Analisis Pengaruh Rasio Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Indonesia (Periode 2009 – 2013)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN

SOLVABILITAS TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) PADA

PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK

INDONESIA (PERIODE 2009 – 2013)

OLEH

HAMIDAH NASUTION 120522120

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Return On Investment (ROI) pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009 – 2013)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2014

Hamidah Nasution NIM 120522120


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap Return On Investment pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009 – 2013). Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan (sekunder). Data penelitian ini diolah dengan menggunakan program spss 18.0.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, analisis statistik yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) secara parsial Working Capital Turnover (WCT) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return on investment (ROI), hal tersebut diperkuat karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari standar yang digunakan yakni 0,8% dari 5%. (2) secara parsial quick ratio (QR) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return on investmen (ROI), karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari standar yang digunakan yakni 42,5% dari 5%. (3) secara parsial debt to total asset ratio (DAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return on investment (ROI), karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari standar yang digunakan yakni 39% dari 5%. (4) efisiensi modal kerja (Working Capital Turnover), likuiditas (Quick Ratio) dan solvabilitas (Debt to Total Asset Ratio) secara serempak berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (Return on Investment).

Kata kunci : Efisiensi modal kerja (WCT), likuiditas (QR), solvabilitas (DER), profitabilitas (ROI)


(4)

ABSTRACT

This research intends to analyze effect to working capital efficiency, liquidity, and solvency to return on investment on sector property and real estate which is registered at Indonesian stock exchange (At 2009 – 2013). This research data acquired of financial statement (secondary). This observational data at procces by use of program spss 18.0.

Analysis method that used in this research is kuantitatif method, statistical analysis that used is multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling.

Finding researching to point out that: (1) partially Working Capital Turnover (WCT) having positive influence that significant to return on investment (ROI), that thing is bastioned because zoom significantion that acquired smaller of standard one is utilized namely 0,8% of 5%. (2) partially quick ratio (QR) having positife influence that not significant to return on investment (ROI), since acquired significantion zoom bigger of standard one is utilized namely 42,5% of 5%. (3) partially debt to total asset ratio (DER) having positife influence that not significant to return on investment (ROI), since acquired significantion zoom smaller of standard one is utilized namely 39% of 5%. (4) working capital efficiency, liquidity (Quick Ratio) and solvency (Debt to Total Asset Ratio) simultaneously positife influential significant to profitability (Return on Investment).

Key word : Working capital efficiency (WCT), Liquidity (QR), Solvability (DAR), Profitability (ROI)


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul ”Analisis Pengaruh Rasio Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Indonesia (Periode 2009 – 2013)”. Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Hamdani Nasution dan Ibunda Nurlela yang tidak henti-hentinya mencurahkan kasih sayang, perhatian, bimbingan, dorongan, dan doanya kepada penulis. Terima kasih juga kepada adik – adik penulis dan semua keluarga atas kasih sayang dan doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan dan kerja sama semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M,Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembaca penilai yang telah memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Teman-teman dari Akuntansi Ekstensi angkatan 2012, AK – 6C D3 Polmed, kakak kos, Teman – teman di kantor P3M Fak. Psikologi USU serta sahabat terbaik yaitu Nurul, Cici, dan Darma, yang telah memberikan ilmu, dukungan, doa dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Untuk itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Medan, 2014 Penulis

120522120


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1. Uraian Teoritis ... 12

2.1.1. Profitabilitas ... 12

2.1.2. Modal Kerja. ... 14

2.1.2.1. Pengertian Modal Kerja ... 14

2.1.2.2. Siklus Modal Kerja ... 16

2.1.2.3. Fungsi Modal Kerja ... 16

2.1.3. Efisiensi Modal Kerja ... 18

2.1.4. Likuiditas ... 19

2.1.5. Solvabilitas ... 22

2.2. Penelitian Terdahulu ... 23

2.3. Kerangka Konseptual ... 25

2.4. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Jenis Penelitian ... 30

3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 30

3.2.1. Tempat Penelitian ... 30

3.2.2. Waktu Penelitian ... 30

3.3. Batasan Operasional ... 31

3.4. Definisi Operasional ... 31

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 33

3.6. Populasi dan Sampel... 33

3.6.1. Populasi ... 33

3.6.2. Sampel ... 34

3.7. Jenis Data ... 36

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 36

3.9. Metode Analisis Data ... 37

3.9.1.Analisis deskriptif ... 37


(8)

3.9.3. Regresi Linier Berganda ... 40

3.9.3.1 Uji Determinan ... 41

3.9.3.2. Pengujian Hipotesis ... 41

3.9.3.2.1. Uji secara Simultan (uji-F) ... 41

3.9.3.2.2. Uji Secara Parsial (uji t) ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1. Hasil Penelitian ... 45

4.1.1. Analisis Deskriptif ... 45

4.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 54

4.1.2.1. Uji Normalitas ... 55

4.1.2.2. Uji Heteroskedastisitas ... 57

4.1.2.3. Uji Autokorelasi ... 58

4.1.2.4. Uji Multikolinearitas ... 59

4.1.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

4.1.3.1. Koefisien Determinan (R2) ... 60

4.1.3.2. Pengujian Hipotesis ... 61

4.1.3.2.1. Uji Secara Serempak (uji-F) ... 61

4.1.3.2.2. Uji Secara Parsial (uji t) ... 62

4.2. Pembahasaan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 23

Tabel 3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 35

Tabel 3.3 Hubungan Antar Variabel ... 41

Tabel 4.1 Return On Investment (ROI) Perusahaan Properti dan Real Estate di BEI Periode 2009 – 2013 (%) ... 45

Tabel 4.2 Working Capital Turnover (WCT) Perusahaan Properti dan Real Estate di BEI Periode 2009 – 2013 (%) ... 48

Tabel 4.3 Quick Ratio (QR) Perusahaan Properti dan Real Estate ... di BEI Periode 2009 – 2013 (%) ... 50

Tabel 4.4 Debt To Total Asset Ratio (DAR) Perusahaan Properti dan Real Estate di BEI Periode 2009 – 2013 (%) ... 52

Tabel 4.5 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorow-Smirnov Test ... 56

Tabel 4.6 Uji Glejser ... 58

Tabel 4.7 Uji Autokorelasi ... 59

Tabel 4.8 Uji Multikolinieritas ... 60

Tabel 4.9 Model Summaryb ... 60

Tabel 4.10 ANOVAb ... 61


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 25

Gambar 4.1 Normal P-P Plot (Sebelum Perbaikan) ... 55

Gambar 4.2 Normal P-P Plot (Setelah Perbaikan) ... 56


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel ... 73 Lampiran 2 Hasil Olahan Data SPSS 18.0 ... 75


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas, dan solvabilitas terhadap Return On Investment pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009 – 2013). Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan (sekunder). Data penelitian ini diolah dengan menggunakan program spss 18.0.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, analisis statistik yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) secara parsial Working Capital Turnover (WCT) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return on investment (ROI), hal tersebut diperkuat karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari standar yang digunakan yakni 0,8% dari 5%. (2) secara parsial quick ratio (QR) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return on investmen (ROI), karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari standar yang digunakan yakni 42,5% dari 5%. (3) secara parsial debt to total asset ratio (DAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return on investment (ROI), karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari standar yang digunakan yakni 39% dari 5%. (4) efisiensi modal kerja (Working Capital Turnover), likuiditas (Quick Ratio) dan solvabilitas (Debt to Total Asset Ratio) secara serempak berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (Return on Investment).

Kata kunci : Efisiensi modal kerja (WCT), likuiditas (QR), solvabilitas (DER), profitabilitas (ROI)


(13)

ABSTRACT

This research intends to analyze effect to working capital efficiency, liquidity, and solvency to return on investment on sector property and real estate which is registered at Indonesian stock exchange (At 2009 – 2013). This research data acquired of financial statement (secondary). This observational data at procces by use of program spss 18.0.

Analysis method that used in this research is kuantitatif method, statistical analysis that used is multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling.

Finding researching to point out that: (1) partially Working Capital Turnover (WCT) having positive influence that significant to return on investment (ROI), that thing is bastioned because zoom significantion that acquired smaller of standard one is utilized namely 0,8% of 5%. (2) partially quick ratio (QR) having positife influence that not significant to return on investment (ROI), since acquired significantion zoom bigger of standard one is utilized namely 42,5% of 5%. (3) partially debt to total asset ratio (DER) having positife influence that not significant to return on investment (ROI), since acquired significantion zoom smaller of standard one is utilized namely 39% of 5%. (4) working capital efficiency, liquidity (Quick Ratio) and solvency (Debt to Total Asset Ratio) simultaneously positife influential significant to profitability (Return on Investment).

Key word : Working capital efficiency (WCT), Liquidity (QR), Solvability (DAR), Profitability (ROI)


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Para investor biasanya memfokuskan pada analisis profitabilitas sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut harus selalu menjaga kondisi profitabilitasnya agar dapat stabil sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Dengan profitabilitas yang stabil perusahaan akan dapat menjaga kelangsungan usahanya, sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu untuk menghasilkan profitabilitas yang memuaskan maka perusahaan tidak akan mampu menjaga kelangsungan usahanya. Mengingat pentingnya profitabilitas bagi perusahaan maka perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga dapat dicapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu memcapai profitabilitas yang optimal.

Cara untuk menilai profitabilitas perusahaan bermacam-macam. Dengan adanya macam-macam cara dalam penilaian profitabilitas suatu perusahaan, maka tidaklah mengherankan kalau ada perusahaan yang berbeda-beda dalam cara menghitung profitabilitasnya. Yang penting adalah profitabilitas mana yang akan dipergunakan sebagai alat pengukur efisiensi perusahaan yang bersangkutan. Beberapa rasio yang dapat dipergunakan untuk mengukur profitabilitas adalah Profit Margin, Return on Investment/Return on asset dan Return on equity. Dalam penelitian ini variable yang dipakai ialah return on investment (ROI). Menurut Munawir (2007, 89), “Analisa ROI ini sudah merupakan tehnik analisa yang lazim


(15)

digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.” Dengan menggunakan rasio ini, akan dapat diketahui tingkat efisiensi suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk memperoleh pendapatan.

Salah satu faktor yang akan mempengaruhi ROI adalah modal kerja. Pengelolaan modal kerja yang tepat akan berpengaruh pada kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini akan berpengaruh pada pendapatan yang akan diperoleh perusahaan. Pendapatan tersebut akan dikurangi dengan beban pokok penjualan dan beban operasional atau beban lainnya sampai diperoleh laba atau rugi. Dengan kata lain, pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (profitabilitas).

Singh (2010), menjelaskan bahwa “Working capital management is an important component of management of corporate finance, since it directly influences firm’s profitability as well as liquidity in everyday activities.” Dalam pendapat tersebut Singh menjelaskan bahwa manajemen modal kerja adalah suatu komponen penting dalam manajemen keuangan perusahaan, dan memberikan pengaruh langsung pada profitabilitas dan likuiditas disetiap kegiatan setiap hari nya.

Mashady, Darminto dan Ahmad (2013) menjelaskan bahwa Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya sehari-hari, misalnya untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membiayai


(16)

upah gaji pegawai, dan lain – lain dimana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya. Modal kerja dalam perusahaan perlu ditelaah karena modal kerja penting bagi setiap perusahaan. Tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan operasional sehari-hari.

Karena hal tersebut diatas, maka modal kerja merupakan masalah pokok dan topik penting yang perlu mendapat perhatian serius oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi modal kerjanya dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu mencapai laba yang optimal. Salah satu ukuran laba yang optimal adalah ROI. Noor (2012) menjelaskan bahwa

“Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan, karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan untuk memperoleh laba.”

Indikator adanya manajemen modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja. Efisiensi Modal Kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan.


(17)

Nwankwo and Osho (2010, dikutip dari Ademola dalam European Journal of Accounting Auditing and Finance Research, 2014) menyatakan bahwa :Efficient working capital management involves the proper combination of current assets and current liabilities of the business in order to keep the business going with less waste especially in terms of time, energy and goodwill.” Dalam pendapat tersebut Nwankwo dan Osho menjelaskan bahwa manajemen efisiensi modal kerja melibatkan kombinasi yang baik antara asset lancar dan hutang lancar dalam rangka menjaga keberlangsungan bisnis dengan tidak membuang waktu, tenaga dan goodwill/biaya.

Efisiensi modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran piutang (receivable turnover), dan perputaran persediaaan (inventory turnover). Dalam tulisan ini yang akan dijadikan sebagai ukuran terhadap efisiensi modal kerja adalah perputaran modal kerja (working capital turnover). Perputaran modal kerja dimulai dari saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Semakin pendek periode perputaran modal kerja sehingga perputaran modal kerja semakin tinggi maka perusahaan semakin efisien, yang pada akhirnya profitabilitas semakin meningkat. Tetapi jika perputarannya semakin lambat, maka penggunaan modal kerja dalam perusahaan kurang efisien. Dalam penelitian ini variabel efisiensi modal kerja diukur dengan melihat tingkat perputaran modal kerja (working capital turnover).

Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang efisien, perusahaan dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas


(18)

dan profitabilitas (Van Horne, 2012:127). Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya.

Likuiditas adalah rasio yang memperhatikan hubungan aktiva lancar terhadap kewajiban lancarnya. Nidya Afrinda (2013) menyatakan Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil maka akan menimbulkan illikuid, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar terlalu besar akan berakibat timbulnya dana yang menganggur (iddle cash), semua ini berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat profitabilitas perusahaan. Likuiditas dapat dilihat dari Current Ratio, Cash Ratio dan Quick Ratio. Dalam tulisan ini, yang akan dijadikan sebagai ukuran terhadap likuiditas adalah Quick Ratio.

Faktor lain yang mempengaruhi ROI adalah sumber dana perusahaan. Nugroho (2011) menjelaskan bahwa selain masalah tersebut di atas perusahaan juga dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan dapat dipenuhi dari sumber internal perusahaan, yaitu dengan mengusahakan penarikan modal melalui penjualan saham kepada


(19)

masyarakat atau laba ditahan yang tidak dibagi dan digunakan kembali sebagai modal. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat juga dipenuhi dari sumber eksternal yaitu dengan meminjam dana kepada pihak kreditur seperti bank, lembaga keuangan bukan bank, atau dapat pula perusahaan menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat.

Pemenuhan sumber dana melalui utang (pinjaman) akan mempengaruhi tingkat leverage atau solvabilitas perusahaan, karena solvabilitasmerupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibanding modal sendiri maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus ditanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas. Solvabilitas dapat dilihat dari Debt to Equity Ratio dan Debt to Total Assets Ratio. Dalam tulisan ini, yang akan dijadikan sebagai ukuran terhadap solvabilitas adalah Debt to Total Assets Ratio.

Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Fachrudin (2011) juga menjelaskan bahwa “Penggunaan hutang dalam investasi sebagai tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan


(20)

diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, karena aktiva perusahaan digunakan untuk menghasilkan laba.”

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat perbedaan hasil penelitian. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aris Setia Noor (2012), yang bertujuan menganalisis pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas terhadap profitabilitas pada industri barang konsumsi menunjukkan hasil secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial likuiditas tidak berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan menurut hasil penelitian Difky, Darminto dan Ahmad (2013) yang bertujuan melihat pengaruh WCT (Working Capital Turnover), CR (Current Ratio) dan DTA (Debt to Total Assets) terhadap ROI pada perusahaan farmasi yang menyatakan bahwa Variabel WCT, CR, DTA secara simultan signifikan pengaruhnya terhadap ROI dan hanya variable WCT yang berpengaruh secara parsial terhadap ROI. Variabel CR dan DTA secara parisal tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI.

Menurut penelitian yang dilakukan Azlan Syam (2013) yang bertujuan menganalisis variabel yang sama pada Industri barang konsumsi menyatakan bahwa secara parsial Working Capital Turnover (WCT) memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap return on investment (ROI), secara parsial current ratio (CR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on investmen (ROI),


(21)

secara parsial debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return on investment (ROI), efisiensi modal kerja, likuiditas (Current Ratio) dan solvabilitas (Debt to Equity Ratio) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Return on Investment). Sedangkan menurut Ima Hernawati (2007) yang bertujuan menganalisis pengaruh variabel yang sama pada Industri barang konsumsi menyatakan secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positf dan signifikan terhadap profitabilitas, namun likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Menurut Setyo Budi Nugroho (2011) yang juga bertujuan melihat pengaruh dari variabel yang sama pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk menyatkan bahwa efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial, efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapprofitabilitas.

Dengan adanya perbedaan hasil penelitian atau perbedaan fenomena yang dilakukan peneliti terdahulu, sehingga saya mencoba untuk menguji kembali variabel yang sebelumnya pernah diteliti. Penelitian ini ialah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Ima Hernawati (2007). Saya menggunakan variabel penelitian yang hamper sama dengan yang digunakan dalam penelitian oleh Ima Hernawati. Perbedaannya ialah Ima Hernawati menggunakan ukuran Current Ratio dalam menghitung likuiditas, dan saya menggunakan Quick Ratio dalam menghitung likuiditas. Selain itu Ima Hernawati melakukan penelitian terhadap Industri Barang Konsumsi di BEJ periode tahun 2002 – 2005 dan saya


(22)

melakukan penelitian terhadap Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di BEI periode tahun 2009 – 2013.

Properti dan real estate merupakan salah satu alternatif investasi yang diminati investor. Industri properti dan real estate merupakan industri dengan prospek yang cukup baik mengingat semakin pesatnya pertambahan produk dan pertambahan pendapatan masyarakat sehingga mendorong peningkatan permintaan dan penawaran tempat tinggal. Selain itu fakta bahwa harga tanah yang cenderung naik dari tahun ke tahun dikarenakan jumlah tanah terbatas akan meningkatkan jumlah permintaan karena semakin bertambahnya jumlah penduduk.

Perusahaan properti dan real estate merupakan salah satu sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan industri propertidan real estate begitu pesat saat ini dan akan semakin besar di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk sedangkan supply tanah bersifat tetap. Diawal tahun 1968, industri properti dan real estate mulai bermunculan dan mulai tahun 80-an, industri properti dan real estate sudah mulai terdaftar di BEI. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya pembangunan di sektor perumahaan, apartemen, pusat-pusat perbelanjaan (mall and trade center), gedung-gedung perkantoran dan lain – lain. Adapun jumlah perusahaan propertidan real estate yang terdaftar di BEI pada saat ini (tahun 2014) berjumlah 49 perusahaan.


(23)

Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin melihat bagaimana pengaruh efisiensi modal kerja dalam hal ini Working Capital Turnover (WTC), Likuiditas (Quick Ratio), Solvabilitas (DAR), terhadap Return on Investment.

Berdasarkan fenomena dan uraian di atas serta adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2009 – 2013)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Apakah efisiensi modal kerja (WCT), likuiditas (QR), dan solvabilitas (DAR) berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Return on investment (ROI) ?“

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh antara efisiensi modal kerja (WCT) terhadap Return on investment (ROI).

2. Untuk menganalisis pengaruh antara likuiditas (QR) terhadap return on investment (ROI).


(24)

3. Untuk menganalisis pengaruh antara solvabilitas (DAR) terhadap Return on investment (ROI).

4. Untuk menganalisis pengaruh antara efisiensi modal kerja (WCT), likuiditas (QR), dan solvabilitas (DAR) secara bersama-sama terhadap Return on investment (ROI).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perusahaan properti dan real estate dalam penetapan kebijakan.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas terhadap Return on investment (ROI).

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian mengenai topik-topik yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Profitabilitas

Rasio profibilitas merupakan faktor yang harus mendapat perhatian penting, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus dalam keadaan menguntungkan (profitable). Oleh karena itu pemilik perusahaan dan terutama sekali dari pihak manajemen harus berusaha meningkatkan keuntungan perusahaan demi kelangsungan masa depan perusahaan. Afrinda (2013) menyatakan bahwa

Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal yang ditanamkan di dalam perusahaan tersebut. Pada rasio – rasio profitabilitas, seluruh pengukuran rasio akan menunjukkan kondisi yang lebih baik jika jumlahnya atau angkanya semakin besar. Sebaliknya menunjukkan kondisi yang semakin jelek jika angka rasionya semakin kecil.

Profitabilitas menurut Kasmir (2010:196) “merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Guimaraes dan Nossa dalam Brazilian Business Review (2010) mengatakan bahwa “Profitability measures the company’s ability to generate profit.” Mereka menjelaskan bahwa profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Rasio ini dapat dilakukan dengan membandingkan berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba


(26)

rugi. Tujuannya untuk melihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan. Jenis – jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah :

1. Return on investment

Return on Investment atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Formulasi dari return on investment atau ROI adalah sebagai berikut :

Return on investment =Laba Setelah Pajak

Total aktiva �100%

2. Gross profit margin

Gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin akan menurun, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Formulasi gross profit margin adalah sebagai berikut :


(27)

Gross profit margin = Penjualan −Harga Pokok Penjualan

penjualan x 100%

3. Net profit margin

Net profit margin menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain ratio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Formulasi dari net profit margin adalah sebagai berikut :

Net profit margin = Laba Setelah Pajak

penjualan x100%

4. Return on equity

Return on equity adalah rasio yang membandingkan antara keuntungan setelah pajak atau laba bersih dengan total ekuitas perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekiutas perusahaan. Formulasi dari ROE yaitu :

Return on equity = Laba setelah pajak

Modal sendiri x100%

2.1.2. Modal kerja

2.1.2.1. Pengertian modal kerja

Altman (1968, dikutip dari Guimaraes dan Nossa, 2010) menyatakan bahwa, “One of the key indicators of the companies’ financial health is working capital.” Ia menjelaskan bahwa salah satu indikator dari kesehatan keuangan perusahaan adalah modal kerja.


(28)

Menurut Mashady, Darminto dan Ahmad (2013), “Modal kerja bersih adalah selisih antara asset lancar dan kewajiban lancar.”

Menurut Kasmir (2010: 250) Pengertian modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Konsep kuantitatif

Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).

2. Konsep kualitatif

Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja bersih atau net working capital.

3. Konsep fungsional

Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memeroleh laba. Artinya sejumlah dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan


(29)

perolehan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.

2.1.2.2. Siklus modal kerja

Proses pemutaran modal kerja akan selalu berjalan selama perusahaan masih beroperasi, modal kerja berputar terus-menerus dalam perusahaan karena dipakai untuk membiayai operasi sehari-hari. Proses pemutaran modal kerja itu dinamakan lingkaran modal kerja, yang akan selalu berputar selama perusahaan merupakan “going concern” atau masih berjalan (Tunggal, 1995: 91). Modal kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Modal kerja yang terdiri dari kas, piutang, dan persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin.

Analisis tentang lingkaran modal kerja dimulai dengan kas, uang kas ditanam dalam persediaan dan berbagai alat dan jasa, di samping dibiayai dari para pemasok dengan kredit, yang kemudian memerlukan pembiayaan dengan kas. Jadi, proses kas, persediaan-piutang-uang merupakan lingkaran modal kerja, dan akan berputar terus-menerus selama perusahaan itu berjalan.

2.1.2.3. Fungsi modal kerja


(30)

1. Modal Kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan.

2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan tunai ; dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan uttuk pembelian barang menjadi berkurang.

3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara “Credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Disamping itu modal kerja yang mencukupi memungkinkan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti dalam hal terjadi : pemogokan banjir dan kebakaran.

4. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha.

5. Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar.


(31)

6. Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan lebih efisien dengan jalan menghindarkan kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa dan alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit.

7. Modal kerja yang mencukupi, memungkinkan pula perusahaan untuk menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik.

2.1.3. Efisiensi modal kerja

Efisiensi modal kerja adalah pemanfaatan modal kerja aktivitas operasional perusahaan secara optimal sehingga mampu meningkatkan kemakmuran perusahaan itu sendiri. Penggunaan modal kerja akan dinyatakan optimal jika jumlah modal kerja yang digunakan dalam perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang besar pula bagi perusahaan. Efisiensi modal kerja ini menunjukkan prestasi manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan secara optimal. Semakin efisien penggunaan modal kerja maka semakin baik kinerja manajemen perusahaan. Efisiensi dalam pengelolaan modal kerja juga sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan atau keberhasilan jangka panjang dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dalam menghitung besarnya efisiensi modal kerja dapat digunakan rasio-rasio antara lain sebagai berikut:

1. Perputaran modal kerja (working capital turnover)

Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari working capital turnover (WCT) adalah sebagai berikut :


(32)

WCT = Penjualan

(Aktiva lancar−hutang lancar ) 2. Perputaran persediaan (inventory turnover)

Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisisensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manjemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Formulasi dari

inventory turnover adalah sebagai berikut :

Inventory Turnover = Harga pokok penjualan Rata−rata persediaan 3. Perputaran piutang (receivable turnover)

Rasio ini menunjukkan efisiensi pengelolaan piutang perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Formulasi dari receivable turnover (RT) adalah sebagai berikut :

Receivable Turnover = Piutang Penjualan per hari 2.1.4. Likuiditas

Rasio likuiditas menurut Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir (2010:129) menyatakan bahwa, “ rasio likuiditas (liquiditiy ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.” Sedangkan menurut Munawir (2007:31) likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau


(33)

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi. Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas perusahaan, yaitu :

1. Current ratio

Current ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira-kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. (Tunggal, 1995: 154). Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran


(34)

persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Adapun formulasi dari current ratio adalah

Current ratio = ������� ������

������� ����������� � 100% 2. Quick ratio

Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar (Munawir 2007: 74). Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid. Adapun formulasi dari quick ratio adalah :

Quick ratio = ������� ������ −���������

������� ����������� � 100% 3. Cash ratio

Kasmir (2008, 138) menjelaskan bahwa “Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.” Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Adapun formulasinya ialah :

Cash ratio= ���ℎ�����ℎ����������


(35)

2.1.5. Solvabilitas

Menurut Kasmir (2008:151), rasio solvabilitas (leverage ratio) adalah “rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.” Menurut Munawir (2007: 32) solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Solvabilitas dapat dikukur dengan rasio antara lain :

1. Debt to equity ratio

Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Formulasi untuk mencari rasio Debt to equity ratio sebagai berikut :

DER = Total Utang

Ekuitas � 100%

2. Debt to total assets

Menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Formulasi rasio ini yaitu sebagai berikut :

DAR = Total Utang


(36)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

No Nama Judul Variabel Hasil Penelitian

1. Difky Mashadi, Darmanto dan Ahmad Husaini (2013)

Pengaruh Working Capital Turnover (WTC), Current Ratio (CR), dan Debt To Total Assets (DTA) Terhadap Return On Investment (ROI) (Studi Pada

Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI Tahun 2009 – 2012)

Working Capital Turnover (WTC) (X1)

Current Ratio (CR) (X2)

Debt To

Total Assets (DTA) (X3)

Return On Investment (ROI) (Y)

Variabel WCT, CR, DTA secara simultan signifikan

pengaruhnya terhadap ROI dan variable WCT berpengaruh parsial terhadap ROI. Variabel CR dan DTA secara parisal tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI.

2. Azlan Syam (2013)

Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Likuiditas dan Solvabilitas

Terhadap

Profitabilitas Pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

Working Capital Turnover (X1)

Current Ratio (X2)

Debt To

Equity Ratio (X3)

Return On Investment (Y)

Working capital turnover, current ratio, dan debt to Equity Ratio tidak berpengaruh

signifikan baik secara simultan maupun secara parsial terhadap return on investment.

3. Aris Setia Noor (2012)

Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Keja, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi)

Working Capital Turnover (WTC) (X1)

Current Ratio (CR) (X2)

Debt To

Total Assets (DTA) (X3)

Return On Investment (ROI) (Y)

Secara parsial efisiensi modal kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas

dan likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap


(37)

profitabilitas. 4. Leo

Benny (2011) Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Working Capital Turnover (X1)

Current Ratio (X2)

Debt To

Total Assets (X3)

Return On Investment (Y)

Working Capital Turnover, Current Ratio dan Debt to Total Assets Ratio tidak berpengaruh terhadap return on investment secara bersama-sama, dan juga secara parsial tidak berpengaruh terhadap return on investment.

5. Setyo Budi Nugroho (2011) Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk)

Working Capital Turnover (X1)

Current Ratio (X2)

Debt To

Total Assets (X3)

Return On Assets (Y)

Efisiensi modal kerja, likuiditas dan

solvabilitas secara bersama-sama dan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.

6. Ima Hernawati (2007) Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, Dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi di BEJ)

Working Capital Turnover (X1)

Current Ratio (X2)

Debt To

Total Assets (X3)

Return On Investment (Y)

Secara simultan efisiensi modal kerja,

likuiditas dan solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas. Secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, namun likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


(38)

2.3. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Tunggal (1995:165) menyebutkan indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang dapat dilihat dari perputaran modal kerja yang dimiliki dari asset kas di investasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Efisiensi modal kerja dapat dilihat dari perputaran modal kerja (working capital turnover), perputaran persediaan (inventory turnover), dan perputaran piutang (receivable turnover). Perputaran modal kerja dimulai dari saat kas dinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode peputaran modal kerja makin cepat perputarannya, sehingga modal kerja semakin tinggi dan perusahaan makin efisien yang pada akhirnya rentabilitas meningkat.

Efisiensi modal kerja Working Capital Turnover (X1)

Likuiditas Quick Ratio (X2)

Solvabilitas

Debt to Total Asset Ratio (X3)

Return on Investment (Y)

H1

H2

H3


(39)

Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan, karena meliputi pengambilan keputusan mengenai jumlah dan komposisi aktiva lancar dan bagaimana membiayai aktiva ini. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan inefisiensi perusahaan, dan membuang kesempatan untuk memperoleh laba.

Dalam penentuan kebijakan modal kerja yang efisien, perusahaan dihadapkan pada masalah adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas dan profitabilitas (Van Horne, 2012:127). Jika perusahaan memutuskan menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun yang pada akhirnya berdampak pada menurunnya profitabilitas. Sebaliknya jika perusahaan ingin memaksimalkan profitabilitas, kemungkinan dapat mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Makin tinggi likuiditas, maka makin baiklah posisi perusahaan di mata kreditur. Terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Di lain pihak ditinjau dari segi sudut pemegang saham, likuiditas yang


(40)

tinggi tak selalu menguntungkan karena berpeluang menimbulkan dana-dana yang menganggur yang sebenarnya dapat digunakan untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan perusahaan (Tunggal, 1995).

Selain masalah tersebut di atas perusahaan juga dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan dapat dipenuhi dari sumber intern perusahaan, yaitu dengan mengusahakan penarikan modal melalui penjualan saham kepada masyarakat atau laba ditahan yang tidak dibagi dan digunakan kembali sebagai modal. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat juga dipenuhi dari sumber ekstern yaitu dengan meminjam dana kepada pihak kreditur seperti bank, lembaga keuangan bukan bank, atau dapat pula perusahaan menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat.

Pemenuhan sumber dana melalui utang (pinjaman) akan mempengaruhi tingkat leverage atau solvabilitas perusahaan, karena solvabilitasmerupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang. Jika perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dibanding modal sendiri maka tingkat solvabilitas akan menurun karena beban bunga yang harus ditanggung juga meningkat. Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas.

Pada dasarnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya hal tersebut dapat meningkatkan risiko keuangan. Jika perusahaan tidak dapat mengelola dana yang diperoleh dari utang secara produktif, hal tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan berdampak terhadap menurunnya profitabilitas perusahaan. Sebaliknya jika utang tersebut dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif, hal tersebut dapat


(41)

memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.

Rasio profitabilitas adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh aktivitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifititas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Jadi banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yang kemudian meningkatkan atau menurunkan laba. Metode yang umum digunakan dalam evaluasi kinerja perusahaan adalah membandingkan seluruh sumber yang digunakan dengan laba yang diperoleh. Model pengukuran yang dipakai adalah analisis pengembalian investasi atau return on investment (ROI). Rasio ini membandingkan hasil yang dipeoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu apabila dikaitkan dengan teori yang diungkapkan oleh Tunggal dan Van Horne menunjukkan adanya suatu masalah atau gap antara teori dengan kenyataan. Masalah tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang tidak konsisten.

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H1 : Efisiensi modal kerja (working capital turnover) berpengaruh signifikan terhadap return on investment.


(42)

H2 : Likuiditas (quick ratio) berpengaruh signifikan terhadap return on investment.

H3 : Solvabilitas (debt to total asset ratio) berpengaruh signifikan terhadap return on investment.

H4 : Efisiensi modal kerja (WCT), likuiditas (QR), dan solvabilitas (DAR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on investment.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tiga variabel independen terhadap satu variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini di dalam hipotesis memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel dependennya.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan pada suatu lembaga yang terkait dengan pasar modal dalam hal ini adalah Bursa Efek Indonesia yang melalui kantor perwakilannya di Universitas Sumatera Utara yaitu Pojok Bursa USU yang bertempat di Fakultas Ekonomi USU dan melalui pemanfaatan media internet dengan situs

3.2.2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan Juli tahun 2014.


(44)

3.3. Batasan Operasional

Dalam tulisan ini yang akan dijadikan sebagai ukuran terhadap Efisiensi modal kerja ialah perputaran modal kerja (working capital turnover), ukuran terhadap likuiditas ialah Quick Ratio, ukuran terhadap solvabilitas ialah Debt To Total Assets Ratio. Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini ialah :

1. Variabel Independen (X) adalah Working Capital Turnover (X1), Quick Ratio

(X2), dan Debt To Total Asset Ratio (X3).

2. Variabel dependen (Y) adalah Return On Investment.

3.4. Definisi Operasional

Defenisi operasional variabel merupakan penjelasan-penjelasan variabel yang telah dipilih. Definisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen (X)

a. Working Capital Turnover (X1)

Working Capital Turnover menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari Working Capital Turnover (WCT) adalah sebagai berikut :

WCT = Penjualan

(Aktiva lancar−hutang lancar ) � 100% b. Quick Ratio (X2)


(45)

Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar. Adapun formulasinya ialah :

Quick Ratio = ������� ������ −���������

������� �������� ��� � 100% c. Debt To Total Asset Ratio (X3)

Debt To Total Asset Ratio menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Formulasi rasio ini yaitu sebagai berikut :

DAR = Total Utang

Total Aktiva � 100%

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return on investment. Return on Investment atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Return on investment atau ROI dihitung dengan formula sebagai berikut :


(46)

Return On Investment =Laba Setelah Pajak Total aktiva

Tabel 3.1

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No .

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Pengukuran 1. Working

Capital Turnover (WCT) (X1)

Perbandingan penjualan dengan modal bersih yaitu aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar Penjualan

(Aktiva Lancar−Hutang Lancar)

Rasio

2. Quick Ratio (QR) (X2)

Perbandingan antara aktiva lancar dikurang persediaan kas atau setara dengan hutang lancar

Aktiva Lancar−Persediaan

Hutang Lancar x100%

Rasio

3. Debt To

Total Asset Ratio (X3)

Perbandingan

total hutang dengan total aktiva

Total Hutang

Total Aktiva x100%

Rasio

4. Return On Investment (Y) Perbandingan laba setelah pajak dengan total aktiva

Laba setelah pajak

Total Aktiva x100%

Rasio

3.5. Skala pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio. Dengan menggunakan laporan keuangan sebagai instrumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti.

3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1. Populasi


(47)

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai tahun 2013 yang memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yaitu berjumlah 49 perusahaan.

3.6.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Teknik ini ditentukan untuk memilih anggota sampel secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan kesesuaian kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Adapun kriteria-kriteria dipilihnya anggota populasi menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

b. Perusahaan properti dan real estate yang mempublikasikan laporan keuangan (annual report) selama 5 tahun berturut-turut yaitu mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.


(48)

c. Perusahaan properti dan real estate yang berlaba dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

d. Perusahaan properti dan real estate yang mempublikasikan laporan keuangannya dalam mata uang Rupiah.

Alasan dari pemilihan kriteria sample tersebut ialah, karena perusahaan property dan real estate merupakan suatu prospek yang bagus karena didasari fakta bahwa harga tanah yang semakin tinggi dan jumlah penduduk yang semakin meningkat yang akan berakibat pada naiknya tingkat permintaan terhadap sektor property dan real estate. Penelitian yang dilakukan selama 5 tahun (2009 – 2013) karena menggunakan time series. Perusahaan yang diteliti hanya perusahaan yang berlaba karena dalam penelitian ini yang ingin diukur pengaruh terhadap return on investment yang merupakan bagian dari Profitabilitas. Profitabilitas itu ialah rasio yang digunakan untuk mengukur laba, maka dari itu sampel yang digunakan ialah perusahaan – perusahaan properti dan real estate yang berlaba.

Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, dari tahun 2009-2013, ternyata terdapat 49 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia , namun yang memenuhi kriteria penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 22 perusahaan.

Berdasarkan kriteria seleksi sampel pada tabel maka diperoleh sampel penelitian sebagai berikut :


(49)

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk 2 BAPA PT. Bekasi Asri Pemula, Tbk 3 BCIP PT. Bumi Citra Permai, Tbk 4 BSDE PT. Bumi Serpong Damai, Tbk 5 COWL PT. Cowell Development, Tbk 6 CTRA PT. Ciputra Development, Tbk 7 CTRP PT. Ciputra Properti, Tbk 8 CTRS PT. Ciputra Surya, Tbk

9 DART PT. Duta Anggada Realty, Tbk 10 DGIK PT. Duta Graha Indah, Tbk 11 DILD PT. Intiland Development, Tbk 12 DUTI PT. Duta Pertiwi, Tbk

13 GMTD PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk 14 GPRA PT. Perdana Gapuraprima, Tbk

15 JRPT PT. Jaya Real Properti, Tbk 16 LAMI PT. Lamicitra Nusantara, Tbk 17 LPCK PT. Lippo Cikarang, Tbk 18 LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk 19 MDLN PT. Modernland Realty, Tbk 20 MKPI PT. Metropolitan Kentjana, Tbk 21 PUDP PT. Pudjiadi Prestige, Tbk 22 SMRA PT. Summarecon Agung, Tbk

3.7. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan, buku-buku, jurnal referensi, surat kabar dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi ataupun studi pustaka. Metode ini dilakukan dengan mencatat atau mengumpulkan data-data yang tercantum pada Indonesian Capital Market


(50)

Directory yang berupa data laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalam industri properti dan real estate yang listing di BEI tahun 2009-2013. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan industri properti dan real estate yang terdapat pada Indonesian Capital Market Directory yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, laporan hasil penelitian ilmiah dan jurnal penelitian ilmiah.

3.9. Metode Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 18.

3.9.1. Analisis deskriptif

Sangadji dan Sopiah (2010:210) menyatakan analisis dekriptif adalah analisis yang lebih hendak menggambarkan fakta sebagaimana adanya. Selain itu analisis ini juga bertujuan untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, mengemukakan, dan menggambarkan data secara sistematis dan objektif, sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.9.2. Asumsi klasik

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan antara lain : 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi


(51)

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

1) Jika data menyebar diantara garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdisitribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas dilakukan melalui analisis grafik dan analisi kolmogorov-Smirnov (K-S). Hipotesisnya sebagai berikut :

H0 : data residual berdistribusi normal H1 : data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi > 0,05 dengan α = 5% berarti data normal dan H0 diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 berarti data tidak normal dan H1 diterima.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas mengakibatkan kemampuan prediksi dari koefisien dalam model menjadi tidak efisien dan tidak memiliki banyak keberartian. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut


(52)

heteroskedastisitas. Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul dikarenakan residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung menganggu data lain. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Tidak ada autokorelasi positif jika 0 < DW < dl 2) Tidak ada autokorelasi positif jika dl ≤ DW ≥ du 3) Tidak ada autokorelasi negatif jika 4 - dl < DW < 4 4) Tidak ada autokorelasi negatif jika 4-du≤ DW ≤ 4 – dl


(53)

Keterangan : du = batas atas dl = batas bawah d. Uji multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antara variabel independen. Menurut Situmorang et.al (2010:136) untuk mendeteksi ada atau tidak adanya multikolineritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut : a. VIF > 5 maka diduga mempuyai persoalan multikolineritas

b. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolineritas

c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempuyai persoalan multikolineritas d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolineritas.

3.9.3 Regresi linear berganda

Regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu Working Capital Turnover (X1), Quick Ratio

(X2), Debt To Total Asset Ratio (X3) terhadap variabel dependen yaitu

Return On Investment (Y) perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Situmorang et.al (2010:156) rumus persamaan regresi adalah sebagai berikut:


(54)

Keterangan :

Y = Return On Investment

α = Konstanta

β1,2,3, = Koefisien masing-masing variabel independen X1 = Working Capital Turnover

X2 = Quick Ratio

X3 = Debt To Total Asset Ratio

e = standar eror

3.9.3.1. Uji determinan (R2)

Uji determinan (R2) mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas yaitu Working Capital Turnover (X1), Quick

Ratio (X2), Debt To Total Asset Ratio (X3) terhadap variasi naik turunnya

variabel terikat yaitu Return on Investment (Y) secara bersama-sama. R2 mendekati satu maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam menerangkan variabel terikatnya. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat.

Tabel 3.3

Hubungan Antar Variabel

No Nilai Interpretasi

1 0,0 - 0,19 Sangat tidak erat 2 0,2 – 0,39 Tidak erat 3 0,4 – 0,59 Cukup erat 4 0,6 – 0,79 Erat

5 0,8 – 0,99 Sangat erat


(55)

3.9.3.2. Pengujian Hipotesis

3.9.3.2.1. Uji Secara Simultan (uji-F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat”.Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : β1 = β2 = β3 = 0, artinya Working Capital Turnover (X1), Quick Ratio (X2), Debt To Total Asset Ratio (X3)

secara simultan tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (Y).

H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, artinya Working Capital Turnover

(X1), Quick Ratio (X2), Debt To Total Asset Ratio (X3)

secara simultan berpengaruh terhadap Return On Investment (Y).

Adapun kriteria pengambilan keputusan dalam penelitian ini jika H0 diterima maka variabel tidak berpengaruh dan jika H1 diterima maka variabel

berpengaruh. Pengujian menggunakan Uji F dengan tingkat signifikansi t tabel (α) = 5% dan dengan derajat kebebasan sebagai berikut:

Ftabel = F(1-α)(dk pembilang, dk penyebut)

dk pembilang = m


(56)

Keterangan:

n = banyak anggota sampel

m = banyak prediktor atau variabel prediktor

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

Atau dapat juga menggunakan nilai signifikan:

a. Jika Sig < 0.05 = Tolak Ho sehingga H1 diterima, artinya signifikan.

b. Jika Sig > 0.05 = Terima Ho sehingga H1 ditolak, artinya tidak signifkan.

3.9.3.2.2. Uji secara parsial (Uji-t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen”. Bentuk pengujiannya :

H0 : β1 = β2 = β3 = 0, artinya Working Capital Turnover

(X1), Quick Ratio (X2), Debt To Total Asset Ratio (X3)

secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (Y).

H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, artinya Working Capital Turnover


(57)

secara parsial berpengaruh terhadap Return On Investment (Y).

Adapun kriteria pengambilan keputusan dalam penelitian ini jika H0 diterima maka variabel tidak

berpengaruh dan jika H1 diterima maka variabel

berpengaruh. Menurut Situmorang et.al (2010:17) pengujian menggunakan Uji t dengan tingkat signifikansi t tabel (α) = 0.05 dan dengan derajat kebebasan dk = n-1.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika Thitung < Ttabelpada α = 5%

H1 diterima jika Thitung > Ttabel pada α = 5%

Atau dapat juga menggunakan nilai signifikan:

a. Jika Sig < 0.05 = Ho ditolak sehingga H1 diterima, artinya berpengaruh signifikan.

b. Jika Sig > 0.05 = Ho diterima sehingga H1 ditolak, artinya tidak berpengaruh signifkan.


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Analisis deskriptif

Berdasarkan analisis data perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia diperoleh data nilai rasio keuangan yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Return on investment

Return on Investment mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan seluruh aktiva perusahaan yang dimilki. Return on Investment adalah rasio yang membandingkan antara laba setelah pajak (Earning After Tax) dengan total aktiva.

Tabel 4.1

Return on Investment (ROI) Perusahaan Properti dan Real Estate di BEI periode 2009-2013 (%)

Nama Perusahaan Tahun

Rata - Rata 2009 2010 2011 2012 2013

PT. Alam Sutera Realty Tbk 2.64 6.33 10.03 11.1 6.17 7.25

PT. Bekasi Asri Pemula, Tbk 6.66 9.3 3.98 1.45 2.86 4.85

PT. Bumi Citra Permai, Tbk 5.17 9.72 1.005 3.03 7.56 5.30

PT. Bumi Serpong Damai, Tbk 3.31 3.37 7.91 5.67 12.87 6.63

PT. Cowell Development, Tbk 6.6 3.15 8.63 9.4 2.50 6.06

PT. Ciputra Development, Tbk 1.59 2.75 4.28 3.89 7.02 3.91

PT. Ciputra Property, Tbk 2.03 4.06 3.9 2.87 5.78 3.73

PT. Ciputra Surya, Tbk 2.52 3.34 5.64 6.06 7.15 4.94

PT. Duta Anggada Realty, Tbk 0.94 1.05 1.48 2.95 3.71 2.03

PT. Duta Graha Indah, Tbk 4.47 3.6 0.53 2.39 3.15 2.83

PT. Intiland Development, Tbk 1.2 7.62 2.59 2.57 4.38 3.67

PT. Duta Pertiwi, Tbk 4.79 5.65 8.14 6.79 10.10 7.09

PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk 4.41 7.68 10.07 5.53 7.02 6.94


(59)

PT. Jaya Real Property, Tbk 7.41 8.04 8.48 5.98 8.86 7.75

PT. Lamicitra Nusantara, Tbk 2.06 4.75 9.26 4.47 8.88 5.88

PT. Lippo Cikarang, Tbk 1.66 3.91 12.62 11.33 15.32 8.97

PT. Lippo Karawaci, Tbk 3.2 3.52 3.18 8.22 5.36 4.70

PT. Modernland Realty, Tbk 0.13 1.9 3.82 4.74 2.53 2.62

PT. Metropolitan Kentjana, Tbk 14.21 14.46 15.1 11.64 12.88 13.66

PT. Pudjiadi Prestige, Tbk 2.44 3.55 6.14 5.52 7.28 4.99

PT. Summarecon Agung, Tbk 3.75 3.8 4.79 4.58 8.02 4.99

Rata - Rata Per Tahun 3.80 5.21 6.15 5.56 7.15 5.57 Sumber : Data Diolah Penulis

Tabel 4.1 menggambarkan rata-rata ROI pada masing-masing perusahaan sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Pada Tabel 4.1 dapat dilihat rata-rata ROI mengalami fluktuasi, perusahaan yang memiliki rata-rata ROI tertinggi selama tahun pengamatan adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) sebesar 13,66 %. Perusahaan yang memiliki rata-rata ROI terendah adalah PT Duta Anggada Realty Tbk (DART) sebesar 2,03%.

Pada tahun 2009 rata-rata ROI sebesar 3,80%. perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) sebesar 14,21%, dan perusahaan yang memiliki nilai ROI terendah adalah PT Modernland Realty Tbk (MDLN) sebesar 0,13%. Pada tahun 2010 rata-rata ROI mengalami peningkatan dari tahun 2009 menjadi 5,21%. Perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) sebesar 14,46 % dan perusahaan yang memiliki nilai ROI terendah adalah PT Duta Anggada Realty Tbk (DART) sebesar 1,05 %.


(60)

Pada tahun 2011 rata-rata ROI mengalami peningkatan dari tahun 2010 menjadi 6,15%. Perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) sebesar 15,1% dan perusahaan yang memiliki nilai ROI terendah yaitu PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) sebesar 0,53%.

Pada tahun 2012 rata-rata ROI mengalami penurunan dari tahun 2011 menjadi 5,56%. Perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) sebesar 11,64%. Perusahaan yang memiliki nilai ROI terendah adalah PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) sebesar 1,45%.

Pada tahun 2013 nilai rata-rata ROI mengalami peningkatan dari tahun 2012 menjadi 7,15%. Perusahaan yang memiliki nilai ROI tertinggi adalah PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) sebesar 15,32% dan perusahaan yang memiliki nilai ROI terendah adalah PT Cowell Development Tbk (COWL) sebesar 2,5%. Dari tahun 2009 sampai 2013 PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI) memiliki nilai ROI yang sangat tinggi, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan ini mengalami keuntungan dimana perusahaan mampu mengelola seluruh aktiva dalam menghasilkan keuntungan.

2. Working capital turnover

Working Capital Turnover merupakan kemampuan modal kerja yang berputar dalam suatu siklus kas dari perusahaan. Rasio peputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan


(61)

menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja.

Tabel 4.2

Working Capital Turnover (WCT) Perusahaan Properti dan Real Estate di BEI periode 2009-2013 (X)

Nama Perusahaan Tahun Rata -

Rata 2009 2010 2011 2012 2013

PT. Alam Sutera Realty Tbk 0.408 0.800 1.335 1.588 -4.011 0.024

PT. Bekasi Asri Pemula, Tbk -2.638 -5.801 0.265 0.166 0.454 -1.511

PT. Bumi Citra Permai, Tbk 1.057 1.578 0.714 0.912 -2.297 0.393

PT. Bumi Serpong Damai, Tbk 0.530 0.617 0.586 6.001 0.776 1.702

PT. Cowell Development, Tbk 1.166 1.857 3.592 0.943 -3.082 0.895

PT. Ciputra Development, Tbk 0.465 0.605 0.722 0.465 2.012 0.854

PT. Ciputra Property, Tbk 0.236 -0.919 0.680 0.299 3.026 0.665

PT. Ciputra Surya, Tbk 0.682 1.170 1.084 0.820 2.800 1.311

PT. Duta Anggada Realty, Tbk -0.189 -0.311 -1.060 -1.574 1.619 -0.303

PT. Duta Graha Indah, Tbk 2.312 2.637 1.846 1.119 2.623 2.107

PT. Intiland Development, Tbk 1.891 0.521 0.818 -0.806 -4.254 -0.366

PT. Duta Pertiwi, Tbk 2.369 1.782 0.770 0.693 0.696 1.262

PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk -1.870 -9.406 7.731 0.502 -0.745 -0.758

PT. Perdana Gapuraprima, Tbk 0.571 0.569 0.564 0.312 0.629 0.529

PT. Jaya Real Property, Tbk 5.545 3.477 12.782 3.361 -1.447 4.743

PT. Lamicitra Nusantara, Tbk 1.335 1.156 0.497 7.586 1.129 2.341

PT. Lippo Cikarang, Tbk 0.725 1.046 3.273 0.639 1.102 1.357

PT. Lippo Karawaci, Tbk 1.046 0.585 0.859 0.310 0.348 0.630

PT. Modernland Realty, Tbk -2.505 -1.220 0.403 0.913 -4.294 -1.341

PT. Metropolitan Kentjana, Tbk -1.913 -2.162 -2.450 -2.936 -2.892 -2.471

PT. Pudjiadi Prestige, Tbk 1.741 1.185 2.043 1.626 1.729 1.665

PT. Summarecon Agung, Tbk -5.538 -35.491 1.780 0.967 2.896 -7.077

Rata - Rata Per Tahun 0.338 -1.624 1.765 1.087 -0.054 0.302

Sumber : Data Diolah Penulis

Tabel 4.2 menggambarkan nilai WCT pada masing-masing perusahaan sektor properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Nilai rata-rata seluruh perusahaan selama tahun pengamatan sebesar 0.302 X. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat nilai WCT mengalami fluktuasi, perusahaan yang memiliki nilai rata-rata tertinggi selama tahun pengamatan adalah PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) sebesar 4,743 X dan perusahaan yang memiliki


(1)

29 PT. Lippo Cikarang, Tbk LPCK √ √ √ √ √

30 PT. Lippo Karawaci, Tbk LPKR √ √ √ √ √

31 PT. Modernland Realty, Tbk MDLN √ √ √ √ √

32 PT. Metropolitan Kentjana, Tbk MKPI √ √ √ √ √

33 PT. Metropolitan Land, Tbk MTLA √ √

34 PT. Metro Realty, Tbk MTSM √ √ √

35 PT. Nirvana Development, Tbk NIRO √ √

36 PT. Indonesia Prima Property, Tbk MORE √ √ √

37 PT. Plaza Indonesia Realty, Tbk PLIN √ √ √

38 PT. Pudjiati Prestig, Tbk PUDP √ √ √ √ √

39 PT. Pakuwon Jati, Tbk PWON √ √ √

40 PT. Rista Bintang Mahkota Sejati, Tbk RBMS √ √ √

41 PT. Roda Vivatex, Tbk RDTX √ √

42 PT. Pikko Land Development, Tbk RODA √ √ √

43 PT. Dadanayasa Arthatama, Tbk SCBD √ √ √

44 PT. Suryamas Dutamakmur, Tbk SMDM √ √ √


(2)

Lampiran 2

Hasil Olahan Data SPSS 18.0

Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LnDAR,

LnWCT, LnQRa

. Enter a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: LnROI

Model Summaryb

ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 2.941 3 .980 2.784 .046a

Residual 28.173 80 .352

Total 31.114 83

a. Predictors: (Constant), LnDAR, LnWCT, LnQR b. Dependent Variable: LnROI

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.960 .136 -21.699 .000

LnWCT .233 .086 .307 2.722 .008

LnQR .071 .089 .095 .802 .425

LnDAR .100 .116 .098 .865 .390

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

d1 .307a .095 .061 .59343

a. Predictors: (Constant), LnDAR, LnWCT, LnQR b. Dependent Variable: LnROI


(3)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.960 .136 -21.699 .000

LnWCT .233 .086 .307 2.722 .008

LnQR .071 .089 .095 .802 .425

LnDAR .100 .116 .098 .865 .390

a. Dependent Variable: LnROI

Residuals Statisticsa Minimu

m

Maximu

m Mean

Std.

Deviation N Predicted Value -3.5326 -2.5846 -3.0612 .18825 84 Std. Predicted Value -2.504 2.532 .000 1.000 84 Standard Error of

Predicted Value

.065 .447 .119 .052 84

Adjusted Predicted Value

-4.2163 -2.5717 -3.0693 .22367 84

Residual -1.71547 1.20250 .00000 .58261 84

Std. Residual -2.891 2.026 .000 .982 84

Stud. Residual -2.942 2.053 .005 1.011 84

Deleted Residual -1.77700 1.59900 .00810 .62594 84 Stud. Deleted Residual -3.096 2.096 .003 1.027 84

Mahal. Distance .018 46.176 2.964 5.464 84

Cook's Distance .000 1.031 .022 .113 84

Centered Leverage Value

.000 .556 .036 .066 84


(4)

(5)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 84

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .58260542

Most Extreme Differences Absolute .064

Positive .039

Negative -.064

Kolmogorov-Smirnov Z .590

Asymp. Sig. (2-tailed) .877

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(6)

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .396 .085 4.686 .000

LnWCT -.029 .053 -.065 -.553 .582

LnQR -.043 .055 -.098 -.787 .433

LnDAR -.048 .072 -.080 -.675 .501

a. Dependent Variable: Absut

Model Summaryb

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2.960 .136 -21.699 .000

LnWCT .233 .086 .307 2.722 .008 .889 1.124

LnQR .071 .089 .095 .802 .425 .799 1.251

LnDAR .100 .116 .098 .865 .390 .885 1.130

a. Dependent Variable: LnROI

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .307a .095 .061 .59343 1.790

a. Predictors: (Constant), LnDAR, LnWCT, LnQR b. Dependent Variable: LnROI


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Investment dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 59 82

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas pada Perusahaan Pulp dan Kertas yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

34 222 89

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Pengaruh Efisiensi Modal Kerja Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Periode 2007-2009

2 63 76

Analisis Pengaruh Efektivitas Operasional Terhadap Return On Investment Pada Perusahaan Properti Dan Real Estat Di Bursa Efek Indonesia

1 33 127

Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 101 86

Pengaruh Return On Investment (Roi) Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 55 90

Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 88

Risdani, Sefrida. 2010. “Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, Aktivitas, dan Solvabilitas Terhadap Return on Investment (ROI) pada Koperasi Karyawan di Kabupaten Kudus”. Skripsi. Manajemen.

0 1 1

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 - Perbanas Institutional Repository

0 0 17