Pembangunan wilayah perbatasan dan kerja sama dengan negara-

RPJMD TTU 2011 – 2015 187

2. Tingkat kemiskinan

Pada tahaun 2008, angka kemiskinan nasional adalah 15,4, atau terdapat hampir 35 juta penduduk miskin. Kondisi saat ini dapat dikatakan lebih parah karena angka kemiskinan tahun 1990 berjumlah 15,1. Namun, situasi yang ada tidak terlalu buruk menyusul krisis moneter pada 1998 yang mengakibatkan angka kemiskinan mengalami kenaikan tajam menjadi 24,2. Sejak itu, angka kemiskinan menurun dan kemudian naik pada tahun 2006, yang kemungkinan diakibatkan melonjaknya harga-harga bahan makanan dan bahan bakar minyak.

3. Jaringan transportasi dan akses yang terbatas

Interkonektivitas domestik pulau-pulau di wilayah Nusa Tenggara sangat rendah. Wilayah Nusa Tenggara yang berbentuk kepulauan masih dilayani oleh prasarana dan sarana perhubungan yang minim. Akibatnya, keterkaitan antarpulau masih lemah. Oleh karena itu, penguatan interkonektivitas domestik wilayah sangat strategis dalam upaya memperkuat integrasi perekonomian wilayah, memperlancar perdagangan antarpulau dan mobilitas tenaga kerja, serta meningkatkan skala ekonomi.

4. Produktivitas ekonomi yang rendah

Kabupaten TTU perlu mengarahkan pembangunan untuk peningkatan produktivitas peternakan ternak sapi sehingga dapat mengembalikan kejayaan TTU sebagai salah satu gudang ternak di Indonesia, tanpa mengabaikan potensi pertanian jagung,jeruk keprok,bawang putih, perkebunan jambu mete dan perikanan tangkap. Selanjutnya melalui peningkatan produktivitas tersebut, pemerintah dapat menggerakkan usaha kecil dan menengah UKM, serta multiplier effect ekonomi lainnya yang dapat dikembangkan di Kabupaten TTU sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten TTU dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD.

5. Pembangunan wilayah perbatasan dan kerja sama dengan negara-

negara yang berbatasan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah perbatasan dengan negara Timor Leste hingga kini masih menyimpan kerawanan sosial politik dengan tingginya dinamika masyarakat 188 RPJMD TTU 2011 – 2015 melintasi perbatasan kedua negara. Apabila tidak dikendalikan dengan baik, kerawanan ini bisa berkembang ke arah ketegangan sosial politik yang berpotensi mengganggu hubungan diplomatik, selain itu potensi konflik juga terdapat dalam hal pemanfaatan sumber daya alam di wilayah laut. Kabupaten TTU dalam dokumen tersebut ditetapkan sebagai salah satu dari 20 kabupaten di wilayah perbatasan yang perlu memperoleh prioritas pengembangan karena Kabupaten TTU tergolong kabupaten tertinggal. Selanjutnya dinyatakan bahwa pengembangan kawasan perbatasan sebagaimana dituangkan dalam RPJMN tahun 2004-2009 ditujukan untuk: 1 Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI melalui penetapan hak kedaulatan NKRI yang dijamin oleh hukum internasional. 2 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan perbatasan dengan menggali potensi ekonomi, sosial budaya serta keuntungan letak geografis yang strategis untuk berhubungan dengan negara tetangga. Berdasarkan uraian dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional RTRWN, pembangunan Kabupaten TTU dapat diarahkan untuk mengembangkan keterpaduan wilayah darat, laut dan udara dalam hubungannya dengan wilayah perbatasan antara Negara Kesatuan Republik Indonesia-Republik Demokratic Timor Leste. Oleh karena itu, perlu memperkuat forum kerjasama bilateral sehingga dapat memberikan keuntungan antara kedua belah pihak karena sarana transportasi darat, laut dan udara yang dimanfaatkan oleh masyarakat Timor Leste yang akan ke enclave district oecusse PP melintasi wilayah darat, laut dan udara Kabupaten TTU.

4.2.2. Penelaahan RPJPD dan RPJMD Propinsi NTT