Keadaan Geografis

A. Keadaan Geografis

Lokasi penelitian berada di daerah Kendari yang memiliki luas ±16.480 km 2 . Secara geografis, Kendari terdiri dari wilayah darat, laut, dan pulau-pulau

kecil. Tipologi daerah Kendari sebagian besar bergunung-gunung dan berbukit- bukit. Diantara perbukitan, terhampar luas daratan rendah yang dapat dijadikan lahan pertanian, peternakan dan perikanan. Secara administratif, wilayah Kendari berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu Sulawesi Tengah

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Tiworo dan Kabupaten Muna

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Jika dilihat dari batas-batas wilayah yang dimiliki, Kendari dapat dikatakan sebagai wilayah yang memiliki posisi strategis. Selain memiliki hubungan laut dengan daerah-daerah lain dan kepulauan sekitarnya, juga dapat dihubungkan dengan Kabupaten Kolaka untuk jalur darat sepanjang 173 km. Hal ini yang dapat memudahkan segala akses dan kegiatan serta hubungan yang terjalin antara Kendari dengan daerah-daerah sekitarnya.

Keadaan wilayah Kendari sebagian besar wilayahnya ditumbuhi hutan- hutan yang cukup lebat, yang fungsinya oleh penduduk dijadikan sebagai tempat berburu dan memperoleh hasil hutan seperti kebutuhan akan kayu. Hutan-hutan di

Wilayah Kabupaten Kendari yang luas serta sebagian keadaan alamnya bergunung-gunung atau berbukit-bukit dan sebagian lagi adalah daratan rendah yang dapat dijadikan areal pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu sehingga daerah Kabupaten Kendari dapat dijadikan lokasi penempatan transmigrasi, dimana potensi alamnya memungkinkan untuk pembukaan daerah-daerah baru.

Selain itu di Kabupaten Kendari juga mengalir beberapa sungai, diantaranya sungai Konawe Eha, Lasolo, Lahumbuti, dan sebagainya. Sungai- sungai itu banyak menghasilkan ikan dan dimanfaatkan sebagai lalu lintas perhubungan air dengan menggunakan sampan atau rakit. Disamping itu, sungai Konawe Eha dewasa ini dibendung untuk dapat mengaliri sawah yang luas.

Daerah pegunungan ditumbuhi hutan lebat yang menghasilkan berbagai jenis kayu, rotan, damar dan sebagainya. Hasil-hasil hutan itu, selain untuk dipakai sebagai kebutuhan lokal, juga banyak yang di ekspor ke daerah lain. Adapun jenis-jenis kayu yang dihasilkan antara lain: kayu hitam, kayu bayam, kayu cina, paati dan sebagainya. Hutan-hutan itu juga didiami oleh berbagai jenis binatang seperti kakatua, elang, bangau, tekukur dan burung maleo dipesisir pantai yang merupakan objek wisata. Di daerah ini juga ditemukan berbagai Daerah pegunungan ditumbuhi hutan lebat yang menghasilkan berbagai jenis kayu, rotan, damar dan sebagainya. Hasil-hasil hutan itu, selain untuk dipakai sebagai kebutuhan lokal, juga banyak yang di ekspor ke daerah lain. Adapun jenis-jenis kayu yang dihasilkan antara lain: kayu hitam, kayu bayam, kayu cina, paati dan sebagainya. Hutan-hutan itu juga didiami oleh berbagai jenis binatang seperti kakatua, elang, bangau, tekukur dan burung maleo dipesisir pantai yang merupakan objek wisata. Di daerah ini juga ditemukan berbagai

Iklim di daerah Kendari yaitu beriklim tropis dengan suhu terendah 28 0 C serta memiliki curah hujan yang tidak stabil. Kadang-kadang hujan turun pada

bulan November sampai dengan bulan Mei yang dikenal dengan musim barat atau musim hujan. Sedangkan suhu tertinggi mencapai 28 0

C, terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober yang dikenal dengan musim kemarau atau panas. Suhu kelembaban di Kendari cukup tinggi, dan diantara dua musim tersebut terjadi musim pancaroba yang sering digunakan oleh para pelaut/nelayan untuk pergi mencari ikan.

Di Kendari juga kadang terjadi musim kemarau panjang sehingga kadang mengakibatkan kekeringan pada sungai-sungai kecil dan sumur-sumur masyarakat Kendari. Sebaliknya jika terjadi musim hujan yang lama, maka dibeberapa daerah Kendari terjadi banjir, terutama daerah-daerah yang berada di lembah-lembah gunung. Kendari sebagai daerah yang beriklim tropis, maka daerah ini banyak memiliki hutan-hutan dan sangat cocok untuk membuat lahan pertanian. Hal ini didukung pula oleh curah hujan yang cukup, serta kecepatan tiupan angin yang tidak terlalu keras karena terlindung oleh perbukitan.