21 Rakyat Daerah. Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dilaksanakan oleh Komisi
Pemilihan Umum Daerah KPUD . Pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau
Gabungan partai politik yang memenuhi persyaratan tertentu. Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah adalah sebuah pemilihan
pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah di Indonesia secara langsung oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat.
27
Kepala Dearah dan Wakil Kepala Daerah adalah: 1. Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Provinsi
2. Bupati dan Wakil Bupati untuk Kabupaten 3. Walikota dan Wakil Walikota untuk Kota
Dapat dikatakan bahwa dengan digantinya UU No.221999 dengan UU No. 322004 maka proses perbaikan dalam politik lokal tengah berlangsung. Meskipun tidak
dapat dipungkiri bahwa masih ada berbagai hal yang menjadi persoalan yang dapat menghambat berjalannya proses demokrasi ini.
6.4.1 Aspek-Aspek Dasar Pemilihan Kepala Daerah Yang Demokratis
Adapaun aspek-aspek dasar Pemilihan Kepala Daerah Yang Demokratis itu adalah:
28
1. Adanya pengakuan terhadap hak pilih universal, semua earga Negara yang memenuhi syarat tanpa pengecualian yang bersifat politik dan ideologis diberi hak untuk
memilih dan dipilih dalam pilkada. 2. Adanya keleluasaan dalam menampung pluralitas aspirasi, dalam arti bahwa
masyarakat memiliki alternatif pilihan saluran aspirasi politik yang leluasa.
27
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, http:wikipedia.indonesia.com
ensikopediabebasberbahasaIndonesiapemilihankepaladaerah danwakilkepaladaerahpdf Diakses November 2007
28
Eman Hermawan, Op.cit., hal.82-85.
Universitas Sumatera Utara
22 3. Tersedia mekanisme rekruitmen politik bagi calon-calon rakyat. Makanisme yang
diharapkan adalah botton up berdasarkan inisiatif dan aspirasi dari bawah bukan top down diturunkan oleh elite partai dan penguasa. Perekrutan calon-calon wakil
rakyat oleh parpol diharapkan makin mendekatkan calon legislatif dengan rakyat dan wakilnya. Makin terbuka proses perekrutan dalam tubuh partai, maka makin
demokratis hasil pilkada, demikian pula sebaliknya, rakyat mengetahui dengan kualifikasi seperti calon legislatif tersebut ditentukan.
4. Adanya kebebasan bagi pemilih untuk mediskusikan dan menetukan pilihan, kebebasan untuk menetukan preferensi politik bagi para pemilih adalah sebuah faktor
penting dalam menakar kualitas sebuah pilkada. 5. Terdapat komite atau panitia pemilihan yang independent. Sebuah pilkada yang sehat
membutuhkan sebuah komite yang tidak memihak yaitu komite yang tidak berpretensi untuk merekayasa hasil akhir dari pilkada.
6. Ada keluasan bagi setiap kontentan untuk berkompetisi secara sehat. Peluang kompetisi ini tentu saja masti diberikan mulai dari penggalangan massa, rekruitmen
dan penyeleksian calon anggota hingga ketahap kampanye dan tahap-tahap berikutnya.
7. Netralisasi birokrasi pilkada yang demokratis membutuhkan birokrasi yang netral, tidak memihak dan tidak menjadi perpanjangan tangan salah satu kekuatan politik
yang ikut bertarung dalam pilkada.
6.4.2. Sistem Pemilihan Kepala Daerah