Hak Korban Atas Penanganan

46 Rancangan UU ini juga menyatakan diri sebagai undang-undang yang memiliki kekhususan, salah satunya adalah kekhususan pada penekanan hak-hak korban yang segera dapat diakses oleh korban dan pembiayaannnya ditanggung oleh negara. Hak-hak tersebut dikerangkai dan terintegrasi ke dalam proses penanganan, perlindungan dan pemulihan korban yang multidisiplin, terkoordinasi dan berkelanjutan. Pemenuhan hak ini diselenggarakan dalam setiap tahapan peradilan pidana termasuk perlunya dilakukan koordinasi dalam penyelenggaraan pemulihan bagi korban. Hak korban dalam RUU PKS ini diatur ke dalam tiga kelompok, yaitu penanganan, perlindungan dan pemulihan.

4.2 Hak Korban Atas Penanganan

Penanganan diartikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk menindaklanjuti adanya peristiwa kekerasan seksual. Pemenuhan hak atas penanganan bertujuan memberikan pelayanan terpadu yang multisektor dan terkoordinasi kepada korban dan mendukung korban menjalani proses peradilan pidana 93 . Penanganan terhadap korban merupakan bagian yang tidak terpisah dari proses peradilan yang harus dilakukan sesegera mungkin. Penanganan tersebut dilakukan secara berkelanjutan terhadap korban dan keluarga korban sesuai dengan hasil identifikasi terhadap kondisi dan kebutuhan korban 94 . Namun dalam Pasal yang mengatur mengenai hak atas penanganan tidak dirincikan siapa yang akan memenuhi hak atas penanganan tersebut. Hak korban atas penanganan tersebut meliputi:  hak atas informasi terhadap seluruh proses dan hasil penanganan, perlindungan, dan pemulihan;  hak mendapatkan dokumen penanganan;  hak atas pendampingan dan bantuan hukum;  hak atas penguatan psikologis;  hak atas pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan, tindakan dan perawatan medis;  hak atas layanan dan fasilitas sesuai dengan kebutuhan khusus korban.  diikuti dengan penyelenggaraan visum et repertum, surat keterangan pemeriksaan psikologis dan atau surat keterangan psikiater. Tabel 4.1 Pengaturan Hak atas Penanganan dalam RUU PKS No Jenis Hak atas Penanganan Pengertian dan Jenis Penyelenggara teknis pemenuhan 1. hak atas informasi terhadap seluruh proses dan hasil penanganan, perlindungan, dan pemulihan Tidak dijelaskan Tidak dijelaskan secara langsung dalam penjelasan poin pasal, namun diatur dalam 93 Pasal 23 ayat 1 94 Penjelasan Pasal 24 ayat 1 47 sebaran pasal lain, mengenai APH, Pendamping dan LPL harus memberikan setiap informasi mengenai hak korban 2. hak mendapatkan dokumen penanganan Tidak dirinci apa yang dimaksud dengan dokumen penanganan dan apa saja bentuk dokumen penanganan tersebut Tidak diatur selanjutnya untuk masing-masing APH menyerahkan dokumen tertentu kepada korban 3. hak atas pendampingan dan bantuan hukum Tidak dirinci sebatas mana pendampingan yang diberikan, dan siapa yang bertanggung jawab memenuhi hak ini 4. hak atas penguatan psikologis Tidak dirinci apakah hal ini sama atau berbeda dengan penguatan psikologis dalam hak atas pemulihan Tidak dijelaskannya apa perbedaannya dengan hak penguatan psikologis pada hak atas pemulihan menjadi membingungkan untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk penyelenggaraannya 5. hak atas pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan, tindakan dan perawatan medis Karena dibedakan dari yang diatur dalam hak pemulihan, maka perlu dijelaskan perbedaannya dan penyelenggaranya Tidak dijelaskan 6. hak atas layanan dan fasilitas sesuai dengan kebutuhan khusus korban Hak khusus dijelaskan dalam penjelasan berupa hak atas penerjemah, ataupun ahli bahasa isyarat Tidak diatur ini kewajiban siapa untuk menyediakan, mungkin bisa dijelaskan merujuk pada Pasal 45 7. Penyelenggaraan visum et repertum, surat keterangan pemeriksaan psikologis dan atau surat keterangan psikiater Tidak dijelaskan lebih lanjut apakah hanya sebatas hak ini Tidak diatur kewajiban siapa untuk menyelenggarakan dan tidak ada jaminan ditanggung oleh negara

4.3. Hak Korbansaksi Atas Perlindungan