Pengelolaan Sumberdaya alam dan Lingkungan Hidup Pemberdayaan Ekonomi

194 RPJMD TTU 2011 – 2015 No RPJMD Kabupaten Belu No RPJMD Kabupaten TTS perempuan. anak; 8 Menetapkan nilai etika, moral dan budaya sebagai pedoman hidup bermasyarakat. 8 Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan; 9 Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai; 10 Mewujudkan kreativitas dan inovasi pemuda; 11 Mewujudkan keluarga sejahtera mandiri. Sumber Data: Hasil Olahan Data Sekunder Berdasarkan kebijakan-kebijakan tersebut, maka hal-hal yang menjadi prioritas untuk menjadi agenda kerjasama antar daerah otonom yang mencakup Kabupaten Belu, TTU, dan TTS adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan Sumberdaya alam dan Lingkungan Hidup

Maraknya penambangan mangan di Pulau Timor terutama Timor Barat dalam jangka panjang akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Meskipun pengelolaan lingkungan telah dilakukan dengan tepat, namun tidak dapat mengembalikan pada keadaan semula. Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan dan kegiatan lainnya didistribusikan terutama melalui media udara dan air.Ada sebuah daerah aliran sungai DAS Benain-Noemina yang melintasi Kabupaten TTS hulu, Kabupaten TTU tengah dan Kabupaten Belu hilir. Distribusi melalui media air akan mencemari lingkungan pada 3 Kabupaten tersebut, bila kegiatan pertambangan dilakukan di Kabupaten TTS, dan akan mencemari 2 Kabupaten bila kegiatan pertambangan dilakukan di Kabupaten TTU. Apalagi pada beberapa tahun terakhir sering terjadi banjir yang diakibatkan oleh penggundulan hutan di wilayah hulu dan tengah sungai sehingga dampak banjir paling besar dirasakan oleh daerah hilir Kabupaten Belu. Oleh karena RPJMD TTU 2011 – 2015 195 itu, agenda kerjasama pengelolaan Daerah Aliran Sungai DAS Benain- Noemina yang melintasi wilayah TTS, TTU dan Belu dapat dilakukan.

2. Pemberdayaan Ekonomi

Kendala terbesar yang menyebabkan tidak adanya industri pengolahan pada sektor pertanian dan sektor lainnya yang berkapasitas besar di pulau Timor karena kapasitas produksi setiap komoditi pertanian, maupun produk pada sektor lainnya yang belum mampu memenuhi kebutuhan industri. Kondisi tersebut, diakibatkan oleh minimnya produksi dan produktivitas ekonomi, tidak ada agenda kerjasama antar daerah dalam mengoptimumkan produk pertanian tertentu maupun produk pada sektor lainnya.Padalah kual itas jeruk keprok So’e yang telah menembus pasar nasional dan internasional, dapat dikembangkan di Kabupaten TTS dan juga di sebagian besar wilayah TTU. Kacang hijau di Kabupaten Belu yang kualitasnya telah menembus pasar nasional, dapat pula dikembangkan di Kabupaten TTU. Kondisi yang sama terjadi pada komoditi kacang tanah di Kabupaten TTU yang cukup terkenal dalam pasar domestik, ternyata dapat pula dikembangkan di Kabupaten Belu dan Kabupaten TTS. Namun, belum ada kerjasama antar daerah dalam mengembangkan produk-produk tersebut hingga dapat tersedia dalam kapasitas industri. Kondisi yang sama terjadi untuk komoditi perkebunan, bahkan sektor lainnya seperti produk sektor pertambangan Mangan.

3. Kualitas sumberdaya manusia