Model Teoritis Variabel Operasional Defenisi Variabel Operasional Variabel Bebas X yaitu Komunikasi Interpersonal, indikatornya antara

1. Variabel Bebas Independent Variabel X adalah gejala atau

faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau tidaknya muncul gejala atau faktor lainnya, Nawawi, 1995:56. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah Komunikasi Interpersonal Komunikasi Terapeutik.

2. Variabel Terikat Dependent Variabel Y adalah sejumlah gejala

atau faktor atau unsur yang ada atau muncul karena dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas, Nawawi, 1995:57. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Penyembuhan.

1.7. Model Teoritis

+- Keterangan : X : Variabel Bebas Y : Variabel Terikat +-: Kuat Lemahnya Hubungan. Variabel Bebas X Komunikasi Interpersonal Komunikasi terapeutik Variabel Terikat Y Penyembuhan Universitas Sumatera Utara

1.8. Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka konsep, maka dibuatlah operasionalisasi variabel- variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian yaitu : Tabel 2 Variabel Teoritis Variabel Operasinal Variabel Bebas X Komunikasi Interpersonal Komunikasi Terapeutik Tahap Komunikasi Interpersonal Terapeutik • Prainteraksi - Adanya kontak - Penampilan perawat • Perkenalan - Keramah-tamahan perawat - Ekspresi wajah - Keakraban • Orientasi - Sentuhan yang diberikan perawat - Rasa Simpati dan empati • Tahap kerja - Adanya keterlibatan - Seringnya berkomunikasi • Terminasi - Menyampaikan kesimpulan - Merencanakan untuk mengakhiri kegiatan dengan baik pemutusan Variabel Terikat Y Penyembuhan Efek dari Komunikasi Interpersonal Terapeutik • Keterbukaan paien mengungkapkan perasaan • Perubahan Keadaan Mental, pasien merasa senang, terhibur dan berkurang beban. • Pasien termotivasi dan terjadi perubahan prilaku pasien. Karakteristik Responden • Jenis Kelamin • Usia • Pendidikan • Pekerjaan • Lamanya dirawat inap Universitas Sumatera Utara

1.9. Defenisi Variabel Operasional

a. Variabel Bebas X yaitu Komunikasi Interpersonal, indikatornya antara

lain: - Prainteraksi yaitu masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan pasien. Dalam prainteraksi ini terjadi kontak antara pasien dan perawat dan adanya penilaian pasien terhadap penampilan perawat. Apakah penampilannya rapi, menarik dan meyakinkannya sebagai perawat yang professional. - Perkenalan yaitu kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh perawat terhadap pasiennya yang baru memasuki rumah sakit. Misalnya memberikan salam, memperkenalkan diri kepada pasien, dan menanyakan nama pasien. Pada tahap perkenalan sangat dibutuhkan keramah-tamahan, ekspresi wajah yang senyum penuh ketulusan, sehingga timbul keakraban antara perawat dan pasien. - Orientasi dilaksanakan pada awal pertemuan sampai seterusnya selama pasien berada di rumah sakit. Pada tahap ini perawat memberitahukan atau menvalidasi keakuratan data. Biasanya dikaitkan dengan hal yang sudah dilakukan perawat bersama pasien, misalnya: “bagaimana keadaan anda sekarang setelah diberi obat ini.......” - Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat dengan pasien yang terkait erat dengan pelaksanaan komunikasi interpesonal. Tahap ini perawat menanyakan keadaan pasien dan bercerita tentang penyakit, riwayat pasien, dll. Adanya keterlibatan dan seringnya berkomunikasi dengan pasien Universitas Sumatera Utara hendaknya saat berkomunkasi dengan pasien, perawat memberikan semangat dan motivasi untuk sembuh. - Terminasi merupakan tahap akhir dalam komunikasi interpersonal dan akhir dari pertemuan antara perawat dengan pasien, berakhirnya suatu hubungan antara perawat dengan pasien. Pada tahap ini perawat memberikan kesimpulan dan menyatakn untuk mengakhiri kegiatan atau hubungan dengan baik. Terminasi terbagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir, yang akan diuraikan di Bab II. b. Variabel Terikat Y yaitu Penyembuhan, indikatornya antara lain: - Keterbukaan pasien mengungkapkan perasaan, baik sedih dan senang yang dirasakan pasien, keluhan-keluhan sakit yang dirasakan pasien, dengan melakukan komunikasi interpersonal yang baik maka akan timbul kedekatan dan keterbukaan antara perawat dan pasien. - Perubahan Keadaan Mental, komunikasi yang berjalan dengan efektif, membuat pasien terhibur dan berkurang beban. - Pasien termotivasi dan terjadi perubaan perilaku pasien. Pasien termotivasi dengan nasehat yang diberi perawat dan lebih semangat untuk mengikuti anjuran perawat untuk mencapai kesembuhan.

c. Karakteristik Responden, antara lain:

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor-Faktor Kecerdasan Emosi dengan Komunikasi Interpersonal Perawat dengan Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar

3 66 139

Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik Terhadap Perilaku Perawat Saat Berkomunikasi Dengan Pasien Di Rsud Dr. Pirngadi Kota Medan

12 66 104

Pengaruh Faktor Personal dan Faktor Situasional terhadap Komunikasi Terapeutik antara Perawat Pelaksana dengan Pasien di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

2 62 181

Gambaran Komunikasi Interpersonal Perawat Pelaksana Menurut Persepsi Perawat dan Klien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan

1 42 140

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

3 61 149

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 15

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 2

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 7

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 1 18

Komunikasi Terapeutik Perawat dan Pasien Gangguan Jiwa (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Terapeutik Perawat dalam Pemulihan Pasien di Rumah Sakit Jiwa Bina Karsa Medan)

0 0 4