Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional E 31
Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka
itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas- kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau
gagal. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan misalnya
untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau
apakah cerita itu benar atau tidak benar. Membaca menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk menemukan
apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita
itu. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan dilakukan
untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita
mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Nurhadi 2000 berpendapat bahwa, tujuan membaca adalah sebagai
berikut: 1. Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku.
2. Menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat. 3. Mendapatkan informasi tentang sesuatu.
4. Mengenali makna kata-kata. 5. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat
sekitar. 6. Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra.
7. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia. 8. Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli.
9. Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang. 10. Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.
11. Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang ahli tentang definisi suatu istilah.
32 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional E
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah mendapatkan informasi dan memahami makna
bacaan.
4. Jenis-jenis Membaca
Membaca ada bermacam-macam. Tarigan 1985:11 –13 menyebutkan
jenis-jenis membaca menjadi dua macam, yaitu: 1 membaca nyaring, dan 2 membaca dalam hati. Membaca dalam hati terdiri atas: a
membaca ekstensif, yang dibagi lagi menjadi: membaca survey, membaca sekilas, dan membaca dangkal, dan b membaca intensif,
yang terdiri dari: membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terdiri dari: membaca teliti, pemahaman, kritis, dan
membaca ide-ide. Membaca telaah bahasa terdiri dari: membaca bahasa dan membaca sastra.
a. Fakta dan Opini
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI fakta mempunyai pengertian hal keadaanperistiwa yang merupakan kenyataan,
sesuatu yang benar-benar ada atau benar terjadi. Lebih lanjut dalam kamus ditegaskan lagi bahwa peristiwa yang dimaksud adalah kejadian
yang menarik perhatian; yang benar-benar terjadi. Selanjutnya Keraf 1984 : 112 memberikan pendapat yang lebih singkat dan padat
tentang fakta yaitu bahwa fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya nyata. Hal tersebut berkaitan dalam kehidupan bermasyarakat dan di
dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa yang berdasarkan kenyatan; peristiwa tersebut dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan.
Peristiwa kejadian
yang menarik
perhatian tersebut,
yang disampaikan melalui tulisan biasanya terdapat dalam media massa
cetak, seperti koran surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, buletin, dan lain-lain. Pada surat kabar, fakta terdapat dalam lembaran
yang bertuliskan berita. Berita itu merupakan laporan pers atas peristiwa yang sedang hangat terjadi, dan diinformasikan dengan resmi.
Fakta merupakan hal yang penting dalam suatu penulisan berita. Berita tanpa fakta, akan menghasilkan berita yang tidak meyakinkan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMP Kelompok Kompetensi Profesional E 33
pembaca dan orang pun tidak akan membacanya. Berita dibutuhkan oleh setiap orang yang ingin mengetahui perkembangan dunia di
berbagai bidang, baik di dalam maupun di luar negeri. Berita adalah informasi atas sebuah fakta, peristiwa yang benar-benar ada atau
terjadi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurudin 2009 : 19 yang menyatakan bahwa fakta adalah suatu kejadian yang nyata, sesuatu
yang benar-benar telah terjadi. Berita adalah sebuah fakta atas peristiwa yang benar ada dan telah terjadi.
Fakta timbul berdasarkan data-data yang terlihat dan kenyataan yang sedang terjadi atau telah terjadi. Dari data dan kenyataan ini akan timbul
informasi yang disampaikan secara lisan dan tulisan. Informasi yang disampaikan harus sesuai dengan data yang sebenarnya dan dapat
dipertanggungjawabkan. Namun demikian, buah pikiran atau pernyataan dapat menjadi fakta asalkan dilatarbelakangi oleh peristiwa yang
sebenarnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Wikipedia Indonesia bahwa fakta adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh
indra manusia. Catatan atas pengumpulan fakta disebut data. Fakta seringkali diyakini oleh orang banyak umum sebagai hal yang
sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan
pengalaman orang lain yang sesungguhnya.. Dalam dunia persuratkabaran, selain fakta terdapat juga adanya opini.
Opini adalah pendapat seseorang tentang sesuatu masalah yang berisi ide, baik yang bersifat membenarkan atau menyalahkan. Opini yang
bersifat membenarkan berisi fakta-fakta yang didapat seseorang berdasarkan kejadian, peristiwa, dan kronologis yang terjadi pada
orang tersebut. Opini yang bersifat menyalahkan berisi pendapat atau usulan yang belum dibuktikan. Opini dapat dituangkan secara lisan
maupun tulisan. Apabila dikemukakan secara lisan umumnya terdapat dalam kegiatan diskusi, wawancara, pertemuan ilmiah, dan lain-lain.
Sedangkan bila dikemukakan secara tulisan biasanya ada pada media cetak, baik pada koran surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet,