PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA TAHUN 2010 2011

(1)

i

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR

DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA

TAHUN 2010/2011

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Elsa Septiyana

7101407082

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 10 November 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Subkhan Indah Fajarini SW, SE, M.Si, Akt NIP. 195003271978031002 NIP. 197804132001122002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M.Pd NIP. 195604211985032001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 23 November 2011

Penguji Skripsi

Dra. Sri Kustini NIP. 195003041979032001

Anggota I Anggota II

Drs. Subkhan Indah Fajarini SW, SE, M.Si, Akt NIP. 195003271978031002 NIP. 197804132001122002

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M. Si NIP. 196603081989011001


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, November 2011

Elsa Septiyana NIM. 7101407082


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. “Sukses merupakan sekumpulan dari usaha-usaha kecil setiap hari.” (Mamie McCullough)

2. “Kesulitan-kesulitan dan tantangan-tantangan hari ini adalah harga yang harus kita bayar untuk prestasi dan kemenangan hari esok.” (William J.H. Boetcker) 3. “Mohonlah pertolongan (kepada Alloh) dengan sabar dan sholat. Sungguh,

Alloh beserta orang-orang yang sabar.” (QS. AL - Baqarah : 153)

PERSEMBAHAN

1) Kepada Ibu dan Ayah tercinta, terima kasih untuk do’a, dukungan dan limpahan kasih sayang.

2) Almamaterku Universitas Negeri Semarang.

3) Kekasih yang telah memberikan motivasi selama menyelesaikan skripsi ini.

4) Sahabat-sahabatku yang tak pernah lelah memberikan semangat dan bantuannya, serta seluruh teman-teman Pendidikan Akuntansi 2007.


(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara Tahun 2010/2011”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.

3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian. 4. Drs. Subkhan, Pembimbing Skripsi I yang dengan penuh kesabaran telah

memberikan bimbingan dan pengarahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Indah Fajarini SW., SE, M.Si, Akt, Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dan pengarahan hingga selesainya skripsi ini.

6. Dra. Sri Kustini, Dosen Penguji Skripsi yang telah memberi masukan pada penyusunan skripsi ini.


(7)

vii

7. Drs. Supriyadi, M.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Banjarnegara yang telah memberikan ijin dan kemudahan untuk melakukan penelitian.

8. Budi Riyono, S.Pd, MM, guru mata pelelajaran Ekonomi Akuntansi SMA Negeri 1 Banjarnegara yang telah memberikan bantuan selama penelitian. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Kritik dan saran dari semua pihak diterima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Terima kasih.

Semarang, November 2011


(8)

viii

SARI

Septiyana, Elsa. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara Tahun 2010/2011. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Subkhan. Pembimbing II. Indah Fajarini SW, SE, M.Si, Akt.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, Lingkungan Sekolah, Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa dalam rangka untuk mengetahui keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa prestasi akuntansi yang diperoleh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tergolong rendah. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011 baik secara simultan maupun parsial. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa baik secara simultan maupun parsial.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011 sebanyak 70 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian populasi dimana seluruh populasi penelitian dijadikan objek penelitian. Variabel yang dikaji adalah prestasi belajar akuntansi, motivasi belajar dan lingkungan sekolah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis inferensial.

Hasil perhitungan besarnya pengaruh secara simultan motivasi belajar dan lingkungan sekolah memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar sebesar 31,5%. Secara parsial besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi sebesar 5,7%, sedangkan besarnya pengaruh lingkungan sekolah sebesar 11%.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011 baik secara simultan maupun parsial. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar, siswa harus lebih meningkatkan motivasi belajarnya. Bagi guru hendaknya dapat memotivasi siswa dengan memberi umpan balik baik berupa nilai, penghargaan atau hukuman terhadap setiap tugas yang dikerjakan siswanya. Sekolah hendaknya lebih meningkatkan penegakan kedisiplinan sekolah dan penyediaan sarana pendukung belajar siswa.


(9)

ix

ABSTRAK

Septiyana, Elsa. 2011. The Influence of Learning Motivation and School Environment to the Learning Achievement of Accounting Subject of the XI IPS students of SMA Negeri 1 Banjarnegara in the Academic Year 2010/2011. Final Project, Economic Education Department. Economic Faculty. Semarang State University. Advisor:Drs. Subkhan, Co Advisor:Indah Fajarini SW, SE. M.Si, Akt. Key words: Learning Motivation, School Environment, Learning Achievement

Learning achievement is an assessment to the learning performance of the students in order to know their successful in gaining the learning goal. Learning achievement are influenced by many factors either internal or external. The result of the first observation showed that the achievement in accounting subject gained by the XI IPS students of SMA Negeri 1 Banjarnegara was rated poorly. The problem investigated in this study was the influence of learning motivation and school environment to the learning achievement of accounting subject of the XI IPS students of SMA Negeri 1 Banjarnegara in the Year 2010/2011 either simultaneously or partially. The purpose of this study was to know how significant the influence of the learning motivation and school environment to the learning achievement of accounting subject either simultaneously or partially.

The population used in this study was the students of XI IPS in SMA Negeri 1 Banjarnegara in the Year 2010/2011. The number of population were 70 students. This study was a population study in which all the population of this study was used as the object of the study. The variable investigated was the learning achievement of accounting subject, learning motivation and school environment. The technique of analyzing data used percentage descriptive analysis and inferential analysis.

The calculation result of learning motivation influence simultaneously and school environment gave contribution 31,5% to the learning achievement of accounting subject. The learning motivation influence partially gave contribution 5,7% to the learning achievement of accounting subject, while the influence of school environment gave contribution 11%.

Based on the result study, there was a significant influence between learning motivation and school environment to the learning achievement of accounting subject of the XI IPS students of SMA Negeri 1 Banjarnegara in the Year 2010/2011 either simultaneously or partially. The suggestion related to the result study is that to increase the learning achievement, students should improve their learning motivation. For teachers, they should be able to motivate their students by giving the feedback in the form of score, rewards, or punishment for every task done by their students. Moreover, school should be more critical in building the school disciplinary and learning facility for the student.


(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Tentang Prestasi Belajar ... 11

2.1.1 Pengertian Belajar ... 11

2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 13

2.1.3 Pengertian Prestasi Belajar ... 15

2.1.4 Cara Belajar Akuntansi ... 16

2.1.5 Konsep Dasar Akuntansi ... 17

2.1.6 Silabi ... 19

2.1.7 Penilaian Prestasi Belajar Akuntansi ... 21

2.2 Kajian Tentang Motivasi belajar ... 21


(11)

xi

2.2.2 Ciri-ciri Motivasi ... 23

2.2.3 Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 24

2.2.4 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi ... 24

2.3 Kajian Tentang Lingkungan sekolah ... 26

2.3.1 Pengertian Lingkungan sekolah ... 26

2.3.2 Unsur-unsur Lingkungan sekolah ... 28

2.3.3 Faktor Lingkungan Sekolah yang Mempengaruhi Belajar ... 28

2.4 Penelitian Terdahulu ... 31

2.5 Kerangka Berpikir ... 33

2.6 Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.3 Variabel Penelitian ... 39

3.3.1 Variabel Terikat ... 39

3.3.2 Variabel Bebas ... 39

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.4.1 Metode Kuesioner atau Angket ... 40

3.4.2 Metode Dokumentasi ... 41

3.5 Uji Instrumen ... 42

3.5.1 Validitas ... 42

3.5.2 Reliabilitas ... 44

3.6 Metode Analisis Data ... 44

3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 45

3.6.1.1 Kategori Variabel Motivasi Belajar ... 46

3.6.1.2 Kategori Variabel Lingkungan Sekolah ... 49

3.6.1.3 Kategori Variabel Prestasi Belajar ... 52

3.6.2 Analisis Statistik Inferensial ... 52

3.6.2.1 Uji Prasyarat Analisis ... 52

3.6.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 53


(12)

xii

3.6.2.4 Uji Hipotesis Penelitian ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 59

4.1.1 Analisis Deskriptif Persentase... 59

4.1.1.1 Motivasi Belajar (Variabel X1) ... 59

4.1.1.2 Lingkungan Sekolah (Variabel X2) ... 63

4.1.1.3 Prestasi Belajar Akuntansi (Variabel Y) ... 68

4.1.2 Analisis Statistik Inferensial ... 69

4.1.2.1 Uji Prasyarat Analisis ... 69

4.1.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 70

4.1.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 72

4.1.2.4 Uji Hipotesis Penelitian... 74

4.2 Pembahasan ... 79

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 86

5.2 Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 37 Gambar 4.1 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 72


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Prestasi Belajar akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester 1... 3

Tabel 1.2 Observasi Motivasi Siswa di SMA Negeri 1 Banjarnegara ... 5

Tabel 1.3 Fasilitas Fisik SMA Negeri 1 Banjarnegara . ... 6

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Rekap Validitas Angket Motivasi Belajar ... 43

Tabel 3.3 Rekap Validitas Angket Lingkungan Sekolah ... 43

Tabel 3.4 Skor Jawaban Angket ... 45

Tabel 3.5 Kategori Variabel Motivasi Belajar ... 47

Tabel 3.6 Kategori Indikator Tekun Menghadapi Tugas, Ulet Menghadapi Kesulitan, Menunjukan Minat Untuk Sukses ... 48

Tabel 3.7 Kategori Indikator Senang Memecahkan Soal-soal, Mempunyai Orientasi ke Masa Depan ... 49

Tabel 3.8 Kategori Variabel Lingkungan Sekolah ... 50

Tabel 3.9 Kategori Indikator Metode Mengajar, Kurikulum, Relasi Guru Dengan Siswa, Disiplin Sekolah ... 51

Tabel 3.10 Kategori Variabel Relasi Siswa Dengan Siswa dan Fasilitas Sekolah ... 52

Tabel 3.11 KKM Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS ... 52

Tabel 4.1 Distribusi Motivasi Belajar ... 59

Tabel 4.2 Distribusi Tekun Menghadapi Tugas ... 60

Tabel 4.3 Distribusi Ulet Menghadapi Kesulitan ... 61

Tabel 4.4 Distribusi Menunjukan Minat Untuk Sukses ... 62

Tabel 4.5 Distribusi Senang Memecahkan Soal-soal ... 62

Tabel 4.6 Distribusi Mempunyai Orientasi ke Masa Depan ... 63

Tabel 4.7 Distribusi Lingkungan Sekolah ... 64

Tabel 4.8 Distribusi Metode Mengajar ... 65

Tabel 4.9 Distribusi Kurikulum ... 65

Tabel 4.10 Distribusi Relasi Guru Dengan Siswa ... 66


(15)

xv

Tabel 4.12 Distribusi Disiplin Sekolah ... 67

Tabel 4.13 Distribusi Fasilitas Sekolah ... 68

Tabel 4.14 Distribusi Prestasi Belajar Akuntansi ... 69

Tabel 4.15 Uji Normalitas ... 70

Tabel 4.16 Uji Multikolinieritas ... 71

Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

Tabel 4.18 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 75

Tabel 4.19 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 76

Tabel 4.20 Hasil Uji Koofisien Determinasi Simultan ... 78


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekap Nilai Siswa Kelas XI IPS Semester 1 ... 90

Lampiran 2 Data Observasi Awal Angket ... 92

Lampiran 3 Kisi– kisi Uji Coba Instrumen ... 94

Lampiran 4 Angket Uji Coba Instrumen ... 95

Lampiran 5 Output Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 100

Lampiran 6 Output Validitas Variabel Lingkungan Sekolah ... 101

Lampiran 7 Output Uji Reliabilitas ... 102

Lampiran 8 Kisi-kisi Angket Penelitian ... 103

Lampiran 9 Angket Penelitian ... 104

Lampiran 10 Data Hasil Penelitian ... 109

Lampiran 11 Hasil Uji Prasyarat Analisis dan Hasil Uji Asumsi Klasik ... 110

Lampiran 12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 112

Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian ... 114


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dunia pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut merupakan modal untuk dapat menyongsong datangnya era globalisasi yang penuh dengan persaingan.

Mutu pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar-mengajar. Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang paling fundamental. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dalam proses pembelajaran setiap siswa diharapkan memperoleh prestasi belajar yang baik.

Winkel (1996:162) mendefinisikan prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melalui proses belajar untuk mengetahui apa yang belum diketahuinya dan merupakan tolak ukur maksimal tingkat keberhasilan yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar selama kurun waktu yang telah ditentukan bersama dalam suatu lembaga pendidikan. Pencapaian prestasi belajar siswa dapat dilihat melalui pelaksanaan evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh guru terhadap siswa yang dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai


(18)

dari hasil ulangan atau ujian yang ditempuh siswa. Prestasi belajar yang baik merupakan hal yang paling didambakan oleh siswa yang sedang belajar dan dikatakan tercapai apabila siswa mengalami perkembangan dan peningkatan perilaku yang diharapkan sesuai tujuan pembelajaran. Keberhasilan dalam belajar bergantung pada setiap individu, antara siswa satu dengan yang lain berbeda dalam pencapaian prestasi belajarnya, namun pada dasarnya hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang tinggi.

Menurut Slameto (2010:54) faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu yang terdiri dari aspek jasmaniah (faktor kesehatan, cacat tubuh), aspek psikologis (inteligensi, perhatian, motif, bakat, kematangan, minat, kesiapan) dan aspek kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri individu yang terdiri dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Syah (2004:96) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari aspek psiologis, aspek psikologis (Intelegensi siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa), lingkungan sosial sekolah, lingkungan non sosial, pendekatan belajar.

Prestasi belajar akuntansi merupakan prestasi belajar yang dicapai siswa setelah mendapat mata pelajaran akuntansi yang diajarkan oleh guru di sekolah. Prestasi belajar akuntansi perlu dipacu agar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal. Akuntansi merupakan mata pelajaran yang memerlukan pemahaman, ketelitian, kemampuan, keterampilan, keuletan dan kesabaran. Untuk dapat memahami dan menguasai pelajaran akuntansi, maka siswa harus senantiasa


(19)

3

diberi materi atau praktik mengenai kegiatan pelaporan keuangan dan latihan yang cukup tentang soal-soal akuntansi. Siswa harus memahami dan menguasai konsep dasar akuntansi, laporan keuangan, penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.

Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti dilihat dari daftar nilai siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara yang diperoleh dari guru mata pelajaran akuntansi, menunjukan bahwa perolehan nilai mata pelajaran akuntansi belum mencapai hasil yang maksimal. Siswa dikatakan memperoleh prestasi belajar baik apabila telah mendapat nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 75 yang ditentukan sekolah dan 80% siswa dalam satu kelas telah mencapai batas tuntas. Kondisi di SMA Negeri 1 Banjarnegara menunjukan masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM 75 dan < 80% siswa yang dapat mencapai batas ketuntasan kelas. Berikut ini adalah data nilai akuntansi semester 1 kelas XI IPS SMA Negeri 1 Banjarnegara :

Tabel 1.1 Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester 1 SMA Negeri 1 Banjarnegara

Kelas Batas Nilai Tuntas

Jumlah Siswa yang Memenuhi Batas Tuntas

Jumlah Siswa yang Belum

Memenuhi Batas Tuntas

Jumlah Siswa

XI IPS 1 75 20 (54,05%) 17 (45,95%) 37

XI IPS 2 75 17 (51,52%) 16 (48,48%) 33

Sumber: SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011

Tabel di atas menunjukan adanya prestasi belajar yang masih rendah dan dapat dikatakan bahwa pencapaian batas tuntas di SMA Negeri 1 Banjarnegara masih belum optimal. Jumlah siswa yang mencapai batas tuntas dalam satu kelas


(20)

< 80% yaitu kelas XI IPS 1 hanya 20 siswa atau 54,05% sedangkan untuk kelas XI IPS 2 adalah 17 siswa atau 51,52%.

Peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui permasalahan yang ada di SMA Negeri 1 Banjarnegara dengan melakukan wawancara dengan guru akuntansi kelas XI. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa belum menunjukan adanya motivasi belajar yang tinggi. Misalnya, apabila di rumah tidak diingatkan oleh orang tua untuk belajar maka siswa lebih memilih untuk melakukan kegiatan lain seperti menonton televisi atau bermain tanpa menyadari kewajiban mereka untuk belajar. Siswa merasa tidak mampu dan meninggalkan materi atau tugas yang dirasa sulit, sehingga pemahaman tentang pelajaran akuntansi sangat kurang. Belajar pada saat ulangan atau ujian saja dan mengerjakan tugas hanya jika diperintahkan oleh guru, sehingga kesiapan siswa dalam menerima pelajaran kurang optimal. Kurang percaya diri pada saat mengerjakan soal-soal atau ulangan akuntansi sehingga sering bekerjasama bahkan menyontek pekerjaan temannya. Siswa yang mendapat nilai kurang memuaskan pada saat hasil ulangan dibagikan merasa pesimis dan malas sehingga tidak termotivasi untuk memperbaiki prestasinya dengan belajar lebih giat. Mau berpartisipasi aktif di dalam kelas ketika mengikuti pelajaran dan mau menjawab pertanyaan yang diberikan guru apabila nantinya mendapat nilai tambahan dari guru mata pelajaran akuntansi.

Peneliti juga membuat angket tanggap siswa yang berisi pertanyaan mengenai motivasi pada 70 responden. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui lebih jauh mengenai faktor yang diduga mempengaruhi rendahnya


(21)

5

prestasi belajar. Adapun hasil dari survei tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Observasi Motivasi Siswa di SMA Negeri 1 Banjarnegara

Sumber: Data observasi awal di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2011 Hasil angket observasi di atas menunjukan hanya 10% siswa yang motivasinya sangat tinggi, 26% tinggi, 47% cukup dan 17% rendah. Jumlah yang relatif rendah untuk menunjukan motivasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara terhadap mata pelajaran akuntansi. Dugaan sementara berdasarkan hasil observasi awal ini, yang menyebabkan prestasi belajar siswa masih rendah adalah motivasi belajar. Sardiman (2005:73) mengatakan motivasi

berasal dari kata “motif” yang artinya daya upaya yang mendorong untuk

melakukan sesuatu. Berawal dari kata motif, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan. Uno (2010:3) berpendapat bahwa motivasi merupakan daya penggerak atau dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Motivasi timbul karena ada tujuan yang ingin dicapai, sehingga akan timbul semangat untuk mencapainya. Motivasi sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar, jika siswa mempunyai motivasi yang baik maka prestasinya juga akan baik, karena ada tujuan yang akan dicapainya.

Kriteria Jumlah (siswa) Persentase

Sangat tinggi 7 10 %

Tinggi 18 26 %

Cukup 33 47 %

Rendah 12 17 %


(22)

Faktor lain yang diduga mempengaruhi prestasi belajar siswa dilihat dari faktor ekstern adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah memberi kontribusi besar terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Keadaan lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan dalam belajar sehingga akan berjalan lebih baik dan siswa akan lebih mudah dalam menguasai materi pelajaran secara maksimal.

Fasilitas fisik yang ada pada SMA Negeri 1 Banjarnegara berdasarkan observasi awal adalah seperti berikut:

Tabel 1.3 Fasilitas Fisik SMA Negeri 1 Banjarnegara

No Jenis Fasilitas Jumlah Kondisi

Nyata

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

2 Ruang Guru 1 Baik

3 Ruang BP/BK 1 Baik

4 Ruang OSIS 1 Rusak Ringan

5 Ruang Tata Usaha 1 Baik

6 Rumah Dinas Kepala Sekolah 1 Baik

7

Ruang Kelas dilengkapi Komputer/Laptop, LCD, TV dan Kamera CCTV

27 Belum semua ruangan tersedia

LCD, kamera CCTV

8 Perpustakaan 1 Baik

9 Laboratorium Komputer 2 Baik

10 Laboratorium Bahasa 1 Baik

11 Laboratorium IPS 1 Rusak Ringan

12 Laboratorium Kimia 1 Rusak ringan

13 Laboratorium Fisika 1 Rusak ringan

14 Laboratorium Biologi 1 Rusak ringan

15 Masjid 1 Baik

16 Kamar Mandi 20 Baik

17 Unit Kesehatan Siswa (UKS) 1 Rusak ringan

18 Gudang 1 Rusak ringan

19 Koperasi Sekolah 1 Baik

20 Ruang Serba Guna 1 Rusak ringan


(23)

7

Tabel di atas menunjukan fasilitas fisik yang ada di SMA Negeri 1 Banjarnegara belum semuanya baik. Kondisi lingkungan sekolah memiliki keterbatasan dalam banyak hal yang berkaitan dengan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa. Ketersediaan perlengkapan yang menunjang pembelajaran akuntansi masih kurang. Buku literatur akuntansi yang disediakan di perpustakaan sekolah jumlahnya masih terbatas dan belum lengkap, menyebabkan belajar siswa terpaku hanya pada buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Alat pelajaran yang tersedia dan digunakan oleh guru dalam pembelajaran akuntansi terkadang tidak disediakan juga untuk siswa sehingga dapat menghambat penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa dan belajarnya akan terganggu.

Sekolah juga kurang memerhatikan kondisi laboratorium IPS yang digunakan sebagai tempat untuk praktik dan pendalaman pembelajaran akuntansi, dan belum menyediakan fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan keahlian akuntansi siswa diluar jam pelajaran akuntansi misalnya adanya bank mini atau ekstra kurikuler lain. Padahal hal ini penting untuk pengembangan ilmu sosial dan bisa dijadikan sarana untuk pelatihan pelajaran akuntansi.

Faorani (2007) dalam penelitiannya yang dilakukan baik secara parsial maupun simultan menunjukan adanya pengaruh positif antara motivasi belajar (X1) dan lingkungan sekolah (X2) terhadap prestasi belajar ekonomi (Y) siswa kelas XI IPS di MAN Wlingi Blitar. Penelitian oleh Bakar (2010) menunjukan adanya pengaruh yang kuat antara motivasi dan sikap terhadap prestasi akademik di Universiti Putra Malaysia.Syria (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar. Pengaruh


(24)

lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar terjadi secara langsung dan tidak langsung, semakin baik lingkungan sekolah maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat.

Sumbangan motivasi dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar juga diperkuat dengan adanya hasil penelitian dari Asih (2007) yang menunjukkan adanya pengaruh langsung antara metode pembelajaran, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga terhadap motivasi dan akhirnya motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa Kelas X SMK Bina Negara Gubug Kabupaten Grobogan. Ertanto (2008) dalam penelitiannya di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang yang dilakukan baik secara parsial maupun simultan, menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar, motivasi belajar, lingkungan keluarga dan ketersediaan sumber belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa.

Dilatar belakangi oleh penelitian-penelitian terdahulu, dukungan teori, serta hasil observasi awal peneliti di SMA Negeri 1 Banjarnegara, maka penting diadakan penelitian mengenai motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul skripsi “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI


(25)

9

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Adakah pengaruh motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011 ?

2. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011?

3. Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai permasalahan yang ada adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011.

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011.


(26)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat secara praktis 1. Bagi siswa

Diharapkan agar siswa dapat mengembangkan motivasi belajar akuntansi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Bagi guru dan sekolah

Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang dapat menumbuhkan ketertarikan terhadap akuntansi dan sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

3. Bagi peneliti

Sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian dengan mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan selama studi di perguruan tinggi.

1.4.2 Manfaat secara teoritis

Penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, yaitu dapat memberikan informasi dan ilmu pengetahuan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.


(27)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Tentang Prestasi Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar

Rifa’i dan Catharina (2009:82) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Sardiman (2011:20) mendefinisikan belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Slameto (2010:2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Skinner (1958) dalam Walgito (2004:166) berpendapat bahwa belajar adalah proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif. Ini berarti sebagai akibat dari belajar adalah sifat progresifitas, adanya terdensi ke arah yang lebih sempurna dari keadaan sebelumnya. Menurut Morgan (1984) dalam Walgito (2004) menyebutkan belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari latihan maupun pengalaman.

Gagne dalam Slameto (2010:13) mengemukakan teori terhadap masalah belajar dengan memberikan dua definisi, yaitu: belajar ialah proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah


(28)

laku, serta belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang diperoleh dari intruksi. Belajar dalam arti luas adalah belajar yang meliputi semua aspek kehidupan agar menimbulkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Menurut Djaali (2008) belajar dalam arti sempit adalah belajar khusus untuk mendapatkan pengetahuan akademik.

Hilgard (1956) dalam Walgito (2004) mengemukakan beberapa hal mengenai belajar, yaitu :

1) Belajar merupakan suatu proses, yang melibatkan adanya perubahan perilaku. Bentuk perubahan dapat dilihat dalam segi kognitif, afektif dan psikomotor. 2) Perubahan perilaku itu dapat aktial, yaitu baik yang menampak maupun dapat

bersifat potensial yang tidak nampak pada saat itu namun nampak di lain kesempatan.

3) Perubahan yang disebabkan karena belajar itu bersifat relatif permanen, yang berarti perubahan itu akan bertahan dalam waktu yang relatif lama. Tetapi perubahan itu tidak akan menetap terus menerus sehingga pada suatu waktu hal tersebut dapat berubah lagi sebagai akibat dari belajar.

4) Perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar merupakan perubahan melalui pengalaman atau latihan. Ini berarti perubahan bukan terjadi karena faktor kematangan yang ada pada individu, bukan karena faktor kelelahan dan juga bukan merupakan faktor temporer individu seperti keadaan sakit serta pengaruh obat-obatan.


(29)

13

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dengan serangkaian kegiatan yang disebabkan dari pengalaman untuk mendapatkan pengetahuan. 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Slameto (2010) menyebutkan faktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, faktor ini terdiri 3(tiga) aspek :

1. Aspek jasmaniah

Faktor kesehatan individu dan cacat tubuh akan berpengaruh terhadap belajar.

2. Aspek psikologis a) Inteligensi siswa

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, menggunakan konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui dan mempelajari relasi dengan cepat.

b) Perhatian

Gazali (1974) dalam Slameto (2010) berpendapat bahwa perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi.

c) Minat

Hilgard (1962) dalam Slameto (2010) berpendapat bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.


(30)

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. e) Motif

Drever (1952) dalam Slameto (2010) berpendapat bahwa motif adalah daya penggerak seseorang untuk berbuat guna mencapai tujuan yang diharapkan.

f) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

g) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon. 3. Aspek kelelahan

Meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor ini terdiri dari 3(tiga) bentuk, yaitu :

1. Lingkungan Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.


(31)

15

2. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana siswa belajar secara sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran,keadaan fisik sekolah, tugas rumah.

3. Lingkungan Masyarakat

Siswa akan mudah terkena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa.

Berdasarkan berbagai faktor-faktor intern dan ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa maka peneliti mengkaji motivasi belajar dan lingkungan sekolah.

2.1.3 Pengertian Prestasi Belajar

Tu’u (2004:75) menyatakan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Nasution (1996:17) mendefinisikan prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. Tu’u (2004:75) berpendapat bahwa: (1) prestasi belajar siswa


(32)

adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah, (2) prestasi belajar siswa lebih ditekankan pada aspek kognitifnya, serta (3) prestasi belajar juga dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru.

2.1.4 Cara Belajar Akuntansi

Prestasi belajar akuntansi merupakan perwujudan bakat dan kemampuan yang didapat dari proses perubahan perilaku ke arah lebih baik dan relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari latihan maupun pengalaman belajar akuntansi. Prestasi belajar akuntansi juga dapat diartikan sebagai hasil dari proses belajar yang telah dicapai pada mata pelajaran akuntansi yang lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru akuntansi. Prestasi akuntansi yang tinggi menunjukan siswa mampu melakukan pembukuan dengan tepat dan akurat, sedangkan prestasi akuntansi yang rendah menunjukan siswa kurang menguasai kompetensi dalam akuntansi. Siswa diharuskan menguasai konsep akuntansi dan banyak latihan untuk bisa berprestasi karena akuntansi termasuk keterampilan. Pencapaian prestasi belajar akuntansi ditunjukan dengan angka yang mencerminkan seberapa besar siswa mampu


(33)

17

menguasai dan memahami teori atau konsep akuntansi yang telah diajarkan dalam kegiatan belajar di sekolah.

Mengacu dari pendapat Tu’u (2004:80) pencapaian prestasi belajar yang

baik dapat diperoleh dengan cara belajar yang efisien yaitu; (1) Berkonsentrasi sebelum dan pada saat pelajaran, (2) segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima, (3) membaca dengan baik dan teliti bahan yang sedang dipelajari dan berusaha menguasainya dengan sebaik-baiknya, (4) mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal-soal.

Belajar akuntansi membutuhkan ketelitian dan konsentrasi serta kemauan agar dapat mempelajari mata pelajaran akuntansi dengan baik. Prestasi belajar akuntansi yang optimal dapat diraih apabila siswa memiliki motivasi dan kemauan yang kuat dalam proses belajar. Didukung dengan adanya keadaan lingkungan sekolah yang kondusif tentunya siswa akan lebih bersemangat dan tekun dalam belajar sehingga akan mudah dalam meraih prestasi belajar yang optimal.

2.1.5 Konsep Dasar Akuntansi

Kusmuriyanto (2005:9) menyatakan untuk dapat melaksanakan kegiatan dalam proses penyajian informasi keuangan, maka akuntansi memerlukan beberapa asumsi akuntansi (accounting assumption) atau konsep akuntansi

(accounting concepts). Asumsi akuntansi tersebut merupakan suatu

anggapan/kebenaran mutlak yang harus diterima secara logika, agar teori akuntansi dapat mengambil kesimpulan. Beberapa konsep dasar akuntansi adalah sebagai berikut:


(34)

1. Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity)

Konsep ini menganggap bahwa perusahaan/unit ekonomi merupakan kesatuan usaha berdiri sendiri terpisah dengan pemiliknya. Hubungan perusahaan dengan pemilik merupakan hubungan utang-piutang. Jadi jika pemilik menyetor kekayaan kepada perusahaan, maka pemilik mempunyai piutang kepada perusahaan dan sebaliknya perusahaan mempunyai utang kepada pemilik. Akuntansi hanya mencatat transaksi yang terjadi pada unit usaha tersebut, tidak mencatat transaksi yang terjadi pada unit usaha yang lain atau pemilik.

2. Konsep Kesinambungan (Going Concern Concept)

Konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus melanjutkan usahanya sampai pada masa yang tidak dapat ditentukan dan tidak untuk dibubarkan. Berdasarkan pada konsep ini pencatatan kekayaan/aktiva perusahaan didasarkan harga perolehannya.

3. Uang sebagai Alat Satuan Ukur (Money Measuring Unit)

Akuntansi mengolah transaksi dan menyajikan informasi kuantitatif bersifat keuangan. Oleh karena itu uang digunakan sebagai alat satuan ukur. 4. Konsep Harga Pertukaran (Historical Cost Concept)

Pencatatan akuntansi berdasarkan harga historis atau harga pertukaran, yaitu jumlah uang yang harus diterima atau dibayarkan untuk transaksi tersebut.


(35)

19

5. Konsep Periode Akuntansi (Periodicity Concept)

Penyajian dan pelaporan keuangan berdasarkan periode waktu,dengan demikian pencatatan pendapatan dan beban dikenal metode pencatatan dasar waktu/akrual basis (accrual basis). Berdasarkan dasar akrual, maka pengaruh transaksi diakui pada saat kejadian ( bukan diakui pada saat kas diterima atau dibayarkan), dicatat, dan dilaporkan pada periode yang bersangkutan.

6. Penetapan Pendapatan dan Beban (Matching Cost Against Revenue)

Konsep ini diperbandingkan antara pendapatan dan beban untuk periode yang bersangkutan. Pembebanan beban harus diakui sesuai dengan periode pengakuan pendapatan.

Pemahaman mengenai konsep dasar akuntansi dibutuhkan agar siswa dapat belajar akuntansi dengan baik. Di SMA Negeri 1 Banjarnegara siswa kelas XI IPS juga memerlukan pemahaman yang kuat mengenai konsep dasar akuntansi sebelum mempelajari akuntansi secara lebih mendetail.

2.1.6 Silabi

Silabi untuk semester genap kelas XI IPS SMA Negeri 1 Banjarnegara adalah terdiri dari 4 standar kompetensi, yaitu;

1) Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi a. mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

b. membedakan antara pemakai informai akuntansi internal dan eksternal c. menjelaskan bidang dalam akuntansi


(36)

2) Menafsirkan persamaan akuntansi

a. menggolongkan transaksi keuangan menurut pihak yang melakukan transaksi

b. memahami persamaan akuntansi c. menghitung besarnya modal akhir

d. menyusun laporan laba-rugi, perubahan modal dan neraca e. menyusun laporan arus kas

3) Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit (jurnal umum) a. membedakan bukti transaksi keuangan internal dan eksternal

b. menjelaskan fungsi jurnal

c. membuat jurnal dari berbagai transaksi 4) Posting dari jurnal umum ke buku besar.

a. melakukan posting dari jurnal ke buku besar

b. menyusun neraca saldo berdasarkan saldo dalam buku besar 5) Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa

a. Membuat jurnal penyesuaian akun deferral dan akrual b. Menyusun kertas kerja

6) Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

a. Menyusun laporan laba rugi, laporan perubahan modal,, neraca dan laporan arus kas berdasarkan saldo akun dalam kertas kerja

b. Membuat jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, jurnal pembalik c. Mendeskripsikan siklus akuntansi perusahaan jasa


(37)

21

2.1.7 Penilaian Prestasi Belajar Akuntansi

Tu’u (2004:75) menyebutkan bahwa prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian prestasi belajar akuntansi dapat diperoleh dari nilai harian siswa, nilai tengah semester, dan nilai akhir semester. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan nilai rata-rata ulangan harian dan ujian akhir semester sebagai alat penilaian prestasi belajar akuntansi.

Berdasarkan uraian penilaian prestasi belajar akuntansi diatas, disimpulkan bahwa indikator prestasi belajar akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata ulangan harian dan ujian akhir semester 2 mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara Tahun 2010/2011.

2.2 Kajian Tentang Motivasi 2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar

Melakukan perbuatan belajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu yang mendorong kegiatan belajar agar semua tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal tersebut adalah adanya motivasi. Walgito (2004:221) menyebutkan bahwa pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas (melingkar) yaitu motivasi timbul, memicu perilaku tertuju pada tujuan (goal) dan akhirnya setelah tujuan tercapai, motivasi itu berhenti. Tetapi itu akan kembali pada keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi.


(38)

Donald (1959) dalam Sardiman (2011:73) berpendapat bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

feeling dan didahului dengan adanya tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi menurut Suryabrata dalam Djaali (2008:101) adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian tujuan. Djaali (2008:101) menyimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Slavin (1994) dalam Rifa’i dan Catharina (2009:159) mengemukakan

bahwa motivasi adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus-menerus. Sardiman (2011:75) menyebutkan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Berdasarkan definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa pengertian motivasi adalah daya penggerak atau daya dorong dalam diri seseorang tarhadap perubahan perilaku agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Motivasi yang dimaksudkan disini adalah motivasi belajar yaitu dorongan yang mengarahkan perilaku seseorang untuk belajar agar dapat mencapai prestasi belajar. Sesuai dengan pengertian motivasi yang dijelaskan di atas, bahwa tidak perlu


(39)

23

dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi siswa dalam belajar karena motivasi merupakan faktor penyebab yang juga memperlancar belajar dan hasil belajar. 2.2.2 Ciri-ciri Motivasi

Menurut Sardiman (2011:83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses).

4) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. 5) Mempunyai orientasi ke masa depan.

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya.

Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Adanya usaha yang tekun dan terutama didasari dengan adanya motivasi maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang baik.


(40)

2.2.3 Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Sardiman (2011:85) menyatakan bahwa motivasi berkaitan dengan tujuan, dengan demikian motivasi mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal itu ada tiga fungsi motivasi:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak yang melepas energi.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang akan dicapai. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Berdasarkan pendapat di atas sangat jelas bahwa motivasi sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena motivasi dapat mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar tersebut di dalamnya diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan motivasi siswa, sehingga siswa yang bersangkutan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Apalagi untuk pelajaran akuntansi yang di dalamnya membutuhkan ketelitian dan kesabaran dalam mempelajarinya, sehingga membutuhkan motivasi yang kuat guna menciptakan semangat belajar terhadap mata pelajaran akuntansi tersebut.

2.2.4 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi

Dimyati dan Mudjiono (2009:97-100) menyebutkan unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:


(41)

25

1. Cita-cita dan aspirasi siswa

Cita-cita atau disebut aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang. Aspirasi ini dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Cita-cita akan mempengaruhi motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. 2. Kemampuan siswa

Keinginan seorang siswa perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. Siswa yang merasa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, maka akan mendorong dirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin diperolehnya dan sebaliknya yang merasa tidak mampu akan merasa malas untuk berbuat sesuatu.

3. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani akan mempengaruhi motivasi belajar. Untuk itu guru harus lebih cermat melihat kondisi fisik dan psikologis siswa, karena kondisi-kondisi ini jika mengalami gangguan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan motivasi siswa.

4. Kondisi lingkungan siswa

Kondisi lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang merupakan suatu unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa.


(42)

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Unsur-unsur dinamis adalah unsur-unsur yang keberadaannya didalam proses belajar setiap diri siswa tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali misalnya gairah belajar, emosi siswa dan lain-lain. Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan selama proses belajar kadang-kadang kuat atau lemah. 6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Upaya guru membelajarkan siswa adalah usaha guru dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian mengenai motivasi di atas peneliti mengambil indikator dari motivasi belajar, yaitu:

1) Tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan 3) Menunjukan minat untuk sukses 4) Senang memecahkan soal-soal 5) Mempunyai orientasi ke masa depan

2.3 Kajian Tentang Lingkungan Sekolah 2.3.1 Pengertian Lingkungan Sekolah

Tu’u (2004:1) berpendapat bahwa lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik.


(43)

27

Yusuf (2001:54) menyatakan bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual maupun emosional. Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN) dalam Tu’u (2004:11) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai-nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya.

Tu’u (2004:18) menyatakan nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, perilaku, disiplin, ilmu pengetahuan dan keterampilan ditabur, ditanam, disiram, ditumbuhkan dan dikembangkan di sekolah. Sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku dan prestasi seorang siswa. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan. Apalagi bila sekolah berhasil menciptakan suasana kondusif bagi pembelajaran, hubungan dan komunikasi setiap orang di sekolah berjalan baik, metode pembelajaran aktif interaktif, sarana penunjang cukup memadai, siswa tertib disiplin. Kondisi kondusif tersebut mendorong siswa saling berkompetensi dalam pembelajaran. Keadaan ini diharapkan membuat hasil belajar siswa akan lebih tinggi.

Berdasarkan definisi tentang lingkungan sekolah tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana kegiatan


(44)

belajar mengajar berlangsung dimana para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.

2.3.2 Unsur-unsur Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak. Sekolah merupakan suatu sistem sosial yang mempunyai organisasi yang unik dan pola relasi sosial diantara para anggotanya yang bersifat unik pula.Ini disebut kebudayaan sekolah. Menurut Ahmadi (1991:187) kebudayaan sekolah itu mempunyai beberapa unsur penting, yaitu:

1) Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah (gedung sekolah, meubelier, perlengkapan yang lain).

2) Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-fakta yang menjadi keseluruhan program pendidikan.

3) Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas siswa, guru,

non teaching specialist dan tenaga administrasi.

4) Nilai-nilai norma, sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah. 2.3.3 Faktor Lingkungan Sekolah yang Mempengaruhi Belajar

Slameto (2010:64-69) menyatakan bahwa faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup:

1. Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar akan mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru perlu


(45)

29

mencoba metode mengajar yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. 2. Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.

3. Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi dalam proses itu sendiri, jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya.

4. Relasi siswa dengan siswa

Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya. Apabila hal ini


(46)

terjadi, segeralah siswa diberi layanan bimbingan dan penyuluhan agar ia dapat diterima kembali ke dalam kelompoknya.

5. Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa. Hal yang dapat memacu agar siswa dapat belajar lebih maju, maka siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. 6. Fasilitas sekolah

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Apabila siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.

Berdasarkan uraian mengenai faktor sekolah yang mempengaruhi belajar di atas, maka peneliti mengambil indikator lingkungan sekolah meliputi :

1) Metode Mengajar 2) Kurikulum


(47)

31

4) Relasi siswa dengan siswa 5) Disiplin sekolah

6) Fasilitas sekolah

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar telah banyak dilakukan baik penelitian di dalam negeri maupun di luar negeri. Penelitian tersebut antara lain:

No. Nama Peneliti

Judul Variabel Hasil Penelitian 1. 2. 3. Muhammad Faorani (2007) Kamariah Abu Bakar dkk (2010) Aji Dharma Ertanto (2008) “Pengaruh lingkungan

sekolah dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS Semester II di MAN

Wlingi Blitar”.

“Relationships between university students achievement motivation, attitude and academic performance in Malaysia””.

“Pengaruh kebiasaan belajar, motivasi belajar, lingkungan keluarga dan

ketersediaan sumber belajar di rumah terhadap prestasi belajar siswa pada mata diklat akuntansi

Variabel Y: Prestasi belajar. Variabel X: Lingkungan sekolah, motivasi belajar. Variabel Y: Prestasi akademik Variabel X: Motivasi Variabel Y: Prestasi belajar Variabel X: Kebiasaan belajar, motivasi

Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Masing-masing juga berpengaruh positif secara parsial terhadap prestasi belajar.

Hasil penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh signifikan antara motivasi terhadap prestasi akademik mahasiswa di

University Putra Malaysia.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa motivasi belajar berpengaruh positif signifikan dengan thitung sebesar 2,321 terhadap prestasi belajar. Secara simultan kebiasaan belajar, motivasi belajar,


(48)

4. 5. 6. Ni Kadek Sukiati Arini (2008) Julia Gamon (2001) Masrokhah (2010)

di SMK PGRI 6 Malang”

“Pengaruh tingkat intelegensi dan motivasi belajar terhadap prestasi akademik siswa kelas II SMA Negeri 99

Jakarta” “Relationship Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles and Achievement” “Pengaruh Motivasi Belajar dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Ajaran

2009/2010” belajar, lingkungan keluarga, ketersediaan sumber belajar di rumah. Variabel Y: Prestasi akademik Variabel X: Tingkat intelegensi dan motivasi belajar Variabel Y: Prestasi belajar akuntansi Variabel X: Motivasi belajar dan lingkungan sekolah.

lingkungan keluarga dan ketersediaan sumber belajar di rumah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar pada mata diklat akuntansi di SMK PGRI 6 Malang dengan nilai F 132,017.

Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat intelegensi dan motivasi belajar motivasi belajar terhadap prestasi akademik sebesar 9,3%.. Masing-masing juga berpengaruh positif secara parsial terhadap prestasi belajar. Tingkat intelegensi berpengaruh terhadap prestasi akademik secara parsial sebesar 16,6%. Motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi akademik secara parsial sebesar 26,6%.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi.

Hasil penelitian ini

menunjukan ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar dan

lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi baik secara simultan maupun parsial.


(49)

33 7. 8. Eni Asih (2007) Harning Setyo Susilowati (2005) “Pengaruh motivasi, metode pembelajaran, lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X SMK Bina Negara Gubug Kabupaten Grobogan” “Pengaruh disiplin belajar, lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas X Semester I Tahun Ajaran 2004/2005 SMA N 1 Gemolong

Kabupaten Sragen” Variabel Y: Prestasi Belajar Variabel X: Motivasi, metode pmbelajaran, lingkungan sekolah, dan lingkungan keluarga. Variabel Y: Prestasi belajar Variabel X: Disiplin belajar, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh langsung lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar sebesar 33%, pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar 83%, sehingga secara tidak langsung antara lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar melalui motivasi belajar adalah 28,39%. (Dalam penelitian ini motivasi sebagai variabel antara/variabel

moderating). Hasil penelitian ini menunjukan terdapat korelasi yang signifikan antara disiplin belajar, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan prestasi belajar.

2.5 Kerangka Berpikir

Prestasi belajar adalah pencerminan dari usaha belajar. Semakin baik usaha belajar semakin baik pula prestasi yang dicapai. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, faktor tersebut berasal dari intern dan ekstern. Faktor intern adalah yang berasal dari dalam diri siswa seperti: kesehatan, kecerdasan, bakat, perhatian, minat, kesiapan, motivasi, dan kematangan. Faktor ekstern adalah yang berasal dari luar diri siswa seperti lingkungan keluarga,


(50)

sekolah dan masyarakat. Diantara berbagai faktor intern dan ekstern tersebut, motivasi belajar dan lingkungan sekolah diduga sebagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam penelitian ini.

Pelajaran akuntansi sering dianggap sulit tetapi bila siswa sudah memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akuntansi maka tidak akan mudah putus asa saat menghadapi kesulitan dalam belajar. Siswa yang motivasi belajarnya rendah maka akan cepat menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam belajar akuntansi. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi.

Individu secara aktif mengambil bagian dalam kegiatan pendidikan yang dilaksanakan. Pertama-tama harus ada dorongan untuk melaksanakan kegiatan, dengan kata lain untuk melaksanakan sesuatu harus ada motivasi. Anni (2005:134) berpendapat bahwa motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk memperoleh keberhasilan dan berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Keberhasilan yang dicapai merupakan hasil dari usaha kemampuan individu yang dicurahkan dengan mengerjakan tugas. Disimpulkan bahwa motivasi belajar mempunyai peran besar karena siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan mengalami kesuksesan dalam mengerjakan tugas-tugas akuntansi dan giat belajar sehingga tujuan belajar akan tercapai yaitu prestasi belajar akan meningkat.

Terlepas dari faktor di atas, lingkungan sekolah merupakan faktor yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Lingkungan sekolah yang baik dan kondusif akan menciptakan tempat belajar yang menyenangkan yaitu dengan menyediakan fasilitas-fasilitas belajar, sarana dan prasarana yang memadai, faktor guru yang merupakan faktor dominan dalam kegiatan belajar mengajar yang harus


(51)

35

senantiasa menjaga hubungan harmonis dengan siswa serta hubungan antar siswa yang harus terjaga agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat dalam kelas yang dapat mengganggu belajar dan berakibat pada pencapaian prestasi belajar siswa yang kurang optimal. Lingkungan sekolah yang aman, tertib, optimis dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah dapat menumbuhkan semangat belajar siswa dan ketenangan dalam belajar. Apabila semua itu terpenuhi maka akan mendorong siswa untuk dapat meraih prestasi belajar yang baik.

Arini (2008) menyimpulkan bahwa tingkat intelegensi dan motivasi belajar secara parsial masing-masing mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas II SMA Negeri 99 Jakarta. Besarnya pengaruh intelegensi terhadap prestasi belajar 16,6% sedangkan motivasi belajar mempengaruhi prestasi belajar sebesar 26,6%. Secara simultan intelegensi dan motivasi belajar keduanya juga berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMA Negeri 99 Jakarta. Besarnya pengaruh intelegensi dan motivasi belajar secara simultan adalah sebesar 9,3%.

Menurut Gamon (2001) dalam penelitiannya di Lowa State University menyimpulkan bahwa motivasi 28% dari varians dalam prestasi. Hal ini menunjukan bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi. Sudarmanto (2007) menyimpulkan bahwa lingkungan sekolah dan minat berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK Negeri I Bandar Lampung tahun ajaran 2006/2007. Secara parsial, lingkungan sekolah berpengaruh sebesar 22,25% dan minat berpengaruh sebesar 7,65% terhadap prestasi belajar. Secara simultan lingkungan sekolah dan minat mempengaruhi


(52)

prestasi belajar sebesar 29,9%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar.

Beberapa penelitian empiris telah dilakukan untuk menguji pengaruh motivasi dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar. Hasil penelitian yang berbeda-beda membuat peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar. Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Banjarnegara diperoleh data prestasi belajar siswa yang masih tergolong rendah. Hal ini dilihat dari siswa yang mampu mencapai batas tuntas masih < 80% dan banyak yang nilainya masih di bawah KKM 75. Pencapaian batas tuntas kelas XI IPS 1 baru 54,05% dan kelas XI IPS 2 baru 51,52%. Siswa yang belum mencapai KKM jumlahnya masih banyak, hal ini menunjukan prestasi belajar yang dicapai lebih kecil dari yang diharapkan. Peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011.


(53)

37

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka berfikir penelitian ini adalah :

H2

H1

H3

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.6 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. H1: Ada pengaruh motivasi belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011.

2. H2: Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011.

3. H3: Ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011. Motivasi Belajar (X1)

Indikator :

 Tekun menghadapi tugas  Ulet menghadapi kesulitan  Menunjukan minat untuk

sukses

 Senang memecahkan soal-soal

 Mempunyai orientasi ke masa depan

(Sardiman 2011:83)

Prestasi Belajar Akuntansi(Y) Indikator : - Rata-rata nilai

ulangan harian dan ujian akhir semester 2 tahun 2010/2011 Lingkungan Sekolah (X2)

Indikator :

 Metode mengajar  Kurikulum

 Relasi guru dengan siswa  Relasi siswa dengan siswa  Disiplin sekolah

 Fasilitas sekolah (Slameto 2010:64)


(54)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini untuk mencari pengaruh antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable).

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Arikunto (2006:108) populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi penelitian ini meliputi siswa-siswi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011 yang tersebar di 2 kelas yaitu: kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh siswa IPS di kelas XI yaitu 70 siswa karena penelitian ini adalah penelitian populasi. Hal tersebut didukung oleh pendapat Arikunto (2006:134) apabila subjeknya < 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

Kelas Jumlah siswa

XI IPS 1 37

XI IPS 2 33

Jumlah 70


(55)

39

3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mata pelajaran akuntansi. Prestasi belajar akuntansi merupakan prestasi belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar akuntansi yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi mata pelajaran akuntansi yang diberikan oleh guru. Indikator prestasi belajar akuntansi dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata ulangan harian dan ujian akhir semester 2 kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011.

3.3.2 Variabel bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua, yaitu: 1. Motivasi belajar (X1)

Motivasi belajar merupakan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Indikatornya:

a. Tekun menghadapi tugas. b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukan minat untuk sukses. d. Senang memecahkan soal-soal. e. Mempunyai orientasi ke masa depan.


(56)

2. Lingkungan sekolah (X2)

Lingkungan sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal dimana ditempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik.

Indikatornya:

a. Metode mengajar b. Kurikulum

c. Relasi guru dengan siswa d. Relasi siswa dengan siswa e. Disiplin sekolah

f. Fasilitas sekolah

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Kuesioner atau Angket

Angket adalah pengumpulan data yang berupa daftar pertanyaan tertulis yang tersusun dan disebarkan untuk mendapat informasi dari sumber data atau responden. Penyebaran angket bertujuan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup (close form questioner), yaitu disusun dengan menyediakan jawaban sehingga pengisi hanya memberi tanda pada jawaban yang dipilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Penelitian ini menggunakan skala likert. Riduwan (2003:38) menjelaskan skala pengukuran ini digunakan untuk mengklasifikasi variabel yang akan diukur


(57)

41

supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian selanjutnya. Metode ini digunakan untuk mengukur besarnya variabel motivasi belajar dan lingkungan sekolah siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 2010/2011.

Berdasarkan skala likert tersebut, lima pilihan jawaban yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Skor 5 untuk jawaban pertanyaan sangat setuju (SS) 2) Skor 4 untuk jawaban pertanyaan setuju (S)

3) Skor 3 untuk jawaban pertanyaan ragu-ragu (RR) 4) Skor 2 untuk jawaban pertanyaan tidak setuju (TS)

5) Skor 1 untuk jawaban pertanyaan sangat tidak setuju (STS) 3.4.2 Metode Dokumentasi

Arikunto (2006:158) menjelaskan bahwa metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dilakukan secara sistematis dan digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu berupa daftar nama, jumlah siswa dan nilai-nilai siswa. Nilai yang diambil sebagai indikator prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Banjarnegara dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata ulangan harian dan ujian akhir semester 2 tahun 2010/2011.


(58)

3.5 Uji Instrumen

Instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu memiliki validitas dan reliabilitas.

3.5.1 Validitas

Arikunto (2006:168) menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Peneliti menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16 untuk membantu pengolahan data.Terdapat 30 butir soal yang diuji cobakan kepada 20 responden uji coba. Masing-masing item akan dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95% sebesar 0,444. Apabila rhitung > rtabel maka dikatakan item instrumen tersebut valid. Sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka dikatakan item instrumen tersebut tidak valid.

Output SPSS yang dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6 menunjukan hasil perhitungan validitas, uji coba angket untuk variabel motivasi belajar (item soal no.1 sampai 15) pada taraf signifikan 5% dan N = 20 menunjukan terdapat 2 item soal termasuk ke dalam kategori tidak valid yaitu no. 10 dan 11. Rekap validitas angket variabel motivasi belajar pada tabel 3.2.


(59)

43

Tabel 3.2 Rekap Validitas Angket Motivasi Belajar

No. Butir Soal r hitung r tabel Kriteria

1. 0,539 0,444 Valid

2. 0,534 0,444 Valid

3. 0,585 0,444 Valid

4. 0,519 0,444 Valid

5. 0,537 0,444 Valid

6. 0,543 0,444 Valid

7. 0,639 0,444 Valid

8. 0,547 0,444 Valid

9 0,628 0,444 Valid

10. 0,439 0,444 Tidak Valid

11. 0,442 0,444 Tidak Valid

12. 0,491 0,444 Valid

13. 0,490 0,444 Valid

14. 0,480 0,444 Valid

15. 0,495 0,444 Valid

Sumber : data diolah, 2011

Rekap validitas angket lingkungan sekolah dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini, dengan item soal no. 16 sampai 30 pada taraf signifikan 5% dan N = 20 menunjukan 1 item soal termasuk ke dalam kategori tidak valid, yaitu soal no.30.

Tabel 3.3 Rekap Validitas Angket Lingkungan Sekolah

No. Butir Soal r hitung r tabel Kriteria

16. 0,699 0,444 Valid

17. 0,526 0,444 Valid

18. 0,525 0,444 Valid

19. 0,500 0,444 Valid

20. 0,604 0,444 Valid

21. 0,689 0,444 Valid

22. 0,490 0,444 Valid

23. 0,605 0,444 Valid

24. 0,561 0,444 Valid

25. 0,501 0,444 Valid

26. 0,598 0,444 Valid

27. 0,546 0,444 Valid

28. 0,468 0,444 Valid

29. 0,476 0,444 Valid

30. 0,441 0,444 Tidak Valid


(60)

Item soal yang tidak valid akan dihilangkan dari angket penelitian. Angket yang dihilangkan telah terwakili dalam indikator penelitian, oleh karena itu item soal yang digunakan dalam penelitian merupakan item soal yang valid sejumlah 27 soal.

3.5.2 Reliabilitas

Arikunto (2006:178) menjelaskan bahwa reliabilitas merupakan suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Relibilitas juga mengarah pada tingkat keterandalan sesuatu. Instrumen yang reliabel berarti adalah instrumen yang dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16. Hasil analisis menunjukkan tampilan output SPSS yang akan diperoleh melalui

Cronbach’s Alpha. Ghozali (2006:48) menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha> 0,6 (60%).

Hasil perhitungan program SPSS 16, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,816 (81,6%) untuk variabel motivasi belajar dan 0,838 (83,8%) untuk variabel lingkungan sekolah. Berdasarkan perhitungan reliabilitas disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.


(61)

45

3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase

Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing indikator dalam setiap variabel agar lebih mudah dalam memahaminya. Sugiyono (2009:207) definisi statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.

Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing indikator dalam setiap variabel agar lebih mudah memahami pengukuran pada variabel yang diungkap. Analisis ini dilakukan dengan memberi skor pada jawaban angket yang telah diisi oleh responden, dengan penskoran yang dapat dilihat pada Tabel 3.4:

Tabel 3.4 Skor Jawaban Angket

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif (+)

Sangat setuju 5

Setuju 4

Ragu-Ragu 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1


(62)

Hasil perjumlahan masing-masing butir pernyataan kemudian dikonsultasikan dengan tabel kategori tiap variabel. Kategori untuk variabel motivasi belajar dikelompokkan menjadi 5 (lima) yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang, dan sangat kurang. Kategori variabel lingkungan sekolah yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang. Kategori setiap variabel disajikan dalam bentuk tabel kategori. Langkah menentukan tabel kategori menurut Tarmudji (1992:23) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jangkauan, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. 2. Menentukan cacah kelas yang diperlukan yaitu 5(lima), jadi k=5. 3. Menentukan lebar setiap kelas (i)

i =

4. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus: (k . i) - jumlah bilangan. Sisa kekurangan bilangan sebaiknya jangan ditambahkan pada satu sisi saja, tetapi sebaiknya pada 2(dua) sisi, yaitu kanan dan kiri.

3.6.1.1 Kategori Variabel Motivasi Belajar

1. Menentukan jangkauan, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil Data terbesar : 13 X 5 = 65

Data terkecil : 13 X 1 = 13

Jadi jangkauannya adalah 65-13 = 52. Berarti dari nilai 13 sampai dengan 65 terdapat 53 bilangan.

2. Menentukan cacah kelas yang diperlukan yaitu 5(lima), jadi k=5. 3. Menentukan lebar setiap kelas (i)


(63)

47

i = = 11

4. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus : (k . i) – jumlah bilangan =(5 x 11) - 53 = 2

Tabel 3.5 Kategori Variabel Motivasi Belajar

No Skor Kriteria

1 56 – 66 Sangat Tinggi

2 45 – 55 Tinggi

3 34 – 44 Cukup

4 23 – 33 Kurang

5 12 – 22 Sangat Kurang

Sumber: Data diolah 2011

a. Kategori Indikator Tekun Menghadapi Tugas, Ulet Menghadapi Kesulitan dan Menunjukan Minat Sukses.

1. Menentukan jangkauan, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil Data terbesar : 3 x 5 = 15

Data terkecil : 3 x 1 = 3

Jadi jangkauannya adalah 15-3= 12. Berarti dari nilai 3 sampai dengan 15 terdapat 13 bilangan.

2. Menentukan cacah kelas yang diperlukan yaitu 5(lima), jadi k=5. 3. Menentukan lebar setiap kelas (i)

i = i = = 2,6 = 3

4. Menghitung sisa kekurangan bilangan dengan rumus: (k . i) - jumlah bilangan = (5 x 3) – 13 = 2.

Sisa kekurangan bilangan = 2, ditambahkan 1 pada pada sisi kanan dan 1 pada sisi kiri, sehingga kategori untuk indikator tekun menghadapi tugas,


(1)

Lampiran 11

Hasil Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas

Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas


(2)

(3)

Lampiran 12

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Persamaan Regresi Linier Berganda

Koefisien Determinasi Simultan (R2)


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi Belajar, Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Wonogiri Tahun Ajaran 2010 2011

2 12 185

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA KATOLIK 1 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017.

0 2 24

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X dan XI Ips SMA Muhammadiyah 3 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

0 2 17

PENGARUH KREATIVITAS, INTENSITAS BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 11

PENDAHULUAN PENGARUH LINGKUNGAN DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010-2011.

0 1 9

PENGARUH LINGKUNGAN KELAS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 11

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri I Manyaran Tahun

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri I Manyaran Tahun Ajaran 2010/2011.

0 3 10

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BANDONGAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 137

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NGAGLIK TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 1 132