Rehabilitasi Hak Korban Kekerasan Seksual

19 masyarakat memahami bahwa tidak boleh ada viktimisasi lanjutan kepada korban. Namun begitu prinsip kerahasiaan korban tetap harus diperhatikan. Metode satisfaction harus terlebih dahulu dikonsultasikan kepada korban dengan menyesuaikan pemahaman kultural masyarakat sekitar dan mengedepankan prinsip kesetaraan gender.

d. Rehabilitasi

Rehabiltasi dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan utama bagi korban dalam rangka membantu korban untuk melanjutkan kehidupannya secara manusiawi. Tidak hanya dibatasi dalam pengertian pelayanan kesehatan bagi korban. Rehabilitasi juga dapat diberikan bagi keluarga korban untuk mendukung pemulihan korban. Layanan rehabilitasi minimal bagi korban adalah adequate and timely mental and physical health services. Rehabilitasi tersebut juga termasuk untuk pendidikan dan perumahan tempat tinggal. Pendekatan yang digunakan dalam rehabilitasi adalah pendekatan sensitif gender, sensitif budaya dan pertimbangan perspektif korban. Rehablitasi harus konsisten dan berkualitas dilaksanakan oleh ahli di bidangnya. Ketersediaan tempat rehabilitasi juga harus memperhatikan keberadaan korban. Keterbatasan tempat rehabilitasi yang hanya difokuskan pada kota-kota besar justru akan memperburuk upaya pemenuhan rehabilitasi itu sendiri. Pada tahun 2003 World Health Organization telah menyusun Guidelines for medico-legal care for victims of sexual violence yang menjabarkan tentang langkah-langkah penanganan dan pemulihan bagi korban kekerasan seksual yang harus diterapkan oleh tenaga kesehatan profesional, meliputi pemeriksaan darurat, pemberian informasi kepada korban, dan konseling dan dukungan sosial lihat tabel 2.1. dibawah ini. Tabel 2.1 Pedoman Standar Layanan Kesehatan untuk Korban Kekerasan Seksual Pemeriksaan Darurat Pengobatan darurat atas luka fisik  Antibiotik untuk pencegahan infeksi  Anti tetanus dan vaksinasi  Pengobatan untuk pereda sakit, kecemasan dan insomnia Kontrasepsi darurat Jika korban datang dalam waktu 5 hari setelah kekerasan seksual untuk mencegah pembuahan Pencegahan Kehamilan Jika korban ternyata hamil Opsi yang diberikan kepada korban: mempertahankan untuk pengadopsian atau aborsi pemahaman hukum aborsi bagi tenaga kesehatan diperlukan Pemeriksaan Infeksi menular seksual Pemeriksaan ini harus berlaku secara berkelanjutan, hasil yang negative tidak menandakan virus tidak ada, harus ada pemantauan 20 minimal hingga 3 bulan Pemeriksaan HIV Harus ada konseling sebelum dan sesudah pemeriksaan Pemeriksaan dan pemberian vaksin hepatitis B Korban kekerasan seksual beresiko terinfeksi hepatitis B Pemberian Informasi kepada Korban Pemberian kesempatan bagi korban untuk bertanya Meyakinkan korban bahwa ia tidak pantas menjadi korban kekerasan seksual Untuk menghindarkan korban dari stigma Pemberian informasi tentang cara korban merawat lukanya dan hal yang berhubungan dengan pengobatan sebelumnya Penjelasan mengenai rape trauma syndrome Mendorong korban untuk mencari pendamping Penjelasan mengenai hak korban yang dan cara memenuhi hak tersebut Dengan demikian tenaga kesehatan harus memahami hukum Menjamin keamanan korban Memberikan rujukan ke rumah aman Konseling dan Dukungan Sosial Konseling Terapi individual atau terapi kelompok. Tujuan: untuk mengurangi isolasi korban, menyediakan iklim yang suportif untuk korban, memdukung korban untuk bercerita, membantu korban menciptakan support system nya Terapis harus sudah diberikan pelatihan tentang kekerasan seksual Dukungan sosial Korban membutuhkan pendampingan yang periodenya berbeda- beda Surat Izin dokter Dokter harus menerbitkan surat izin untuk sekolah atau pekerjaan dalam hal korban adalah pelajar atau pekerja, sehingga ia bisa memperoleh layanan tanpa kehilangan pekerjaanpendidikan namun tetap menjaga kerahasiaan

e. Jaminan ketidakberulangannya kejahatan