Keterbatasan Jaringan Transpotasi dan Akses Pembangunan Kawasan Perbatasan

RPJMD TTU 2011 – 2015 191 rendahnya produksi dan produktivitas hasil pertanian yang diperparah oleh rendahnya kapasitas produksi karena usahatani masih semi komersil. Kondisi tersebut, menjadi dasar bagi pemerintah provinsi menerapkan strategi Anggur Merah anggaran untuk rakyat menuju sejahtera. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk menggerakkan ekonomi pedesaan dengan menentukan satu desa pada masing-masing kecamatan sebagai pusat pertumbuhan yang mampu menggerakkan perekonomian wilayah hinterland.

3. Keterbatasan Jaringan Transpotasi dan Akses

Wilayah NTT yang merupakan wilayah kepulauan membutuhkan alokasi anggaran yang lebih besar dalam pembiayaan pembangunan karena jarak antar daerah yang lebih jauh. Namun, kenyataannya alokasi anggaran wilayah kepulauan masih dalam tataran pembahasan. Selain itu, sarana dan prasarana transportasi antar daerah yang belum semuanya terjangkau menyebabkan rendahnya akses informasi antar daerah, baik antar kota-desa maupun desa- desa. Pengembangan hubungan yang sinergis antar pelaku ekonomi dapat terwujud bila terdapat hubungan yang sinergis antar wilayah kota-kota dan kota-desa. Wilayah NTT yang merupakan wilayah kepulauan menyebabkan high cost economic. Selain itu, jaringan transporatasi antar daerah maupun intra-daerah yang terbatas sehingga mengakibatkan biaya ekonomi yang tinggi sehingga mobilitas orang dan barang masih terbatas. Oleh karena itu, pembangunan yang berorientasi pada peningkatan akses masyarakat akan memudahkan aktivitas ekonomi masyarakat.

4. Pembangunan Kawasan Perbatasan

Wilayah NTT berbatasan laut dengan wilayah Australia dan Timor Leste, sedangkan wilayah darat berbatasan dengan negara Timor Leste. Pembangunan wilayah perbatasan dengan Australia perlu didorong untuk mencegah pengklaiman kepemilikan sumberdaya ikan, migas, dll. Selain itu, dampak lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas pada wilayah perairan terutama berkaitan dengan boconya kilang minyak Australia dan mencemari wilayah perairan NTT. Kondisi wilayah kawasan perbatasan darat NTT umumnya masih terbelakang. Hal ini ditunjukkan oleh terbatasnya infrastruktur di wilayah perbatasan, rendahnya kualitas sumberdaya manusia, banyaknya masyarakat miskin di wilayah perbatasan. Dampak 192 RPJMD TTU 2011 – 2015 selanjutnya adalah terjadinya aktivitas ekonomi lintas batas illegal yang merugikan perekonomian setempat. Selanjutnya menurut Pemerintah Daerah Provinsi NTT isu dan permasalahan pengelolaan perbatasan negara di NTT dan Timor Leste adalah berkaitan dengan beberapa hal, yakni 1 kebijakan dan pendekatan pembangunan, 2 kemiskinan, 3 keterbatasan sarana dan prasarana, 4 hukum dan kelembagaan, 5 pengelolaan daerah aliran sungai dan keamanan, dan 6 kerjasama ekonomi yang belum terjalin dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan pengembangan ekonomi wilayah perbatasan yang dapat mengurangi kesenjangan pembangunan antara wilayah perbatasan dengan wilayah lainnya dan mengurangi kemiskinan di wilayah perbatasan.

5. Pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan