48 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional E
Paragraf pada dasarnya adalah miniatur sebuah karangan. Kalau sebuah karangan mempunyai tujuan yang dinyatakan dalam tesis,
paragraf mempunyai tujuan yang dinyatakan dalam kalimat topik. Seperti halnya sebuah karangan yang utuh, paragraf juga harus
mempunyai struktur yang jelas. Kalau karangan dikembangkan oleh uraian yang memadai, gagasan utama yang terkandung dalam setiap
paragraf juga harus terurai tuntas. Dengan kata lain, proses pembuatan paragraf pun tidak jelas berbeda dengan proses pembuatan sebuah
karangan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf mempunyai
gagasan utama yang dituangkan dalam bentuk kalimat topik. Bagi penulis gagasan utama merupakan pengendali isi paragraf. Gagasan
utama haruslah ada dalam setiap paragraf yang baik.Tidak demikian halnya dengan kalimat topik meskipun memuat gagasan utama, hal ini
tidak berarti bahwa kalimat topik harus ada dalam setiap paragraf. Dengan kata lain, tidak semua gagasan utama perlu dituangkan dalam
kalimat topik untuk lebih jelasnya lihat contoh di bawah ini. Pukul 5 pagi biasanya ia sudah bangun tidur. Setelah menggosok gigi
dan mencuci muka. Ia berlari-lari di tempat sambil menggerak-gerakkan seluruh anggota badannya sebentar kemudian mandi dengan air hangat
yang telah disiapkan ibunya. Sambil masih mengunyah roti bakar sarapannya , ia mulai menggoyang-goyang membangunkan saya dan
minta jajan. Ia akan terus begitu sebelum beberapa lembar ribuan saya ulurkan. “Terima Kasih”, katanya sambil berjingkat-jingkat meninggalkan
kamar dan berangkat sekolah Pusat Bahasa. 2001: 2
3. Jenis-jenis Tulisan
Secara umum, tulisan terbagi ke dalam jenis-jenis berikut: narasi, eksposisi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi. Di berikut ini akan
dijelaskan satu per satu. a. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional E 49
suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau
masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat
dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah,
seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.
Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan
eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan.
Parera 1993: 5 mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua
kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi, penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek
yang akan digarapnya. Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan dengan berbagai cara seperti membaca
referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian, misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang,
mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya.
Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik maka pikiran utama dan pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang
pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka pendahuluan bagian pengembangan isi, dan bagian penutup yang
merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam
karangan seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.