Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia Belum Berkembangnya Ekonomi Kerakyatan

190 RPJMD TTU 2011 – 2015 No RPJPD No RPJMD kepulauan, dan pembangunan daerah rawan bencana alam. Sumber Data: Hasil Olahan Data Sekunder Penelahaan terhadap kebijakan provinsi tersebut bila dikaitkan dengan kondisi aktual di Kabupaten TTU dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia

Jika merujuk pada Indeks Pembangunan Manusia IPM tahun 2008, kualitas sumber daya manusia di wilayah Nusa Tenggara Timur dapat dikatakan tertinggal dari wilayah-wilayah lain. Dari total 33 provinsi, peringkat IPM provinsi Nusa Tenggara Timur adalah 31. Kondisi tersebut terjadi karena masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan. Rendahnya motivasi masyarakat tersebut diperparah oleh ketersediaan sarana dan prasana pendidikan. Selain itu, rendahnya kualitas sumberdaya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berdampak penting terhadap rendahnya kualitas output lembaga pendidikan.

2. Belum Berkembangnya Ekonomi Kerakyatan

Mata pencaharian masyarakat NTT didominasi oleh petani yang berarti perekonomian di NTT digerakkan oleh sektor pertanian 47. Apabila sektor pertanian berkembang baik, akan dapat mendorong berkembangnya sektor ekonomi lainnya, misalnya agroindustri, pemasaran dan pengangkutan. Selain itu, sektor pertanian dapat menarik perkembangan sektor lainnya, seperti penyedia input pupuk, perstisida, lembaga penyedia modal seperti koperasi. Perkembangan sektor-sektor tersebut akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Namun, kenyataannya pendapatan per kapita masyarakat NTT masih tergolong rendah. Kondisi tersebut terjadi karena rendahnya posisi tawar petani dalam penentuan harga pertanian dan panjangnya saluran pemasaran yang umumnya dikuasai oleh pemilik modal sehingga keuntungan paling banyak dirasakan oleh pemilik modal. Hal lain yang menyebabkan adalah RPJMD TTU 2011 – 2015 191 rendahnya produksi dan produktivitas hasil pertanian yang diperparah oleh rendahnya kapasitas produksi karena usahatani masih semi komersil. Kondisi tersebut, menjadi dasar bagi pemerintah provinsi menerapkan strategi Anggur Merah anggaran untuk rakyat menuju sejahtera. Kebijakan tersebut dimaksudkan untuk menggerakkan ekonomi pedesaan dengan menentukan satu desa pada masing-masing kecamatan sebagai pusat pertumbuhan yang mampu menggerakkan perekonomian wilayah hinterland.

3. Keterbatasan Jaringan Transpotasi dan Akses