BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Unsur unsur tindak pidana pencucian uang didasarkan pada pasal 3,4,5,6,7,8.9 dan 10 UU No 8 tahun 2010 . Unsur – unsur tersebut adalah :
Pertama, Setiap orang baik orang perseorangan maupun korporasi dan personil pengendali korporasi.
Kedua, menempatkan, mentransfer,
mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri,
mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya
merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 UU No 8 Tahun 2010.
Ketiga, menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta Kekayaan
yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 UUN0 8 Tahun 2010.
Keempat, bertujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya
atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
Universitas Sumatera Utara
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 UU No 8 tahun 2010
2. Proses pembuktian yang digunakan dalam UU No 8 Tahun 2010 Tentang Pencucian Uang adalah sistem pembuktian terbalik dimana terdakwa
diperintahkan oleh hakim dalam proses persidangan untuk membuktikan bahwa harta kekayaan yang terkait bukan dari hasil kejahatan.
3. Hambatan dalam proses pembuktian terbalik adalah bahwa KUHAP yang berlaku di Indonesia berlaku sistem pembuktian negatif. Perberlakuan
Pembuktian terbalik dianggap sebagian ahli bertentangan dengan asas praduga tidak bersalah. Dalam pelaksanaan pembuktian terbalik yang berlaku hanya
dikenakan terhadap tindak pidana yang luar biasa extra ordinary crime yang berkenaan dengan kerugian hartaatau kekayaan negara.
B. Saran 1. Dalam proses penyidikan dan penuntutan hendaknya aparat penegak hukum
memahami secara dalam unsur unsur dalam tindak pidana pencucian uang sehingga berkas perkara dapat secara lengkap diajukan ke pemeriksaan di
pengadilan. 2. Proses pembuktian terbalik hendaknya dapat diterapkan pada kasus kasus
tindak pidana pencucian uang khususnya pada kasus kasus penting misalnya dalam tindak pidana korupsi, terorisme dan narkotika .
Universitas Sumatera Utara
3. Sosialisasi dan kursus kepada aparat penegak hukum mengenai materi terkait pembuktian terbalik dalam tindak pidana pencucian uang yang
dikerjasamakan dengan lembaga penelitian dan pengembangan Hukum baik berkerjasama dengan Perguruan Tinggi maupun Lembaga Swadaya
Masyarakat dalam mempertegas pemberatasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku