Restitusi Kompensasi Satisfaction Kepuasan

18

a. Restitusi

Restitusi diartikan sebagai pengembalian situasi sebelum korban mengalami kerugian akibat tindak pidana yang dialaminya 35 . Oleh karena itu maka negara harus menyediakan mekanisme bagi korban untuk mengajukan restitusi, termasuk juga mekanisme pengajuan oleh anak jika anak tersebut merupakan satu-satunya korban, termasuk di dalamnya memberikan kemudahan pengajuan restitusi dalam hal jika tidak semua dokumen tersedia yang dapat diakses oleh korban. Restitusi yang dapat diberikan menurut guidance note ini antara lain atas kerugian harta benda, kerugian atas rasa aman, kerugian kesehatan fisik, kerugian atas penghentian pendidikan, kerugian atas kehilangan pekerjaan. Pemulihan atas kehilangan benda-benda tersebut dapat dilakukan dengan relokasi ke tempat yang lebih aman selama bentuk pemulihan lain tidak berjalan efektif.

b. Kompensasi

Sedapat mungkin kompensasi yang akan diberikan mempertimbangkan bentuk-bentuk kerugian yang dialami oleh korban, intinya kompensasi harus mampu memulihkan kerugian yang dialami oleh korban. Kompensasi yang diberikan kepada korban kekerasan seksual haruslah berasaskan kepada kerahasiaan korban 36 , dan sebisa mungkin harus dipastikan bahwa korban lah yang mendapatkan akses terhadap kompensasi tersebut 37 . Kompensasi juga harus menjamin kemandirian finansial bagi korban khususnya korban perempuan untuk membangun kembali kehidupannya dan melawan stigmatisasi yang ia terima. Perhitungan kompesasi harus dilakukan dengan pendekatan berbasis gender, dengan mempertimbangkan kondisi korban yang kebanyakan perempuan dan tidak memiliki pekerjaan. Perhitungan kompensasi secara seksama harus dilakukan untuk membuktikan kerugian dalam bentuk opportunities dan pendapatan.

c. Satisfaction Kepuasan

Kepuasan dapat diwujudkan dalam bentuk yang beragam, yang paling umum adalah dalam bentuk permohonan maaf, commemoration dan atau pembangunan o u e t atau peringatan tertentu. Satisfaction ini diwujudkan sebagai upaya memulihkan korban dari stigmatisasi dan steriotip yang diterima pasca kekerasan seksual yang dialami, sehingga 35 The United Nations Basic Principles And Guidelines On The Right To A Remedy And Reparation For Victims Of Gross Violations Of International Human Rights Law And Serious Violations Of International Humanitarian Law, Structure and Summary of Key Provisions, Restitution 36 Sebagai contoh Kompensasi di Guatemala yang menjelaskan bahwa penerima kompensasi adalah korban kekerasan seksual, hal ini justru akan menimbulkan publikasi dan stigma yang merugikan bagi korban 37 Di Afrika Selatan yang memegang akses atas uang kompensasi tersebut justru anggota keluarga lain yang sebagian besar adalah laki-laki karena perempuan tidak memiliki akses rekening bank yang membuat dana kompensasi justru digunakan untuk kepentingaan diluar pemulihan korban 19 masyarakat memahami bahwa tidak boleh ada viktimisasi lanjutan kepada korban. Namun begitu prinsip kerahasiaan korban tetap harus diperhatikan. Metode satisfaction harus terlebih dahulu dikonsultasikan kepada korban dengan menyesuaikan pemahaman kultural masyarakat sekitar dan mengedepankan prinsip kesetaraan gender.

d. Rehabilitasi