun outcome. Namun demikian, beberapa kegiatan kunci yang mempunyai nilai stratejik tinggi telah dapat diidentifikasi kinerjanya, sehingga secara umum ketidakadaan informasi kinerja pada beberapa kegiatan tidak mempengaruhi capaian kinerja organisasi secara umum Universitas Sumatera Utara 59

7. Peran DPRD dalam Pengawasan Kinerja