Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin melihat bagaimana pengaruh efisiensi modal kerja dalam hal ini Working Capital Turnover WTC,
Likuiditas Quick Ratio, Solvabilitas DAR, terhadap Return on Investment. Berdasarkan fenomena dan uraian di atas serta adanya ketidakkonsistenan
hasil penelitian, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap
Return On Investment ROI Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2013”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Apakah efisiensi modal kerja WCT, likuiditas QR, dan solvabilitas DAR berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap Return on
investment ROI ?“
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh antara efisiensi modal kerja WCT terhadap Return on investment ROI.
2. Untuk menganalisis pengaruh antara likuiditas QR terhadap return on investment ROI.
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk menganalisis pengaruh antara solvabilitas DAR terhadap Return on investment ROI.
4. Untuk menganalisis pengaruh antara efisiensi modal kerja WCT, likuiditas QR, dan solvabilitas DAR secara bersama-sama terhadap
Return on investment ROI.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pihak manajemen perusahaan properti dan real estate dalam penetapan
kebijakan. 2. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan tentang pengaruh efisiensi modal kerja, likuiditas
dan solvabilitas terhadap Return on investment ROI. 3. Bagi pihak lain
Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian
mengenai topik-topik yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Profitabilitas
Rasio profibilitas merupakan faktor yang harus mendapat perhatian penting, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus
dalam keadaan menguntungkan profitable. Oleh karena itu pemilik perusahaan dan terutama sekali dari pihak manajemen harus berusaha
meningkatkan keuntungan perusahaan demi kelangsungan masa depan perusahaan. Afrinda 2013 menyatakan bahwa
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal yang ditanamkan di dalam
perusahaan tersebut. Pada rasio – rasio profitabilitas, seluruh pengukuran rasio akan menunjukkan kondisi yang lebih baik jika
jumlahnya atau angkanya semakin besar. Sebaliknya menunjukkan kondisi yang semakin jelek jika angka rasionya semakin kecil.
Profitabilitas menurut Kasmir 2010:196 “merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”. Intinya
adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Guimaraes dan Nossa dalam Brazilian Business Review 2010
mengatakan bahwa “Profitability measures the company’s ability to generate profit.” Mereka menjelaskan bahwa profitabilitas mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini dapat dilakukan dengan membandingkan berbagai
komponen yang ada di laporan keuangan, terutama neraca dan laporan laba
Universitas Sumatera Utara
rugi. Tujuannya untuk melihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan. Jenis – jenis rasio
profitabilitas yang dapat digunakan adalah :
1. Return on investment
Return on Investment atau return on assets menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan
mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan.
Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam
menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Formulasi dari return on investment atau ROI adalah sebagai berikut :
Return on investment =
Laba Setelah Pajak Total aktiva
�100
2. Gross profit margin
Gross profit margin atau margin keuntungan kotor berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual.
Gross profit margin sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat maka gross profit margin
akan menurun, begitu pula sebaliknya. Dengan kata lain, rasio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya,
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Formulasi gross profit margin adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gross profit margin =
Penjualan −Harga Pokok Penjualan
penjualan
x 100
3. Net profit margin
Net profit margin menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh
perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Dengan kata lain ratio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Formulasi
dari net profit margin adalah sebagai berikut :
Net profit margin =
Laba Setelah Pajak penjualan
x100
4. Return on equity
Return on equity adalah rasio yang membandingkan antara keuntungan setelah pajak atau laba bersih dengan total ekuitas perusahaan. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekiutas perusahaan. Formulasi dari ROE yaitu : Return on equity =
Laba setelah pajak Modal sendiri
x100
2.1.2. Modal kerja 2.1.2.1. Pengertian modal kerja
Altman 1968, dikutip dari Guimaraes dan Nossa, 2010 menyatakan bahwa, “One of the key indicators of the companies’
financial health is working capital.” Ia menjelaskan bahwa salah satu indikator dari kesehatan keuangan perusahaan adalah modal
kerja.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mashady, Darminto dan Ahmad 2013, “Modal kerja bersih adalah selisih antara asset lancar dan kewajiban lancar.”
Menurut Kasmir 2010: 250 Pengertian modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi
menjadi tiga macam, yaitu :
1. Konsep kuantitatif Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah
seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi
perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor gross working capital.
2. Konsep kualitatif Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan
kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini
disebut modal kerja bersih atau net working capital. 3. Konsep fungsional
Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memeroleh laba. Artinya sejumlah
dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Semakin banyak dana yang
digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
perolehan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam
kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian.
2.1.2.2. Siklus modal kerja
Proses pemutaran modal kerja akan selalu berjalan selama perusahaan masih beroperasi, modal kerja berputar terus-menerus
dalam perusahaan karena dipakai untuk membiayai operasi sehari- hari. Proses pemutaran modal kerja itu dinamakan lingkaran modal
kerja, yang akan selalu berputar selama perusahaan merupakan “going concern” atau masih berjalan Tunggal, 1995: 91. Modal
kerja memiliki sifat yang fleksibel, besar kecilnya modal kerja dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Modal kerja
yang terdiri dari kas, piutang, dan persediaan harus dimanfaatkan seefisien mungkin.
Analisis tentang lingkaran modal kerja dimulai dengan kas, uang kas ditanam dalam persediaan dan berbagai alat dan jasa, di
samping dibiayai dari para pemasok dengan kredit, yang kemudian memerlukan pembiayaan dengan kas. Jadi, proses kas, persediaan-
piutang-uang merupakan lingkaran modal kerja, dan akan berputar terus-menerus selama perusahaan itu berjalan.
2.1.2.3. Fungsi modal kerja
Fungsi modal kerja adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Modal Kerja itu menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar seperti
penurunan nilai piutang yang diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan.
2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua utang lancarnya tepat pada waktunya dan
untuk memanfaatkan potongan tunai ; dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan dibayarkan uttuk
pembelian barang menjadi berkurang. 3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk
memelihara “Credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan
perusahaan untuk memelihara kredit. Disamping itu modal kerja yang mencukupi memungkinkan perusahaan untuk menghadapi
situasi darurat seperti dalam hal terjadi : pemogokan banjir dan kebakaran.
4. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus
memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha.
5. Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan
para pembeli dengan lancar.
Universitas Sumatera Utara
6. Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan lebih efisien dengan jalan menghindarkan
kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa dan alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit.
7. Modal kerja yang mencukupi, memungkinkan pula perusahaan untuk menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik.
2.1.3. Efisiensi modal kerja
Efisiensi modal kerja adalah pemanfaatan modal kerja aktivitas operasional perusahaan secara optimal sehingga mampu meningkatkan
kemakmuran perusahaan itu sendiri. Penggunaan modal kerja akan dinyatakan optimal jika jumlah modal kerja yang digunakan dalam
perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang besar pula bagi perusahaan. Efisiensi modal kerja ini menunjukkan prestasi manajemen
dalam mengelola sumber daya perusahaan secara optimal. Semakin efisien penggunaan modal kerja maka semakin baik kinerja manajemen perusahaan.
Efisiensi dalam pengelolaan modal kerja juga sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan atau keberhasilan jangka panjang dalam mencapai
tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dalam menghitung besarnya efisiensi modal kerja dapat digunakan rasio-rasio antara lain sebagai berikut:
1. Perputaran modal kerja working capital turnover Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan dalam rupiah yang dapat
diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Formulasi dari working capital turnover WCT adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
WCT =
Penjualan Aktiva lancar
−hutang lancar
2. Perputaran persediaan inventory turnover Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang.
Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisisensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya
manjemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Formulasi dari inventory turnover adalah sebagai berikut :
Inventory Turnover =
Harga pokok penjualan Rata
−rata persediaan
3. Perputaran piutang receivable turnover Rasio ini menunjukkan efisiensi pengelolaan piutang perusahaan.
Semakin tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Formulasi dari receivable turnover RT adalah sebagai
berikut : Receivable Turnover =
Piutang Penjualan per hari
2.1.4. Likuiditas
Rasio likuiditas menurut Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir 2010:129 menyatakan bahwa, “ rasio likuiditas liquiditiy ratio
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendek.” Sedangkan menurut Munawir
2007:31 likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
Universitas Sumatera Utara
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi. Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat
beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas perusahaan, yaitu :
1. Current ratio
Current ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat
megetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat
merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira-
kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang
sudah ditentukan. Tunggal, 1995: 154. Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan margin of safety kreditor jangka pendek, atau
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin
akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan,
misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran
Universitas Sumatera Utara
persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin
sulit untuk ditagih. Adapun formulasi dari current ratio adalah Current ratio =
������� ������ ������� �����������
� 100
2. Quick ratio
Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar Munawir 2007:
74. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak
memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada
kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid. Adapun formulasi dari quick ratio adalah : Quick ratio =
������� ������ −��������� ������� �����������
� 100
3. Cash ratio
Kasmir 2008, 138 menjelaskan bahwa “Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas
yang tersedia untuk membayar utang.” Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti
rekening giro atau tabungan di bank yang dapat ditarik setiap saat. Adapun formulasinya ialah :
Cash ratio =
���ℎ �� ���ℎ ���������� ������� �����������
� 100
Universitas Sumatera Utara
2.1.5. Solvabilitas
Menurut Kasmir 2008:151, rasio solvabilitas leverage ratio adalah “rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang.” Menurut Munawir 2007: 32 solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Solvabilitas dapat dikukur dengan
rasio antara lain :
1. Debt to equity ratio
Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Formulasi untuk mencari rasio Debt to equity ratio sebagai berikut :
DER =
Total Utang Ekuitas
� 100
2. Debt to total assets
Menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang digunakan
untuk menjamin utang. Formulasi rasio ini yaitu sebagai berikut : DAR =
Total Utang Total Aktiva
� 100
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
No Nama
Judul Variabel
Hasil Penelitian 1.
Difky Mashadi,
Darmanto dan
Ahmad Husaini
2013 Pengaruh Working
Capital Turnover WTC, Current
Ratio CR, dan Debt To Total Assets
DTA Terhadap Return On
Investment ROI Studi Pada
Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di
BEI Tahun 2009 – 2012
• Working Capital
Turnover WTC X
1
• Current Ratio CR
X
2
• Debt To Total Assets
DTA X
3
• Return On Investment
ROI Y Variabel WCT, CR,
DTA secara simultan signifikan
pengaruhnya terhadap ROI dan variable
WCT berpengaruh parsial terhadap ROI.
Variabel CR dan DTA secara parisal
tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROI.
2. Azlan
Syam 2013
Analisis Pengaruh Efisiensi Modal
Kerja Likuiditas dan Solvabilitas
Terhadap Profitabilitas Pada
Industri Barang Konsumsi yang
Terdaftar di BEI • Working
Capital Turnover
X
1
• Current Ratio X
2
• Debt To Equity
Ratio X
3
• Return On Investment
Y Working capital
turnover, current ratio, dan debt to
Equity Ratio tidak berpengaruh
signifikan baik secara simultan maupun
secara parsial terhadap return on
investment.
3. Aris Setia
Noor 2012
Analisis Pengaruh Efisiensi Modal
Keja, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap
Profitabilitas Studi Kasus Pada Industri
Barang Konsumsi • Working
Capital Turnover
WTC X
1
• Current Ratio CR
X
2
• Debt To Total Assets
DTA X
3
• Return On Investment
ROI Y Secara parsial
efisiensi modal kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profitabilitas
dan likuiditas dan solvabilitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas. Secara simultan efisiensi
modal kerja, likuiditas dan
solvabilitas tidak berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
profitabilitas. 4.
Leo Benny
2011 Analisis Pengaruh
Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas,
dan Solvabilitas terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan
Otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. • Working
Capital Turnover
X
1
• Current Ratio X
2
• Debt To Total Assets
X
3
• Return On Investment
Y Working Capital
Turnover, Current Ratio dan Debt to
Total Assets Ratio tidak berpengaruh
terhadap return on investment
secara bersama-sama, dan
juga secara parsial tidak berpengaruh
terhadap return on investment.
5. Setyo
Budi Nugroho
2011 Analisis Pengaruh
Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas
dan Solvabilitas Terhadap
Profitabilitas Studi Kasus pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk
• Working Capital
Turnover X
1
• Current Ratio X
2
• Debt To Total Assets
X
3
• Return On Assets Y
Efisiensi modal kerja, likuiditas dan
solvabilitas secara bersama-sama dan
secara parsial tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
profitabilitas.
6. Ima
Hernawati 2007
Analisis Pengaruh Efisiensi Modal
Kerja, Likuiditas, Dan Solvabilitas
Terhadap Profitabilitas Studi
Kasus Pada Industri Barang Konsumsi di
BEJ • Working
Capital Turnover
X
1
• Current Ratio X
2
• Debt To Total Assets
X
3
• Return On Investment
Y Secara simultan
efisiensi modal kerja, likuiditas dan
solvabilitas berpengaruh terhadap
profitabilitas. Secara parsial efisiensi
modal kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
profitabilitas, namun likuiditas dan
solvabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas.
Sumber : Data diolah penulis
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual