Uji Asumsi Klasik Pendekatan Grafik Pendekatan Kolmogorov-Smirnov Analisis Regresi Linear Berganda

standar kerja tanpa pengawasan langsung, bisa menyelesaikan pekerjaan tanpa merasa kebingungan, menggunakan ide-ide mereka dalam menyelesaikan pekerjaan, mampu bekerjasama sebagai anggota kelompok, dan mampu menciptakan cara kerja tersendiri dalam menyelesaikan tugas.

4.3. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.

a. Pendekatan Grafik

Pengujian Normalitas P-P Plot dapat dilihat pada Gambar 4.2. Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat titik-titik mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 for Windows Juni, 2011 Namun untuk lebih memastikan data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov.

b. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila sig 0,05 maka distribusi data bersifat normal dan apabila sig 0,05 maka distribusi data tidak normal. Uji Kolmogorv-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.9. Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,583 yang lebih besar dari 0,05 0,583 0,05 yang berarti bahwa variabel residual berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 45 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.19716963 Most Extreme Differences Absolute .116 Positive .116 Negative -.057 Kolmogorov-Smirnov Z .777 Asymp. Sig. 2-tailed .583 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 for Windows Juni, 2011

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

1. Koefisien Determinan R

2 Determinan R 2 atau R - Square digunakan untuk melihat berapa besar variabel independent mampu menjelaskan variabel dependent. Dengan kata lain, koefisien determinan digunakan untuk mengukur kemampuan variabel kepemimpinan otoriter X 1 , variabel kepemimpinan demokratis X 2 , dan variabel kepemimpinan bebas X 3 menjelaskan variabel kinerja karyawan Y pada perusahaan PT Altrak 1978 cabang Medan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Uji Determinan R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .632 a .399 .355 1.24020 a. Predictors: Constant, bebas, demokratis, otoriter b. Dependent Variable: kinerja Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 for Windows Februari, 2011 Pada Tabel 4.10 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. R = 0,632 berarti hubungan antara variabel kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis dan kepemimpinan bebas terhadap variabel kinerja karyawan sebesar 63,2 . Artinya hubungan antar variabel erat. b. R Square sebesar 0,399 yang berarti 39,9 kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan yang terdiri dari kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan bebas. Sedangkan sisanya 60,1 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti motivasi, lingkungan kerja, disiplin kerja, dan job design . c. Adjusted R Square sebesar 0,355 yang berarti 35,5 kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan. Sedangkan sisanya 64,5 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti motivasi, lingkungan kerja, disiplin kerja, dan job design . d. Std. Error of the Estimate standar deviasi adalah 1,24020 yang berati model dinilai baik karena semakin kecil standar deviasi berarti model akan semakin baik. Universitas Sumatera Utara

2. Uji secara simultan serempak Uji F

Uji F menunjukkan semua variabel bebas X yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Ho diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Ha diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 Tabel 4.11 Uji Regresi Secara Bersama-sama Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 41.916 3 13.972 9.084 .000 a Residual 63.061 41 1.538 Total 104.978 44 a. Predictors: Constant, bebas, demokratis, otoriter b. Dependent Variable: kinerja Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 for Windows Februari, 2011 Pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 9,084 dengan tingkat signifikansi 0,000 sedangkan F tabel pada tingkat keperca yaan 95 α = 0,05 adalah 2,83. Oleh karena pada kedua perhitungan, yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan bebas secara serempak adalah signifikan terhadap variabel dependen kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara

3. Uji Secara Parsial Uji t

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Ho diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Ha diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Tabel 4.12 Uji Regresi Secara Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 3.140 4.078 .770 .446 otoriter .339 .124 .331 2.728 .009 demokratis .614 .243 .334 2.529 .015 bebas .288 .133 .285 2.160 .037 a. Dependent Variable: kinerja Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 for Windows Juni, 2011 Pada Tabel 4.12 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil uji t maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 3,140 + 0,339 X 1 + 0,614 X 2 + 0,288 X 3 + e Keterangan: Y = Kinerja karyawan a = Konstanta sebesar 3,140. Artinya jika kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan kepemimpinan bebas nilainya nol, maka kinerja karyawan nilainya 3,140. b 1 = Koefisien regresi kepemimpinan otoriter 0,339. Artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap, maka kepemimpinan Universitas Sumatera Utara otoriter mengalami kenaikan sebesar 0,339. b 2 = Koefisien regresi kepemimpinan demokratis 0,614. Artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap, maka kepemimpinan demokratis mengalami kenaikan sebesar 0,614. b 3 = Koefisien regresi kepemimpinan bebas 0,288. Artinya jika variabel independen lainnya nilainya tetap, maka kepemimpinan bebas mengalami kenaikan sebesar 0,288. b. Variabel kepemimpinan otoriter berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,009 lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung 2,728 t tabel 2,019, artinya jika ditingkatkan variabel kepemimpinan otoriter X 1 sebesar satu satuan maka variabel kinerja karyawan Y akan meningkat. c. Variabel kepemimpinan demokratis berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,015 lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung 2,529 t tabel 2,019, artinya jika ditingkatkan variabel kepemimpinan demokratis X 2 sebesar satu satuan maka variabel kinerja karyawan Y akan meningkat. d. Variabel kepemimpinan bebas berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,037 lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung 2,160 t tabel 2,019, artinya jika ditingkatkan variabel kepemimpinan bebas X 3 sebesar satu satuan maka variabel kinerja karyawan Y akan meningkat. Universitas Sumatera Utara

4.5. Pembahasan