2. Memberiakan informasi kepada Manajemen maupun unit-unit kerja dilingkungan Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Dr.
Pirngadi Kota Medan, 3. Menempelkan posterpengumuman pada papan informasi yang tersedia.
D. Kepala Urusan Pengelola Pengaduan :
1. Menerima dan mencatat pengaduan dari masyarakat kedalam buku agenda kerja Humas, sekaligus menyampaikan kepada Kepala
Kehumasan melalui seketaris Humas, 2. Mengkaji dan menganalisa kebenaran pengaduan masyarakat serta
menyampaikannya kepada Kepala Kehumasan melalui Seketaris Humas.
E. Kepala Urusan Pengelola Pelaporan :
1. Mempersiapakn laporan hasil pelaksanaan tugas Humas serta menyampaikannya kepada Kepala Kehumasan melalui Seketaris
Humas.
3.2. 2. Struktur Organisasi SMF Penyakit Dalam.
Penyakit dalam tediri dari dua ruangan yaitu ruangan pria dan wanita, yang berada diruangan yang berbeda yaitu:
1. Pria berada diruangan XXI, dari berbagai pasien yang menderita berbagai penyakit dalam, diantaranya Diabetes, Hipertensi, Jantung, Lever, TB Paru,
Dyspepsia, dll.
Universitas Sumatera Utara
2. Wanita berada diruangan XIV, dari berbagai pasien yang berada menderita penyakit dalam antara lain, Hipertensi, Diabetes Melitus, TB Paru, Anemia,
Jantung, Bronchitis, Limpoma, Dyspepsia, dll. Penyakit dalam terdiri dari berbagai penyakit, diantaranya :
1. Diabetes Melitus DM 2. Hipertensi
3. Anemia 4. Ginjal
5. Hepatitis 6. TBC Paru-paru
7. Dyspepsia 8. Demam Berdarah, dll.
SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan diketuai oleh Dr. Zulhelmi Bustami, SpPD-KGH, sebagai Sekretaris yaitu Dr. Armon Rahimi,
SpPD. Pada umumnya pegawai yang berada di SMF Penyakit Dalam, orangnya baik-baik, membantu peneliti dalam penelitian dan ramah. Dibawah ini akan
dijabarkan bagan struktur SMF Penyakit Dalam:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
III. 3. Metodologi Penelitian III.3.1. Metodologi Penelitian
Adapun metode dalam penelitian ini yaitu: metode korelasional. Menurut Jalaluddin Rakhmat 1995:27, metode korelasional bertujuan untuk meneliti
sejauhmana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi faktor lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana Komunikasi interpersonal perawat
dengan pasien dalam penyembuhan.
III.3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di RS Dr. Pirngadi, Medan, Jl. H. M. Yamin, SH No.47. tepatnya di gedung lama.
III.3.3. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2008.
III.3.4. Populasi dan Sampel 1.
Populasi.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian
Nawawi, 1995:141.
Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah pasien-pasien yang dirawat inap bagian penyakit dalam yaitu yang ada di RSU Dr Pirngadi, Medan.
Penyakit dalam terdiri dari Pasien yang rawat inap penyakit dalam yang terbagi
Universitas Sumatera Utara
kedalam dua ruangan yaitu ruangan Pria Ruangan XXI dan ruangan Wanita Ruangan XIV dari berbagai jenis penyakit dalam.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu Nawawi, 1991:144. Untuk mempersingkat dan
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga tidak mungkin meneliti seluruh pasienpopulasi yang relatif jumlahnya.
Berdasarkan hasil penelitian tanggal 11 Juni 2008 di RS Pirngadi Medan RSPM, pasien yang berada di rawat inap bagian penyakit dalam terdiri dari dua
ruangan yaitu ruangan Pria dan wanita, diperoleh jumlah pasien rawat berjumlah 328 pasien. Untuk lebih jelas, lihat tabel dibawah ini:
Tabel 5 Jumlah Pasien Rawat Inap Penyakit Dalam
dari tanggal 1 Mei - 11 Juni 2008 Ruangan
Pasien
Ruangan XXI Pria 174 orang
Ruangan XIV Wanita 154 orang
Jumlah 328 orang
Sumber : RSPM SMF Bagian Penyakit Dalam
Universitas Sumatera Utara
Menurut Arikunto 2006:134, apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambnil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100 orang, maka dapat diambil antara 10-15 atau 20-25, atau lebih tergantung dari :
a. Kemempuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk itu peneliti
memilih resiko yang lebih kecil, maka menggunakan presisi 15, maka digunakan rumus:
Jadi jumlah sampel sebanyak 49 orang.
3. Tehnik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data dari
sumber sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi
Nawawi, 1995:152. 2
. 49
100 4920
4920 328
100 15
= =
×
Universitas Sumatera Utara
a. Proporsional Stratified Sampling. Tehnik pengambilan sampel secara Proposional stratified sampling, apabila
populasi terbagi atas starata, atau tingkatan Arikunto, 2006:138. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah bagian penyakit dalam yang terbagi
menjadi dua ruangan dan terdiri dari berbagai penyakit, antara lain, Hipertensi, Diabetes Melitus, Rheumatik, Lever, Hepatitis, TB. Paru.
Karena terdiri dari dua ruangan dan dari berbagai penyakit, maka penarikan sampel digunakan dengan rumus:
N n
n n
× =
1
Keterangan :
1
n = Jumlah pasien tiap ruangan n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Tabel 6 Proporsional Stratified Sampling
No Ruang Jumlah
Pasien Rumus
Sampel
1 Ruangan
XXI 180 orang
N n
n n
× =
1
26 9
, 25
328 49
174 =
= ×
= 26 orang
2 Ruangan
XIV 148 orang
N n
n n
× =
1
23 006
, 23
328 49
154 =
= ×
=
23 orang
Jumlah 328 orang
49 orang
Sumber : RSPM SMF Bagian Penyakit Dalam.
Universitas Sumatera Utara
b. Purposive Sampling. Purposive sampling adalah sampel bertujuan yang dilakukan dengan
cara mengambil subjek bukan didasarkan pada strata atau random tetapi berdasarkan tujuan tertentu dan kriteria tertentu Arikunto, 2006:139.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah pasien bagian penyakit dalam yang dirawat inap minimal tiga hari di RSU Pirngadi Medan.
III.3.5. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik-tehnik yang digunakan untuk menggali dan mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitianstudi kepustakaan Library Research, yaitu penelitian dengan mengumpulkan dan menelaah buku-buku tentang teori komunikasi,
komunikasi interpersonal, tentang keperawatan, dan dokumen tentang RSU Pirngadi Medan dan buku yang berkaitan dengan masalah penelitian
sehingga terkumpul data-data dari literatur yang relevan dan yang mendukung penelitian.
2. Penelitian Lapangan Field Research, yaitu penelitiaan yang dilakukan dengan mengumpulkan data dilapangan atau melakukan observasi
dilapangan yang dilakukan dengan membagikan kuesioner, yaitu daftar yang berisikan suatu rangkaian mengenai suatu hal atau suatu bidang.
Kuesioner dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan atau data-data berupa jawaban dari responden
pasien, Koentjaraningrat, 1993:173.
Universitas Sumatera Utara
III.3.6. Tehnik Analisa Data.
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih muda dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 2006:263. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dengan menggunakan beberapa tahap, yaitu:
1. Analisa Tabel Tunggal, yaitu suatu analisa yang dilakukan dengan membagi variabel penelitian kedalam kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa kolom yang merupakan sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap
kategori Singarimbun, 2006:266 2. Analisa Tabel Silang, yaitu salah satu tehnik yang digunakan untuk
menganalisa dan mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel lainnya. Dan pada akhirnya dapat diketahui
apakah hubungan tersebut bersifat positif atau negatif Singarimbun, 2006:273.
III.3.7. Uji Hipotesa
Uji hipotesa ini merupakan suatu cara untuk mengetahui apakah hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Untuk menguji atau
mengukur tingkat hubungan diantara dua variabel dalam penelitian maka digunakan rumus “Rank Spearman atau Spearman Rho” koefisien yang
menunjukkan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui selebaran datanya. Koefisien korelasi non parametrik ini digunakan untuk menghitung dua
Universitas Sumatera Utara
variabel dimana data dibuat dalam rangking. Adapun rumus untuk koefisien korelasinya adalah :
1 6
1
2 2
− −
=
∑
N N
D rho
xy
Arikunto, 2006:278
Keterangan :
xy
rho
: Koefisien Korelasi Spearman D
: Difference T
: Jumlah angka kembar dari masing-masing variabel N
: Jumlah Sampel Jika
,
s
r maka hipotesis ditolak
Jika ,
s
r maka hipotesis diterima
Adanya kesepakatan bahwa derajat kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel selalu diukur dengan hasil yang dinyatakan dalam lambang bilangan
antara 0 dan 1 atau -1 dan 0, jika : Nilai r positif : menunjukkan hubungan langsung, kenaikan dalam satu
variabel akan menyebabkan kenaikan variabel lainnya. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi derajat variabel X, maka akan semakin tinggi pula
variabel Y. Nilai r negatif: menunjukkan hubungan tidak langsung, kenaikan dalam
suatu variabel akan menyebabkan penurunan kepada variabel lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata lain bahwa semakin tinggi variabel X, maka akan semakin rendah tingkat variabel Y.
Nilai r = 0 : menunjukkan bahwa kedua variabel tidak mempunyai hubungan. Jika suatu variabel tetap yang lain mungkin saja berubah.
Nilai r = +1 atau r = -1, menunjukkan telah terjadi hubungan linier sempurna, sedangkan untuk nilai r yang semakin mengarah ke 0 maka
hubungan semakin melemah. Sementara untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas
berpengaruh pada variabel terikat. Untuk menguji signifikan korelasi digunakan rumus sebagai berikut :
2
2
s xy
r n
n r
t −
− =
Keterangan : t : Hasil test signifikan
s
r : Hasil Korelasi X dan Y n : Jumlah Sampel
Arikunto, 2006:294. Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala
Guilford Rakhmat, 1991:27, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7 Skala Guilford
Koefisien Korelasi Makna Hubungan
0,20 Hubungan rendah sekali, lemah sekali
0,20-0,40 Hubungan rendah tapi pasti
0,41-0,70 Hubungan yang cukup berarti
0,71-0,90 Hubungan yang tinggi, kuat
0,90 Hubungan sangat tinggi, kuat sekali
III. 3. 8. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah butir pertanyaan mampu mengungkapkan variabel yang diukur Singarimbun, 1995:124. Uji validitas
dilakukan dengan mencari nilai r tiap item dan membandingkan dengan r tabel. Jika r tiap item hasilnya positif, maka item tersebut valid. Uji validitas dan
reliabelitas dilakukan pada 10 responden, distribusi nilai akan lebih mendekati normal. Hasil uji validitas yang peneliti sertakan pada lampiran menunjukkan
keseluruhan butir pertanyaan yang jawabannya bernilai positif, hanya ada satu yang valid, yaitu jenis kelamin responden. Oleh karena itu butir pertanyaan yang
digunakan telah valid. Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam
mengukur gejala yang sama. Pengukuran reliabilitas hanya satu kali dan hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain. Uji reliabilitas dilakukan dengan membagi
itemjawaban genap dan ganjil. Agar pertanyaannya dinyatakan reliabel, nilai juga
Universitas Sumatera Utara
harus lebih besar dari r tabel. Dari hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai 0,96. uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14,0 dan Excel. Lebih
jelas akan dibahas dan dijabarkan pada Bab IV dan lampiran uji validitas dan Reliabilitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN