Korban dapat tidak hadir dalam sidang dan memberikan Pendampingan oleh advokat atau pendamping lainnya yang Informasi tentang perkembangan kasus yang melibatkan Memberikan keterangan di depan sidang tanpa kehadiran Kerahasiaan identitas, termasuk keluarga

32 mekanisme perlindungan yang dirunut sejak proses pelaporan melalui Kepolisian. Dalam peraturan pelaksananya pun dijelaskan bahwa pemenuhan hak pemulihan bagi korban PKdrt yang dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dibebankan kepada negara 69 .

3.3 Hak Korban Kekerasan Seksual dalam UU Tindak Pidana Perdagangan Orang

Salah satu tindak pidana terkait kekerasan seksual yang diatur oleh Undang-undang No 21 tahun 2007 adalah perdagangan orang yang diperuntukan tujuan eksploitasi seksual. Terutama bagi Perempuan yang merupakan kelompok yang paling rentan menjadi korban perdagangan orang, khususnya yang dieksploitasi secara seksual seperti pornografi, pelacuran ataupun bentuk eksploitasi seksual lainnya. Dalam UU ini, korban diartikan sebagai seseorang yang mengalami penderitaan psikis, mental, fisik, seksual, ekonomi danatau sosial, yang diakibatkan adanya tindak pidana perdagangan orang. UU ini juga menguraikan beberapa jenis hak korban dan perlindungan bagi saksi dan korban dalam bab tersendiri. Berikut hak-hak korban dan perlindungan yang diatur dalam UU No 21 tahun 2007. Tabel 3.3 Pengaturan Hak Korban dalam UU No 21 tahun 2007 tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang No Jenis Hak Penyelenggara

1. Korban dapat tidak hadir dalam sidang dan memberikan

keterangan melalui alat komunikasi audio visual Pasal 34 Belum ada aturan teknis dari Mahkamah Agung tentang hal ini, namun sudah dijalankan beberapa kali

2. Pendampingan oleh advokat atau pendamping lainnya yang

dibutuhkan Pasal 35 Ketentuan normatif

3. Informasi tentang perkembangan kasus yang melibatkan

dirinya berupa pemberian salinan berita acara setiap pemeriksaan Pasal 36 Pasal 36 2 dan penjelasan menyatakan bahwa pemberian informasi tersebut dapat berupa pemberiaan salinan berita acara pada setiap pemeriksaan, resume hasil pemeriksaan, dakwaan dan tuntutan, putusan

4. Memberikan keterangan di depan sidang tanpa kehadiran

terdakwa Pasal 37 ayat 1 Belum ada aturan teknis dari Mahkamah Agung tentang hal ini, namun sudah dijalankan beberapa kali

5. Kerahasiaan identitas, termasuk keluarga sampai dengan

derajat kedua 70 Pasal 44 ayat 1 Ketentuan normatif 69 Pasal 22 PP No 4 tahun 2006 33

6. Pemeriksaan dalam ruang khusus Pasal 45 ayat 1

Diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kapolri No 3 tahun 2008

7. Pusat pelayanan terpadu bagi saksikorban Pasal 46 ayat 1

Diatur lebih lanjut dalam PP No 9 tahun 2008

8. Perlindungan oleh Kepolisian sebelum, selama, sesudah

proses pemeriksaan Pasal 47 Ketentuan normatif

9. Restitusi penggantian:

- Kehilangan kekayaan atau penghasilan - Penderitaan - Biaya untuk tindakan perawatan medisatau psikologis - Kerugian lain: kehilangan hak milik, biaya transportasi, biaya pengacara atau biaya lainnya yang berhungab dengan proses hukum, kehilangan penghasilan yang dijanjikan pelaku Restitusi yang tidak mampu dipenuhi diganti pidana kurungan pengganti paling lama 1 tahun Pasal 48-50

10. Rehabilitasi kesehatan Pasal 51 ayat 1