Hak Korbansaksi Atas Perlindungan

47 sebaran pasal lain, mengenai APH, Pendamping dan LPL harus memberikan setiap informasi mengenai hak korban 2. hak mendapatkan dokumen penanganan Tidak dirinci apa yang dimaksud dengan dokumen penanganan dan apa saja bentuk dokumen penanganan tersebut Tidak diatur selanjutnya untuk masing-masing APH menyerahkan dokumen tertentu kepada korban 3. hak atas pendampingan dan bantuan hukum Tidak dirinci sebatas mana pendampingan yang diberikan, dan siapa yang bertanggung jawab memenuhi hak ini 4. hak atas penguatan psikologis Tidak dirinci apakah hal ini sama atau berbeda dengan penguatan psikologis dalam hak atas pemulihan Tidak dijelaskannya apa perbedaannya dengan hak penguatan psikologis pada hak atas pemulihan menjadi membingungkan untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab untuk penyelenggaraannya 5. hak atas pelayanan kesehatan meliputi pemeriksaan, tindakan dan perawatan medis Karena dibedakan dari yang diatur dalam hak pemulihan, maka perlu dijelaskan perbedaannya dan penyelenggaranya Tidak dijelaskan 6. hak atas layanan dan fasilitas sesuai dengan kebutuhan khusus korban Hak khusus dijelaskan dalam penjelasan berupa hak atas penerjemah, ataupun ahli bahasa isyarat Tidak diatur ini kewajiban siapa untuk menyediakan, mungkin bisa dijelaskan merujuk pada Pasal 45 7. Penyelenggaraan visum et repertum, surat keterangan pemeriksaan psikologis dan atau surat keterangan psikiater Tidak dijelaskan lebih lanjut apakah hanya sebatas hak ini Tidak diatur kewajiban siapa untuk menyelenggarakan dan tidak ada jaminan ditanggung oleh negara

4.3. Hak Korbansaksi Atas Perlindungan

Perlindungan menurut RUU ini diartikan sebagai segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada korban, keluarga korban, danatau saksi. Pemenuhan hak atas perlindungan bertujuan memberikan rasa aman dan keamanan bagi korban, keluarga korban, dan harta bendanya selama dan setelah proses peradilan pidana kekerasan seksual. RUU PSK telah mengatur ruang lingkup hak atas perlindungan yang tercakup dalam Pasal 25 dan Pasal 26. 48 Tabel 4.2 Pengaturan Hak atas Perlindungan dalam RUU PKS No Jenis Hak atas Perlindungan Pengertian dan Jenis Penyelenggara teknis pemenuhan 1. penyediaan informasi mengenai hak dan fasilitas perlindungan Tidak dijelaskan infromasi yang dimaksud seperti apa dan teknis pemberiaan informasi tersebut bagaimana Dalam Pasal 26 diatur bahwa pelaksanaan hak atas perlindungan diselenggarakan oleh APH 2. penyediaan akses terhadap informasi penyelenggaraan perlindungan yang ia peroleh Tidak dijelaskan APH 3. perlindungan dari ancaman atau kekerasan pelaku dan pihak lain dan berulangnya kekerasan, termasuk Perintah Perlindungan Sementara; Tidak dijelaskan, mekanisme permohonan Perintah Perlindungan Sementara yang dikeluarkan oleh Kepolisian RI APH, namun tidak dijelaskan mekanismenya 4. perlindungan atas kerahasiaan identitas Tidak dijelaskan, mengapa hak atas kerahasiaan indentitas hanya dalam konteks hak atas perlindungan APH 5. perlindungan dari sikap dan perilaku aparat penegak hukum yang merendahkan danatau menguatkan stigma terhadap korban Tidak dijelaskan APH 6. perlindungan dari kehilangan pekerjaan, mutasi pekerjaan, pendidikan, atau akses politik Yang dimaksud dengan akses politik adalah keterlibatan di organisasi sosial dan atau organisasi politik partai politik, dan posisi atau jabatan di organisasi sosial dan politik. Hanya dijelaskan dalam Pasal 26 bahwa diselenggarakan oleh APH, padahal hak ini cukup teknis dalam hal pemenuhannya 7. perlindungan korban danatau pelapor dari tuntutan pidana atau gugatan perdata atas peristiwa kekerasan seksual yang ia laporkan Tidak dijelaskan APH 8. Perlindungan di LPSK Dalam kondisi :  korban mendapatkan ancaman;  tersangka melanggar perintah larangan;  terlapor danatau tersangka danatau terdakwa melakukan melakukan kekerasan yang sama, atau kekerasan lainnya kepada korban. LPSK 49  Sesuai dengan kebutuhan dan keinginan korban

4.4 Hak Atas Pemulihan