Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional E 45
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KETERAMPILAN MEMBACA
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini, Anda dapat memiliki keterampilan bahasa Indonesia menulis dengan baik.
B. Indikator Ketercapaian Kompetensi
Tabel 4: Peta Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Guru Indikator
Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia
menulis 20.4.1 Mengaplikasi prinsip dan prosedur berbahasa
secara lisan berbicara dan menyimak dan tertulis membaca dan menulis
20.4.2Mengaplikasikan prinsip
dan prosedur
berbahasa secara
deskrit: menyimak,
berbicara, membaca, menulis 20.4.3Mengaplikasikan
prinsip dan
prosedur berbahasa
secara integratif:
menyimak, berbicara, membaca, menulis.
20.4.4Mengaplikasikan prinsip
dan prosedur
berbahasa berdasarkan konteks akademis, formal, vokasional.
20.4.5Mengaplikasikan prinsip
dan prosedur
berbahasa secara tertulis produktif. Menulis: fiksi pantun, puisi, cerpen, dongeng, novel,
drama dan nonfiksi catatan harian, iklan, surat, memo, pengumuman, laporan, esai,
artikel, karya ilmiah. Jenis-jenis karangan: deskripsi, narasi, persuasi, argumentasi, dan
eksposisi.
46 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional E
C. Uraian Materi
1. Pengertian dan Konsep Menulis
Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi memerlukan usa
ha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur Donn Byrne. 1988:1 Sejalan
dengan itu, menurut Lado 1964:14 menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain
dapat membaca simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa. Semi 1990: 8 juga mengatakan bahwa
menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang bahasa.
Menurut Jago Tarigan 1995:117 menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.
Sarana mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimegerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam
bahasa yang teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti. Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi
memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara mengkomunikasikan dan mengatur.
Semi 1990:8 juga mengatakan bahwa menulis pada hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk
lambang bahasa. Menurut Gere 1985:4, menulis dalam arti komunikasi ialah menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang subjek.
Menulis berarti mendukung ide. Byrne 1988: 1, mengatakan bahwa menulis tidak hanya membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal
yang tidak berhubungan, tetapi menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu dengan yang lain, dan dalam gaya
tertentu. Rangkaian kalimat itu bisa pendek, berupa dua atau tiga kalimat. Akan tetapi, kalimat tersebut disusun secara teratur dan saling
berhubungan padu. Crimmon 1984.191, berpendapat bahwa menulis adalah kerja keras, tetapi juga merupakan kesempatan untuk
menyampaikan sesuatu tentang diri sendiri atau mengomunikasikan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional E 47
gagasan kepada orang lain, bahkan mempelajari sesuatu yang belum diketahui.
Mengombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari sinilah
akan terlihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah karangan yang efektif. Kosakata dan kalimat yang
digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas jenisnya agar mudah dipahami oleh pembaca. Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan
penulis sangat menentukan arah penulisan sebuah karya tulis atau karangan yang berkualitas. Dengan kata lain, hasil sebuah karangan
yang berkualitas umumnya ditunjang oleh keterampilan bahasa yang dimiliki penulis.
Mengombinasikan dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari sinilah
akan terlihat sejauh mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah karangan yang efektif. Kosakata dan kalimat yang
digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas agar mudah dipahami oleh pembaca. Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan penulis sangat
menentukan arah penulisan sebuah karya tulis atau karangan yang berkualitas. Dengan kata lain, hasil sebuah karangan yang berkualitas
umumnya ditunjang oleh keterampilan kebahasaan yang dimiliki seorang penulis.
2. Paragraf dalam Tulisan
Paragraf merupakan sarana menuangkan gagasan dengan arti kata segala sesuatu yang kita rasakan, berupa rangkaian kata, yang tersusun
dengan sebaik-baiknya dalam bentuk paragraf sehingga gagasan kita dapat dipahami dengan mudah.
Menuangkan gagasan secara tertulis dapat kita analogikan dengan merangkai karangan bunga atau membingkiskan kado untuk orang lain.
Karangan bunga atau bingkisan kado mewujudkan suatu gagasan, bingkisan gagasan itu harus merupakan karangan yang jadi utuh dan
lengkap.
48 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional E
Paragraf pada dasarnya adalah miniatur sebuah karangan. Kalau sebuah karangan mempunyai tujuan yang dinyatakan dalam tesis,
paragraf mempunyai tujuan yang dinyatakan dalam kalimat topik. Seperti halnya sebuah karangan yang utuh, paragraf juga harus
mempunyai struktur yang jelas. Kalau karangan dikembangkan oleh uraian yang memadai, gagasan utama yang terkandung dalam setiap
paragraf juga harus terurai tuntas. Dengan kata lain, proses pembuatan paragraf pun tidak jelas berbeda dengan proses pembuatan sebuah
karangan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf mempunyai
gagasan utama yang dituangkan dalam bentuk kalimat topik. Bagi penulis gagasan utama merupakan pengendali isi paragraf. Gagasan
utama haruslah ada dalam setiap paragraf yang baik.Tidak demikian halnya dengan kalimat topik meskipun memuat gagasan utama, hal ini
tidak berarti bahwa kalimat topik harus ada dalam setiap paragraf. Dengan kata lain, tidak semua gagasan utama perlu dituangkan dalam
kalimat topik untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini. Pukul 5 pagi biasanya ia sudah bangun tidur. Setelah menggosok gigi
dan mencuci muka. Ia berlari-lari di tempat sambil menggerak-gerakkan seluruh anggota badannya sebentar kemudian mandi dengan air hangat
yang telah disiapkan ibunya. Sambil masih mengunyah roti bakar sarapannya , ia mulai menggoyang-goyang membangunkan saya dan
minta jajan. Ia akan terus begitu sebelum beberapa lembar ribuan saya ulurkan. “Terima Kasih”, katanya sambil berjingkat-jingkat meninggalkan
kamar dan berangkat sekolah Pusat Bahasa. 2001: 2
3. Jenis-jenis Tulisan
Secara umum, tulisan terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi, eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi. Di berikut ini akan
dijelaskan satu per satu. a. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis