Permasalahan Aspek Geografis dan Demografis Permasalahan Aspek Kesjahteraan Masyarakat

RPJMD TTU 2011 – 2015 181 No Permasalahan Prioritas Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan 30 Minimnya pembangunan pada kawasan perbatasan sebagai serambi depan NKRI Sumber Data: Hasil Olahan Data Sekunder

4.1.2. Identifikasi Permasalahan untuk Pemenuhan Penyelenggaraan

Urusan Pemerintahan Daerah Dengan keterbatasan kapasitas keuangan daerah dan karakteristik alokasi belanja daerah, tidak semua penyelenggaraan urusan dapat diprioritaskan atau terkait dengan sasaran pokok dan tujuan serta sasaran pembangunan daerah dalam suatu periode. Namun demikian, tidak berarti bahwa urusan tersebut tidak diselenggarakan Pemerintah Daerah. Secara operasional, urusan-urusan tersebut tetap harus dilaksanakan untuk menjaga kinerja yang telah dicapai di masa-masa lalu atau memenuhi standar layanan bagi masyarakat. Maksud dari analisis permasalahan pembangunan diseluruh urusan penyelenggaraan pemerintahan adalah guna menjamin diperolehnya identifikasi permasalahan penyelenggaraan seluruh urusan pemerintahan, diluar permasalahan program pembangunan daerah. Gambaran permasalahan pada urusan pemerintahan dengan capaian indikator kinerja pembangunan sampai dengan tahun 2009 seperti diuraikan dibawah ini:

1. Permasalahan Aspek Geografis dan Demografis

Kondisi alam wilayah Kabupaten TTU dengan tingkat curah hujan yang berfluktuatif ditambah dengan musim kemarau yang lebih panjang dari musim hujan serta seringnya terdapat gangguan bencana alam tanah longsor, banjir, angin taupan dan kekeringan, telah menyebabkan akses pembangunan terhadap urusan pemerintahan sering mengalami hambatan dan menimbulkan beban sosial dan ekonomis yang memicu terjadinya permasalahn terhadap sektor lainnya. 182 RPJMD TTU 2011 – 2015 Posisi geografis wilayah Kabupaten TTU yang berbatasan dengan Negara RDTL, dapat menjadi suatu ancaman keamanan maupun sosial, jika upaya pemerataan dan peningkatan pembangunan belum dilaksanakan dengan baik. Potensi lahan kering yang masih didominasi oleh ketersediaan lahan tidur yang belum dimanfaatkan dengan baik akan menyebabkan turunnya produktivitas hasil pertanian secara umum dan sebagai ancaman untuk ketahanan pangan wilayah. Jumlah penduduk yang semakin bertambah akan menjadi suatu kekuatan dalam proses pembangunan, tetapi juga perlu diperhatikan permasalahan sosial yang akan terjadi bahkan ruang permukiman di wilayah perkotaan sebagai pusat konsentrasi penduduk.

2. Permasalahan Aspek Kesjahteraan Masyarakat

Secara umum capaian kinerja urusan pemerintahan untuk fokus pemerataan ekonomi masih belum mencapai target yang ideal yaitu: PDRB harga berlaku per kapita sebesar Rp.3,144,248tahun; pertumbuhan ekonomi ADHK sekitar 5,61 ; laju inflasi umum sekitar 5,33 ; dan prosentase penduduk diatas garis kemiskinan sekitar 24,96 . Kondisi ini diakibatkan oleh masih lemahnya akses masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA yang tersedia dengan faktor ekonomis dan kebijkan yang berpengaruh seperti jaringan pemasaran yang lemah, kelembagaan ekonomi yang terbatas serta daya tarik investor yang belum didukung oleh kebijakan investasi yang mengarah kepada peningkatan pengentasan kemiskinan. Disamping itu faktor nilai tukar petani dan gejolak harga komoditas pertanian yang berfluktuatif dapat memberikan kontribusi terhadap aspek kesejahteraan masyarakat. Fokus pendidikan dengan capain kinerja seperti: Angka buta huruf usia 15 tahun sekitar 12,85 ; Angka Partisipasi Murni : SD sekitar 99,33 , SMP sekitar 70,54 , dan SMASMK sekitar 39,83 ; Angka Partisipasi Kasar: PAUD sekitar 22,24 , SD sekitar 124,11 , SMP sekitar 98,34 , dan SMASMK sekitar 65,21 ; serta prosentase pendidikan yang RPJMD TTU 2011 – 2015 183 ditamatkan : SD sekitar 10,35 , SMP sekitar 5,37 , SMASMK sekitar 4,10 , dan PT sekitar 0,95 . Kondisi ini menunjukan bahwa mutu urusan pendidikan di Kabupaten TTU masih harus ditingkatkan lagi dengan meningkatkan kualitas tenaga pengajar, kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan dukungan teknologi dalam proses belajar mengajar. Kinerja urusan pemerintahan pada bidang kesehatan menunjukkan bahwa kualitasnya belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari indikator; Angka Harapan Hidup: laki-laki sekitar 61,83 dan perempuan sekitar 65,62 ; Prosentase balita gizi buruk sekitar 7,01 dan angka kematian bayi dan neonatal 17 per 1000 kelahiran hidup. Fokus seni budaya dan olaraga di Kabupaten TTU dapat dikatakan belum mencapai kinerja yang optimal karena ketersediaan fasiltas olaraga masih terbatas, kurangnya event-event olaraga di dalam daerah serta pagelaran seni budaya yang dilakukan hanya bersifat temporer saja.

3. Permasalahan Aspek Pelayanan Umum