186 RPJMD TTU 2011
– 2015
No RPJPN 2005-2025
No RPJMN 2010-2014
7 Mewujudkan Indonesia menjadi
negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional Program aksi bidang infrasturktur
Iklim investasi dan iklim usaha Program aksi di bidang energy
Program aksi di bidang lingkungan
hidup dan pengelolaan bencana 8
Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional 5
Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca-konflik
6 Kebudayaan, kreativitas dan inovasi
teknologi, lainnya kesejahteraan rakyat, bidang perekonomian, politik,
hukum dan keamanan Sumber Data: Hasil Olahan Data Sekunder
Penentuan isu strategis di tingkat nasional diwarnai oleh kebijakan nasional, salah satunya RPJMN 2010
– 2014. Oleh karena itu, isu-isu strategis yang ada didalamnya perlu diperhatikan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten TTU
sebagai penentu arah kebijakan Kabupaten TTU agar sejalan dengan arah kebijakan yang dituju oleh nasional. Hal ini dimaksudkan untuk sinkronisasi dan
menjamin tujuan pembangunan nasional telah didukung dan dilaksanakan oleh daerah. Berikut ini adalah isu-isu strategis nasional yang terkait dengan
pembangunan daerah Kabupaten TTU.
1. Rendahnya Kualitas Sumberdaya Manusia
Jika merujuk pada Indeks Pembangunan Manusia IPM tahun 2008, kualitas sumber daya manusia di wilayah Nusa Tenggara Timur dapat
dikatakan tertinggal dari wilayah-wilayah lain. Dari total 33 provinsi, peringkat IPM provinsi Nusa Tenggara Timur adalah 31. Di NTT tingginya
kemiskinan merupakan penghambat utama pembangunan sumber daya manusia.
RPJMD TTU 2011 – 2015
187
2. Tingkat kemiskinan
Pada tahaun 2008, angka kemiskinan nasional adalah 15,4, atau terdapat hampir 35 juta penduduk miskin. Kondisi saat ini dapat dikatakan
lebih parah karena angka kemiskinan tahun 1990 berjumlah 15,1. Namun, situasi yang ada tidak terlalu buruk menyusul krisis moneter pada 1998 yang
mengakibatkan angka kemiskinan mengalami kenaikan tajam menjadi 24,2. Sejak itu, angka kemiskinan menurun dan kemudian naik pada tahun 2006,
yang kemungkinan diakibatkan melonjaknya harga-harga bahan makanan dan bahan bakar minyak.
3. Jaringan transportasi dan akses yang terbatas
Interkonektivitas domestik pulau-pulau di wilayah Nusa Tenggara sangat rendah. Wilayah Nusa Tenggara yang berbentuk kepulauan masih dilayani
oleh prasarana dan sarana perhubungan yang minim. Akibatnya, keterkaitan antarpulau masih lemah. Oleh karena itu, penguatan interkonektivitas
domestik wilayah sangat strategis dalam upaya memperkuat integrasi perekonomian wilayah, memperlancar perdagangan antarpulau dan mobilitas
tenaga kerja, serta meningkatkan skala ekonomi.
4. Produktivitas ekonomi yang rendah
Kabupaten TTU perlu mengarahkan pembangunan untuk peningkatan produktivitas peternakan ternak sapi sehingga dapat mengembalikan
kejayaan TTU sebagai salah satu gudang ternak di Indonesia, tanpa mengabaikan potensi pertanian jagung,jeruk keprok,bawang putih,
perkebunan jambu mete dan perikanan tangkap. Selanjutnya melalui peningkatan produktivitas tersebut, pemerintah dapat menggerakkan usaha
kecil dan menengah UKM, serta multiplier effect ekonomi lainnya yang dapat dikembangkan
di Kabupaten
TTU sehingga
dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten TTU dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD.
5. Pembangunan wilayah perbatasan dan kerja sama dengan negara-